Anda di halaman 1dari 10

BIOMONITORING KUALITAS AIR SUNGAI MADIUN DENGAN

BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA

Joko Widiyanto, Ani Sulistayarsi


Progrm Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun
joko_widiyanto@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
keanekaragaman spesies makroinvertebrata dan kualitas Sungai Madiun dengan
menggunakan makroinvertebrata sebagai bioindikator, sehingga hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar acuan penggunaan air Sungai Madiun dalam peruntukan
kebutuhan masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah biomonitoring dengan
bioindikator makroinvertebrata, teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah
dengan teknik purposive random sampling, sampling dilakukan di empat stasiun yaitu
bagian hulu bagian tengah dan bagian hilir, pengambilan sampel dilakukan setiap 2 minggu
sekali selama dua bulan.Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan Famili
Biotik Indeks (FBI) yang didukung oleh paramater fisik dan kimia.
Dari penelitian yang telah dilakkan pada stasiun 1 ditemukan 150 spesies dengan
FBI=6,58, yang artinya termasuk kategori kualitas air buruk, dengan tingkat pencemaran
terpolusi sangat banyak, pada stasiun 2 ditemukan 279 spesies dengan FBI=6,49, yang
artinya termasuk kategori kualitas air sangat buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi
sangat banyak, pada stasiun 3 ditemukan 342 spesies dengan FBI=6,64, yang artinya
termasuk kategori kualitas air buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak
dan pada stasiun 4 ditemukan 51 spesies dengan FBI=6,58, yang artinya termasuk kategori
kualitas air buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak. Dari data sampel
hewan makroinvertebrata yang ditemukan tersebut di atas terdiri dari 13 famili yang
sebagian besar adalah makroinvertebrata yang tahan terhadap pencemaran.

Kata Kunci : Biomonitoring, bioindikator, makroinvertebrata

PENDAHULUAN makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki sifat


Kualitas lingkungan hidup yang dinamis, maka dalam pemanfaatannya dapat
semakin menurun dewasa ini mengancam berpotensi mengurangi nilai manfaat dari
kelangsungan perikehidupan manusia dan sungai itu sendiri dan dampak lainnya dapat
makhluk hidup lainnya sehingga perlu membahayakan lingkungan secara luas.
dilakukan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan perairan sungai terdiri dari
lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan komponen abiotik dan biotik yang saling
konsisten oleh semua pemangku kepentingan. berinteraksi melalui arus energi dan daur hara.
Air sungai mempunyai peranan yang Bila interaksi keduanya terganggu maka akan
sangat strategis dalam kehidupan manusia dan terjadi perubahan yang menyebabkan
ekosistem perairan itu menjadi tidak Biomonitoring adalah monitoring
seimbang. kualitas air secara biologi yang dilakukan
Obyek yang dikaji untuk dilakukan dengan melihat keberadaan kelompok
perlindungan dan pengelolaan kualitas organisme petunjuk (indikator) yang hidup di
lingkungan pada studi penelitian ini adalah dalam hidup di dalam air. Sedangkan
Sungai Madiun. Sungai Madiun merupakan makroinvertebrata adalah hewan tidak
anak Sungai Bengawan Solo, Panjang total bertulang belakang yang hidup di dasar air
Sungai Madiun adalah 141 km dengan luas laut atau sungai yang menempel pada air
DAS sebesar 3.755 km2. Berdasarkan maupun lumpur. Keuntungan dari
pengamatan, air limbah yang masuk ke dalam menggunakan makroinvertebrata sebagai
badan air Sungai Madiun berasal dari limbah bioindikator karena hidup melekat pada
rumah tangga dan air hujan yang membawa substrat dan motilitasnya rendah sehingga dia
polutan dari daratan. Selain itu terdapat tidak mudah bergerak berpidah.
beberapa warga lokal yang tinggal di bantaran
sungai melakukan mandi, membuang sampah, METODE PENELITIAN
buang air kecil dan buang air besar di badan Metode yang digunakan dalam
air Sungai Madiun. Selain itu pada beberapa penelitian ini adalah biomonitoring dengan
titik masih terdapat masyarakat yang mandi bioindikator makroinvertebrata, teknik yang
dan buang air di badan air Sungai Madiun. digunakan dalam mengambil sampel adalah
Kota Madiun secara fisik dibagi oleh dengan teknik purposive random sampling,
Sungai Madiun yang membujur dari arah sampling dilakukan di empat stasiun yaitu
utara-selatan, menjadi dua bagian. Selain itu bagian hulu bagian tengah dan bagian hilir,
terdapat pula anak-anak Sungai Madiun yaitu pengambilan sampel dilakukan setiap 2
Sungai Catur dan Sungai Sono yang minggu sekali selama dua bulan.
merupakan saluran irigasi lahan pertanian di Tahap terakhir dalam monitoring
wilayah kota. Secara geografis Kota Madiun kualitas air adalah menganalisis data yang
terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - telah dikumpulkan untuk mendapatkan suatu
8° LS dan berbatasan langsung dengan nilai kuantitatif atau indeks. Indek penunjuk
Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah kualitas air dapat dihitung dengan beberapa
selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah cara, mulai dari cara yang sederhana hingga
timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah yang rumit. Analisis data yang dilakukan
barat dengan Kabupaten Magetan. dalam biomonitoring kualitas air dengan
Kualitas air permukaan dapat ditentukan metode Family Biotic Index (FBI). FBI adalah
dengan menggunakan kombinasi parameter penghitungan indeks kualitas air yang
fisik-kimia dan biologis. Pengukuran dikembangkan oleh Hinsenhoff (1988)
menggunakan parameter biologis dapat berdasarkan nilai toleransi (ketahanan
digunakan untuk memantau secara kontinyu. terhadap perubahan lingkungan) dari tiap-tiap
Hal ini dikarenakan komunitas biota perairan famili (Subekti Rahayu et al, 2009: 60).
menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan Menurut Prigi Arisandi (2012: C-301),
tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks
akan bersifat akumulasi atau penimbunan. biotik makroinvertebrata bentik dengan
Modified Family Biotic Index (FBI) telah
banyak digunakan untuk mengindikasikan
tingkat pencemaran organik di perairan,
dimana tiap famili makroinvertebrata memiliki
skor tertentu yang menunjukkan tingkat
toleransi terhadap pencemaran organik. Oleh Keterangan:
karena itu, perhitungan nilai indeks dengan FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik
Family Biotic Index (FBI) dapat dilakukan i = urutan kelompok familia yang
dalam penelitian untuk mendapatkan hasil menyusun komunitas makroinvertebrata
sesuai dengan tujuan penelitian. xi = jumlah individu kelompok famili ke-i
ti = tingkat toleransi kelompok famili ke-i
Menurut Prigi Arisandi (2012: C-
N = jumlah seluruh individu yang
301) menyebutkan bahwa perhitungan nilai menyusun komunitas makroinvertebrata.
indeks biotik menggunakan rumus sebagai Interpretasi nilai biotik indeks untuk
berikut: menentukan kualitas air dilakukan dengan
mengikuti ketentuan yang sudah ada.

Tabel 4.1 Klasifikasi kualitas air berdasarkan Famili Biotik Indeks


FAMILI BIOTIK KUALITAS
TINGKAT PENCEMARAN
INDEKS AIR
0,00 – 3,75 Sangat baik Tidak terpolusi bahan organik
3,76 – 4,25 Baik sekali Sedikit terpolusi bahan organik
4, 26 – 5,00 Baik Terpolusi beberapa bahan organik
5,01 – 5,75 Cukup Terpolusi agak banyak
5,76 – 6,50 Agak buruk Terpolusi banyak
6,51 – 7,25 Buruk Terpolusi sangat banyak
7,26 – 10,00 Buruk sekali Terpolusi berat bahan organik

Sumber: Hilsenhoff (1988)

HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengamatan yang telah sampel diperoleh data sebagai berikut :
dilakukan dari empat stasiun pengambilan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Fisik


Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV

Kecepatan aliran 0,025 m/s 0,033 m/s 0,1 m/s 0,066 m/s
Kekeruhan 20,5 cm 25 cm 27,5 cm 35 cm
Suhu 250C 260C 250C 250C
pH 7 7 7 7
Tabel 2. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun I Berdasarkan Family
Biotic Indeks (FBI)
JUMLAH TOLERANSI
NO. FAMILI Xi*ti
(Xi) (ti)
1 Caneidae 2 7 14
2 Ephemerilidae 2 1 2
3 Gomphidae 4 3 12
4 Perlidae 3 1 3
5 Ancylidae 5 6 30
6 Thiaridae 108 7 756
7 Bithyniidae 3 8 24
8 Viviparidae 5 6 30
9 Sphaeriidae 12 6 72
10 Parathelphussidae 6 6 36
Jumlah 150 979

Berdasarkan data tabel di atas nilai Jadi, hasil perhitungan FBI untuk
perhitungan Family Biotic Indeks (FBI) stasiun I termasuk dalam kategori kualitas
pada stasiun I adalah sebagai berikut : air buruk, dengan tingkat pencemaran
terpolusi sangat banyak.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun II Berdasarkan Family


Biotic Indeks (FBI)
JUMLAH TOLERANSI
NO. FAMILI Xi*ti
(Xi) (ti)
1 Ephemerilidae 1 1 1
2 Gomphidae 3 3 9
3 Perlidae 4 1 4
4 Ancylidae 78 6 468
5 Thiaridae 163 7 1141
6 Bithyniidae 5 8 40
7 Viviparidae 2 6 12
8 Sphaeriidae 19 6 114
9 Parathelphussidae 4 6 24
Jumlah 279 1813

Berdasarkan data tabel di atas nilai Jadi, hasil perhitungan FBI untuk
perhitungan Family Biotic Indeks (FBI) pada stasiun II termasuk dalam kategori kualitas
stasiun I adalah sebagai berikut : air buruk, dengan tingkat pencemaran
terpolusi sangat banyak.
Tabel 4. Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun III Berdasarkan Family
Biotic Indeks (FBI)
JUMLAH TOLERANSI
NO. FAMILI Xi*ti
(Xi) (ti)
1 Caneidae 2 7 14
2 Ephemerilidae 3 1 3
3 Gomphidae 7 3 21
4 Perlidae 2 1 2
5 Ancylidae 42 6 252
6 Thiaridae 260 7 1820
7 Bithyniidae 3 8 24
8 Viviparidae 3 6 18
9 Sphaeriidae 12 6 72
10 Cordulegastridae 1 3 3
11 Chlorocyphidae 1 5 5
12 Parathelphussidae 6 6 36
Jumlah 342 2270

Berdasarkan data tabel di atas nilai Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun
perhitungan Family Biotic Indeks (FBI) pada II termasuk dalam kategori kualitas air buruk,
stasiun I adalah sebagai berikut : dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat
banyak

.
Tabel 5 Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun IV Berdasarkan Family
Biotic Indeks (FBI)
JUMLAH TOLERANSI
NO. FAMILI Xi*ti
(Xi) (ti)
1 Gomphidae 2 3 6
2 Ancylidae 6 6 36
3 Thiaridae 32 7 224
4 Bithyniidae 2 8 16
5 Viviparidae 3 6 18
6 Sphaeriidae 4 6 24
7 Parathelphussidae 2 6 12
Jumlah 51 336

Berdasarkan data tabel di atas nilai Jadi, hasil perhitungan FBI untuk
perhitungan Family Biotic Indeks (FBI) stasiun II termasuk dalam kategori kualitas
pada stasiun I adalah sebagai berikut : air buruk, dengan tingkat pencemaran
terpolusi sangat banyak.
PEMBAHASAN aliran 0,025 m/s, stasiun II memiliki kecepatan
Dari penelitian berdasarkan parameter aliran 0,033 m/s, stasiun III memiliki
kimia yaitu pH, di stasiun I, II, III dan IV kecepatan aliran 0,1 m/s dan stasiun IV
masih berada di kisaran angka 7. Menurut memiliki kecepatan aliran 0,066 m/s. Stasiun
Permenkes RI Nomor III memiliki kecepatan aliran paling tinggi
416/MENKES/PER/IX/1990, pH 6,5-9,0 karena struktur sedimen sungai yang
masih memenuhi standart kualitas air bersih. cenderung dangkal, bebatuan dengan dasar
Pada stasiun I, II, III dan IV masih ditemui pasir dan kerikil. Pada stasiun I karakter
biota-biota air yang mampu bertahan hidup, sungainya datar, berlumpur campur pasir
namun menunjukkan jumlah dan jenis biota dengan kedalaman lebih dalam dibandingkan
yang berbeda. Menurut Wisnu Arya Wardhana dengan stasiun lainnya, sehingga mempunyai
(2004: 75) yang menyatakan bahwa Air kecepatan aliran yang relatif lebih rendah
normal yang memenuhi syarat untuk suatu dengan stasiun lainnya.
kehidupan mempunyai pH berkisar 6,5-7,5. Parameter fisik terakhir yaitu
Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan kekeruhan. Kekeruhan stasiun I paling tinggi
industri yang dibuang ke sungai akan yaitu 20,5 cm, stasiun II 25 cm, stasiun III
mengubah pH air yang pada akhirnya dapat 27,5 cm dan stasiun IV 35 cm Kekeruhan pada
mengganggu kehidupan organisme di dalam stasiun I paling tinggi karena pada stasiun
air. tersebut sungainya berlumpur.
Parameter pendukung selain parameter Biomonitoring dilakukan dengan
kimia adalah parameter fisik meliputi suhu, biondikator sebagai parameter utama dengan
kecepatan aliran, dan kekeruhan. Berdasarkan didukung parameter fisik dan kimia. Metode
hasil pengamatan di lapangan, suhu di stasiun Family Biotic Index (FBI) merupakan metode
I 250C, stasiun II 260C, stasiun III 250C dan perhitungan tingkat pencemaran suatu perairan
staisun IV 250C. Dari hasil penukuran dengan menggunakan indikator berupa
tersebut, suhu masih memenuhi standart keberadaan makroinvertebrata (invertebrata
kualitas air bersih menurut Permenkes RI berukuran besar). Total makroinvertebrata
Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu yang ditemuan di aliran Sungai Madiun
berkisar antara 200-260C. Suhu tertinggi sebanyak 12 Famili, yaitu, Caneidae,
berada di stasiun II. Suhu berhubungan erat Ephemerilidae, Gomphidae, Perlidae,
dengan kadar DO (Dissolved Oxygen) dalam Ancylidae, Thiaridae, Bithyniidae,
air. Hal ini didukung oleh pernyataan yang Viviparidae, Sphaeriidae, Parathelphussidae,
menyebutkan bahwa hubungan antara suhu air Cordulegastridae dan Chlorocyphidae. Famili
dan oksigen biasanya berkorelasi negatif, yaitu makroinvertebrata paling banyak secara
kenaikan suhu di dalam air akan menurunkan berturut-turut mulai dari stasiun III, I, II dan
tingkat solubilitas oksigen dan, dengan IV.
demikian, menurunkan kemampuan organisme Berdasarkan hasil perhitungan FBI,
akuatis dalam memanfaatkan oksigen yang stasiun I dengan nilai 6,58, yang berarti
tersedia untuk berlangsungnya proses-proses termasuk kategori kualitas air buruk, dengan
biologi di dalam air (Chay Asdak, 2010: 507). tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak.
Kecepatan aliran masing-masing stasiun Makroinvertebrata dari famili Thiaridae dan
berbeda-beda. Stasiun I memiliki kecepatan Sphaeriidae ditemukan dengan jumlah yang
paling banyak dibandingkan famili lain yang famili Ephemirilidae dan Perlidae sudah tidak
ditemukan di stasiun I, karena hewan famili ditemukan distasiun IV, karena hewan ini
ini memiliki nilai toleransi 7 artinya sangat memiliki nilai toleransi 1 yang artinya tidak
tahan terhadap pencemaran, hal ini didukung toleran atau sensitif terhadap perairan yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan Stevi tercemar.
Mardiani M. M (2012) yang menyatakan Famili Thiaridae ditemui di semua
bahwa famili Thiaridae merupakan kelompok stasiun dan mendominasi, karena famili ini
makroinvertebrata yang tahan bahan termasuk makroinvertebrata yang tahan
pencemar. Pada stasiun II memiliki nilai FBI terhadap pencemaran. Hal ini didukung
sebesar 6,49, berarti termasuk dalam kategori dengan hasil penelitian yang dilakukan Rotua
agak buruk, dengan tingkat pencemaran Lelawati S. et al (Tanpa Tahun) menyatakan
terpolusi banyak. Makroinvertebrata dari bahwa makroinvertebrata yang lebih tahan
famili Thiaridae dan Ancylidae memiliki terhadap pencemaran seperti Chironomidae
jumlah yang banyak pada stasiun ini merah (Diptera) dan satu kerang-kekerangan,
dibandingkan famili lainnya. Stasiun III yaitu Thiaridae (Mesogastropoda) muncul
memiliki nilai FBI sebesar 6,64, berarti pada seluruh stasiun.
termasuk dalam kategori buruk, dengan Metode FBI mampu menilai tingkat
tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak. pencemaran Sungai Madiun yang dibagi
Miskipun Pada stasiun ini ditemukan jumlah menjadi empat stasiun penelitian. Berdasarkan
species dan jumlah famili paling banyak yaitu nilai FBI tersebut nilai FBI tertinggi adalah
342 species dan 12 famili, namun memiliki pada stasiun I, karena pada stasiun ini air telah
indek FBI paling tinggi. Makroinvertebrata melalui perkotaan, dimana semua limbah, baik
dari famili Thiaridae dan Ancylidae memiliki limbah pabrik, limbah rumah tangga, limbah
jumlah yang paling banyak dibandingkan 12 pasar, dan limbah rumah sakit bermuara di
famili lainnya. Pada stasiun IV memiliki nilai stasiun ini. Menurut Stevi Mardiani M. M.,
FBI sebesar 6,58 yang berarti memiliki (2012: 11) menyatakan bahwa apabila terdapat
kategori yang sama dengan stasiun I, II dan III bahan pencemar dalam perairan, maka biota
yaitu kategori buruk, dengan tingkat yang sangat peka akan hilang karena tidak
pencemaran terpolusi sangat banyak. Pada mampu bertahan hidup. Sebaliknya biota yang
stasiun ini ditemukan paling sedikit species sangat toleran, akan tetap dapat hidup pada
dan jumlah famili, yaitu 51 species dan 7 kualitas air yang buruk. Setiap stasiun
famili, dengan species paling banyak memiliki makroinvertebrata yang
ditemukan pada famili Thiaridae selanjutnya mendominasi keberadaannya, sehingga terlihat
famili Ancylidae. biota yang toleran terhadap kualitas air yang
Berdasarkan hasil penelitian dengan buruk atau tidak.
bioindikator berupa makroinvertebrata,
masing-masing stasiun memiliki jenis famili SIMPULAN
masing-masing yang toleran dengan kondisi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perairan yang ada. Famili Thiaridae dari Ordo dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Gastropoda memiliki toleransi yang baik makroinvertebrata dapat dijadikan
dengan kondisi perairan mulai dari yang bioindikator dalam melakukan biomonitoring
tercemar ringan sampai berat. Namun untuk Sungai Madiun. Metode Family Biotic Index
(FBI) mampu menentukan kualitas air stasiun Provinsi Gorontalo. Gorontalo :
I, II, III dan IV. Makroinvertebrata yang BALIHRISTI
ditemukan di aliran Sungai Madiun sebanyak
12 Famili, yaitu Caneidae, Ephemerilidae, Chay Asdak. 2010. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Gomphidae, Perlidae, Ancylidae, Thiaridae,
Yogyakarta: Gadjah Mada
Bithyniidae, Viviparidae, Sphaeriidae, University Press.
Parathelphus-sidae, Cordulegastridae dan
Chlorocy-phidae. Famili makroinvertebrata Campbell, Neil A. dan Reece, Jane B. 2008.
paling banyak secara berturut-turut mulai dari Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
stasiun III, I, II dan IV Terjemahan oleh Damaring Tyas
Stasiun I memiliki nilai FBI sebesar Wulandari. 2010. Jakarta: Erlangga.
6,58 yang berarti termasuk dalam kategori
_____. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.
buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi Terjemahan oleh Damaring Tyas
sangat banyak. Stasiun II memiliki nilai FBI Wulandari. 2010. Jakarta: Erlangga.
sebesar 6,49 yang berarti termasuk dalam
kategori agak buruk, dengan tingkat Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas
pencemaran terpolusi banyak. Stasiun III Lingkungan. Yogyakarta: Ombak
memiliki nilai 6,82 yang berarti termasuk Effendi, Hefni. 2008. Telaah
dalam kategori buruk, dengan tingkat Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius
pencemaran terpolusi sangat banyak. Stasiun Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
IV memiliki nilai 6,58 yang berarti termasuk Departemen Pendidikan Nasional.
dalam kategori buruk, dengan tingkat 2009. Pedoman Operasional
pencemaran terpolusi sangat banyak. Penilaian Angka Kredit Kenaikan
Makroinvertebrata yang banyak ditemu-kan di Jabatan Fungsional Dosen Ke
seluruh stasiun adalah famili Thiaridae, Lektor Kepala dan Guru Besar,
sehingga dapat diketahui bahwa Famili (online),
Thiaridae mampu beradaptasi dengan kualitas (http://www.dikti.go.id/files/atur/
air yang baik hingga sangat buruk. Pedoman Nilai Lektor Kepala-Guru
Besar.pdf. Diunduh 15 Maret 2014
DAFTAR PUSTAKA Eleftherion, A. and Mclntyre, A. 2005.
Methods for The Study Marine
Agoes Soegianto. 2005. Ilmu Lingkungan
Benthos Third Edition. Department
Sarana Menuju Masyarakat
of Biologi, University of Crete,
Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga
Greece and Hellenic Centre for
University Press.
Marine Research, Crete, Greece,
Blackwell Science, Australia.
Anang Prasetyo et al. 2004. SAINS 1 (Energi
Ghufran H. Kordi K dan Andi Baso
dan Perubahannya Bumi dan Alam
Tancung. 2007. Pengelolaan
Semesta). Jakarta: PT Grasindo.
Kualitas Air dalam Budidaya
Badan Lingkungan Hidup, Riset, dan Perairan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Teknologi Informasi. 2010. Laporan
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.
Pemantauan Kualitas Air Sungai di Malang: UMM Press
Hilda Zulkifli dan Doni Setiawan. 2011. Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode
Struktur Komunitas Penelitian pendidikan. Bandung: PT
Makrozoobentosdi Perairan Sungai
Musi Kawasan Pulokerto sebagai Odum, P.E. 1994. Dasar-Dasar Ekologi.
Instrumen Biomonitoring. Jurnal Gadjah Mada University Press,
Natur Indonesia (Online), Yogyakarta.
(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/
JN/article/view/202/196, Diunduh 12 Otto Soemarwoto. 2001. Analisis Mengenai
Maret 2014). Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
H. J. Mukono. 2006. Prinsip Dasar kesehatan
Lingkungan. Surabaya: Airlangga Peni Pujiastuti, Bagus Ismail, dan Pranoto.
University Press. 2013. Kualitas dan beban
Pencemaran Perairan Waduk Gajah
Juli Soemirat Slamet. 2000. Kesehatan
Mungkur. Jurnal EKOSAINS
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
(Online), Vol. V, No. 1,
Mada University Press.
(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/
Kaligis, Samidjo Broto K., dan Mieke M.. JN/article/view/202, Diunduh 12
2005. Materi Pokok Pendidikan Maret 2014)
Lingkungan hidup. Jakarta:
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia
Universitas Terbuka.
Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan
Karden Manik, E. S. 2003. Pengelolaan
Pengendalian Pencemaran Air.
Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.
2002. Jakarta: Kementerian
Lintang Rina K., Mustofa N. S., dan Suryanti. Lingkungan Hidup.
2012. Kondisi Perairan Berdasarkan
Philip Kristanto. 2002. Ekologi Industri.
Bioindikator Makrobentos Di Sungai
Yogyakarta: Andi
Seketak Tembalang Kota Semarang.
Jurnal Of Management Of Aquatic Pramitha, Soraya. 2010 . Analisis Kualitas Air
Resources (Online), Vol. I, No.1,
Sungai Aloo, Sidoarjo Berdasarkan
(http://download.portalgaruda.org,
Diunduh tanggal 16 Februari 2014) Keanekaragaman Dan Komposisi
Fitoplankton. Skripsi. Surabaya :
Lintang Rina K., Mustofa N. S., dan Suryanti. Institut Teknologi Sepuluh
2012. Kondisi Perairan Berdasarkan November. (http://Digilib.its.ac.id,
Bioindikator Makrobentos Di Sungai
diakses 12 Desember 2013).
Seketak Tembalang Kota Semarang.
Jurnal Of Management Of Aquatic Prigi Arisandi. 2012. Studi Kualitas Air
Resources (Online), Vol. I, No.1, Sungai Bone dengan Metode
(http://download.portalgaruda.org, Biomonitori (Online), Prosiding
Diunduh tanggal 16 Februari 2014) Seminar Nasional Kimia Unesa
Muhammad dan Adhi. 2004. Modul Ajar 2012,
Pengelolaan Kualitas Air. Surabaya: (http://fmipa.unesa.ac.id/kimia/wp-
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas content/uploads/2013/11/298-309-
Teknik Sipil dan Perencanaan Prigi-Arisandi.pdf, Diunduh 31
Institut Teknologi sepuluh Januari 2014).
Nopember (ITS).
Prima Firstyananda. Tanpa Tahun. Komposisi
dan Keanekaragaman Sabaruddin Wagiman Tjokrokusumo. 2006.
Makrozoobentos Di Tiga Lokasi Bentik Makroinvertebrata sebagai
Aliran Sungai Sumber Kuluhan Bioindikator Polusi Lahan Perairan.
Jabung, Kabupaten Magetan, Jurnal Hidrosfir (Online), Vol. 1,
(online), No. 1,
(http://biologi.fst.unair.ac.id/wp- (http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/J
content/uploads/2012/04/jurnal- HI/article/view/79/185, Diunduh 31
Keanekaragaman-Makrozooentos- Januari 2014).
di-tiga-lokasi-aliran-sungai-sumber-
Kuluhan-Jabung-Kab.-Mage.pdf, Stevi Mardiani M. Maruru. 2012. Studi
Diunduh 12 Maret 2014) Kualitas Air Sungai Bone Dengan
Metode Biomonitoring. Skripsi.
Rahayu, Rudy, Meine, Indra, dan Bruno. Jurusan Kesehatan Masyarakat,
2009. Monitoring Air di Daerah Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Aliran Sungai. Bogor : World Keolahragaan, Universitas Negeri
Gorontalo.
Agroforestry Centre

Ratna Siahaan, Andry Indrawan, Dedi Subekti Rahayu, Rudi Harta Widodo, Meine
Soedharma, dan Lilik B. Prasetyo. van Noordwijk, Indra Suryadi, dan
2011. Kualitas Air Sungai Cisade, Bruno Verbist. 2009. Monitoring Air
Jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Di Daerah Aliran Sungai. Bogor:
Sains, (Online), Vol. 11, No. 2, World Agroforestry Centre.
(http://ejournal.unsrat.ac.id, Diunduh
12 Maret 2014). Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya
Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.
Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumadi Suryabrata. 2011. Metodologi
Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo
Rifgah Marmita, Ratna Siahaan, Roni Koneri, Persada.
Marnix L. Langoy. 2013.
Makrozoobentos sebagai Indikator Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran
Biologi dalam Menentukan Kualitas Lingkungan. Jakarta: PT Rineka
air Sungai Ranoyapo, Minahasa Cipta.
Selatan, Sulawesi Utara, (online),
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak
p/JIS/article/view/2033, Diunduh 31 Pencemaran Lingkungan.
Januari 2014). Yogyakarta: Andi Offset.

Rotua Lelawaty S., Amran Achmad, dan Zoer’aini Djamal Irwan. 2003. Prinsip-Prinsip
Inayah Yasir. (Tanpa Tahun). Ekologi dan Organisasi Ekosistem
Kualitas Air Sungai Bone Komunitas dan Lingkungan. Jakarta:
(Gorontalo) Berdasarkan PT Bumi Aksara.
Bioindikator Makroinvertebrata, Zoer’aini Djamal Irwan. 2003. Prinsip-Prinsip
(online), Ekologi dan Organisasi Ekosistem
(http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: PT
d78f702d6fc5cbed32df6dc08465387 Bumi Aksara.
7.pdf, Diunduh 12 Maret 2014).

Anda mungkin juga menyukai