Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ILMU USHUL FIQH


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Ushul Fiqh
Dosen Pengampu: M. Zainul Muttaqin, M.H.

Disusun oleh :
1. PATRISYA BELA OKTAVIANI (126103201041)
2. ARUM PUSPA NINGRUM (126103201042)
3. ARILLIA SYADITA (126103201043)
4. MOHAMMAD AVI NUR R. (126103201065)

KELAS 2B
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2021
Pengertian

Ushul Fiqh berasal dari kata Ushul (bentuk jamak dari Ashal) dan kata Fiqh. Ashal
secara bahasa berarti fondasi, dan Fiqh berarti pemahaman. Ushul Fiqh dari segi etimologi
berarti paham yang mendalam.

Fiqh yaitu ilmu dan himpunan hukum syara’/syariat tentang perbuatan manusia
(amaliah) yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Sedangkan Ashal yaitu sesuatu
yang menjadi dasar atau landasan hukum

Abdul Wahab Khalaf (tokoh pemikir Islam, Mesir) memberikan pengertian Ushul
Fiqh sebagai “Ilmu tentang kaidah-kaidah dan metode penggalian hukum-hukum syara’
mengenai perbuatan manusia (amaliah) dari dalil-dalil yang terperinci, atau kumpulan
kaidah-kaidah dan metode penelitian hukum syara’ mengenai perbuatan manusia (amaliah)
dari dalil-dalil yang terperinci.”

Sederhananya, Ushul Fiqh adalah kaidah yang menjelaskan cara-cara mengeluarkan


hukum-hukum dari dalil-dalilnya. Dalam bahasa non Arab, ushul fiqh ini sering
diterjemahkan menjadi “teori hukum”, karena memang didalamnya berisi tentang teori-teori
dalam memahami hukum syara’.

Sebagai perumpamaan, wajibnya melakukan sholat itu disebut hukum syara’. Tidak
pernah disebut dalam Al-Qur’an maupun hadits bahwa sholat itu hukumnya wajib. Yang
tersebut dalam Al-Qur’an hanyalah perintah mengerjakan sholat yang berbunyi:

“Kerjakanlah sholat!”

Ayat Al-qur’an mengandung perintah mengerjakan sholat itu disebut dalil syara’. Untuk
merumuskan kewajiban sholat yang menjadi hukum syara’ ada aturan dalam bentuk kaidah,
umpamanya “setiap perintah menunjukkan wajib”.

Ushul Fiqh mempelajari mengapa suatu hukum fiqh bisa hadir. Ushul Fiqh harus
dipelajari dan dipahami terlebih dahulu, tidak bisa diterapkan langsung ke kasus yang ada.
Objek Kajian

Dari definisi ushul fiqh yang sudah dipaparkan diatas, terlihat jelas bahwa objek
kajian ushul fiqh secara garis besar terbagi menjadi tiga:

1. Sumber hukum dengan semua hukum seluk beluknya.


2. Metode pendayagunaan sumber hukum atau metode penggalian hukum dari
sumbernya.
3. Persyaratan orang yang berwenang melakukan istimbath dengan semua
permasalahannya.

Menurut pendapat Muhammad Al- juhaili memperinci tentang objek kajian ushul fiqh
sebagai berikut:

1. Sumber-sumber hukum syara baik yang disepakati seperti Al- qur’an dan Sunnah,
maupun yang masih diperselisihkan, seperti istihsan dan maslahah mursalah.
2. Mencari jalan keluar dari kedua dalil yang bertentangan secara dzahir, ayat
dengan ayat atau Sunnah.Baik dengan jalan pengkompromian. Menguatkan salah
satu tarjih, pengguguran salah satu atau kedua dalil yang bertentangan.
3. Pembahasan tentang ijtihad, syarat –syarat, sifat –sifat, dan orang-orang yang
melakukan ijtihad.
4. Pembahasan kaidah-kaidah yang akan digunakan dalam mengistimbathkan hukum

Adapun pendapat dari Al-Ghazali yaitu tentang sumber dan dalil hukum, tentang
metode istimbath dan tentang ijtihad. Objek pembahasan ushul fiqh nya ada 4 bagian:

1. Pembahasan tentang hukum ‘syara’ dan yang berhubungan dengannya,seperti


hakim,mahkumfih dan mahkum alaih
2. Pembahasan tentang sumber sumber dan dalil-dalil hukum.
3. Pembahasan tentang cara menginstimbath kan hukum dari sumber-sumber dalil
itu.
4. Pembahasan tentang ijtihad

Adapun sumber pengambilan ushul fiqh ialah:

1. Ilmu kalam (theology)


2. Ilmu bahasa Arab
3. Tujuan syara’ (maqashid asy-sari’ah).
Hal ini disebabkan sumber hukum yang merupakan objek kajian ushl fiqh diyakini
oleh Allah SWT.Yang berbentuk Al-qur’an dan Sunnah.Pembuat hukum adalah Allah,tiada
hukum kecuali dari Allah SWT, hal tersebut pembahasan dalam ilmu kalam.

Urgensi Mempelajari Ushul Fiqh

Para ulama ushul fiqh sepakat bahwa ushul fiqh merupakan salah satu sarana untuk
mendapatkan hukum-hukum Allah sebagaimana yang di kehendaki oleh Allah dan Rasul
Nya, baik yang berkaitan dengan masalah aqidah, ibadah, muamalah, uqubah (hukuman)
maupun akhlak.Dengan kata lain, uhul fiqh bukanlah sebagai tujuan melainkan hanya
sebagai metode, sarana atau alat..

Studi ushul fiqh baru terasa penting bila dihadapkan kepada masalah-masalah baru
yang hukumnya tidak terdapat dalam perbendaharaan fiqih lama.Dengan maraknya para
peminat hukum islam melakukan perbandingan madzahab bahkan untuk mengetahui mana
yang lebih kuat, serta adanya upaya untuk memperbarui hukum islam.

Di bawah ini beberapa manfaat pentingya mempelajari ushul fiqh:

1. Dengan mempelajari ushul fiqh dapat mengetahui dasar-dasar para mujtahid pada
masa silam dalam membentuk fiqihnya.
2. Dengan mempelajari ushul fiqh seseorang akan memperoleh kemampuan untuk
memahami ayat-ayat hukum dalam Al-qur’an dan hadist-hadist hukum dalam
sunnah Rasulullah, kemudian dapat mengisbathkan hukum dari dua sumber
tersebut.
3. Dengan mendalami ushul fiqh seseorang akan mampu secara benar dan lebih baik
melakukan muqaramat al mazahib al-fiqiyah
Sumber Rujukan

https://ushulfiqih.com/ushul-fiqih-menurut-bahasa-dan-istilah/

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh

Haq, Muhammad Itsbatul, “Qawā’id Uṣūliyyah Tasyrī’iyyah Sebagai Prinsip Dasar Dalam
Memahami Teks Alquran Dan Hadis: Studi Pemikiran ‘Abd al-Wahhab
Khallāf” (http://journal.uinjkt.ac.id) Jurnal Qur’an dan Hadist No.1 Vol 6
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/perbedaan-ushul-fiqh-dengan-kaidah-fiqh/
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2017)

Anda mungkin juga menyukai