Anda di halaman 1dari 6

RESUME SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

PERFORMAS TEST SCREENING/ UJI PENAPISAN


Disusun guna memenuhi tugas Surveilans Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Martini M.Kes

DISUSUN OLEH :
Nama : Dini Kusumastuti
NIM : 25010116120013
Kelas : A 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PERFORMAS TEST SCREENING/ UJI PENAPISAN
Tes performa (screening) adalah suatu usaha yang digunakan untuk
mendeteksi atau menemukan penderita penyakit tertentu yang tanpa gejala
(asimptomatik) dalam suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu melalui
pemeriksaan secara singkat dan sederhana untuk dapat memisahkan penduduk
yang benar-benar sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita yang
kemudian diproses dan didiagnois pasti dan pengobatan.
Tujuan tes skrining adalah untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
dari penyakit. Tes skrining diutamakan untuk penyakit non infeksi seperti kanker
dan diabetes militus (DM).
Tujuan skrining
1. Untuk surveilans atau penelitian epidemiologi, sperti menghitung insidens,
prevalensi distribusi dan trend.
2. Sebagai perlindungan kesehatan masyarakat
3. Prescriptive sreening sebagai landasan petunjuk atau anjuran terhadap
individu
Syarat Skrining
1. Masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting (morbiditas dan
mortalitas)
2. Prevalensi penyakit cukup tinggi
3. Harus ada skrining yang cocok (sederhana, murah, dan aman)
4. Harus ada fasilitas diagnosis dan pengobatan yang efektif untuk kasus yang
positif
5. Memiliki pemahaman tentang riwayat alamiah penyakit
AKURASI
Akurasi dalam screening epidemiologi terdiri dari validitas dan reliabilitas.
1. Validitas
Validitas dapat ditunjukkan dengan sebarapa baik tes secara actual
mengukur apay yang seharusnya diukur. Validitas ditentukan oleh sensitivitas
dan spesifitas. Validitas dapat dipengaruhi oleh keterbatasan uji dan sifat
individu yang diuji.
 Sensitivitas dan Spesifitas
Sensitivitas
Sensitivitas merupakan kemampuan suatu uji untuk mengidentifikasi dengan
benar orang-orang yang benar-benar sakit. Sensitivitas memperlihatkan proporsi
orang yang benar-benar sakit dalam suatu kelompok masyarakat (populasi) yang
menjalani skrining dan yang teridentifikasi secara tepat terkena penyakit melalui
tes skrining.
Sensitivitas dapat dilihat melalui dua tngkatan, yaitu :
 Pada tindakan laporan kasus, proporsi dari masalah kesehatan yang dapat
diketahui oleh sistem surveilans dapat diamati dan dinilai dengan ukuran
tertentu.
 Sistem dapat dinilai terhadap kemampuannya ntuk mengetahui epidemi
dan tingkat kebenarannya dalam menentukan masalah kesehatan terhadap
masalah yang sebenarnya ada dalam masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas antara lain :
a. Proporsi penderita yang berobat ke pelayanan kesehatan
b. Kemampuan mendiagnosa secara benar dan kemungkinan kasus yang
terdiagnosa akan dilaporkan
c. Keakuratan data yang dilaporkan
Rumus sensitivitas

Sensitivitas = x100%

Spesifitas
Spesifitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh teknik uji untuk menunjukkan
secara tepat individu-individu yang tidak menderita penyakit.

Spesifitas = x 100%

Hasil tes skrining dapat dibandingkan dengan diagnosis yang dibuat oleh dokter,
yang akan membantu menerapkan validitas, sensitivitas, spesifitas, dan membantu
standardisasi tes tersebut. Ahli epidemiologi mengklarifikasikan partisipan ke
dalam 4 kategori, yaitu :
 Negatif palsu
Negatif palsu terjadi apabila tes skrining memperlihatkan bahwa seseorang
tidak terkena penyakit, tetapi sebenarnya orang tersebut terkena atau
menderita penyakit.
 Positif palsu
Disebut positif palsu apabila tes skrining memperlihatkan bahwa individu
terkena penyakit, tetapi sebenarnya dia tidak terkena penyakit.
 Negatif benar
Negatif benar terjadi apabila tes skrining memperlihatkan seseorang sehat
dan tidak terkena penyakit, namun sebenarnya orang tersebut sehat dan
tidak terkena penyakit.
 Positif benar
Positif benar terjadi apabila tes skrining memperlihatkan bahwa seseorang
terkena penyakit dan orang tersebut benar-benar terkena penyakit.
NILAI PREDIKTIF
Nilai prediktif adalah fungsi dari prevalensi dan karakteristik uji sensitivitas dan
spesifitas. Apabila prevelansi menurun maka nilai prediktif positif juga menurun.
Sebaliknya juga berlaku untuk nilai prediktif negatif.
 Positive Predictive Value (PPV)
Nilai prediktif positif adalah proporsi orang yang benar-benar sakit setelah
mendapatkan hasil tes positif.

PPV (Positive Predictive Value)=

 Negative Predictive Value (NPV)


Nilai prediktif negatif adalah proporsi orang yang benar-benar tidak
terkena penyakit setelah mendapatkan hasil tes negatif.

PPV (Positive Predictive Value)=

2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat untuk menunjukkan hasil yang
konsisten ketika digunakan lebih dari satu kali pada individu yang sama dan
pada saat yang sama.
Reliabilitas suatu tes didasarkan pada :
 Valid = pasti reliable
 Reliable = tidak selalu valid
 Tidak reliable = pasti tidak valid

PENERAPAN SCREENING (UJI PENAPISAN) DALAM


SURVEILANS TBC

Contoh tes skrining untuk menguji sensitivitas, spesifitas, nilai prediksi positif
(PPV), dan nilai prediksi negatif (NPV).
Subjek penelitian adalah 70 orang penderita TB pasien RS Persahabatan yang
terdiri dari 42 tersangka penderita laki-laki dan 28 tersangka penderita perempuan.

Hasil Hasil Biakan


PCR + - Jumlah
+ 20 10 30
- 2 38 40
Jumlah 22 48 70

Sensitivitas = Spesifitas =

= =

= =

= 0.9 = 0.79
= 90% = 79%

PV positif = PV negatif =

= =

= =

= 0.67 = 0.95
= 67% = 95%

Intepretasi Sensitifitas dan Spesifitas


Dari hasil perhitungan tes skrining tentang penderita TBC pasien RS
Persahabatan menunjukkan bahwa sensitivitas sebesar 90% dan spesifitas sebesar
70%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tes TBC dapat mengklarifikasikan
pasien dengan TBC benar-benar sakit pada kenyataannya adalah 90%. Sedangkan
hasil tes TBC dapat mengkonfirmasi pasien yang benar-benar bebas dari TBC
sesuai hasil dan kenyataannya adalah 79%.

Interpretasi Nilai Prediksi Positif dan Nilai Prediksi Negatif


Dari hasil perhitungan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif tes TBC
pada pasien RS Persahabatan adalah 67% dan 95%. Artinya dengan tingginya
nilai prediksi negatif ini berarti dimasa yang akan datang kejadian kasus TBC
pada pasien RS Persahabatan akan terdeteksi tinggi. Begitu pula dengan nilai
prediksi positif, menunjukkan hasil tes TBC pada pasien RS Persahabatan dimasa
yang akan datang akan menunjukkan orang yang benar-benar sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Noerjanto, R. B., Savitri, Y., & Putri, M. C. (2014). Sensitivitas, spesifisitas, dan
akurasi pengukuran mental indeks pada radiografi panoramik wanita
pascamenopause. Dentomaxillofacial Radiology, 5(1), 8-13.

Utami, B. S., Harun, S., Ekowatiningsih, R., Yuwarni, E., Kurniawan, L., &
Aditama, T. Y. (2002). Uji Validitas Teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction) dan Pemeriksaan Mikroskopis Bakteri Tahan Asam sebagai Alat
Diagnosis Penderita TB Paru di Rumah Sakit Persahabatan,
Jakarta. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai