Anda di halaman 1dari 4

13.

Bagaimana melakukan standardisasi langsung berikan contoh serta perhitungannya


serta interpretasinya.
Standarisasi langsung memberikan hasil yang lebih akurat Ketika jumlah dari angka kasus
kecil pada setiap kelompok umur/jenis kelamin pada populasi studi. Metode langsung bisa
digunakan untuk menghitung angka rata-rata yang terstandarisasi, seperti rata-rata tekanan
darah yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin pada kelompok pekerjaan yang
berbeda. Pada standarisasi langsung, angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin
perkelompok populasi di dalam studi diaplikasikan di populasi standar. Untuk menggunakan
standarisasi langsung (Najmah, 2016). Hal-hal dibutuhkan adalah:
 Distribusi populasi standar berdasarkan kelompok umur/jenis kelamin.
 Membutuhkan rata-rata spesifik umur/sex pada populasi studi, dan komposisi
populasi berdasarkan sex/umur pada populasi standar.
 Hasilnya: Rata-rata yang telah distandarisasi oleh umur/jenis kelamin(age/sex
standarisasi rate).
Langkah-langkah standarisasi langsung:
1. Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur).
2. Pilih standar populasi yang akan digunakan sebagai acuan standar, missal populasi
standar dunia.
3. Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan, lalu
bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar.
4. Kalikan rata-rata spesifik umur pada populasi studi dengan populasi standar pada
setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan.

Gambar 13.1 Contoh kasus


Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandarisasi angka kematian pada laki-laki di
jerman terhadap populasi standar dunia:
1. Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur).**KOLOM D.
2. Pilih standar populasi yang akan digunakan sebagai acuan standar, missal populasi
standar dunia.**KOLOM E
3. Kalikan rata-rata spesifik umur pada populasi studi dengan populasi standar pada
setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang
diharapkan.**KOLOM F
4. Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan bagi
jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar.

Final Result
Angka kematian yang sudah terstandarisasi (Standardized Mortality Rate (SMR))
= (Total angka kematian yang diharapkan/jumlah standar populasi)*100000
= (120,89/10000)*100000
= 120,89
= 121 per 100000 populasi
Angka kematian sebelum terstandarisasi (angka kematian umum)
Total kematian/total populasi*100000
= 84575/39993000*100000
= 211 per 100000 populasi

Interpretasi
Angka kematian karena penyakit jantung iskemik di jerman menurun hingga 50% setelah
distandarisasi dengan populasi dunia (211 versus 121 per 100000 populasi).
14. Bagaimana melakukan standardisasi tidak langsung berikan contoh serta
perhitungannya serta interpretasinya.
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar daplikasikan
pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau keaskitan yang terstandarisasi (standardized
mortality/morbidiy ratios/SMR).
Langkah-langkah dalam melakukan standarisasi tidak langsung adalah sebagai
berikut:
1. Tersedianya data populasi studi per kelompok umur pada laki-laki di negara Brazil
(populasi studi) dan data kasus dan populasi per kelompok umur pada populasi
standar, jerman.
2. Tentukan dan hitung angka rata-rata kematian karena penyakit jantung ischemic per
kelompok umur pada populasi jerman**KOLOM E
3. Hitunglah angka rata-rata yang diharapkan (Expected rate=study population dor each
stratum*standard rate)**KOLOM F
4. Jumlahkan total observed cases pada populasi Brazil dan total expected cases pada
populasi jerman, bagi total observed cases dengan total expected cases.

Gambar 14.1 Contoh kasus


Rasio Kematian yang terstandarisasi (Standardized mortality ratio/SMR)
 Total jumlah kematian yang diamati (Observed number of deaths/∑ O) di
Brazil=39437
 Jumlah kematian yang diharapkan (Expected number/∑ E) jika Brazil mempunyai
angka rata-rata kematian sama seperti Jerman=70.979
 Rasio kematian yang terstandarisasi (Standardized mortality ratio/SMR)
 SMR=∑O/∑E=39.437:70.979=0.56

Interpretasi
 Angka kematian kasar dari p enyakit jantung iskemik pada laki-laki Brazil kurang dari
¼ dari angka kematian kasar karena penyakit jantung iskemik pada laki-laki Jerman
(47 versus 211 per 100.000 penduduk pertahun), tetapi umur rata-rata dari populasi
Brazil sangat lebih renfah dari populasi Brazil dari pada Jerman.
 Ketika kita standarisasi dengan umur, Rasio kematian yang distandarisasi (SMR)
bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa angka kematian karena penyakit jantung
iskemik di Brazil adalah setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.

Najmah. 2016. “Epidemiologi :Untuk mahasiswa Kesehatan Masyarakat”. PT Rajagrafindo Persada.


Depok

Anda mungkin juga menyukai