Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul
Epidemiologi. Makalah

ini diajukan untuk memenuhi Tugas Epidemiologi

Pelayanan Kesehatan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada


Bandung.
Dalam penulisan Makalah ini, Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen, Teman Teman
dan Semuanya yang bersifat membangun, selalu Kami harapkan demi lebih
baiknya makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.

Bandung, 5 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.........................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN...........3
A. Pengertian Epidemiologi...............................................................................3
B. Pengkajian.....................................................................................................5
1.

Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi.................................................5

2.

Macam Macam Epidemiologi................................................................9

3.

Tujuan dan Manfaat Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat...........9

4.

Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat............................12

5.

Penelitian dan Batasan Dalam Epidemiologi..........................................13

7. Pendekatan Epidemiologi Dalam Memberikan Masukan Tentang Mutu


Pelayanan........................................................................................................17
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.
Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting
adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti
ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek seharihari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang dimaksud.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa
perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah
kesehatan

dimasyarakat.

Dengan

kesepakatan

yang

seperti

ini

diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat


tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini,
dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah
kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan
frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi
dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam
suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan.
Ditinjau dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan
berupa penyakit amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah
kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada
hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak

sangkut pautnya dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah


kesehatan tersebut tidak terlalu diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah
dipahami dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan
penyakit tersebut. Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk
mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa
sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.
B Tujuan
Untuk mengetahui tentang Epidemiologi Secara Keseluruhan dan
dapat mengaplikasikannya dalam Ilmu Kesehatan demi menunjang kondisi
Masyarakat umum.
C Rumusan Masalah
a
b
c
d
e
f
g

Pengertian Epidemiologi?
Apa Sejarah Perkembangan Epidemiologi?
Apa Saja Macam Macam Epidemiologi?
Apa Tujuan dan Manfaat Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat?
Apa Saja Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat?
Apa saja Penelitian dan Batasan Dalam Epidemiologi?
Bagaimana Ruang Lingkup dari Epidemiologi Pelayanan Kesehatan

(Yankes)?
Bagaimana Pendekatan Epidemiologi dalam memberikan masukan
tentang mutu Pelayanan?

D Manfaat
a Menambah pengetahuan.
b Pengalaman dalam pembelajaran Memahami tentang teori.
c Menambah wawasan dan pelajaran baru.

BAB II
PEMBAHASAN EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang
memepelajari tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos =
penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan
penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah model
cornerstone

penelitian

kesehatan

masyarakat,

dan

membantu

menginformasikan kedokteran berbasis bukti (eveidence based medicine)


untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan
pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk
kedokteran preventif.
sebagai ilmu yang selalu berkembang, epidemiologi senantiasa
mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami
modifikasi

dalam

batasan/definisinya.

beberapa

definisi

telah

dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :


1. Greenwood ( 1934 )
mengatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan
segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd )
penduduk. kelebihannya adalah adanya penekanan pada kelompok
penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 )
epidemiology is the study of the distribution and determinants of
disease frequency in man. epidemiologi adalah studi tentang
penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan
mengapa terjadi distribusi semacam itu. di sini sudah mulai
menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab terjadinya
distribusi dari suatu penyakit.
3. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya
penyakit pada populasi manusia.
4. Robert H. Fletcher ( 1991 )
epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.

5. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn


epidemiology is the description and explanation of the differences
in accurence of events of medical concern in subgroup of
population, where the population has been subdivided according to
some characteristic believed to influence of the event.
6. Pengertian Epidemiologi Menurut Center Of Disease Control
(CDC) 2002
Definisi epidemiologi menurut cdc 2002, last 2001, gordis 2000
menyatakan bahwa epidemiologi adalah : studi yang mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada
populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah
masalah kesehatan .
7. Menurut WHO
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok
masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut

B. Pengkajian
1. Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi
a. Sejarah Epidemiologi
Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa
ketika manusia mulai mengenal penyakit menular. Walaupun pada
saat itu sumber dan penyebab penyakit masih dianggap berasal
dari kekuatan gaib dan ruh jahat, tetapi cukup banyak usaha pada
zaman purba yang dapat dianggap sebagai usaha untuk melawan
epidemi. Umpamanya pada kira kira 1000 tahun SM telah
dikenal variolasi di Cina untuk melawan penyakit variola (cacar),
sedangkan orang India pada saat tersebut selain menggunakan
variolasi, juga telah mengenal bahwa penyakit pes erat

hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui


mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah
dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang
sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah
dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam tulisannya
berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs,
Waters and Places, beliau telah mempelajari masalah penyakit di
masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat.
Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang
adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep
epidemiologi yang pertama.
Kemudian
Galen

mengemukakan

suatu

doktrin

epidemiologi yang lebih logis dan konsisten dengan menekankan


teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok penduduk
tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi
tertentu) dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
1. Faktor Atmosfir ( the atmospheric factor )
2. Faktor Internal ( internal factor )
3. Faktor Predisposisi ( predisposing factor )
Pada abad ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi
penyakit dalam masyarakat semakin jelas melalui berbagai
pengamatan peristiwa wabah penyakit pes dan variola yang
melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang
mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi
terutama karena adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini
dikenal jasa Veronese Fracastorius ( 1483 1553 ) dan Sydenham
( 1624 1687 ) yang secara luas telah mengemukakan tentang
teori kontak dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori
kontak inilah dimulainya usaha isolasi dan karantina yang

kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha


pencegahan penyakit menular hingga saat ini..
Sejak didapatkannya mikroorganisme sebagai penyebab
penyakit, para ahli segera mencoba mencari berbagai penyebab
khusus untuk penyakit tertentu. Pada awalnya mereka hanya
melakukan pengamatan terhadap penderita perorangan, tetapi
kemudian mulai berkembang ke arah hubungan sebab akibat yang
dapat mengganggu keadaan normal masyarakat. Dari usaha
pengembangan imunitas perorangan serta kekebalan pejamu
(manusia), mulailah dikembangkan usaha pencegahan penyakit
melalui vaksinasi. Perkembangan hubungan sebab akibat yang
bersifat tunggal mulai dirasakan ketidakmampuannya dalam hal
memberikan jawaban terhadap berbagai gangguan kesehatan
masyarakat sehingga mulai dipikirkan hubungan yang lebih
kompleks dalam proses sebab terjadinya penyakit serta gangguan
kesehatan lainnya.
b. Perkembangan Epidemiologi
Pada pertengahan abad ke-19, para ilmuwan kesehatan
masyarakat dan kedokteran, lebih mengarahkan pengamatan dan
penelitiannya terhadap konsep baru tentang penyebab penyakit
secara khusus serta teori tentang imunitas. Banyak di antara para
peneliti pada awal era mikrobiologi mulai mengarahkan
perhatiannya pada lingkungan fisik dalam mencari penyebab
(agent) yang spesifik sebagai faktor penyebab penyakit.
Lingkungan fisik ditempatkan sebagai sumber, media, bahkan
sebagai penyebab terjadinya penyakit tertentu.
Dengan perkembangan mikrobiologi secara pesat serta
didapatkannya mikroorganisme penyebab penyakit, disusul
dengan pemunculan konsep pejamu dan imunitas membawa
perkembangan baru dalam dunia epidemiologi. Selama periode
tersebut, selain usaha menemukan jenis mikroorganisme tertentu
sebagai penyebab penyakit, juga mendorong dikembangkannya

konsep hubungan kausal yang berperan dalam proses kejadian


penyakit. Namun demikian, sebagaimana halnya dengan konsep
miasma sebelumnya, konsep germ ini juga belum mampu
menjawab berbagai kejadian penyakit dan gangguan kesehatan
masyarakat. Dari sudut pandang epidemiologi, peranan pejamu
dalam proses kejadian penyakit mampu memberikan dorongan
yang cukup berarti dalam perkembangan konsep imunitas
sehingga pusat perhatian para ilmuwan lebih diarahkan pada
unsur pejamu dan agent termasuk interaksi unsur tersebut dalam
proses terjadinya penyakit.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman
proses hubungan sebab akibat terhadap berbagai peristiwa
penyakit dan gangguan kesehatan dengan melalui pendekatan
metode epidemiologi. Hal ini lebih mengarahkan para ahli
epidemiologi untuk menggunakan model pendekatan sistem, di
mana analisis didasarkan pada sekelompok faktor yang saling
berkaitan erat dalam suatu bentuk hubungan yang konsisten.
Dalam hal ini setiap sistem sangat berkaitan satu dengan yang lain
sehingga setiap perubahan pada faktor tertentu, kemungkinan
besar akan menimbulkan perubahan dalam sistem tersebut. Selain
itu, juga memiliki lagi keterkaitan antarsistem yang menuju
kepada suatu universe atau generalisasi.
Dari berbagai perkembangan tersebut di atas, maka para
ahli epidemiologi mulai mengembangkan apa yang sekarang
dikenal dengan metode epidemiologi, yakni suatu sistem
pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor penyebab
serta hubungan sebab akibat di samping dikembangkannya
epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
2. Macam Macam Epidemiologi
a Epidemiologi
Deskriptif:
epidemiologi
yang
hanya
menggambarkan

besarnya

dimasyarakat.

masalah

kesehatan

yang

terjadi

Besarnya masalah kesehatan digambarkan dalam 3 variabel

epidemiologi: orang (person), tempat (place) dan waktu (time)


Cara menggambarkan masalah kesehatan dapat dalam bentuk:

narasi, tabel, grafik atau gambar/peta


b Epidemiologi Analitik: epidemiologi yang selain menggambarkan
besarnya masalah kesehatan, juga mencari faktor yg menyebabkan
masalah kesehatan tersebut di masyarakat
Epidemiologi analitik selain menggambarkan besarnya masalah
dengan 3 variabel epidemiologi juga mencari faktor penyebab

masalah kesehatan tsbt


Cara mencari faktor penyebab dengan melakukan penelitian

3. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat


a. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat, misalnya:
1) Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar
biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk
mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan
penyebabnya.
2) Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari
hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok
dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya.
3) Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan
heawan konsisten dengan data epidemiologis.
4) Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan
masalah

kesehatan,

serta

keseahatan masyarakat

menentuka

prioritas

masalah

Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis


(2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan
sebagai berikut :

Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat

alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.


Menjelaskan etiologi penyakit.
Meramalkan kejadian penyakit.
Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan
populasi.
b. Manfaat Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik,
akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah
sebagai berikut :
1) Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan (Planning) dari
pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian
(Evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari
pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan
rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang
ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2) Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka
dapat disusun langkah langkah penaggulangan selanjutnya,
baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat
pengobatan.
3) Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah
tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi
dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu
Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang
perkembangan
menggambarkan

alamiah

ini

perjalanan

10

amat
suatu

penting
penyakit.

dalam
Dengan

pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk


menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga
penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan
Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah
suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang
frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran
penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul
dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan
perkembangan penyakit tersebut.
4) Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran

masalah

kesehatan,

maka

akan

diperoleh

keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut.


Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari
keterangan menurut cirri cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan
Masalah Kesehatan yaitu :
a. Epidemi
Adalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam
waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b. Pandemi
Adalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah
tertentu

dalam

waktu

yang

singkat

memperlihatkan

peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah


mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. Endemi
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah
tertentu menetap dalam waktu yang lama.

11

d. Sporadik
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu
frekwensinya berubah ubah menurut perubahan waktu.
4. Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang
cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:
Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau

manusia
Mendeskripsikan

masyarakat
Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan

pola

penyakit

pada

berbagai

kelompok

penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan
faktor-faktor

penyebab

masalah

kesehatan

dan

mengarahkan

intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai


peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa

Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko


yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah

kesehatan lainnya
Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta

penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu


Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu

penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.


Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi

masalah yang perlu dipecahkan.


Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :
1. perencanaan,
2. pelaksanaan program,
3. evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada
masyarakat
4. menentukan skala perioritas kegiatan tsb.

12

Membantu

melakukan

evaluasi

terhadap

program

kesehatan yang sedang atau telah dilakukan


5. Penelitian dan Batasan Dalam Epidemiologi
a. Penelitian Epidemiologi
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua
kelompok sebagai berikut :
1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi
potong lintang/studi prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :
1) Non eksperimental :
a. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal /
prospektif studi. Kohort diartikan sebagai sekelompok
orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
b. Studi
kasus
kontrol/case
control
study/studi
retrospektif. Tujuannya

mencari

faktor

penyebab

penyakit.
c. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi
sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris fakto
resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan
konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat
sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
2) Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan
manipulasi/mengontrol

faktor-faktor

yang

dapat

mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes


yang paling baik untuk menentukan cause and effect
relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi,
kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab
pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Clinical Trial. Contoh :
Pemberian obat hipertensi pada orang dengan
tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya
stroke.

13

Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk

menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.


b. Community Trial. Contoh : Studi Pemberian

zat

flourida pada air minum.


b. Batasan Epidemiologi
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan
pada

sekelompok

menusia

serta

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat


bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang
bersifat pokok yakni:
a) Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan

dini

dimaksudkan

untuk

menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat


pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi
suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang
harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang
dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
b) Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini
ialah menunujuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan
menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang
dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi
dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia
(man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)
c) Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
disini ialah menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu
masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi,
penyebaran

dan ataupun

yang menerangkan penyebab

munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga


langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan
hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan

14

pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan


setelah

itu

menarik

kesimpulan

terhadapnya.

Dengan

diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah


disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari
masalah kesehatan tersebut.

6. Ruang Lingkup Epidemiologi Pelayanan Kesehatan (Yankes)


Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat,
baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar
bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam
epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Adapun
ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut :
1) Epidemiologi Penyakit Menular
Telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular tertentu.
2) Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit
tidak menular seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai
penyakit menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya
kecelakaan lalulintas dan penyalah gunaan obat-obatan tertentu.
3) Epidemiologi Klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang
sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah
melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4) Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja
bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang
mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta
kebiasaan hidup para pekerja.
5) Epidemiologi Kependudukan
merupakan salah satu cabang
menggunakan

system

ilmu

pendekatan

epidemiologi
epidemiologi

yang
dalam

menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan

15

bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi


berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
6) Epidemiologi Kesehatan Jiwa
merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya
gangguan jiwa dalam masyarakat.
7) Epidemiologi Gizi
dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi
masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan
berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
8) Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen
dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya
suatu masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
7. Pendekatan Epidemiologi Dalam Memberikan Masukan Tentang
Mutu Pelayanan
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau
jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402, 1986).
Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau
luaran yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan
pengetahuan profesional terkini (consist with current professional
knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian
tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu
harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
1) Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata
penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik
profesi (Azrul Azwar, 1996).
2) Pengertian mutu pelayanan kesehatan (Wijono, 1999) adalah
Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan

16

dengan standart) dari suatu intervensi yang diketahui aman,


yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkanpada kematian, kesakitan, ketidak mampuan dan
kekurangan gizi (Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).
3) Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa
kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan
untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari
kesejahteraan klien sesudah itu dihitung keseimbangan antara
keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu
merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan
diseluruh bagian.
Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan
adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan
sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan
kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik
pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian mutu
yang terkait dengan kepusan ini telah diterima secara luas,
namun penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan.
Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan
tersebut bersifat subyektif. Tiap orang, tergantung dari latar
belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan
yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang
sama. Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan

17

kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien,


namun ketika ditinjau dari kode etik serta standar pelayanan
profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
b. Batasan Mutu Pelayanan Kesehatan
Untuk mengatasi masalah dalam perbedaan tingkat kepuasaan
setiap orang dalam menerima pelayanan kesehatan, maka telah
disepakati bahwa pembahasan tentang kepuasan pasien yang
dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan mengenal paling
tidak dua pembatasan, yaitu:
1) Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
Pembatasan pertama yang telah disepakati adalah pada derajat
kepuasan pasien. Untuk menghindari adanya subjektivitas
individual yang dapat mempersulit pelaksanan program
meenjaga mutu, maka ditetapkan bahwa ukuran yang dipakai
untuk mengukur kepuasan disini bersifat umum yakni sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
2) Pembatasan pada upaya yang dilakukan
Pembatasan kedua yang telah disepakati pada upaya yang
dilakukan dalam menimbulakan rasa puas pada diri setiap
pasien.

Untuk

melindungi

kepentingan

pemakai

jasa

pelayanan kesehatan, yang pada umumnya awam terhadap


tindakan kedokteran, ditetapkanlah upaya yang dilakukan
tersebut harus sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan
profesi, bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan
kata lain dalam pengetian mutu pelayanan kesehatan tercakup
pula kesempurnaan tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar pelayanan prifessi yang telah
ditetapkannya.
c. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud (Azwar, 1996)
adalah :
1) Tersedia dan berkesinambungan

18

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah


pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available)
serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua
jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2) Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah
apa yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta
bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan
tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3) Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah
yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.
Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat
penting.
4) Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah
mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian
keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian
keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya.
Untuk

mewujudkan

keadaan

seperti

ini

harus

dapat

diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya


kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat.
5) Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata

19

cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta


standar yang telah ditetapkan.
d. Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan
Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan
Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan
penting dalam menetukan keberhasilan manajemen kesehatan,
yaitu: masukan (input), proses (process), keluaran (output),
sasaran (target) serta dampak (impact).
1) Input
input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk
dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus
pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari
menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya,
prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana
pelayanan diberikan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a) Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber
(resources) dibagi 3 macam yaitu Sumber tenaga (labour
resources) dibedakan atas tenaga ahli (skilled) seperti
dokter, bidan, perawat dan tenaga tidak ahli (unskilled)
seperti

pesuruh,

penjaga.

Sumber

modal

(capital

resources), dibedakan menjadi Modal bergerak (working


capital) seperti uang, giro, dan Modal tidak bergerak
(fixed capital) seperti bangunan, tanah, sarana kesehatan.
Terakhir Sumber alamiah (natural resources) adalah segala
sesuatu yang terdapat di alam, yang tidak termasuk
sumber tenaga dan sumber modal.
b) Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.
c) Kesanggupan (capacity)

20

Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan


biologis tenaga pelaksana.
Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man,
Capacity, Managerial, dan Technology. Untuk organisasi
yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M, yaitu
Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi
yang mencari keuntungan, macam input ada 6M, yaitu Man,
Money, Material, Method, Machinery, Market.
2) Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan
nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan.
Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara
bagaimana pelayanan dilakukan. Fungsi manajemen yang
utama adalah:
a) Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
b) Organizing: termasuk penyusunan staff
c) Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian,
bimbingan, penggerakan dan pengawasan
d) Penilaian: termasuk penyusunan laporan
3) Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk
manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Hasil atau output adalah hasil
pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam
jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan
infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah
pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah
3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan
adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
4) Sasaran

21

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang


dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan:
1) UKP untuk perseorangan
2) UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok
Macam sasaran:
1) Sasaran langsung (direct target group)
2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)
5) Impact
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output.
Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat
kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan
(demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
e. Dimensi mutu pelayanan kesehatan
1) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan layanan kesehatan
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
secara

akurat

dan terpercaya.

Pelayanan

yang

dapat

diandalkan mengandung unsur-unsur seperti melakukan apa


yang sudah dijanjikan kepada pasien, profesional dalam
melayani pasien dan ketepatan dalam memberikan informasi
kepada pasien.
2) Assurance (jaminan dan kepastian), yaitu pengetahuan,
kesopansantunan para petugas untuk menumbuhkan rasa
percaya pasien
3) Tangible (bukti fisik), merupakan suatu hal yang secara nyata
turut mempengaruhi keputusan pasien untuk membeli dan
menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Berkenaan
dengan

penampilan

fisik

dari

fasilitas

peralatan/perlengkapan, dan sumber daya manusia


4) Empathy (empati), adalah kesediaan petugas
mendengarkan

dan

adanya

perhatian

kebutuhan, keinginan dan harapan pasien.

22

akan

layanan,
untuk
keluhan,

5) Responsiveness (daya tanggap) adalah suau kebijakan untuk


membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif)
dan tepat kepada pasien, dengan penyampaian informasi yang
jelas.
Prinsip- prinsip dasar epidemiologi adalah sangat praktis dan relevan,
bukan saja untuk pengelola program di tingkat dari II, melainkan juga
untuk seluruh petugas kesehatan, bahkan untuk setiap orang yang
terlibat dalam segala macam pelayanan kepada masyarakat.
a. Tahap- tahap pendekatan epidemiologi
1) Epidemiologi deskriptif
Tahap ini mempertanyakan:
a) Apakah yang menjadi masalah
b) Berapakah besar masalahnya?
c) Siapakah yang terkena, dimana dan bilamana
Jadi, menurut definisi diatas tahap ini berhubungan dengan
frekuensi dan distribusi atau masalah kesehatan.
2) Epidemiologi analitik
Tahap ini menganalisa sebab- sebab, atau factor- factor
penentu (determinants) dengan cara menguji hipotesishipotesis untuk menjawab pertanyaan seperti:
a) Apa yang menyebabkan terjadinya penyakit itu?
b) Mengapa kejadian itu masih terus berlangsung?
3) Epidemiologi intervensi / eksperimental
Disini dilakukan ujicoba klinik atau masyarakat untuk
menentukan keefektifan cara- cara baru untuk menanggulangi
penyakit atau untuk memperbaiki keadaan- keadaan yang
mendasarinya.
4) Epidemiologi evaluative
Tahap ini mencoba mengukur

keberhasilan

berbagai

pelayanan dan program kesehatan, dan mencoba menjawab


pertanyaan penting: jadi bagaimana, apakah ada peningkatan
kesehatan?
Tahap analitik dan eksperimental mungkin tidak akan
digunakan di tingkat Dati II oleh karena itu dibutuhkan
metoda penelitian yang rumit, seperti penelitian kasuscontrol, kohort atau uji coba klinik.

23

Namun epidemiologi deskriptif dan epidemiologi evaluative


sangat bermanfaat dan seharusnya pendekatan ini digunakan
secara luas di tingkat Dati II.

BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari berbagai perkembangan
Epidemiologi maka para ahli epidemiologi mulai mengembangkan apa
yang sekarang dikenal dengan metode epidemiologi, yakni suatu sistem
pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor penyebab serta
hubungan sebab akibat di samping dikembangkannya epidemiologi
sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Sedangkan manfaat epidemiologi adalah membantu pekerjaan
administrasi kesehatan, dapat menerangkan penyebab suatu masalah
kesehatan, dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit,
ddan dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan (epidemi,
pandemi, endemi, dan sporadik).
Ruang lingkup epidemiologi terdiri dari epidemiologi penyakit
menular, epidemiologi penyakit tidak menular, epidemiologi klinik,
epidemiologi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja, epidemiologi

24

kependudukan, epidemiologi kesehatan jiwa, epidemiologi kesehatan jiwa,


epidemiologi gizi, dan epidemiologi pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman
dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
memperhatikan

keterbatasan

dan

kemampuan

pemerintah,

serta

masyarakat konsumen. Untuk mencapai mutu pelayanan kesehatan yang


baik secara epidemiologi harus dilakukan beberapa tahapan pendekatan
mulai dari tahap epidemiologi deskriptif, analitik, intervensi dan evaluatif.
B Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan
motivasi kita untuk belajar agar menjadi seorang ahli kesehatan yang dapat
menaikan mutu pelayanan kesehatan khususnya di bidang epidemiologi.

25

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa
Aksara
Sutrisna, Bambang.dr.M.H.Sc.1986.Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.
Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010.
Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II. .Semarang : Badan Penerbit
Undip.
http://adtyasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/macam-macamepidemiologi.pdf diakses tanggal 20 Juni 2010.
http://astaqauliyah.com/article/pengantar-epidemiologi.html diakses tanggal 20
Juni 2010.
http://di-supryanto.blogspot.com/2010/03/Ukuran-epidemiologi.html

diakses

tanggal 20 Juni 2010.


http://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologi diakses tanggal 20 Juni 2010.
http://letherbiansyah.blogspot.com/2008/03/macam-macam-epidemiologi. diakses
tanggal 19 Juni 2010
http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit.

diakses

tanggal 20 juni 2010.


http://kamuskesehatan.com/arti/epidemiologi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologi
https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/tujuan-manfaat-dan-peranepidemiologi/
http://epidemiologidianhusada.blogspot.co.id/p/pengertian.html
vepidemiolog.wordpress.com/2008/11/.../ruang-lingkup-epidemiologi/
http://linabudiarticaem.blogspot.co.id/2013/07/ruang-lingkup-epidemiologi.html
Wahyudin Rajab, M.Epid (2009) Buku Ajar Epidemiologi untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta : ECG
Prof. DR. Nur Nasry Noor, M.PH. (2008) EPIDEMIOLOGI . Jakarta : Rinek
Cipta

26

Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi

27

Anda mungkin juga menyukai