Anda di halaman 1dari 4

Nama: Naila rahmaniah

Nim: 126308201038

Penjara Suciku Kau Surga Dunia dan Akhiratku

Sebut saja Azma dia adalah anak terahir dari 3 bersaudara setelah lulus dari Sekolah Dasar
dia mendaftarkan dirinya ke Sekolah Menengah Pertama Negri di daerah Purworejo. Akan
tetapi nasip berkata lain dia tidak diterima disekolah tersebut setelah mengikuti ujian selama
3 hari, karena pada tahun kelulusannya menggunakan sistem ujian bukan lagi mengunakan
nilai nem. Dia pulang kerumah dengan mengayuh sepeda begitu kencang tanpa
memperdulikan teman-teman yang bertanya ingin tau apakah dia lolos atau tidak,
sesampainya dirumah dengan raut muka yang kacau mata berlinang air mata yang ia tahan
selama dalam perjalan pulang kerumah ia menuju kekamarnya dan menangis sejadi jadinya.
Ayahnya yang sedang berada dikebun bingung melihat kejadian itu, lalu menuju
kekamarnya dan bertanya “ada apa kok kamu nanggis, apa kamu tidak lulus dalam ujian
masuk SMP N itu?” lalu dia menjawab ia ayah aku tidak lulus, ayahnya pun berkata “tidak
apa-apa anakku mungkin Allah memberikan takdirmu bukan di Sekolah itu”

Dimalam harinya ayah dan ibu berunding untuk memutuskan sekolah mana yang harus ia
masuki selain disekolah-sekolah negri. Dan akhirnya pesantren menjadi jalan kelurnya,
dimana didalam keluarganya nilai-nilai religi sangat kental. Sebenarnya Azma tidak begitu
suka dengan pesantren akan tetapi dia mendapat motivasi dari kakaknya bahwa
dipesantren itu kamu akan mendapat banyak pengalaman yang melibihi pengalaman
anak-anak di luar pada umumnya. Dan dia pun ingin mencobanya pertama dia diantar oleh
ibunya sampai tempat tujuan yaitu PON-PES AL-IMAN Bulus Purworejo. Akan tetapi dia
hanya bertahan selama satu tahun di pondok tersebut, karena faktor sakit dan lingkungan
yang sangat tidak mendukung. Dua minggu sesudah dia keluar dari pondok tersebut
tantenya yang berada di Timika Papua pulang ke kampung halaman, kerena ingin
mendaftarkan anaknya ke pondok pesantren yang berda di daerah Ngawi.
Setibanya dirumah ternyata tante yulli sapaannya mengajak Azma untuk ikut mencoba
mendaftar ke pondok pesantren yang berada di Ngawi tersebut. Akhirnya dia ingin
mencobanya karena mendapat dukungan dari ayah dan ibu dan mereka yakin kalau
anaknya akan lulus dalam ujian seleksi penerimaan santri baru. Dari sini kisah hidup Azma
yang sebenarmya akan dimulai di dalam lingkungan yang begitu kental dengan nilai-nilai
islam.
Berangkat dari rumah dengan niat yang bulat dan memantapkan ingin mempelajari dan
memperdalam agama sudah ia genggam. Sesampailah di tempat tujuan sebut saja Pondok
Modern Gontor Putri yaitu di Sambirejo Mantingan Ngawi Jawa Timur yang mana terletak
dipinggir jalan raya Solo-Surabaya, dan ternyata banyak wali murit yang berdatangan
mereka semua ingin mendaftarkan anaknya. Pendaftaran santri baru terletak digedung
Bairut, dimana disetiap masing-masing stand dijaga oleh santri senior yang biasa disebut
Ustadzah. Rincian pendaftaran adalah mengisi formulir data diri dan keluarga, membayar
administrasi yang mencangkum sragam, buku, uang sekolah dan makan selama satu bulan,
lemari, dan uang gedung semuanya hampir mencapai Rp 2.000.000,00. Selama menjadi
calon pelajar asrama dan kamar yang akan ia tempati selama 4bulan yaitu asrama Makkah
kamar no.5, asrama ini terletak sangat jauh dari kantin, kelas, kantor guru, masjid dan paling
penting jauh dari bagian penerimaan tamu, karena jam berkunjung tamu dibatasi bayangkan
saja ketiaka mendapat tamu jam 4 sore sedangkan jam 5 sudah harus berada di asrama
untuk persiapan shalat maghrib. Satu bulan telah dilalui, banyak pengalaman yang dia dapat
selain pengalaman mendapatkan teman dari berbagai daerah seluruh indonesia juga
pengalaman dalam pendidikan seperti lomba-lomba yang diadakan setiap kelas dan lomba
antar Rayon.
Acara yang paling meriah dalam 4 bulan masa calon pelajar yaitu PORSENI (pentas
olahraga dan seni) banyak penampilan dari para santri, kakak senior dan juga ustadzah.
Ketika itu dia mengikuti seleksi menari tapi belum lolos dan apa boleh buat hanya bisa
melihat. Bulan terahir ujian besar akan diadakan dimana penentu apakah dia lolos dari
percobaan calon santri atau belum. Seketika satu pondok belajar tanpa melihat waktu siang
sampai malam dan bahkan ada yang belajar sampai subuh. Ini semua membuatnya takut
akan apakah nanti dia bisa lolos atau tidak dilihat dari calon-calon santri yang lain mereka
semua memiliki kemampuan dan semangat yang luarbiasa. Seketika mendapatkan
cambukan uang kalau bisa dibilang cambukan sapi itu belum seberapa, dia bangkit dan
seolah tak mau kalah dengan teman-temannya sifat egois dalam meraih impian ia gunakan.
Ujian berlangsung selama 4 minggu, dua minggu ujian secara lisan dan dua minggu ujian
tulis. Waktu yang ditunggu telah tiba semua wali santri berdatangan ingin melihat dan
mendengar apakah anak merela lulus dalam uji coba penerimaan santri tersebut. Akan
tetapi berbeda dengan Azma dan sepupunya yaitu Intan mereka belum mendapatkan
panggilan bahwa orang tua mereka sudah datang. Dengan mata berkaca-kaca aku berkata
dalam hati “kenapa ibu belum juga datang padahal aku belum membayar uang sekolah
bulan terahir ini ..-__-.
Setelah menunggu berjam-jam akhirnya pengumuman itu dimulai, diawali sambutan oleh
bapak pimpinan pusat yang datang dari Ponorogo. Ketika pengumunan sudah selesai
dibacakan tidak ada nama Azma Arrosyidah seketika dia menangis sejadi jadinya belum
pernah dia merasa sedih sesedih hari itu. Dan ketika ibu dan pakdenya datang dia langsung
memeluknya dengan nada yang sesenggukan dia bilang bahwa namanya tidak sebutkan
dalam daftar calon santri yang lulus. Sang ibupun menanyakan kepada panitia kenapa nama
anaknya tidak tercantum didaftar anak-anak yang lulus. Setelah panitia melihat data-data
dari anak yang biasa di panggi Ama itu belum melunasi uang pembayaran sekolah bulan
akhir. Rasa gusar dan gundah pun akhirnya menghilang ketika ibunya memberitahukan
bahwa ia lulus gontor putri 2. Liburan selama satu bulan telah tiba dimana para santri
berpisah dengan teman-teman seasrama dan sekamar. Mereka semua berpencar ada yang
lulus di Gp 1, Gp 2 dan Gp3. Gp itu singkatan dari Gontor putri hehee,,,
Selang beberapa satu tahun akhirnya ada pertukarang kelas dari Gp 2 ke Gp 1 dan dia
bersama sepupunya lulus akhirnya mereka menetap di Gp 1. Di mana asrama dan masjid
lebih besar dibanding di tempat sebelumnya. Kegiatan di Gp 1 lebih padat dimana dimulai
dari jam 03.38 santri diwajibkan bangun untuk persiapan sholat subuh, dijam 05.00
muhadasah yaitu mempelajari kosa kata arab dan inggris untuk bahasa arab waktunya 3
minggu dan bahasa inggris 1 minggu, jam 06.30 menuju kekelas masing-masing yang tak
jauh dari asrama karena memang satu komplek selesai pelajaran sekitar jam 12.30,
diteruskan dengan makan siang jam 13.00 persiapan sekolah siang dimana mempelajari
pelajaran tambahan seperti vocab atau kosa kata yang dikemas dalam sebuah cerita
bahasa arab dan inggris. Tidak cukup disitu selasai sekitar jam 15.00 di teruskan dengan
persiapan sholat ashar d masjid dan setelah itu waktu bebas antara jam 15.30-16.50.
Biasanya para santri ada yang pergi ke café, koperasi, ada juga yang sibuk mencuci dan
beres-beres lemari. Setelah jam menunjukkan pukul 16.30 santri bersiap-siap mandi untuk
pergi kemasjid dan sambil menunggu datangnya sholat maghrib tadarruslah yang wajib
mereka lakukan.
Ditengah waktu menunggu sholat magrib kakak-kakak senior bagian pengumuman yang
bertugas mengumumkan semua berita penting memuali telah berdiri dimimbar masjid.
Pnegumaman yang diumumkan diantaranya: tentang pelannggaran, berita duka, berita
segala kegiatan yang berada dipondok. Sholat maghrib pun tiba semua santri
menjalannkannya dengan penuh khusuk menundukkan diri kepada Penjaga hati dan Pemilik
alam jagat raya ini Allal aza wajalla. Dan diantara pengumuman tadi dalam berita
pelanggaran tersebut nama Azma Arrosyidah sebagai pelanggar bahasa dan harus
mendatangi bagian bahasa yang berada di rayon syanggit, dengan seketika muka pucat dan
cucuran keringat dingin tapi untunngnya dia tidak sendirian ada 3orang yang tekena bagian
bahasa tidak lain adalah temannya yaitiu Rina, Khusna dan Lia. Maklum kelas satu masih
suka ceplas-ceplos menggunakan bahasa indonesia ya memang kita berasal dari negara
yang menggajarkan menggunakan bahasa indonesia, bahkan dalam sumpah pemuda di
sebutkan satu bahasa bahasa indonesia haha…
Tapi kita sadar seketika kita salah karena kita sudah dilingkungan pondok yang mana
menggunakan dua bahasa dalam kesehariaannya yaitu Arab&Inggris. Konsekuensi dari
pelanggaran tersebut yaitu berjemur tepat dibawah terik matahari dan di depan masjid
dengan tulisan yang kita bawa yaitu
‫ﺗﺤﺪﺛﻦ اﻟﻠﻐﺔ اﻧﺪو ﻧﯿﺴﯿﯿﺎ ﻓﻲ اﻟﻄﺮﯾﻖ‬
Artinya “kita berbicar dengan bahasa Indonesia di jalan”
Malu, panas itu yang kita rasakan berjemur dari jam 13.00-13.25, seketika menjadi abu
gosong. Dalam hati kami tidak kan mengulangi kesalahan untuk kedua kali. Oya kembali lagi
dengan rentetan kegiatan, setelah selesai sholat maghrib para santri menuju dapur untuk
menggambil makan malam menu paling enak yaitu di hari senin dan kamis biasnya ikan dan
ayam ini sii menu favorit satu pondok bahkan mereka berlari menuju dapur karena berebut
antri yang pangjangnya melebihi ular hehhe..^__^. Selesai makan malam ketika hari sabtu
dan kamis diteruskan dengan muhadhoroh atau biasa disebut latihan pidato, malam minggu
selesai lebih awal dan dengan bahasa inggris, hari kamis siang dengan bahasa arab, dan
kamis malam dengan bahasa indonesia. Di hari kamis juga ada kegiatan pramuka dimana
setiap Gudep atau gugus depan berkumpul di tempat masing-masing. Hari yang di tunggu
para santri tiba yaitu hari jum’at hari libur sepondok dimana semua kegiatan hanya dilakukan
dengan mencuci, menyetrika, dan biasanya banyak yang mendapatkan tamu. Dapat
dihitung berapa kali aku mendapatkan tamu hanya satu kali sedih bukan, tapi itu semua
tidak membuatku iri terhadap teman-teman yang lain toh ketika mereka dapet tamu aku juga
sering di ajak untuk ikut keluar menemui tamu dan sekedar menghirup udara luar itu pun
sudah bahagia.
Ujian akhir semester sudah didepan mata selama satu bulan lebih 2 minggu para
santri telah belajar tanpa lelah demi mendapatkan kelas yang lebih baik dari sebelumnya.
Ujiannya pun sama yaitu diawali dengan ujian lisan dan diakhiri dengan ujian tulis. Ujian ini
penentu apakah dia naik kelas atau tinggal kelas, karena seleksi untuk kenaikan kelas
dipondok lebih susah ternyata. Selesai ujian liburan panjang tiba selama satu bulan lebih 10
hari. Dan nantinya ketika balik kepondok akan mendapatkan kelas, asrama dan teman yang
baru lagi.
Suasana yang paling berkesan selama 3 tahun lebih dalam penjara suci ini yaitu
waktu kelas 5 sekitar SMA kls 2 dan kelas 6 SMA kls 3. Dikelas 5 kta diberikan amanat
untuk menjadi pengurus dari setiap masing-masing asrama, dimana terdapat bagian-bagian
pengurus yang menangani dalam setiap kegiatannya, seperti bagian bahasa, sekertaris,
bendahara, olahraga, keseniaan, keamanan, dan kebersihan. Disini kita mendapat pelajaran
bagaimana mengkoordinir dan membangun kebersamaan dan memecahkan setiap
masalahnya dengan cara demokrasi. Kedewasaanya sudah kita terapkan sejak dikelas 4
dulu dimana kita diberi amanat untuk menjadi panitia dalam perpulangan santri yang pulang
menggunakan konsulat masing-masing kota. Sehingga di kelas 5 kita sudah terbiasa dan
hanya perlu penyesuaiaan.
Dikelas 6 mulai banyak cobaan, dimana ujian-ujian menjadi makanan kita sehari
hari. Ini merupakan benih yang akan kita tuwai dari hidup kita selama dipondok, karena di
kelas 6 diadakan banyak sekali ujian bahkan smapai kita dikarantinakan selama 2 bulan
lebih. Disitu kita banyak mendapat kenangan bersama sahabat-sahabat yang selalu
mendukung satu sama lain, memberikan kekuatan, motivasi dan juga membimbing kita
apabila kita melakukan kesalahan. Dari sini dapat diambil banyak hikmah bagaimana kita
menjadi manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Seperti
juga dalam bahasa arab disebutkan
‫ﺧﯿﺮ اﻟﻨﺎ س اﻧﻔﻌﻬﻢ ﻟﻨﺎ س‬
Sebaik-baiknya manuasia itu yang bermanfaat bagi orang lain

Anda mungkin juga menyukai