0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan13 halaman
Tabel menunjukkan tingkat kematian penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Tingkat kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu 48,42 kematian per 1.000 penduduk laki-laki dan 44,98 kematian per 1.000 penduduk perempuan, disebabkan berbagai faktor kesehatan ibu dan bayi. Tingkat kematian menurun secara bertahap pada kelompok umur berikutnya h
Deskripsi Asli:
Tabel Perhitungan Tingkat Kematian Menurut Kelompok Umur
Tabel menunjukkan tingkat kematian penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Tingkat kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu 48,42 kematian per 1.000 penduduk laki-laki dan 44,98 kematian per 1.000 penduduk perempuan, disebabkan berbagai faktor kesehatan ibu dan bayi. Tingkat kematian menurun secara bertahap pada kelompok umur berikutnya h
Tabel menunjukkan tingkat kematian penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Tingkat kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu 48,42 kematian per 1.000 penduduk laki-laki dan 44,98 kematian per 1.000 penduduk perempuan, disebabkan berbagai faktor kesehatan ibu dan bayi. Tingkat kematian menurun secara bertahap pada kelompok umur berikutnya h
Jumlah 37,741,753 39,281,858 571,137 522,003 115.13 13.29
1. Angka kematian pada kelompok umur 0-4 tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 48,42 kematian sedangkan perempuan 44,98 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 0-4. Dapat dilihat kematian penduduk laki-laki pada kelompok umur 0-4 tahun lebih besar daripada kematian penduduk perempuan.Walaupun perbedaan nya hanya sedikit. Tingginya angka kematian pada kelompok umur 0-4 tahun disebabkan beberapa faktor berikut : Penyebab utama kematian bayi berumur 0-6 hari adalah asfiksia (36 persen), prematur (32 persen) dan sepsis (12 persen). Faktor ibu yang berperan terhadap kematian perinatal adalah ketuban pecah dini (23 persen), hipertensi maternal (22 persen), komplikasi kehamilan dan kelahiran (16 persen), gangguan nutrisi (10 persen) . Untuk penanganan masalah perinatal harus difokuskan terhadap perbaikan kondisi kesehatan bayi sejak konsepsi dan pertumbu-hannya dalam rahim, peningkatan nutrisi dan kesehatan ibu, serta pertolongan persalinan dengan standar mutu yang baik untuk ibu maupun bayi baru lahir . Berarti, peningkatan kualitas PONED dan PONEK dituntut semakin tinggi seiring dengan besar-nya masalah kematian perinatal yang dihadapi. Faktor penyulit persalinan, penyakit yang diderita bayi, maupun perawatan bayi di rumah, kondisi ibu saat hamil. Ini terbukti menurut data yang diperoleh bahwa faktor penyebab kematian sangat beragam seperti melahirkan sungsang, kelainan sejak dalam kandungan, kondisi ibu saat hamil yang menyebabkan bayi prematur, BBLR, dan asfiksia. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun. Dengan jarak kelahiran yang kurang dari 2 tahun, kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat dan ada kemungkinan ibu masih menyusui. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan oleh semua ibu hamil dan keluarganya. Sebagian besar tingkat pendidikan ibu tamat SMA. Adapun fenomena yang ditemukan di lapangan berkaitan dengan tingkat pendidikan yaitu anak yang dilahirkan merupakan anak pertama yang dimiliki oleh ibu dengan usia<20 tahun dan usia ideal (21-34 tahun). Meskipun pendidikan cukup tinggi, jika dilihat menurut usia, kemungkinan pengetahuan ibu mengenai kehamilan masih sangat rendah dan tidak cukup waktu untuk mencari pelayanan semaksimal mungkin. Sehingga ibu kurang memperhatikan kondisinya saat hamil. Kebiasaan ibu yang menganggap bahwa kehamilan merupakan hal biasa memiliki riwayat pendidikan yang rendah serta ekonomi yang rendah. Sehingga faktor tersebut secara tidak langsung diduga dapat mempengaruhi kehamilan, proses persalinan dan pasca persalinan. Menyusui sebaiknya dilakukan setelah bayi lahir (dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir) karena daya hisap pada saat itu paling kuat untuk merangsang pengeluaran ASI selanjutnya (Kamila, 2005). Pada kasus kematian bayi hampir semua bayi tidak mendapatkan ASI. Hal tersebut diakibatkan karena ASI yang belum keluar sama sekali saat bayi sudah lahir, ASI yang diproduksi sangat lancar namun bayi tidak sempat diberi ASI, serta bayi mendapatkan campuran susu formula dari pihak rumah sakit.Penyebab ASI yang tidak bisa keluar diduga karena bayi lahir prematur sehingga kondisi fisik maupun psikologisnya dapat mempengaruhi pengeluaran ASI, ibu sedang menderita sakit, ibu yang mengalami depresi, cemas sedang ada masalah, mulut bayi yang kecil serta kurang mendapat dukungan dari suami atau keluarganya dalam menyusui bayinya. Sehingga ASI yang diproduksinya kurang lancar atau bahkan tidak bisa keluar sama sekali. Pola pengasuhan bayi yang meliputi pemberian ASI dan MP-ASI pada bayi, pada hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI dengan tingkat pendidikan rendah ataupun tinggi hasilnya tidak jauh berbeda. Pada tingkat pendidikan ibu, baik rendah ataupun tinggi, tidak menjamin bahwa pengetahuan ibu tentang pola pengasuhan bayi sudah cukup baik. Disisi lain informasi yang diberikan petugas kesehatan seputar kehamilan, terutama mengenai ASI tidak jelas dan kurang lengkap. Jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lain kematian pada kelompok umur 0-4 tahun cukup tinggi, hal ini dikarenakan dua faktor utama yaitu faktor ibu dan faktor bayi itu sendiri.
2. Angka kematian pada kelompok umur 5-9 tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 3,80 kematian dan perempuan 3,80 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 5-9 tahun. Tingkat kematian laki-laki dan perempuan pada kelompok umur ini sama.Jika dilihat dari kelompok umur sebelumnya pada kelompok umur 5- 9 tahun angka kematian mengalami penurunan yang cukup tinggi.Dapat dikatakan angka harapan hidup mengalami kenaikan. Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas seperti pendidikan, kesehatan dsb, perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita) agar angka harapan hidup bayi terus meningkat.
3. Angka kematian pada kelompok umur 10-14tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 2,20 kematian dan penduduk perempuan 2,30 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 10-14 tahun. Tingkat kematian anatara penduduk laki-laki dan perempuan hampir sama. Jika dilihat dari kelompok umur sebelumnya angka kematian pada kelompok umur 10-14 tahun mengalami penurunan yang juga berarti angka harapan hidup terus mengalami peningkatan.Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas seperti pendidikan, kesehatan dsb.
4. Angka kematian pada kelompok umur 15-19tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 3,30 kematian dan penduduk perempuan 3,29 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 15-19 tahun. Tingkat kematian anatara penduduk laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.Memang sedikit mengalami kenaikan dari kelompok umur 10-14 tahun tetapi angka kematian pada kelompok umur ini masih dapat dikatakan rendah yang juga berarti angka harapan hidup terus mengalami peningkatan.Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas seperti pendidikan, kesehatan, serta penyediaan lapangan kerja.
5. Angka kematian pada kelompok umur 20-24tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 5,00 kematian sedangkan penduduk perempuan 4,20 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 20-24 tahun.Tingkat kematian anatara penduduk laki-laki dan perempuan sedikit mengalami perbedaan yaitu tingkat kematian penduduk laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.Pada usia produktif ini angka kematian mengalami sedikit peningkatan dari kelompok umursebelumnya dan masih dapat dikatakan angka harapan hidup masih cukup tinggi. Peranan pemerintah yang dibuuhkan pada usia produktif ini yaitu penyediaan lapangan keja, penyediaan fasilitas kesehatan, lahan untuk permukiman serta fasilitas rekreasi/wisata.
6. Angka kematian pada kelompok umur 25-29tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 5,00 kematian dan penduduk perempuan 4,60 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 25-29 tahun.Tingkat kematian anatara penduduk laki-laki dan perempuan sedikit mengalami perbedaan yaitu tingkat kematian penduduk laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. Pada usia produktif ini angka kematian hampir sama dengan kelompok umur sebelumnya dan masih dapat dikatakan angka harapan hidup masih cukup tinggi. Peranan pemerintah yang dibuuhkan pada usia produktif ini yaitu penyediaan lapangan keja, penyediaan fasilitas kesehatan, lahan untuk permukiman serta fasilitas rekreasi/wisata.
7. Angka kematian pada kelompok umur 30-34tahun :
Penduduk laki-laki 5 kematian dan penduduk perempuan 5 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 30-34 tahun. Pada usia produktif ini angka kematian hampir sama dengan kelompok umur sebelumnya dan masih dapat dikatakan angka harapan hidup masih cukup tinggi.Kematian yang terjadi pada kelompok umur 30-50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba biasanya akibat jantung, stroke, dan pecahnya pembuluh darah otak. Selain itu juga beberapa penyakit pada kelimpik usia dewasa diabetes, asma, penyakit saluran pernapasna kronis, kecelakaan lalu lintas, kanker paru-paru dsb. Peranan pemerintah yang dibuuhkan pada usia produktif ini yaitu penyediaan lapangan keja, penyediaan fasilitas kesehatan, lahan untuk permukiman serta fasilitas rekreasi/wisata.
8. Angka kematian pada kelompok umur 35-39tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 6,20 kematian sedangkan penduduk perempuan 5,40 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 35-39 tahun. Tingkat kematian anatara penduduk laki-laki dan perempuan sedikit mengalami perbedaan yaitu tingkat kematian penduduk laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.Pada usia produktif ini angka kematian mengalami sedikit peningkatan dari kelompok umur sebelumnya dan masih dapat dikatakan angka harapan hidup masih cukup tinggi.Kematian yang terjadi pada kelompok umur 30-50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba biasanya akibat jantung, stroke, dan pecahnya pembuluh darah otak. Selain itu juga beberapa penyakit pada kelimpik usia dewasa diabetes, asma, penyakit saluran pernapasna kronis, kecelakaan lalu lintas, kanker paru-paru dsb. Peranan pemerintah yang dibuuhkan pada usia produktif ini yaitu penyediaan lapangan keja, penyediaan fasilitas kesehatan, lahan untuk permukiman serta fasilitas rekreasi/wisata.
9. Angka kematian pada kelompok umur 40-44tahun :
Tingkat kemaatian penduduk laki-laki 7,90kematian sedangkan penduduk perempuan 6,10 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 40-44 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan tingkat kematian penduduk perempuan.Pada usia produktif ini angka kematian mengalami sedikit peningkatan dari kelompok umur sebelumnya dan masih dapat dikatakan angka harapan hidup masih cukup tinggi.Kematian yang terjadi pada kelompok umur 30-50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba biasanya akibat jantung, stroke, dan pecahnya pembuluh darah otak. Selain itu juga beberapa penyakit pada kelimpik usia dewasa diabetes, asma, penyakit saluran pernapasna kronis, kecelakaan lalu lintas, kanker paru-paru dsb. Peranan pemerintah yang dibutuhkan pada usia produktif ini yaitu penyediaan lapangan keja, penyediaan fasilitas kesehatan, lahan untuk permukiman serta fasilitas rekreasi/wisata.
10. Angka kematian pada kelompok umur 45-49tahun :
Tigkat kematian penduduk laki-laki 10,10 kematian sedangkan penduduk perempuan 7,10 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 45-49 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan tingkat kematian penduduk perempuan.Kematian yang terjadi pada kelompok umur 30-50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba biasanya akibat jantung, stroke, dan pecahnya pembuluh darah otak. Selain itu juga beberapa penyakit pada kelimpik usia dewasa diabetes, asma, penyakit saluran pernapasna kronis, kecelakaan lalu lintas, kanker paru-paru dsb.Pada kelompok umur 45-49 tahun ini mengalami sedikit peningkatan angka kematian. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007),penyebab kematian nomor 6 dari semua kelompok umur adalah diabetes melitus. Angka kematian penderita diabetes melitus pada kelompok umur 45-54 tahun di daerah perkotaan mencapai 14,7% dan di pedesaan sekitar 5,8%. Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang mengalami kenaikan jumlah penderita terus-menerus dari tahun ke tahun selain itu penyakit yang juga paling banyak diderita seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), diare, demam berdarah, malaria, difteri, penyakit kulit, hipertensi, penyakit lambung dan jantung (kardiovaskuler).
11. Angka kematian pada kelompok umur 50-54tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 13,80 kematian sedangkan penduduk perempuan 9,70 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 50-54 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan tingkat kematian penduduk perempuanPada kelompok umur 50-54 tahun inihampir sama dengan kelompok umur sebelumnya yang mengalami sedikit peningkatan angka kematian.Kematian yang terjadi pada kelompok umur 30-50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba biasanya akibat jantung, stroke, dan pecahnya pembuluh darah otak. Selain itu juga beberapa penyakit pada kelimpik usia dewasa diabetes, asma, penyakit saluran pernapasna kronis, kecelakaan lalu lintas, kanker paru-paru dsb. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), penyebab kematian nomor 6 dari semua kelompok umur adalah diabetes melitus. Angka kematian penderita diabetes melitus pada kelompok umur 45-54 tahun di daerah perkotaan mencapai 14,7% dan di pedesaan sekitar 5,8%. Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang mengalami kenaikan jumlah penderita terus-menerus dari tahun ke tahun selain itu penyakit yang juga paling banyak diderita seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), diare, demam berdarah, malaria, difteri, penyakit kulit, hipertensi, penyakit lambung dan jantung (kardiovaskuler).
12. Angka kematian pada kelompok umur 55-59tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 19,20 kematian sedangkan penduduk perempuan 13.61 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 55-59 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkantingkat kematian penduduk perempuan Pada kelompok umur 55-59 tahun ini hampir sama dengan kelompok umur sebelumnya yang mengalami sedikit peningkatan angka kematian. Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.
13. Angka kematian pada kelompok umur 60-64tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 28,28 kematian sedangkan penduduk perempuan 21,80 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 60-64 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan tingkat kematian penduduk perempuan.Pada kelompok umur 60-64 tahun ini mengalami peningkatan angka kematian dibanding kelompok umur sebelumnya.Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.
14. Angka kematian pada kelompok umur 65-69tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 41,30 kematian sedangkan penduduk perempuan 34,40 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 65-69 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkantingkat kematian penduduk perempuan. Pada kelompok umur 65-69 tahun ini mengalami peningkatan angka kematian dibanding kelompok umur sebelumnya.Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.
15. Angka kematian pada kelompok umur 70-74tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 63,00 kematian sedangkan penduduk perempuan 55,70 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 70-74 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkantingkat kematian penduduk perempuan Pada kelompok umur 70-74 tahun ini mengalami peningkatan angka kematian dibanding kelompok umur sebelumnya. Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.
16. Angka kematian pada kelompok umur 75-79tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 93,50 kematian sedangkan penduduk perempuan 85,40 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 75-79 tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki lebih besar dibandingkantingkat kematian penduduk perempuan. Pada kelompok umur 75-79 tahun ini mengalami peningkatan angka kematian dibanding kelompok umur sebelumnya.Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.
17. Angka kematian pada kelompok umur 80+tahun :
Tingkat kematian penduduk laki-laki 200,01 kematian sedangkan penduduk perempuan 199,99 kematian per 1000 penduduk pada kelompok umur 80+ tahun. Tingkat kematian penduduk laki-laki hampir sama dengantingkat kematian penduduk perempuan. Pada kelompok umur 80+ tahun ini mengalamipeningkatan angka kematian dibanding kelompok umur sebelumnya.Penyakit penyebab utama kematian terbesar adalah penyakit sirkulasi(jantung/pembuluh darah otak), selanjutnya penyakit infeksi dan pernapasan. Angka kematian untuk penyakit infeksi dan pernapasan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan Pada tahun 2000 terjadi perubahan penyebab kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi (jantung dan pembuluh darah otak). Situasi penyakit penyebab kematian di Indonesia berada dalam proses transisi epidemiologik seiring dengan proses transisi demografi. Pemerintah dihadapkan pada beban ganda dalam menangani penyebab kematian yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pencegahan dan penanganannya berbeda antara penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi.