Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR MINUM

ACARA I : PENGAMBILAN SAMPEL AIR


SECARA MIKROBIOLOGI, FISIKA, DAN KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Esti Cahyani


NIM : I1A016077
Kelompok :4

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2019

A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu,
sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik
oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus
ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).
Air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan hidup
sehari – hari. Kebutuhan air untuk keperluan individu berbeda – beda
untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kebutuhan. Semakin tinggi taraf
kehidupan di suatu tempat, maka semakin meningkat pula
sejumlahkebutuhan akan air. Pemakaian air sangat luas, sehingga harus
diupayakan sedemikian rupa agar tetap tersedia dan memenuhi persyaratan
– persyaratan tertentu baik fisik, biologi maupun kimia (Alwi, 2012).
Kebutuhan manusia yang terus meningkat pada pasokan air, juga
memiliki risiko dalam penyebaran penyakit dimana pathogen penyebab
penyakit berada dalam air yang telah tercemar dan dapat menyebabkan
penyakit infeksi bila terminum oleh manusia atau hewan. Diantara
penyakit – penyakit yang disebarkan dengan mekanisme ini adalah kolera,
tifoid, hepatitis A,disentri, poliomyelitis, dan diare (Slamet, 2007).
Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas
air di seluruh dunia. Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan
kegiatan manusia yang beragam. Pencemaran yang mengakibatkan
penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources),
seperti: limbah industri, limbah usaha peternakan, perhotelan, rumah sakit
dan limbah tersebar. Sedangkan non point sources, seperti: limbah
pertanian, perkebunan dan domestik. Dalam perusahaan/industri yang
besar masalah penanggulangan air limbah dapat diatasi karna memiliki
modal yang lebih, namun akan berbeda dengan industri yang skalanya
masih kecil atau menengah mereka belum mampu untuk mengatasi
masalah air limbah (Asmadi dan Suharno, 2012).
Berdasarkan latar belakang tersebut, praktikan tertarik melakukan
pengambilan sampel secara mikrobiologi maupun fisika dan kimia.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengambilan sampel air secara mikrobiologi.
2. Mengetahui cara pengambilan sampel air secara fisika dan kimia.
C. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Air
Air merupakan bagian dari ekosistem secara keseluruhan.
Keberadaan air di suatau tempat yang berbeda membuat air bisa
berlebih dan bisa berkurang sehingga dapat menimbulkan berbagai
persoalan. Untuk itu, air harus dikelola dengan bijak dengan
pendekatan terpadu secara menyeluruh. Terpadu berarti keterikatan
dengan berbagai aspek. Untuk sumber daya air yang terpadu
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak (Kodoatie, 2010).
Air bersih merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit
bagi manusia. Oleh karena itu, air tersebut hendaknya diusahakan
memenuhi persyaratan – persyaratan kesehatan, sekurang – kurangnya
diusahakan mendekati persyaratan air yang telah ditentukan
(Kusnoputranto, 2000).
2. Definisi Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dengan jumlah dan
karakteristik tertentu. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu
objek maka pengukuran sampel dijadikan sebagai suatu langkah untuk
menentukan besaran sampel. Pengukuran tersebut dapat dilakukan
dengan cara estimasi atau statistik penelitian. Pengambilan sampel
harus dilakukan dengan cara tertentu yang baik dan benar sehingga
dapat memberikan gambaran keadaan populasi yang sebenarnya
(Sugiyono, 2016).
Pada pengambilan sampel air perlu dilakukan penentuan titik
sampling sehingga endapan maupun benda terapung tidak ikut
terambil. Terdapat beberapa ketentuan saat melakukan pengambilan
sampel air yaitu dari titik pengambilan sampel air permukaan dan air
tanah (Effendi, 2003).
3. Teknik Pengambilan Sampel Air
Teknik pengambilan sampel air (Alfiah, 2009) terdiri dari tiga macam,
yaitu:
1) Sampel Sesaat (Grab Sample)
Sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang
sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteristik air
pada saat pengambilan sampel. Sampel yang diambil pada suatu
waktu dan tempat tertentu. Contoh : sampel yang diambil dari
sumber air permukaan, sumber air persediaan.
2) Sampel komposit (Compsite Sample)
Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan.
Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual
ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang
dapat mengambil air pada waktu –waktu tertentu. Sekaligus dapat
mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya
dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik
kualitas air secara terus-menerus.
3) Sampel gambungan tempat (Integrated Sample)
Metode pengambilan sampel inilah yang paling sering
digunakan dalam penelitian, baik penelitian kimia maupun
penelitian biologis / mikroorganisme. Sampel gabungan yang
diambil secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang
sama. Selain itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam
pengambilan sampel penelitian yaitu: Automatic Sampling
(Pengambilan Contoh Otomatis).

Sampel gabungan waktu digunakan untuk menentukan


komponen – komponen yang dapat ditunjukkan tetap tidak berubah.
Jumlah / volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan
dilapangan dan dilaboratorium tergantung pada jenis pemeriksaan
yang diperlukan, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan fisika air diperlukan 2 liter.
b. Untuk pemeriksaan kimia air diperlukan 5 liter.
c. Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan 100 ml
(Alfiah, 2009)
4. Syarat Pengambilan Sampel Air
Berdasarkan SNI 06-2414-1991 tentang metode pengambilan
sampel kualitas air, terdapat beberapa persyaratan dan tata cara dalam
melakukan pengambilan sampel air yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan kualitas air. Pemeriksaan tersebut mencakup sifat fisik,
kimia, mikrobiologi, dan sebagainya. Berikut ini merupakan beberapa
syarat dari alat yang digunakan dalam pengambilan sampel.
1. Alat terbuat dari bahan yang tidak dapat mempengaruhi sifat
sampel misalnya tidak menggunakan alat berbahan logam saat
melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan logam.
2. Mudah untuk dilakukan pencucian.
3. Sampel mudah untuk dipindahkan tanpa adanya kontaminasi dari
zat lain.
4. Alat yang digunakan memiliki kapasitas yang dapat disesuaikan
dengan tujuan pemeriksaan.
5. Aman dan mudah untuk dibawa.
D. Metode
a. Alat
a) Pengambilan sampel air secara mikrobiologi memerlukan alat yaitu :
1. Botol sampel
2. Lampu bunsen
3. Korek
4. Kapas
5. Alkohol
6. Alat tulis
b) Pengambilan sampel air secara fisika dan kimia memerlukan alat
yaitu :
1. Botol winkler
2. Alat tulis
b. Bahan
a) Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel air secara
mikrobiologi yaitu air keran gedung kesehatan masyarakat.
b) Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel air secara fisika
dan kimia yaitu air sungai asrama puteri Unsoed.
c. Cara Kerja
a) Cara kerja pengambilan sampel air secara mikrobiologis yaitu :

Keran dibuka penuh 2-3 menit l alu ditutup kembali

Keran dipanaskan atau diaseptiskan dengan alkohol/spirtus

Keran dibuka 1-2 menit. Buka penutup botol lalu botol diisi ±2/3
volume botol
Botol yang telah berisi air, dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus lalu diikat pada lehernya

Beri label :
1) Jenis air (air pipa)
2) Lokasi dan waktu pengambilan
3) Nama pengambilan sampel

b) Cara kerja pengambilan sampel air secara fisika dan kimia yaitu :
Botol sampel yang digunakan dibilas dengan contoh air 3x

Botol sampel dimasukkan pada air. Botol sampel mengarah pada


arus air yang berlawanan.

Posisi mulut sampel menungging kebawah. Botol diisi sampai


penuh. Hindari aerasi

Botol ditutup kembali didalam air

Beri label lalu bawa ke lab

E. Hasil
1. Pengambilan sampel air secara mikrobiologis
Pengambilan sampel air sudah dilakukan sesuai dengan
prosedur kerja yang telah ditetapkan. Kelebihan dari penggunaan
teknik ini yaitu dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi dari
mikrobiologi. Jenis air yang digunakan adalah air pipa. Lokasi dan
waktu pengambilan air yaitu toilet gedung kesehatan masyarakat pada
pukul 10.45.
2. Pengambilan sampel air secara fisika dan kimia
Saat melakukan pengambilan sampel air sungai harus berulang
kali karena harus mencapai volume yang penuh. Percobaan terakhir
berhasil dilakukan dengan lebih memiringkan botol sampel pada
kedalaman ± 1 meter. Pengambilan sampel sudah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan dan menutup botol saat masih
didalam air. Metode pengambilan yang telah dilakukan dapat
meminimalisir terjadinya aerasi, namun sulit mendapatkan volume
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jenis air yang digunakan
adalah air sungai. Lokasi dan waku pengambilan yaitu sungai asrama
puteri Unsoed pada pukul 10.37.
F. Pembahasan
Pemantauan dan pengawasan pengelolaan air yang digunakan oleh
masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan baik itu dari segi
fisika, kimia, maupun mikrobiologis. Kondisi air akan lebih mudah
diketahui jika dilakukan pemeriksaan secara rutin sehingga tindakan
koreksi akan lebih mudah dilakukan apabila terdapat hal-hal yang dapat
mengganggu kesehatan.
Jika dibandingkan dengan penelitian Pohan (2016) dalam Analisis
Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek
Lingkungan menggunakan Penentuan titik pengambilan sampel air
menggunakan sample survey method. Sample survey method yaitu metode
pengambilan sampel dilakukan dengan membagi daerah penelitian
menjadi segmen atau titik yang diharapkan dapat mewakili populasi
penelitian. Penentuan titik pengambilan kualitas air sungai didasari atas
kemudahan akses, biaya maupun waktu dalam penelitian (Pohan, 2016).
Sedangkan dalam praktikum, praktikan tidak menetukan titik pengambilan
sampel sebelum melakukan pengambilan sampel air. Praktikan hanya
mengambil sampel air sesuai dengan pembagian lokasi pengambilan
sampel air yang berada di sungai asrama puteri Unsoed dan keran kesmas
Unsoed.
Dalam modul Metode Pengambilan Sample Air (Budiarto, 2016).
Pengambilan contoh (sampel air) untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat
dilakukan pada air permukaan dan air tanah dengan penjelasan sebagai
berikut :
a. Air permukaan secara langsung tahapan pengambilan contoh ini
sebagai berikut :
1) Siapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 mL dan tclah
distcrilkan pada suhu 120°C selama 15 menit atau dengan cara
sterilisasi lain.
2) Ambil contoh dengan cara memegang botol steril bagian bawah
dan celupkan botol stern + 20 cm di bawah permukaan air dengan
posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran.
b. Air permukaan secara tidak langsung dari jembatan atau lintasan
gantung tahapan pengambilan ini sebagai berikut :
1) Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium
2) Ikat botol dengan tali dan pasang pemberat di bagian dasar botol
3) Buka pembungkus kertas di bagian mulut botol dan turunkan botol
perlahan-lahan ke dalam permukaan air
4) Tarik tali sambil digulung
5) Buang sebagian isi botol hingga volumcnya ± 3/4 volume botol.
6) Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali.
c. Air tanah pada sumur gali, tahapan pengambilan contoh sama dengan
pengambilan contoh pada air permukaan dari jembatan atau lintasan
gantung;
d. Air tanah pada kran air tahapan pengambilan contoh sebagai berikut :
1) Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium
2) Buka kran selama 1 - 2 menit
3) Sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar
uap air
4) Alirkan lagi air selama 1 - 2 menit
5) Buka tutup botol steril dan isi sampai ± 3/4 volume botol
6) Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi (Budiarto,
2016).
G. Kesimpulan
1. Pengambilan sampel air secara mikrobiologi dilakukan sesuai dengan
prosedur kerja yang aseptis.
2. Pengambilan sampel air secara fisika dan kimia sudah memenuhi
prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindari terjadinya aerasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah, Taty. 2009. Sampling Air. Surabaya: Teknik Lingkungan ITATS (Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya).
Alwi, M dan Maulina. 2012. Pengujian Bakteri Coliform dan Escherichia coli
Pada Beberapa Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Palu Timur Kota
Palu. Jurnal Biocelebes. Vol.6 (1) : 40 - 47.
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Budiarto. 2016. Modul Metode Pengambilan Sampel. Yogyakarta: Andi
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J., dan Roestam, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:
Andi.
Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pohan, Dedy Anwar Saleh, Budiyono, dan Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air
Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan.
Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume 14 Issue 2 : 63-71 ISSN 1829-8907.
Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
SNI 03-7016-2004 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh dalam Rangka
Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengambilan Sampel Air Keran Secara Mikrobiologi


Gambar 2. Pengambilan Sampel Air Sungai Secara Fisik
dan Kimia

Anda mungkin juga menyukai