Anda di halaman 1dari 19

DIABETES MELITUS

(DM)
EPIDEMIOLOGI
DM WORLDWIDE
EPIDEMIOLOGI
DM DI INDONESIA
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003) diperkirakan penduduk
Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM
pada daerah perkotaan sebesar 14,7 % dan daerah pedesaan sebesar 7,2 %, maka
diperkirakan pada tahun 2003 terdapat diabetisi sejumlah 8,2 juta didaerah perkotaan
dan 5,5 juta didaerah pedesaan. Selanjutnya berdasarkan pola penambahan
penduduk, diperkirakan 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas
20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada perkotaan (14,7%) dan pedesaan
(7,2%) maka diperkirakan 12 juta diabetisi di daerah perkotaan dan 8,1 juta di
daerah pedesaan (Perkeni, 2006).
FISIOLOGI

Pada proses digesti/pencernaan dan penyerapan nutrisi, terjadi proses :


1. pengubahan dan penyerapan glukosa dari makanan masuk ke dalam aliran darah.
Glukosa adalah sumber energi untuk sel-sel tubuh.
2. organ pancreas menghasilkan hormone insulin yang berfungsi menurunkan kadar
gula darah dengan cara : meningkatkan jumlah glukosa yang disimpan dalam hati
(glikogen), merangsang sel-sel tubuh agar menyerap glukosa darah, mencegah hati
mengeluarkan terlalu banyak gula (glikogen menjadi glukosa).
FISIOLOGI

Insulin bekerja seperti anak kunci


yang membuka pintu reseptor dan
memasukkan glukosa dari darah
ke dalam jaringan-jaringan seperti
otot, lemak, dll.
PATOFISIOLOGI DM

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya.
Hal ini terjadi karena pancreas tidak memproduksi cukup insulin (hormon yang
mengatur kadar gula darah), biasa disebut Diabetes tipe-1, atau ketika tubuh tidak
mampu menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif, disebut diabetes tipe-2.
DIABETES TYPE 1
Pada Diabetes type 1, produksi insulin di pancreas mengalami
gangguan sehingga jumlahnya kurang dari yang dibutuhkan
atau bahkan tidak menghasilkan sama sekali, yang disebabkan
oleh gangguan autoimun atau idiopatik.
Biasanya kondisi ini terjadi pada usia anak dan remaja.
Prevalensi 10% dari kasus diabetes.
Terapi : dosis harian insulin
DIABETES TYPE 2
Pada Diabetes type 2, pancreas memproduksi
insulin namun insulin tidak bekerja
sebagaimana seharusnya (resistensi insulin).
Prevalensi sekitar 90% dari semua kasus diabetes.
FAKTOR RISIKO DM
FAKTOR RISIKO DM
A. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

3. Jenis 4. Riwayat Keluarga


1. Ras, Etnik 2. Umur
Kelamin dengan DM

5. Riwayat Melahirkan 6. Riwayat Lahir dengan BB


Bayi > 4000gr Lahir Rendah ( <2500gr)

B. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi


2. Obesitas 3. Kurangnya 4.
1. Berat Badan Lebih
Abdominal/ Central Aktifitas Fisik Dislipidemia

5. Diet Tidak Sehat dan Tidak


Seimbang
DIAGNOSIS DM
PROGRAM PENANGANAN DM
DI INDIA
Program pemerintah india untuk mencegah DM yaitu National Programme for Prevention and Control of Cancer, Diabetes, Cardiovascular Diseases and
Stroke (NPCDCS) untuk intervensi hingga tingkat Distrik di bawah Misi Kesehatan Nasional (NHM).

Strategi yang dimodifikasi adalah sebagai berikut:


Promosi kesehatan melalui perubahan perilaku dengan melibatkan masyarakat, masyarakat sipil, organisasi berbasis masyarakat, media dll.
Kamp Penjangkauan dipertimbangkan untuk skrining oportunistik di semua tingkatan dalam sistem pemberian perawatan kesehatan dari sub-pusat dan di
atasnya untuk deteksi dini diabetes, hipertensi dan kanker umum.
Penatalaksanaan Penyakit Tidak Menular kronis khususnya Kanker, Diabetes, CVD dan Stroke melalui diagnosis dini, pengobatan dan tindak lanjut
melalui pendirian klinik PTM.
Membangun kapasitas di berbagai tingkat pelayanan kesehatan untuk pencegahan, diagnosis dini, pengobatan, KIE/BCC, riset operasional dan rehabilitasi.
Memberikan dukungan untuk diagnosis dan perawatan yang hemat biaya di tingkat perawatan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Memberikan dukungan untuk pengembangan database PTM melalui Sistem Surveilans yang kuat dan untuk memantau morbiditas, mortalitas dan faktor
risiko PTM.
PROGRAM PENANGANAN DM
DI PHILIPHIN
Rencana Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Nasional:
a. Pengembangan strategi dan program, termasuk kampanye kesadaran dan pendidikan kesehatan yang berkelanjutan personel dan individu terkait, untuk mencegah
diabetes mellitus dan komplikasinya.
b. Penerapan penyaringan yang hemat biaya dan tepat metode untuk mendeteksi diabetes mellitus pada tahap awal atau presimptomatik.
c. Penyelidikan epidemiologi, etiologi, diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian diabetes mellitus.
d. Evaluasi tindakan yang digunakan, termasuk obat-obatan dan terapi diet, dalam pengendalian diabetes mellitus.
e. Pembentukan mekanisme untuk mengurangi dampak sosial ekonomi diabetes mellitus pada individu yang terkena dan keluarga.
f. Pemberian insentif dan dukungan bagi organisasi individu dan keluarga yang terkena dampak.
g. Pembentukan sistem kesehatan terkoordinasi, yang: harus melibatkan dokter, peneliti, profesional kesehatan, petugas kesehatan berbasis masyarakat dan relawan
awam, untuk menangani dengan diabetes mellitus dan komplikasinya.
h. Partisipasi unit pemerintah daerah, di samping dengan instansi pemerintah terkait dan non-pemerintah organisasi, dalam pelaksanaan program diabetes pencegahan
dan pengendalian.
i. Tinjauan berkala terhadap kebutuhan dan potensi penelitian di pengendalian diabetes mellitus.
j. Pemanfaatan sumber daya publik dan swasta secara sistematis untuk mencapai tujuan yang disebutkan di atas.
k. Rekomendasi Komisi untuk legislasi.
PROGRAM PENANGANAN DM
DI INDONESIA
Pengendalian DM yang dilakukan oleh kemenkes, yaitu :
1. Monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM di posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu)
PTM.
2. Implementasi Perilaku CERDIK yang merupakan salah satu langkah preventif dari

DM.
PROGRAM PENANGANAN DM
DI
PROGRAM PENANGANAN DM
DI INDONESIA
ONE PAGE CONCEPT

Anda mungkin juga menyukai