KESEHATAN
DALAM
EPIDEMIOLOGI :
MORTALITAS
RATE DAN RATIO
Wulanda Bustari (2020322029)
Mata Kuliah Epidemiologi Intermediet
Dr. dr. Edison, MPH
Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan
dalam:
1. Kelompok orang yang akan diukur (yang dimaksudkan)
2. Tipe peristiwa yang akan diukur (kematian umum,
kematian bayi, kematian ibu, dll)
3. Penentuan interval waktu
Crude rates
Adjusted rates
Specific rates/ratios
CRUDE RATE
Angka kematian kasar (Crude Death Rate) menunjukkan jumlah kematian setiap
seribu penduduk yang terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Angka kematian dasar berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Angka kematian kasar dapat
dihitung menggunakan rumus berikut :
– Tinggi rendahnya tingkat kematian dipengaruhi oleh hal berikut:
– Faktor pendukung kematian (promortalitas) merupakan faktor yang
menyebabkan meningkatnya jumlah kematian. Seperti tingkat kesehatan yang
buruk, sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang kurang memadai, adanya
penyebaran penyakit baik oleh virus atau bakteri, dan bencana alam.
– Faktor penghambat kematian (antimortalitas) merupakan faktor yang
menyebabkan rendahnya tingkat kematian. Faktor penghambat kematian
antara lain :
– Masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan;
– Semakin meningkatnya sarana dan prasarana fasilitas kesehatan;
– Lingkungan yang bersih; dan
– Makanan yang bergizi.
CDR adalah angka kasar.
Mengapa ?
– Berakhir nya konsepsi sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram dengan cara spontan ataupun buatan
ANGKA KEMATIAN
IBU (MMR)
STANDARISASI / ADJUSTED
RATE
Sebagaimana telah disebutkan pada bahasan sebelumnya, bahwa banyak variabel yang mempengaruhi
angka kematian, antara lain:
Umur / komposisi umur
Tempat tinggal (desa, kota)
Pekerjaan
Jenis kelamin
(hampir secara universal wanita lebih rendah tingkat kematiannya dari pada pria, hampir pada
semua kelompok umur)
Status perkawinan
(pada umur dewasa, mereka yang kawin lebih rendah tingkat kematiannya dari pada bujangan,
janda / duda, dan cerai )
Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan / mengendalikan pengaruh
berbagai variabel pada pengukuran angka kematian
Selain itu Populasi standar dan populasi yang akan distandarisasi harus diketahui CDR nya
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG
MORTALITY CROSSOVER
– Mortalitas crossover didasarkan pada konsep bahwa harapan hidup untuk ras
tertentu dapat berubah seiring pertambahan usia.
– Mortalitas crossover bukan suatu fenomena data yg buruk, tetapi suatu fakta yg
berhasil diobservasi pada beberapa populasi.
TREN WAKTU MORTALITAS