Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

PENCEMARAN UDARA AKIBAT PEMBAKARAN


SAMPAH TERBUKA DI DUSUN TRINI

Disusun Oleh :

Denisia Reta Falah Rizka

NIM. P07133118008

Diploma Tiga Sanitasi

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta

Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap aktivitas manusia pasti meninggalkan entropi atau sisa dari suatu
aktivitas tersebut. Sisa itu biasa dikenal dengan sampah, terdapat banyak jenis
sampah. Beberapa sampah ada yang dapat digunakan kembali dan diolah
kembali menjadi bentuk yang berbeda sehingga dapat digunakan kembali.
Sehingga dibutuhkannya pemilahan sampah agar dapat dibedakan antara
sampah yang langsung dapat digunakan kembali dan sampah yang perlu
diolah agar dapat digunakan kembali. Akan tetapi banyak sekali masyarakat
yang kurang menyadari akan pentingnya pemilahan sampah sehingga sampah
langsung dicampur dan dibuang begitu saja. Apalagi di desa jarang adanya
truk sampah yang mengangkut sampah sehingga sampah masyarakat dikelola
oleh masyarakat itu sendiri.

Salah satu dusun yang masih butuh perhatian tentang pengelolaan


sampah yaitu Dusun Trini. Pada dusun ini sampah begitu saja dicampur dan
dibakar langsung tanpa ada pemilahan sampah terlebih dahulu. Pembakaran
sampah tersebut sangat mengganggu kenyamanan tetangga di sekitarnya.
Selain mengganggu kenyamanan tetangga sekitar, pembakaran sampah
sembarangan juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Tidak hanya
gangguan kesehatan pernapasan tetapi masih banyak penyakit yang akan
timbul karena kebiasaan tersebut. Apalagi pembakaran sampah tersebut tidak
dipilah terlebih dahulu, artinya sampah organik dan anorganik dicampur
begitu saja. Pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar sehingga
pada karya tulis ilmiah ini akan dipaparkan tentang masalah pencemaran
udara akibat pembakaran sampah sembarangan di Dusun Trini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud udara bersih?


2. Bagaimana kriteria udara sehingga dapat dikatakan bersih?

3. Apa yang dimaksud udara tercemar?

4. Bagaimana kriteria udara sehingga dapat dikatakan tercemar?

5. Mengapa udara dapat tercemar?

6. Apa penyebab pencemaran udara di Dusun Trini?

7. Bagaimana akibat yang ditimbulkan pencemaran udara terhadap


kesehatan manusia?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang udara bersih dan kriteria udara bersih;

2. Mempelajari tentang udara tercemar dan kriteria udara tercemar;

3. Memaparkan penyebab pencemaran udara yang terjadi di Dusun Trini;

4. Mengamati dampak atau akibat dari pembakaran sampah terbuka.

5.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Udara

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan


meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas
udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan
kotor. Keadaan ini apabila tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan
kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan. Terdapat beberapa
jenis udara, di antaranya :

1. Udara Bersih/Tidak Tercemar

Udara bersih adalah udara yang mengandung banyak manfaat


bagi manusia, terhindar dari zat-zat atau partikel-partikel asing, serta
gas-gas yang mengganggu kesehatan manusia. Partikel-partikel atau
zat-zat asing tersebut seperti debu, kotoran, dan lainnya. Udara
bersih yaitu udara yang murni dan belum tercampur dengan berbagai
benda asing, baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Udara
bersih memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

a. Tidak Berwarna

Udara yang bersih merupakan udara yang tidak


mempunyai warna, sehingga jika terdapat warna maka udara
tersebut sudah terkontaminasi sehingga diragukan
keamanannya untuk kesehatan.

b. Tidak Berbau

Udara yang bersih merupakan udara yang tidak


memiliki bau. Apabila udara tersebut ketika dihirup
memiliki bau, maka udara tersebut bukanlah udara yang
murni atau sudah terkontaminasi dengan zat lain.
c. Tidak Berasa

Indikator rasa pada udara dapat dirasakan melalui bau


pada udara tersebut. Jika udara tersebut memiliki bau
tertentu maka kemungkinan udara tersebut juga memiliki
rasa.

d. Tidak tercampur dengan benda asing

Benda-benda asing ini adalah benda yang dapat


memengaruhi kemurnian udara tersebut, baik itu dalam
bentuk, padat, cair, maupun gas. Jika benda-benda asing
tersebut tercampur dengan udara murni maka udara dapat
menjadi tidak bersih sehingga tidak baik untuk kesehatan
makhluk hidup terutama manusia. Terkadang udara yang
sudah tercampur oleh benda-benda asing dapat
menimbulkan perubahan pada warna, bau, dan rasa tetapi
ada juga yang tidak menimbulkan perubahan sehingga sulit
diketahui.

e. Terasa segar apabila dihirup

Udara yang segar apabila dihirup merupakan salah satu


karakteristik udara yang bersih misalnya udara di
pegunungan yang belum terkontaminasi apa pun. Berbeda
dengan udara yang telah tercampur atau terkontaminasi oleh
zat tertentu, apabila kita hirup udara tersebut maka akan
menyesakkan dada.

f. Terasa sejuk

Udara yang telah tercemar biasanya akan terasa panas


apabila tersentuh kulit misalnya udara yang telah tercampur
dengan asap kendaraan pada siang hari. Udara yang bersih
akan terasa sejuk walaupun saat siang hari terutama pada
daerah-daerah yang terdapat pepohonan.

g. Dapat digunakan sebagai terapi kesehatan tubuh

Ini merupakan salah satu manfaat dari udara yang


bersih yaitu dapat digunakan sebagai terapi. Terapi ini
memiliki kegunaan bagi tubuh, yaitu untuk menjaga
ketenangan, menghalau ketenangan, meningkatkan
kekebalan atau daya tahan tubuh, serta menambah semangat
atau energi.

Udara yang bersih biasanya dapat ditemui di tempat-tempat


yang terdapat pepohonan dan tumbuhan hijau. Hal ini karena hasil
fotosintesis dari tumbuhan-tumbuhan hijau maupun pepohonan
tersebut. Area pedesaan merupakan salah satu tempat yang masih
terdapat banyak tumbuhan hijau maupun pepohonan sedangkan area
perkotaan sudah terkontaminasi oleh polusi udara kendaraan dan
sebagainya.

Terdapat indikator baku mutu lingkungan termasuk baku mutu


udara yang telah ditetapkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Baku mutu lingkungan hidup
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu
sebagai unsur lingkungan hidup”. Ada beberapa baku mutu yang
berkaitan dengan udara, antara lain :

a. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang


diperoleh bagi zat atau bahan pencemar terdapat di
udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, dan benda.
b. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang
diperoleh bagi zat atau bahan pencemar untuk
dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku
mutu ambien.

2. Udara Tercemar

Udara tercemar adalah kondisi udara yang telah terkontaminasi


atau tercampur dengan polusi. Pencemaran udara dapat ditimbulkan
oleh berbagai sumber. Beberapa gangguan fisik seperti polusi suara,
panas, radiasi, atau polusi cahaya dapat dianggap sebagai polusi
udara. Pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Pencemar Primer

Pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber


pencemaran udara. Karbon Monoksida adalah salah
satu contoh dari pencemar udara primer karena berasal
dari pembakaran yang tidak sempurna.

b. Pencemar Sekunder

Pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-


pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam
smog fotokimia adalah salah satu contoh dari pencemar
sekunder.

Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam


keadaan bersih total, melainkan telah tercampur dengan beberapa
gas lain dan beberapa partikulat-partikulat yang tidak diperlukan.
Gas dan partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan aktivitas
manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan
mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan
troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran
dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO (World Health
Organization) konsenterasi bahan pencemarnya melewati ambang
batas, maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran
udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan
pencemar, diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO,

CO 2 , SO 2 , SO 3 , gas dengan konsenterasi tinggi atau kondisi

fisik seperti suhu yang tinggi bagi makhluk hidup. Adanya gas-gas
dan partikulat-partikulat dari ledakan gunung berapi, pelapukan
tumbuh-tumbuhan, dan kebakaran hutan. Kegiatan manusia seperti
pembakaran sampah secara terbuka, polusi kendaraan, dan
sebagainya juga dapat mengganggu siklus yang ada di udara yang
akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara. Untuk
kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah
terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam
siklus, misalnya siklus nitrogen dan siklus karbon.

Pertumbuhan penduduk mengakibatkan peningkatan emisi


polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan
pemanasan global yang dipengaruhi oleh :

a. Kegiatan manusia :

1) Transportasi

2) Industri

3) Pembangkit listrik

4) Pembakaran (sampah, perapian, kereta api dengan


bahan bakar batu bara, dan sebagainya)

5) Gas buang pabrik yang menghasilkan gas


berbahaya seperti CFC.
b. Alami :

1) Letusan gunung berapi

2) Kebakaran hutan

3) Hasil nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.

c. Sumber lainnya :

1) Transportasi amonia

2) Kebocoran tangki klor

3) Timbulan gas metana dari lahan uruk atau tempat


pembuangan akhir sampah

4) Uap pelarut organik.

Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan


waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dan
udara, WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai
berikut :

a. Pencemaran tingkat pertama yaitu pencemaran yang


tidak menimbulkan kerugian bagi manusia;

b. Pencemaran tingkat kedua yaitu pencemaran yang


mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti
terjadinya iritasi pada indera kita;

c. Pencemaran tingkat ketiga yaitu pencemaran yang


sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis;

d. Pencemaran tingkat keempat yaitu pencemaran yang


telah menimbulkan sakit akit dan kematian bagi
makhluk hidup.
Pencemaran udara sangat merugikan makhluk hidup di
sekitarnya, berikut ini adalah beberapa dampak dari pencemaran
udara :

a. Hujan Asam

Hujan asam terjadi jika di udara terdapat bahan

pencemar berupa gas SO 2 (Sulfur Dioksida) dan gas

NO x (Nitrogen Oksida) di udara. Gas SO 2 (Sulfur


Dioksida) di udara umumnya berasal dari penggunaan
alat yang berbahan bakar sulfur. Hujan asam bersifat
korosit sehingga dapat mengoksidasi benda-benda yang
kontak langsung dengannya. Selain itu, hujan asam juga
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pH pada
benda, air, dan tanah yang dilaluinya, sehingga terjadi
perubahan keseimbangan dalam ekosistem.

1) Pengaruh Terhadap Ekosistem Darat

Pengaruh Sulfur Dioksida dan presipitasi


asam paling nyata dan buruk terhadap
ekosistem hutan yang berbatasan dengan
peleburan atau beberapa sumber pusat
pencemaran lainnya. Ekosistem hutan di
Amerika Utara yang berbatasan dengan gedung
tenaga pembakaran batu bara telah diteliti oleh
Rosenberg dkk. Sejalan dengan penelitian
lainnya, spesies liumut bertambah dan
diversitas meningkat dengan meningkatnya
jarak dari gedung dibandingkan dengan sisi
arus angin naik. Sweet birch dan pinus putih
termasuk spesies yangpaling rentan terhadap
pencemaran atmosfer.

2) Pengaruh Terhadap Ekosistem Perairan

The National Academy of Science (1978)


mencantumkan tiga keadaan yang berpengaruh
kuat terhadap perluasan dan perusakan oleh
presipitasi asam di daerah perairan yaitu :

a) Tempat yang terutama berbatasan


dengan sumber pencemar;

b) Sifat alamiah karang-karang di dasar


daerah tersebut;

c) Angka banding yang rendah antara


dasar dan permukaan.

Penurunan pH sangat berpengaruh


terhadap kehidupan perairan terutama ikan.
Jumlah spesies ikan dapan menurun akibat
penurunan pH di perairan tidak hanya
berpengaruh terhadap ikan, komposisi kedua
komunitas ganggang dan zooplanton juga
berubah. Spesies yang lebih peka hilang dari
komunitas dan spesies yang lebih tahan akan
menonjol dalam struktur komunitas. Pengaruh
lainnya yaitu penurunan produksi sel-sel
ganggang dengan penyimpangan ranah pH 6,5-
7.

Dengan menurunnya pH terjadi


serangkaian perubahan kimiawi yang
menyebabkan penurunan laju daur zat makanan
dalam sistem perairan. Maka terdapat
penurunan jumlah bahan organik dalam suatu
daerah perairan dan suatu pergeseran keadaan
oligotropik di danau. Perubahan ekologis
mengikuti pengaruh umum zat toksik terhadap
ekosistem.

b. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan


CO 2 , CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan
global, yaitu :

1) Pencairan es di kutub;

2) Perubahan iklim regional dan global;

3) Perubahan siklus hidup flora dan fauna.

c. Kerusakan Lapisan Ozon

d. Dampak Negatif dan Dampak Positif

e. Dampak Kesehatan

f. Dampak Terhadap tanaman


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada perkembangan zaman saat ini bumi sudah semakin tua, sehingga
seharusnya kita sebagai manusia harus lebih menjaga dan merawatnya.
Apalagi sebagai mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan yang sudah
dibekali ilmu untuk menjaga dan merawat bumi ini agar lebih sehat sehingga
makhluk hidup terutama manusia akan hidup sehat juga. Akan tetapi masih
banyak masyarakat yang butuh penyuluhan tentang cara merawat dan
menjaga bumi sehingga pencemaran pun berkurang. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik
Indonesai Nomor KEP-03/MENKLH/II/1991. Akan tetapi masyarakat kurang
menyadari bahwa membakar sampah secara terbuka memiliki akibat yang
sangat membahayakan. Apalagi sampah yang dibakar tidak hanya sampah
organik atau sampah daun melainkan terdapat sampah anorganik misalnya
plastik. Hal tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan manusia yang
melakukan pembakaran terhadap sampah tersebut dan akan berdampak
kepada tetangga maupun setiap makhluk hidup yang berada di sekitar wilayah
tersebut.

g. Pencemaran udara dapat menyebabkan dampak


terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem maupun
iklim. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pencemaran udara biasanya terdapat pada organ
pernapasan dan organ penglihatan, misalnya penyakit
bronchitis dan emphysema. Gangguan pada harta benda
dan ekosistem terutama terjadi sebagai akibat dari
adanya hujan asam.

Penularan Penyakit Melalui Udara :

a. Melalui debu-debu yang terkontaminasi bibit penyakit misalnya


tuberkulosis (TBC), influenza, dan lainya;
b. Droplet Infections (tetes-tetes ludah halus) misalnya pertusis, difteri,
TBC, Influenza, dan lainnya
BAB IV

PENUTUP
Daftar Pustaka
Analisis Beban Emisi CO dan CH4 Dari Kegiatan Pembakaran Sampah Rumah Tangga
Secara Terbuka. Della Octavia, Yulisa Fitrianingsih; Dian Rahayu jati : s.n.

Efektivitas Penurunan Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Dengan Sistem Kontak Media
Karbon Aktif Menggunakan Variasi Ukuran Partikel Pada Proses Pembakaran Sampah
Polistirena Foam. Fikri, Elanda and Veronica, Aprilia. 2018. 17, Cimahi : Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 2018, Vol. I. 2502-7085.

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah. Aiji, Bayu Panji. 2016. Bengkulu :
ARGITEPA, 2016, Vol. II. ISSN 2407-1315.

Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota


Yogyakarta. Tokan, Christian Konstantino. 2015. Yogyakarta : s.n., 2015.

Pengukuran Parameter Kualitas Udara (CO, NO2, SO2, O3, dan PM10) di Bukit
Kototabang Berbasis ISPU. Kurniawan, Agusta. 2017. Sleman : JURNAL TEKNOSAINS,
2017, Vol. VII. ISSN 2089-6131.

Teknik Pengendalian Pencemaran Udara Yang Diakibatkan Oleh Partikel. Ratnani, R. D.


2008. Semarang : Momentum, 2008, Vol. IV.

Timbulan Sampah B3 Rumah Tangga dan Potensi Dampak Kesehatan Lingkungan di


Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Iswanto, Sudarmadji, Endang Tri Wahyuni and
Sutomo, Adi Heru. 2016. Sleman : J.Manusia dan Lingkungan, 2016, Vol. XXIII.

Anda mungkin juga menyukai