Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIK PENYEDIAAN AIR-B

PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINUM KELUARGA

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. Nur Hidayat Lathif NIM.P07133118001
2. Khoirunisa Nofikasari S NIM.P07133118002
3. Said Naufan Huda NIM.P07133118003
4. Yurida Angger Keniki NIM.P07133118004
5. Via Efiana NIM.P07133118005
6. Desta Suryaningrum NIM.P07133118007
7. Denisia Reta Falah Rizka NIM.P07133118008
8. Elifah Kurniasih NIM.P07133118011
9. Agita Kurniawati NIM.P07133118012
10. Alvira Songo Sunga M NIM.P07133118013

DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di Indonesia yang sudah
mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum masih sangat
kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru
sekitar 36 % .
Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut,
penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang
bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat.
Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya,
penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum.
Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini, persentase penderita penyakit yang
disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang bersih atau kurang memenuhi
syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat
pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air
minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang
murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran
setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air
minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), bak Flokulasi, Sedimentasj dan
saringan dari pasir atau disebut juga Housing. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah
tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah
serta biayanya murah. Cara pengolahannya dengan menggunakan bahan kimia yaitu
hanya dengan tawas dan kaporit (klor)

B. Tujuan
Memahami alat, bahan, dan cara mengolah air sungai untuk menyediakan air
minum untuk keluarga dengan lima anggota keluarga.
C. Waktu dan Tempat
hari, tanggal : Selasa, 11 Februari 2020
waktu : 08.00 WIB – selesai
tempat : Laboratorium Rekayasa dan Workshop

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. 2 Housing;
b. 1 bak kaca berbentuk persegi atau ember yang telah dilengkapi kran sebagai
media awal penampung air
c. 1 bak kaca berbentuk persegi panjang dengan sekat zig zag sebagai media
flokulasi
d. 1 bak sedimentasi
e. 1 bak untuk menampung hasil air yang telah di filtrasi
f. Kran
g. Pipa
2. Bahan
a. Tawas;
b. Klorin;
c. Sampel air sungai;
d. Arang aktif;
e. Zeolit;
f. Pasir halus.

E. Cara Kerja
1. Perangkaian dan Persiapan Alat-Bahan
a. Menyiapkan, mencuci, dan mengeringkan perlengkapan alat dan bahan yang
dibutuhkan;
b. Menyiapkan pasir yang telah dibersihkan dan di masukkan pada housing pertama
setinggi 15 cm yang telah di campur dengan klor sebanyak ± 1 sendok teh
c. Kemudian isi housing kedua dengan urutan teratas adalah arang aktif setebal 7 cm
dan zeolit setebal 8 cm;
d. Langkah selanjutnya adalah letakkan bak penampung awal untuk menampung air
sungai yang berada pada posisi yang paling tinggi, diikuti posisi yang lebih
rendah yaitu bak flokulasi yang di ujungnya sudah di beri tawas sebanyak 2
sendok teh untuk 20 liter air. Kemudian selanjutnya pasang bak sedimentasi untuk
pengendapan, lalu hubungkan dengan pipa ke housing pertama yang telah
terhubung juga dengan housing yang kedua. Di urutan terakhir adalah bak
penampung air bersih hasil filtrasi yang telah di beri kran.
2. Percobaan Alat
a. Menghitung debit yang akan diaplikasikan pada alat dengan rumus;
b. Melarutkan kadar tawas optimal yang telah dicatat pada sampel air sungai yang
akan digunakan;
c. Menuangkan sampel pada wadah pertama untuk memulai percobaan;
d. Membuka kran pada wadah pertama sesuai dengan debit yang telah dihitung;
e. Mengamati perjalanan air menuju ke wadah kedua untuk tahapan pengolahan
hingga tahap terakhir ke wadah penampungan air;
f. Mematikan kran dan mengamati perubahan yang ada sebelum proses penambahan
tawas, sebelum pengolahan, dan setelah pengolahan.

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil dari penyaringan air sungai menggunakan alat dan media filter yang telah di
rancang ada 3 parameter yang dapat menyatakan air tersebut layak digunakan sebagai air
minum yaitu:

 Parameter fisik : dimana setelah dilakukan penyaringan air tidak bau, tidak
berwarna (jernih), dan tidak berasa
 Parameter kimia : setelah dilakukan tes pH menggunakan kertas lakmus
didapat pH air setelah penyaringan adalah 7 (yang artinya pH air tersebut
normal)
 Parameter biologi :
Volume 10
Debit= = L/detik =0,00138 L/detik
Waktu 7200

G. Analisis
Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat dianalisis bahwa air sungai yang
bermula berwarna keruh kecoklatan, namun setelah difiltrasi menggunakan media filter
yang sudah disebutkan diatas dan dengan menggunakan alat filter (Housing)
menghasilkan air yang jernih. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil filtrasi
menggunakan alat dan media diatas berhasil, karena dari segi parameter fisik air yang
dihasilkan adalah jernih yang mana menunjukkan bahwa sudah memenuhi salah satu
kriteria untuk air minum.

H. Desain Alat
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam proses pengolahan air minum dilakukan beberapa tahap, yaitu :
a. Penampungan awal
b. Proses flokulasi
c. Proses sedimentasi
d. Proses filtrasi
2. Saran
Diharapkan kepada masyarakat untuk mengolah air dengan bijak sehingga layak
konsumsi dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai