Anda di halaman 1dari 3

21.

Sebutkan variabel tempat yang sering digunakan


Variabel tempat adalah karakteristik lokal di mana orang tinggal, bekerja, dan
berkunjung. Variabel tempat dapat didefinisikan dalam batas-batas geografis (misalnya,
jalan, kota, negara bagian, wilayah, negara) atau karakteristik lingkungan (misalnya,
pedesaan/ perkotaan, domestik/asing, institusional/noninstitusional).
Perbedaan insiden dan prevalensi penyakit menurut tempat berhubungan dengan
perbedaan dalam kerentanan host atau prevalensi agen penyebab.1

22. Sebutkan waktu yg sering digunakan dalam variabel waktu


Terjadinya penyakit dari waktu ke waktu dapat dianalisis dari berbagai perspektif
waktu. Variabel waktu dijawab melalui investigasi dan penelitian terhadap semua aspek
elemen waktu yang berhubungan dengan penyebab, kejadian luar biasa, penyebaran,
distribusi, dan perjalanan penyakit serta kondisi. 1

23. Apa yang dimaksud dengan sporadis, endemik, epidemik, common source, point
source dan propagated.
a. Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
b. Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
c. Epidemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam
frekuensi yang meningkat.
d. Point source epidemic: Pemaparan bersumber tunggal dan waktu yang singkat.
e. Propagated epidemic: Penularan dari orang ke orang, berpuncak banyak, berjarak 1
masa inkubasi.
f. Common source adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya
sejumlah orang dalam suatukelompok secara menyeluruh dan terjadinya dalam
waktu yang relative singkat ( s a n g a t   m e n d a d a k ) . P e n y a k i t  berlangsung sangat
cepat dalam waktu yang sangat singkat ( point of epidemic atau point source of epidemic),
maka resultan dari semua kasus kejadian berkembang h a n y a d a l a m   s a t u m a s a   t u n a s
saja.
24. Bagaimana melakukan studi kroseksional atau survei prevalens?
a. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai.
b. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung.
c. Menetapkan subyek penelitian.
d. Melaksanakan pengukuran.
e. Melakukan analisis.

25. Bagaimana analisis nya biasanya? Bagaimana menghitung Rasio Prevalens


Menilai topik dengan titik awal dan titik akhir yang ditentukan, tidak seperti studi
longitudinal, di mana variabel dapat berubah selama penelitian ekstensif.

Nilai Prevalence Ratio (PR) dapat diinterpretasikan:


Nilai PR=1, maka terjadinya penyakit pada kelompok terpajan dan tidak terpajan sama;
Nilai PR>1, maka terdapat hubungan positif, dimana pajanan merupakan faktor risiko
untuk terjadinya penyakit;
Nilai PR <1, maka terdapat hubungan negatif, dimana pajanan merupakan faktor
pelindung/ proteksi terhadap penyakit.2

26. Apa kelemahan dan kekuatan studi kroseksional?


Kelebihan studi cross-sectional: Kelebihan rancangan studi potong lintang adalah
kemudahannya untuk untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow-up.
Jika tujuan penelitian “sekedar“ mendeskripsikan distribusi penyakit dhubungkan dengan
paparan faktor-faktor penelitian, maka studi potong lintang merupakan rancangan studi
yang cocok, efisien dan cukup kuat disegi metodologik. Selain itu seperti penelitian
observasional lainnya, studi potong lintang tidak “memaksa” subjek untuk mengalami
factor yang diperkirakan bersifat merugikan kesehatan (factor resiko). Demikian pula,
tidak ada subjek yang kehilangan kesempatan memperoleh terapi yang diperkirakan
bermanfaat, bagi subjek yang kebetulan menjadi control.1

Kekurangan penelitian cross sectional :


a. Dibutuhkan subyek penelitian yang relatif besar atau banyak, dengan asumsi
variable bebas yang berpengaruh cukup banyak.
b. Kurang dapat menggambarkan proses perkembangan penyakit secara tepat. c.
Faktor-faktor risiko tidak dapat diukur secara akurat dan akan mempengaruhi hasil
penelitian.
c. Nilai prognosanya atau prekdisinya (daya ramal) lemah atau kurang tepat.
d. Korelasi faktor risiko dengan dampaknya adalah paling lemah bila dibandingkan
dengan rancangan penelitian analitik yang lainnya.
e. Kesimpulan hasil penelitian berkaitan dengan kekuatan rancangan yang disusun
sangat berpengaruh, umumnya kekuatan rancangan yang baik adalah sekitar 40%,
artinya hanya sebesar 40% variable bebas atau faktor risiko mampu menjelaskan
variable terikat atau dampak, sisanya yaitu 60% tidak mampu dijelaskan dengan
model yang dibuat.

Dapus
Gerstman, B. Burt. 2003. Epidemiology Kept Simple: An Introduction to Traditional and Modern
Epidemiology. New Jersey: Wiley-Liss, Inc.
Gordis, L., 2019, The 6th Edition of Epidemiology Teaches The Basic Principles University of California
: W.B Saunders.

Anda mungkin juga menyukai