Disusun Oleh :
1. Sesaat (grab sample), yaitu sampel Diambil sesaat pada waktu tertentu. Sampel ini hanya
menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sample. Pengambilan sampel
dengan metode ini dilakukan satu kali setiap titik dan langsung diperiksa.
2. Gabungan waktu (composite sample), yaitu campuran sampel yang diambil dari satu
titik pada waktu yang berbeda dengan volume yang sama. Pengambilan sampel
campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat
dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan
yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur
debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui
gambaran tentang kareakteristik kualitas air secara terus-menerus.
3. Gabungan tempat (integrated sampel), yaitu campuran yang diambil dari titik yang
berbeda pada waktu yang sama dengan volume yang sama.
B. Beberapa hal yang yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel kimiawi
diantaranya sebagai berikut :
1. Sebelum diisi air sampel, botol sampel diisi air sampel terlebih dahulu kemudian
airnya dibuang agar kotoran yang ada didalam botol sampel keluar.
2. air sampel secara penuh, untuk mengantisipasi terjadinya aerasi.
Beberapa hal yang menyangkut teknik pengambilam sampel air dikemukakan dalam
Kumpulan Standar Nasional Indonesia Bidan Pekerjaan Umum Mengenai Kualitas Air
(1990). Pada dasarnya, pengambilam sampel air dapat dilakukan terhadap air permukaan
maupun air tanah.
1. Air permukaan, Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan
genangan air lainnya. Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara
atau laut yang dipengaruhi oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara.
Adapun pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai
berikut.
2. Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami
pencemaran.
3. Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian
hilir dari sumber pencemar.
4. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pamanfaatan sumber air.
1. Sampel air yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air
yang diambil mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga
diperlukan teknik- teknik pengambilan air sampel yang benar.
2. Selang waktu untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan
harus sudah dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal
disimpan dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.
1. Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril. Sterilisasi dilakukan pada suhu
180oC selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu dan waktu
sterilisasi pada oven.
2. Botol harus mempunyai mulut lebar dan mempunyai tutup yang masuk kedalam leher
dengan diberi kertas pelindung yang dikaitkan pada sekeliling botol sebelum
disterilkan. Volume botol yang digunakan minimal 150 ml dan diisi dengan air paling
sedikit 100 ml, sehingga masih ada sisa ruangan diatas contoh air untuk mencampur
contoh air sebelum diperiksa.
3. Untuk pemeriksaan air yang telah diolah seperti air PDAM harus dipakai botol kain
yang diberi natrium thio sulfat untuk menetralisasi sisa chlor. Tutup botol dan kertas
pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan.
4. Untuk pengambilan dipegang di bagian bawah botol, diisi dengan contoh air, dan
secepatnya ditutup kembali.
5. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
6. Setelah selesai pengambilan sampel, botol bungkus kertas kembali kemudian diberi
label, diantaranya memuat (kode sampel, jenis sampel, lokasi pengambilan sampel,
tujuan pemeriksaan, pengambil sampel, tanggal pengambilan , jam, pengirim sampel,
parameter pemeriksaan, titik sampel).
Pemeriksaan COD dan BOD
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam
air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan
hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi
dalam air.
BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat
pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahanorganik diartikan
bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya
diperoleh dari proses oksidasi(PESCOD,1973).
Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran
air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari
tingkat hulu ke muara. BOD adalah parameter penduga jumlah oksigen yang diperlukan
oleh perairan untuk mendegradasi bahan organik yang dikandungnya, sekaligus
merupakan gambaran bahan organik mudah urai (biodegradable) yang ada dalam air atau
perairan yang bersangkutan. Bila uji BOD dilakukan tanpa perlakuan tertentu dan dengan
suhu inkubasi setara suhu perairan, maka BOD dapat menggambarkan kemampuan
perairan dalam mendegradasi bahan organik.
Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode
Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang
dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak
terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama
lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga
yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan oksigen tersisa diterasebagai DO 5. Yang
penting diperhatikan dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa
pada pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak
dapat ditentukan.
a. Air limbah diencerkan dengan air pengencer khusus untuk BOD sehingga didapatkan
air campuran sebanyak 700 ml. Pengenceran dapat dilakukan 50x, 100x, 200x, atau
500x menyesuaikan kondisi air limbah. Air limbah semakin kotor, pengenceran
semakin tinggi.
Catatan : air pengencer dibuat dari aquadest yang setiap liternya ditambah 1
ml larutan CaCl2 2,75%, 1 ml buffer phospat, 1 ml MgSO4 2,25%, dan 1 ml
FeCl3 0,025 %. Kemudian dialiri udara dari pompa aerator selama 30 menit,
ditutup rapat.
b. Air campuran dibagi dalam dua botol oksigen, masing-masing sampai penuh. Salah
satu tabung diinkubasi dalam BOD inkubator suhu 20˚C selama 5 hari, sedangkan
botol satunya lagi ditentukan kadar DO air campuran segera dengan jalan penentuan
DO sebagai berikut:
1) Ditambah 2 ml larutan MnSO4 atau MnCl2 20% dan 2 ml larutan iodida alkali
(pereaksi oksigen). Botol ditutup (larutan yang tumpah ditampung supaya
tidak tercecer pada meja kerja) dan digojok kuat-kuat.
2) Didiamkan sebentar, dihitung koreki volume cairan yang tumpah (X)
Kadar DO =
5) Setelah 5 hari, air campuran yang disimpan dalam BOD incubator ditentukan
kadar DO-nya sebagaimana langkah penentuan DO di atas (b1-b4), hasil
dicatat sebagai DO air campuran 5,20 (DO5.20)
BOD5.20 air sampel = (Dosegera – DO5.20) x pengenceran = ...mg/L (sbg O2)
Rendah 0–10
Sedang 10 – 20
Tinggi 25
d. Menurut SK Gubernur Jawa Timur no. 413 Tahun 1987standar baku mutu limbah cair
yang ditetapkan adalah dalam batas 3 - 6 mg/liter untuk BOD dalam air sungai.
Organik, bakteri dapat menghasilkan oksigen terlarut, dalam air selama proses
oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan menjadi
anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut.
1. Pengertian COD
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena
bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat
kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisatorperak sulfat (Boyd, 1990;
Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segalamacam bahan organik, baik yang mudah urai
maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai
antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang
ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar
dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahanbuangan yang ada
didalam air dapat teroksidasi melalui reaksikimiawi. Indikator ini umumnya digunakan
pada limbah industri. COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untukmengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi
K2 ,Cr2 ,O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).
= ....... mg/L
c. Menurut Kepmen Lingkungan Hidup no.3 th 1998 Bagi Kawasan Industri kadar
COD maksimal 100 mg/lt
d. Menurut SK Gubernur Jawa Timur no. 413 Tahun 1987standar baku mutu limbah
cair yang ditetapkan adalah dalam batas 10 - 25 mg/lt untuk COD dalam air sungai.
Nilai COD pada perairan (sungai) yang tinggi disebabkan adanya sumbangan dari
bahan - bahan organik tersuspensi berupa rantai cabang alkyl dan rantai lurus linier
panjang yang merupakan bagian hidrofod dari surfaktan. Selain itu juga berasal dari
bahan-bahan tambahan untuk pencerah, pewangi dan zat pencegah melekatnya kembali
kotoran, yang menghasilkan residual yang juga berpengaruh terhadap tingginya nilai
COD. Beberapa kandungan zat yang terdapat dalam bahan tersebut menimbulkan efek
negatif bagi kesehatan.
Daftar pustaka
1. http://triamegumi.blogspot.co.id/2012/10/laporan-pengambilan-sampel-air-keran-
sgl.html
2. https://www.youtube.com/watch?v=gRiRtYh0ufg
3. 1.Salmin.Oksigen Terlarut (DO) dan kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
http://images.atoxsmd.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RluywAoKCsYAA
AHIw641/oksigen%20terlarut%20dan%20kebutuhan%20oksigen%20biologi
%20untuk%20penentuan%20kualitas%20perairan.pdf?nmid=44066689.diakses
tanggal 29 September 2009
4. Dahlan. Dampak Polusi Terhadap Kesehatan Manusia.
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/07/07/dampak-polusi-terhadap-kesehatan-
manusia/.diakses tanggal 1 Oktober 2009
5. http://majarimagazine.com/2009/06/parameter-pengolahan-air-limbah-industri/
6. Aswar, Asrul.1993.Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan . PTMutiara Sumber
Widya
7. Sumetri, Sri. 1984.Metode Penelitian Air . Usaha Nasional: Surabaya
8. Haryadi, Sigid. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu
Air Limbah.http://www.rudyct.com/PPS702ipb/09145/sigid_hariyadi.pdf.diakses
tanggal 30 September 2009
9. Wirosarjono, S. 1974.Masalah-masalah yang dihadapi dalam penyusunan criteria
kualitas air guna berbagai peruntukan.PPMKL-DKI Jaya,Seminar Pengelolaan
Sumber Daya Air. , eds . Lembaga EkologiUNPAD. Bandung, 27 - 29 Maret 1974,
hal 9–15
10. Anonim.Menciptakan Lingkungan Hidup yang Sehat dan aman.
http://www.jatimprov.go.id/dbfile/punky/20080513233313_lingkungan_hidup_bpde_
2004.pdf.Diakses tanggal 2 Oktober 2009
11. Rahmawati Agnes Anita dan Azizah,R. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS,Dan MPN
Coliform Pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan Di RSUD Nganjuk
.http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-10.pdf.diaksestanggal 30
September 2009.(JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO.1,100 JULI
2005 : 97-110