PENGELOLAAN AIR
Disusun Oleh :
Nama : Khoerunnisa Amaliah S.
NIM : H0217038
1. Pelaksanaan Praktikum
a. Tempat
Praktikum acara 1, yaitu Efisiensi Saluran Irigasi dilaksanakan di
Saluran irigasi dekat Yonif Bremoro, Mojolaban, Sukoharjo dan di
saluran irigasi Waduk Cengklik, Boyolali. Lokasi praktikum berupa
saluran irigasi yang terbagi menjadi 3, yaitu irigasi primer, sekunder,
dan tersier. Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018
dan Minggu, 2 Desember 2018.
b. Alat dan Bahan
1) Current meter
2) Sepatu boot
3) Tali
4) Meteran
5) Stopwatch
6) Pelampung
7) Saluran irigasi sekunder dan tersier
2. Metode Praktikum
a. Memilih 2 saluran terbuka, masing maaing pada saluran sekunder dan
tersier.
b. Pengukuran kecepatan aliran pada saluran sekunder menggunakan
current meter di titik awal (Qin) dan debit di titik berikutnya yang
diasumsikan sebagai titik akhir (Qout) saluran. Mengukur dan mencatat
jaraknya.
c. Mengukur kecepatan aliran pada 3 titik (tengah dan 2 pada pinggir
saluran), lakukan sebanyak 3 kali ulangan, menghitung rata-ratanya.
d. Pengukuran kecepatan aliran pada saluran tersier menggunakan metode
pelampung.
e. Mencacat ketinggian penampang melintangnya (drata-rata) dan lebar
saluran (w). Luas penampang basah saluran (A) dihitung dengan rumus:
A (m2 ) = drata-rata X W
Dimana drata-rata (m) = (d1 + d2 + d3) / 3
1. Pelaksanaan Praktikum
a. Tempat
Praktikum acara 2, yaitu Kualitas Air Irigasi dilaksanakan di
Saluran irigasi dekat Yonif Bremoro, Mojolaban, Sukoharjo dan di
saluran irigasi Waduk Cengklik, Boyolali. Lokasi praktikum berupa
saluran irigasi primer, sekunder dan tersier. Lokasi praktikum
laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Praktikum dilaksanakan pada hari
Sabtu, 1 Desember 2018 dan Minggu, 2 Desember 2018 untuk
pengambilan sampel, dan praktikum laboratorium dilaksanakan pada
hari Senin, 3 Desember 2018.
b. Alat
1) Water sampler
2) pH meter
3) Termometer
4) Ember kapasitas 10 L
5) Botol 1,5L (3 buah)
6) Pengaduk
7) Oven
8) Cawan aluminium
9) Timbangan analitik
c. Bahan
1) Sampel air irigasi primer
2. Metode Praktikum
a. Mengambil sampel air pada saluran irigasi primer. Pada saluran primer
sampel air diambil di tiga titik, yaitu pada bagian tengah dan 2 pada
bagian tepi saluran, masing-masing tepi kanan dan kiri.
b. Mengambil contoh air di masing-masing titik dengan menggunakan
water sampler. Mencatat ketinggian air di saluran dan turunkan water
sampler sampai ½ ketinggian air.
c. Saat pengambilan sampel air dilakukan pengukuran suhu. Cara
membaca suhu yaitu :
1) Catat suhu udara sebelum mengukur suhu di dalam air
2) Maukkan termometer ke dalam air selama 1-2 menit
3) Baca suhu saat termometer masih di dalam air, atau secepatnya
setelah dikeluarkan dari dalam air.
d. Mengkomposit air yang diambil dari ketiga titik ke dalam ember dan
setelah diaduk kemudian dimasukkan ke dalam botol kapasitas 1,5 L.
e. Membawa ke laboratorium untuk dianalisis kandungan sedimennya.
f. Mengaduk air selama ± 30 menit.
g. Menimbang berat cawan aluminium sebelum digunakan (a).
h. Air yang telah homogen kemudian diambil ± 100 ml dimasukkan ke
dalam cawan aluminium kemudian dioven pada suhu 105oC sampai
mengering (sekitar 24 jam).
i. Menimbang berat keseluruhan setelah dioven (b).
j. Menghitung berat sedimen (b-a) (gram).
k. Menghitung konsentrasi dengan persamaan :
Konsentrasi sedimen (gram/L) = Konsentrasi sedimen (gram/liter) = berat
sedimen (gram)/ Volume air (l)
C. Acara 3 Efisiensi Pemberian Air Irigasi
Macam Daya
Su (a) (b) (b-a) Konsentrasi
No Saluran pH Hantar Warna
hu gram gram gram (g/l)
Irigasi Listrik
Cokelat
1 Mojolaban 6 0,194 29 37,590 37,615 0,025 1
muda
Waduk Cokelat
2 6 0,302 29 37,152 37,170 0,018 0,72
Cengklik tua
Sumber: Analisis Data
sedimen
Konsentrasi 1 =
V
0,025
=
0,025
= 1 g/l
sedimen
Konsentrasi 2 =
V
0,018
= 0,025
= 0,72 g/l
Pembahasan
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi
atau komponen lain di dalam air. Menurut Rohmawati et al. (2016), kualitas
air secara umum ditunjukkan oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air
akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air
untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air
minum. Kualitas air irigasi penting diketahui sebagai upaya pengelolaan
dan penggunaan air irigasi oleh masyarakat untuk pengairan lahan sawah.
Yusuf (2014) menyatakan bahwa terdapat 28 parameter kualitas air yaitu
adalah: Fisika (Temperatur, Residu Terlarut, Residu Tersuspensi); Kimia
Anorganik (pH, BOD, COD, DO, Total fosfat, Nitrat, Arsen, Kobalt, Boron,
Selenium, Kadmium, Khrom 6+, Tembaga, Timbal, Air Raksa, Seng, Sianida,
Fluorida, Nitrit-N, Khlorin Bebas, Belerang sbg H2S), Mikrobiologi (Fecal
coliform, Total Coliform). Umumnya, untuk daerah irigasi yang telah Commented [WU1]: Sesuai pengamatanmu ae
dikelola secara baik akan mempunyai kualitas air yang baik atau baik sekali.
Kualitas air irigasi dapat tercermin dari parameter fisiko-kimia dan dari
organisme perairan yang berperan sebagai bioindikator. Salah satu organisme
perairan yang efektif digunakan sebagai bioindikator adalah
makroinvertebrata bentos. Adanya perbedaan dalam pengelolaan pertanian
serta mata air yang berbeda diduga dapat berpengaruh terhadap kualitas air
irigasi. Berdasarkan data penelitian Furaidah dan Retnaningdyah (2013),
dapat disimpulkan bahwa kualitas air irigasi yang melewati sistem pertanian
organik lebih baik daripada sistem pertanian anorganik.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kualitas air irigasi di tiap lokasi, diketahui bahwa kualitas air Waduk
Cengklik lebih baik dilihat dari segi daya hantar listrik serta konsentrasi
sedimen. pH kedua saluran sama, yaitu 6 dan hampir mendekati netral. Daya
hantar listrik Waduk Cengklik lebih tinggi daripada Mojolaban, tingginya
daya hantar listrik menandakan banyaknya jenis bahan organik dan mineral
yang masuk sebagai limbah ke perairan.
Warna air Mojolaban cokelat muda sedangkan Waduk Cengklik warna
cokelatnya lebih tua, adanya kandungan bahan-bahan anorganik seperti
oksida oksida pada mangan menyebabkan air menjadi berwarna
o
kecoklatan/kehitaman. Suhu kedua saluran sama, yaitu 29 C dan termasuk
suhu yang optimum jika digunakan untuk keperluan irigasi tanaman padi.
Konsentrasi sedimentasi Mojolaban lebih tinggi dibandingkan Waduk
Cengklik, kandungan sedimentasi dalam air irigasi akan mempengaruhi
tekstur, permeabilitas dan kesuburan tanah, mempengaruhi daya tampung
saluran sehingga meningkatkan biaya untuk pemeliharaan saluran.
C. Acara 3 Efisiensi Pemberian Air Irigasi
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengelolaan air adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi irigasi didasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang diambil
akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Berdasarkan analisis
data yang dilakukan, diketahui bahwa efisiensi kedua saluran, baik itu
saluran irigasi di Mojolaban maupun saluran irigasi di Cengklik
keduanya mendapatkan hasil minus yang menandakan bahwa output
saluran tersebut lebih tinggi dibandingkan inputnya.
b. Kualitas air irigasi dapat tercermin dari parameter fisiko-kimia dan dari
organisme perairan yang berperan sebagai bioindikator. Berdasarkan
analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa kualitas air Waduk
Cengklik lebih baik dilihat dari segi daya hantar listrik serta konsentrasi
sedimen dibandingkan saluran irigasi di Mojolaban.
c. Efisiensi Pemberian Air Irigasi perlu dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan air tanaman, Berdasarkan data rekapan diketahui bahwa
intensitas penyiraman air paling terbaik untuk tanaman cabai terdapat
pada perlakuan penyiraman 120 % dan tanaman cabai tumbuh optimal
pada perlakuan tersebut.
B. Saran
Saran yang dapat diambil berdasarkan praktikum pengelolaan air adalah
sebelum dilakukan praktikum ada baiknya dilakukan fiksasi tempat agar
praktikan tidak bingung, serta dalam menjalankan praktikum praktikan harus
serius dan memperhatikan dengan baik untuk meminimalisir adanya
kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA