Anda di halaman 1dari 7

Nama: Agnes Tresya Nababan

Prodi: Gizi III

Nim: 1771001

Aging Global Issue Indonesia

Batasan Lansia

WHO :

· USIA PERTENGAHAN ( MIDDLE AGE ): 45-59 TAHUN

· USIA LANJUT ( ELDERLY ) : 60-74 TAHUN

· TUA ( OLD ): 75 – 90 TAHUN

· SANGAT TUA ( VERY OLD ): > 90 TAHUN

Indonesia mulai memasuki era populasi yang menua. Pada 2010, jumlah lansia atau penduduk di
atas 60 tahun Indonesia 18 juta. Pada 2045 nanti, jumlahnya akan meningkat menjadi 56,99 juta.
Penuaan populasi ini akibat jumlah kelahiran yang semakin sedikit, sementara angka harapan
hidup semakin tinggi.

Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Keluarga sampai dengan tahun 2018, sudah terdapat
sekitar 48,4% Puskesmas (4.835 Puskesmas dari 9.993 Puskesmas) yang telah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang Santun Lansia dan sudah mempunyai 100.470
Posyandu Lansia. Selain itu, sudah terdapat 88 Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
geriatridengantimterpadu

Orang-orang tua di negara-negara dengan skor respek tinggi terhadap lansia mengakui,
mereka punya kesejahteraan mental dan fisik yang lebih baik dibandingkan kelompok umur lain
di negara mereka. Di negara-negara itu pula, berdasarkan survei Orb, diakui bahwa tingkat
kemiskinan orang-orang di kelompok umur di atas 50 tahun lebih rendah daripada kelompok
yang lebih muda.

Survei mandiri Orb yang menjadi dasar analisis di atas dilakukan dengan 150.428 responden
di 102 negara, termasuk Indonesia pada 2018. Selain itu, Orb juga menggunakan data survei
yang sudah tersedia, yakni World Values Survey (2014) dan European Social Survey (2016).
Survei-survei di atas meminta responden menilai sikap masyarakat mereka terhadap lansia.
Pertanyaannya: Seberapa besar respek yang diberikan kepada lansia di negaramu? Responden
diminta memberi nilai angka dalam skala 1 (respek yang sangat rendah) ke 5 (sangat tinggi).
Survei-survei itu juga mengumpulkan data dasar demografi dan sosial responden, seperti umur.

Ada tiga hubungan yang signifikan berdasarkan analisis

1. semakin tinggi level respek berdasarkan hasil survei itu, semakin kecil kemungkinan
lansia di negara itu berada di garis kemiskinan saat diandingkan dengan orang-orang
yang lebih muda di negara itu.

2. semakin tinggi level respek, kian tinggi pula tingkat kesejahteraan mental di kalangan
lansia negara itu. Tingkat kesejahteraan mental yang ada di sini didapatkan dari hasil
pengakuan mereka dalam survei.

3. semakin tinggi level respek terhadap lansia, semakin tinggi juga tingkat kesehatan fisik di
antara lansia itu. Sama seperti di atas, data ini pengakuan mereka dalam survei dan hanya
terbatas di Eropa Barat dan beberapa negara lainnya.

Menurut Levy, ahli epidemologi tadi, orang-orang yang punya pandangan negatif terhadap usia
tuanya punya level stres yang lebih tinggi. Nah, stres berhubungan dengan banyak masalah
kesehatan. Menurut Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali,
stres sering menjadi penyebab penyakit tidak menular seperti stroke dan jantung. Celakanya,
penyakit-penyakit itu sering menyerang lansia. Lebih celaka lagi, pengobatan dan perawatan
penyakit ini memakan biaya sangat mahal.

Pemerintah tidak lagi menganggap usia tua sebagai penyakit yang diderita. Kini, lansia juga
dianggap sebagai kelompok yang produktif dan pemerintah punya alasan kuat atas perubahaan
persepsi itu.
Dalam skala 1 sampai 5, skor rata-rata global adalah 3,75. Sementara, di masing-masing negara,
skor rata-rata mereka berkisar antara 2,75 sampai 4,8

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial,
ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ
tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit.Peningkatan
jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus
sebagai tantangan dalam pembangunan.

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial,
ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ
tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit.

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan
pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Selama lebih dari tiga dekade,
Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam ekonominya dan perkembangan
manusia.
Ini telah menghasilkan kondisi kesehatan yang lebih baik untuk Orang Indonesia dan harapan
hidup lebih lama. Harapan hidup negara itu telah meningkat secara dramatis selama 3 dekade
terakhir,dari 45 pada 1970 hingga 66 pada 2004 (UNDP, 2003). Akibatnya, jumlah orang
Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas telah meningkat dari 4,48% dari populasi pada tahun
1971 menjadi 7,97% dari populasi pada tahun 2000.

Selama tiga dekade terakhir, Indonesia juga telah berhasil menerapkan keluarga Program
Keluarga Berencana , yang telah mengurangi jumlah anak lahir dalam keluarga khas Indonesia.
Sementara, pada awal 1950-an, rata-rata Keluarga Indonesia terdiri dari enam anak dan orang tua
mereka, pada 1990-an tipikal Keluarga Indonesia terdiri dari sekitar 2,5 anak dan orang tua
mereka (United Bangsa, 1999). Sementara keluarga berencana telah dikreditkan dengan
membantu mengurangi kemiskinan di antara keluarga Indonesia (dengan mengurangi biaya
untuk orang tua membesarkan anak mereka anak-anak), itu juga menciptakan konsekuensi buruk
bagi mereka ketika orang tua mereka miliki tumbuh lebih tua.

Meningkatnya jumlah lansia dalam populasi negara juga akan menghasilkan peningkatan
permintaan untuk perawatan medis dan layanan untuk sektor populasi ini. Itu pengalaman
negara-negara lain dengan populasi yang sudah berumur menunjukkan bahwa sementara orang
hidup lebih lama, karena pengeluaran kesehatan cenderung meningkat pada saat yang sama
seiring bertambahnya usia, mereka akan membelanjakan lebih banyak untuk berbagai layanan
yang berhubungan dengan kesehatan seperti obat-obatan, rawat inap dan perawatan di rumah.
Akibatnya, pengeluaran kesehatan sebagai a persentase Produk Nasional Bruto (GNP) dapat
diperkirakan akan meningkat sebagai baik. Di negara maju (seperti Eropa Barat dan Amerika
Utara) dimana fenomena penuaan saat ini paling lazim, pengeluaran kesehatan dicatat 9,2% dari
GNP pada tahun 1990, dibandingkan dengan 4,7% di negara berkembang dan 8,1% untuk GNP
seluruh dunia.

Persentase penduduk lansia menurut status perkawinan. Sebagian besar lansia berstatus
kawin (57,81%), dan cerai mati (39,06%).Menurut jenis kelamin, pola status perkawinan
penduduk lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan. Lansia perempuan lebih banyak
yang berstatus cerai mati (59,15%), sedangkan lansia laki-laki lebih banyak yang berstatus kawin
(82,71%). Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga persentase lansia perempuan yang berstatus cerai
mati lebih banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki.
Bila ditinjau menurut tipe daerah, persentase lansia yang bekerja di daerah perkotaan
(51,46%) lebih tinggi dibandingkan lansia perdesaan (38,99%). Kondisi ini kemungkinan
disebabkan oleh jenis pekerjaan di perdesaan bersifat informal yang tidak memiliki persyaratan
yang umumnya tidak dapat dipenuhi oleh penduduk lansia, seperti faktor umur dan pendidikan
dan untuk Untuk penduduk lansia yang bekerja menurut jenis kelamin, persentase penduduk
lansia laki-laki yang bekerja (61,47%) lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan (31,39%).

Anda mungkin juga menyukai