Anda di halaman 1dari 31

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

DALAM KESEHATAN
MASYARAKAT
Dwi Chaliq 2206003646

Dwi R. Hariastuti 2206117080

Dwi Rahmawati 2206003652

Elizabeth Wulandari 2106775713

Ruth Tabitha 2206003923

Siti P. P. Rima 2206003955

KESEHATAN MASYARAKAT INTERMEDIET

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2022
EPIDEMIOLOGY
●Epidemiologi (epidemiology) adalah “ilmu tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa yang terkait
kesehatan pada populasi tertentu, dan penerapan ilmu itu untuk mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2001)

●Terbagi menjadi 2 yaitu :

○ Epidemiologi deskriptif 🡪 mempelajari kejadian dan distribusi masalah kesehatan

○ Epidemiologi analitik 🡪 mempelajari determinan masalah kesehatan

Tujuan Epidemiologi :

● Mendapatkan data suatu penyakit


● Menjelaskan riwayat alamiah dan etiologi suatu penyakit
● Memberikan informasi dalam rangka manajemen suatu penyakit (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi) dalam pelayanan dan atau kesehatan
EPIDEMIOLOGI SEBAGAI DASAR
KESEHATAN MASYARAKAT
Kesehatan masyarakat (public health) adalah “sains dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui upaya-upaya yang terorganisasi dan pilihan yang
berpengetahuan, yang dilakukan oleh masyarakat, organisasi, baik pemerintah maupun swasta, komunitas,
dan individu-individu” (Winslow, 1920).
🡪 Kesehatan masyarakat tidak hanya bertujuan mencegah penyakit, tetapi juga memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat hendaknya berdasarkan bukti riset terbaik yang tersedia. Umumnya upaya
kesehatan masyarakat dirancang, direncanakan, diprogram, dan diimplementasikan pada level kelompok,
komunitas, atau populasi. Karena itu pembuatan kebijakan dan perencanaan program merupakan strategi
yang penting agar intervensi kesehatan masyarakat efektif. Tetapi sebagaimana didefinisikan Winslow,
kesehatan masyarakat bisa juga diimplementasikan pada level individu, sepanjang upaya itu terorganisasi.
MANFAAT EPIDEMIOLOGI BAGI
KESEHATAN MASYARAKAT
1. Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor
risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan
●Mengadakan analisis perjalanan masalah kesehatan lainnya.
penyakit di masyarakat serta 2. Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan
perubahan-perubahan yang
serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
terjadi akibat intervensi alam
atau manusia 3. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan
suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau
●Mendeskripsikan pola penyakit menanggulanginya.
pada berbagai kelompok 4. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk
masyarakat menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
●Mendeskripsikan hubungan 5. Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk
antara dinamika penduduk keperluan : perencanaan, pelaksanaan program, evaluasi
dengan penyebaran penyakit berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat
menentukan skala prioritas kegiatan tsb.
6. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan
yang sedang atau telah dilakukan
STUDI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi
• Design studi untuk mendeskripsikan
Pengertian distritribusi satu atau lebih variable tanpa
memandang kausal
Case Report

Case Series • Identifikasi besarnya masalah kesehatan


individu Manfaat • Perencanaan program kesehatan
• Membangun hipotesis
Incidence
• Data Primer: penelitian lapangan, penemuan
Cross Sectional Sumber kasus, program skrining, rekam medis
• Data Sekunder: data sensus, pencatatan dan

data pelaporan kasus, laporan pusat data (BPS),


data surveilans, laporan statistic vita, SKRT,
Ecologic agregat SDKI, dll
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi
Tujuan Menggambarkan orang,
tempat dan waktu yang

Case Report berkaitan dengan


outcome

Orang: Karakteristik
Case Series (umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dll) dari
individu yang terkena
outcome
individu

Incidence Tempat: geografi


(tempat tinggal, tempat
kerja, rumah sakit) dari
yang individu yang
terkena

Cross Sectional
Waktu: kapan kejadian
(diagnosis, pelaporan,

Ecologic
pengecekan) terjadi
agregat
Epidemiologi Deskriptif
Case
Jenis Studi Report
Design studi untuk Contoh: Acquired Immunodeficiency pada bayi,
melaporkan deskripsi
kasus dari penyakit yang kemungkinan transmisi melalui darah
Case Report
terjadi pada satu orang

Digunakan untuk menilai


masalah kesehatan atau kasus
tidak biasa dan merupakan
petunjuk awal ditemukanya
penyakit baru yang belum

Case Series
jelas

Analisis
• Distribusi
frekuensi/frekuensi penyakit
• Gejala klinis
• Riwat penyakit (O-T-W)

Incidence Merupakan jenis studi


yang paling banyak
dipublikasikan dalam
jurnal kedokteran

Cross Sectional Tujuan: membangun


hipotesis baru,
mendapat informasi
tentang kelompok
berisiko tinggi

Ecologic Kasus tidak biasa dapat


mendorong timbulnya
hipotesis akibat dan
mekanisme penyakit
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi
Case Series
Contoh: penemuan HIV di
Case Report US
Merupakan kumpulan studi kasus
dari beberapa pasien dengan
diagnosis yang sama dan terjadi
dalam kurun waktu yang singkat

Case Series
Dapat digunakan untuk
memperkirakan awal mulai

Incidence
terjadinya wabah

Penyelidikan terhadap pasien

Cross Sectional
dapat membangun hipotesis 🡪
dapat dilanjutkan dengan studi
kasus kontrol

Ecologic
Kekurangan studi ini tidak
memiliki perbandingan dalam
grup 🡪 dapat membangun
hipotesis tetapi membutuhkan
studi analitik lebih lanjut untuk
menentukan hubungan
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi

Case Report Kekurangan Kelebihan


Relative cepat dan murah, Tidak terdapat perbandingan
karena sering dilakukan dengan grup lain
Case Series berdasarkan data yang
tersedia
Dapat mengenali dan Memiliki hubungan yang
Incidence mendeksripsikan kasus baru
dan emerging
singkat antara exposure
dengan outcome yang akan
muncul
Dapat membangun hipotesis
Cross Sectional berdasarkan kesamaan
dalam grup
Dapat memberikan ide
Ecologic dalam mekanisme penuakit
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi

Case Report Incidence


Case Series Design studi untuk melihat
kasus penyakit baru yang
terlapor atau tercatat yang
dibandingkan dengan orang,
Incidence tempat dan waktu

Cross Sectional Denominator: estimasi


populasi atau total grup dari
populasi

Ecologic
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi
Contoh
Case Report
Tujuan: mengestimasi
insidensi dan prevalensi dari
diabetes pada remaja di

Case Series Amerika

Penelitian: rate kematian per


Incidence tahun akibat diabetes pada
remaja yang berumur < 19
tahun yang dihitung dari
Data Statistik Nasional
periode 1968-2009

Cross Sectional
Hasil: Tren dari rate
kematian akibat diabetes

Ecologic berdasarkan umur


Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi Cross-Sectional

Case Report
Tujuan Studi Cross-
Sectional
Case Series - Menilai prevalensi
penyakit
- Mengembangkan
Keterbatasan Studi Cross-
Hipotesis Sectional
Incidence - terdapat temporal ambiguity
Asumsi pada Studi Cross- - Tidak efisien pada penyakit
Sectional dengan prevalensi rendah
Cross Sectional - level keterpaparan dan
penyakit ditentukan pada
waktu yang sama
Ecologic - Dilakukan dalam satu kali
penilaian
Contoh Studi Cross-Sectional
Epidemiologi Deskriptif
Jenis Studi Studi Ekologi/Korelasi

Case Report Tujuan Studi Ekologi


- Menjelaskan kejadian Keterbatasan Studi Ekologi
suatu penyakit - Tidak dapat mekakukan
Case Series - Mengembangkan
Hipotesis
analisis lanjutan pada
hubungan di tingkat
- Evaluasi efektivitas
individu
intervensi pada populasi
Incidence - Terdapat Ecological
Fallacy
Asumsi pada studi Ekologi - Tidak dapat secara
- langsung antara
Cross Sectional Karakteristik individu di
dalam kelompok konstan hubungan paparan
- Karakteristik exposure dengan kejadian penyakit
dan disease dianggap
Ecologic memiliki hubungi
Jenis Studi Ekologi
1. Ecologic Comparison Studies (Cross-Sectional Ecologic Studies)
Studi ini dilakukan secara Explanatory dan Multiple Group
Comparison, letak perbedaan kedua tipe ini didasarkan pada
populasi yang akan dilakukan penilaian.
2. Time Trend
Studi ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari keterpajanan
maupun penyakit dari waktu ke waktu pada satu populasi atau
lebih.
Contoh
Studi
Ekologi
STUDI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi Analitik → mempelajari determinan masalah
kesehatan
contoh penelitian :
https://academic.oup.com/ije/article/29/6/963/659223 https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2735760
Penelitian Analitik dan Tujuan Spesifik dalam Masyarakat

Rancangan Studi :

Membandingkan penggunaan heparin


dosis terapeutik pada perawatan biasa
dengan menggunakan Mantel-Haenszel
fixed effect meta analysis untuk
menggabungkan rasio odds (OR).

Kesimpulan :
Penggunaan dosis Heparin terapeutik
bermanfaat pada pasien yang sakit
sedang tetapi tidak pada pasien yang
sakit parah yang dirawat di rumah sakit
dengan COVID-19.
Manfaat Spesifik Dalam Masyarakat

Banyak pusat kesehatan di berbagai


belahan dunia sekarang menggunakan dosis
rendah heparin sebagai terapi profilaksis untuk
menurunkan angka kejadian thrombosis dan
penggunaan mesin ventilator.
Guideline yang diterbitkan oleh National
Institute of Heatlh ( NIH )memberikan
rekomendasi penggunaan Heparin pada pasien
yang di rawat di rumah sakit untuk mencegah
thrombo embolism dan menurunkan resiko
penggunaan alat ventilator .
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT

• Penyebab (kausa) sesuatu yang menghasilkan sebuah efek, hasil, atau konsekuensi

SEBAB AKIBAT
(FAKTOR (OUTCOME/PENYAKIT)
RISIKO/PAPARAN)

• Hubungan antara sebab dan akibat Kausalitas

• Inferensi kausal (causal inference) Proses pengambilan keputusan apakah ada hubungan sebab-
akibat atau kausalitas antara paparan dan penyakit
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
1. Kekuatan Kekuatan hubungan sebab-akibat diukur dengan
(Strength)
ukuran rasio resiko atau risiko relatif (RR)

Semakin besar nilai RR, maka semakin kuat


hubungan sebab-akibat (kausalitas)
Contoh :
pada sebuah penelitian hubungan status merokok dengan infark miokard diketahui nilai RR=2,
maka seorang perokok memiliki risiko 2 kali lipat mengalami infark miokard dibandingkan dengan
non- perokok, telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian sebelumnya.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
2. Konsistensi Hubungan sebab-akibat menunjukkan hasil yang sama
(Consistency)
dengan menggunakan desain studi yang berbeda.

Semakin banyak jumlah studi sebelumnya menunjukkan hasil


yang sama, maka semakin kuat hubungan kausalnya

Contoh :
pada sebuah sistematik review menunjukkan ada hubungan
antara merokok dengan penyakit kanker paru.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
3. Spesifisitas Apabila faktor penyebab mengarah ke satu penyakit, maka
(Specificity) memberikan bukti adanya hubungan yang lebih kuat
dibandingkan dengan terhubung pada banyak penyakit

Spesifisitas dapat melihat derajat hubungan sebab-akibat antara


paparan dan penyakit

Contoh :
susu sebagai penyebab non-spesifik meningitis, sakit tenggorokan, dan demam
tifoid. Susu dalam hal ini bertindak sebagai alat untuk agen seperti ‘bakteri
Streptococus’ yang dapat menyebabkan masing-masing penyakit
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
4. Temporalitas Paparan harus lebih dulu terjadi daripada outcome/penyakit
(Temporality)
Pengukuran paparan pada lebih dari satu waktu dan lokasi yang
berbeda dapat meningkatkan hubungan temporalitas ini.

Pada studi cross-sectional dan case control sulit menentukan hubungan


temporalitas ini karena pengukuran dilakukan pada waktu yang sama.

Contoh :
konsumsi gula dengan Diabetes, dimana seseorang memiliki
konsumsi gula berlebih dahulu baru mengalami Diabetes
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
5. Biological Peningkatan level, intensitas, durasi atau jumlah paparan pada
gradient
agent dapat meningkatkan risiko terhadap outcomes /
penyakitnya secara progresif.

Semakin besar paparan-nya, maka semakin tinggi risiko terjadinya suatu


penyakit.

Contoh :
hubungan dosis-respons antara total kolesterol, tekanan darah
dan penyakit jantung.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
6. Biological Hubungan sebab-akibat harus masuk akal dengan disertai bukti –
plausibility
bukti biologisnya

Contoh :
Studi terkait paparan timbal terhadap sistem saraf pusat

Pada percobaan hewan, diketahui ada hubungan antara timbal dan sistem saraf
pusat. Hasil ini bertentangan pada penelitian anak dikarenakan kesulitan dalam
pengukuran dan adanya faktor perancu, tetapi dari data-data epidemiologinya
diketahui bahwa anak-anak terpengaruh pada paparan timbal.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
7. Koheren
Bukti-bukti yang ada baik biologis, epidemiologi penyakitnya dan
lain-lain harus bersatu (koheren) dalam menyebabkan suatu
penyakit

Hubungan kausal tidak boleh bertentangan dengan data hasil laboratorium,


eksperimen atau sumber data lainnya

Contoh :
pada survey Kesehatan diketahui ada hubungan antara merokok dengan kematian akibat kanker paru. Pada
eksperimen terhadap hewan juga menunjukkan adanya faktor karsinogenik pada asap rokok dan bukti
lainnya menunjukkan adanya efek sitotoksik merokok dengan epitel bronkus. Berdasarkan hal ini, maka
semua data yang ada bersatu (koheren) dalam membuktikan adanya hubungan antara merokok dan kanker
paru.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
8. Eksperimen
Eksperimen dibutuhkan untuk mengobservasi hubungan dengan
menggunakan data hasil eksperimen dari penelitian baik pada
manusia atau laboratorium.

Percobaan eksperimen seperti Randomized Control Trials (RCT) merupakan


bukti terbaik dalam mengetahui hubungan kausalitas suatu
peristiwa/penyakit.

Contoh :
pengujian di laboratorium baik in vitro ataupun in vivo dapat
memberikan dukungan penting dalam mekanisme kausalitas.
PENGAMBILAN KESIMPULAN SEBAB-AKIBAT
(9 KRITERIA HILL’S)
9. Analogi
Analogi merupakan persamaan atau persesuaian antara dua
benda atau hal yang berlainan

Analogi berguna dalam memberikan wawasan terkait penyebab penyakit,


terutama pada fase awal penyelidikan

Contoh :
virus lassa yang memiliki kemiripan dengan virus choriomeningitis limfositik dan arenavirus lainnya dapat
menyebabkan penyakit kronis pada hewan pengerat tertentu.
Berdasarkan analogi yang dilakukan oleh peneliti dapat menjelaskan bahwa beberapa hewan di Afrika Barat memiliki
kemungkinan lebih rentan terhadap infeksi virus lassa dan dapat menginfeksi manusia melalui urin yang
terkontaminasi.
Referensi

Friis, R.H., Sellers, T.A., 2014. Epidemiology for public health practice. Jones & Bartlett Learning.

Gassasse, Z., Smith, D., Finer, S., Gallo, V., 2017. Association between urbanisation and type 2 diabetes: an ecological study. BMJ Glob Health
2.

Merrill, R.M., 2016. Introduction to Epidemiology - Sixth Edition.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019. Riskesdas 2018.

Ahmad, Riris Andono dkk. 2021. Buku Teks Epidemiologi Untuk Kesehatan Masyarakat. Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta Jakarta. Edisi Revisi Cetakan Kedua.

R Bonita, R Beaglehole, T Kjellstrom. (2006). Basic Epidemiology. 2nd Edition. World Health Organization.

B. Burt Gerstman. (2013). Epidemiology Kept Simple: An Introduction to Traditional and Modern Epidemiology (3rd ed.). West Sussex: John Wiley &
Sons, Ltd.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Analogi. Diakses dari Arti kata analogi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online pada 6 Oktober 2022.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kausa. Diakses dari Arti kata kausa - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online pada 6 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai