Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan

Oponen Kel. 4
1. Ruth Tabitha - 22060039232

2. Ade Yanti Hidayat - 2206003545

3. Hera Afidjati - 2206117105

4. Reihana Ramadlani Ibna - 2206003892

5. Muhammad Saleh J - 2206003791


Pertanyaan 1
Upaya pengobatan untuk diabetes melitus di Indonesia saat ini sudah baik karena adanya
Posbindu PTM, poli DM, pelayanan DM berjenjang, dan upaya promotif dan preventif yang
gencar dilakukan. Namun dalam praktik klinisnya, masih banyak pasien dengan gejala klasik
DM yang datang ke fasilitas kesehatan dan sudah mengalami komplikasi DM (neuropati,
nefropati, dll) yang baru diketahui. Menurut kelompok presentan, apakah screening DM pada
dewasa usia 40 tahun perlu diwajibkan untuk seluruh penduduk?
Hera Afidjati (2206117105)
Pertanyaan 2

Contoh kasus bila ada pasien komplikasi dengan stroke, hipertensi, infeksi paru, juga
diabetes melitus dan dianjurkan untuk fokus pengobatan stroke yang utama, apakah ada
program atau terapi khusus untuk diabetes melitusnya selain pengobatan?

Reihana Ramadlani Ibna - 2206003892


Pertanyaan 3

Menurut Riskesdas, karakteristik DM di Indonesia tahun 2007-2013, dari penderita


Diabetes Mellitus sebanyak 5,7% pada tahun 2007 ada 73,7%nya yang tidak
terdiagnosis, begitu juga dengan tahun 2013 dari 6,9% penderita diabetes, 69,6%nya
tidak terdiagnosis. Menurut kelompok bagaimana menekan angka tersebut, agar
penyakit DM cepat terdeteksi dan tertangani lebih dini? Sistem apa yang perlu diubah
dan siapa peran yang paling penting?

Ruth Tabitha (2206003923)


Pertanyaan 4

Program pengendalian DM di Arab saudi dengan melaksanakan pengendalian Sugar sweetened


beverage (SSB), efektif menurunkan angka obesitas, konsumsi gula, sehingga menurunkan
risiko DM.
Di indonesia minuman kemasan dengan kadar gula tinggi banyak sekali beredar bahkan dengan
harga yang relatif terjangkau, bagaimana tanggapan presentan dan upaya apa yang sebaiknya
dilakukan pemerintah dalam mengendalikan permasalah tsb ?
Ade Yanti H. (2206003545)
Pertanyaan 5

Diabetes tipe 2 adalah gangguan dalam cara tubuh mengatur dan menggunakan gula
(glukosa) sebagai bahan bakar. Kondisi jangka panjang (kronis) ini mengakibatkan
terlalu banyak gula yang beredar dalam aliran darah. Akhirnya, kadar gula darah yang
tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, saraf, dan kekebalan
tubuh. Bagaimana cara penangan untuk kondisi ini dan apa yang harus dilakukan
penderita untuk mengurangi resiko tersebut.
Muhammad Saleh J - 2206003791

Anda mungkin juga menyukai