Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL, RISIKO LIKUIDITAS, DAN

RISIKO PASAR TERHADAP KINERJA KEUANGAN SYARIAH


PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2017

MINI RISET
Akuntansi dan Manajemen Keuangan Syariah

Dosen Pengampu :
Ibu Farida, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :
Sintia Wilansari
15.0102.0049

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN DAN GAMBARAN OBJEK
1.1 PENDAHULUAN
Perbankan Islam merupakan bank yang dalam kegiatan operasionalnya
dilandaskan pada prinsip syariah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Bank
Syariah dalam pengertian umumnya bukan hanya untuk menghindari bunga
berdasrkan transaksi, tetapi juga untuk menghindari Gharar (Penipuan), serta
larangan-larangan yang terdapat dalam syari’ah islam. Pada PT. Bank Syariah
Mandiri terdapat beberapa risiko untuk mengukur suatu kinerja keuangan syariah
seperti risiko kredit, risiko reputasi, risiko operasional, risiko pasar, risiko legal, risiko
likuiditas dan lainnya. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat
dikelola secara hati-hati atau prudent sehingga dampaknya tidak terlalu mengarah
pada kerugian bank dan nasabah (Farida, dkk, 2018). Kinerja perbankan syariah, tidak
hanya dinilai dari faktor keuangan dan profitabilitas saja, tetapi juga memperhatikan
kemaslahatan umat, yaitu kegiatan operasional dan produk perbankan syariah harus
dilakukan sesuai dengan konsep syariah yang sesuai dengan Al Quran dan
Hadist(Farida, dkk, 2018).

1.2 GAMBARAN OBJEK


PT. Bank Syariah Mandiri berdiri sejak tahun 1999, merupakan hikmah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Bank Syariah Mandiri telah memiliki 737
kantor yang tersebar 24 Provinsi di Indonesia. Dengan akses lebih dari 196.000
jaringan ATM Syariah Mandiri dan ditunjang 3746 unit ATM Mandiri serta 14.758
unit ATM Bersama, 10.647 ATM Prima yang tersebar di seruluh Indinesia serta
6.505 jaringan MEPS di Malaysia, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan
keapada nasabah untuk bertransaksi.
Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa produk tabungan dan pembiayaan
untuk nasabah. Produk tabungan seperti tabungan BSM, BSM Tabungan Simpatik,
Tabunganku, Tabungan Rencana, Tabungan Kurban, dll. Sedangkan untuk produk
pembiayaan seperti Pembiayaan Gria BSM, Mudharabah BSM, Musyarakah BSM,
Murabahah BSM, dll. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai
bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya
2
BAB II
ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL DESKRIPSI

2.1. Analisis dan Intepretasi Risiko Kredit Terhadap Kinerja Keuangan Syariah
Menurut Rustam, (2013:55) risiko kredit merupakan risiko akibat kegagalan
nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan
perjanjian yang disepakati. Sharia enterprise theory merupakan teori yang mengakui
adanya pertanggungjawaban tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja melainkan
kepada kelompok stakeholders yang lebih luas (Farida dan Dewi, 2017).
Pada PT Bank Syariah Mandiri terdapat resiko kredit pada tahun 2017 yang di
nyatakan dalam jutaan rupiah di ukur dengan Assetlancar/total asset yaitu Rp
1.135.610 / Rp 87.939.774 = 0,013 . pembiayaan pada debitur inti/ total pembiayaan
yaitu Rp 36.233.737/57.289.551= 0,63 dan pembiayaan bermasalah / total
pembiayaan yaitu 2.594.596/57.289.551=0,045Hasil ini menunjukan bahwa
pengelolaan resiko kredit sebesar 0,045 atau 4,5% dari total pembiayaan PT Bank
Syariah Mandirisudah baik, karena di bawah standar resiko kredit bermasalah yang
mampu meminimalkan kreditnya sehingga dapat berdampak baik pada penilaian
kinerja keuangan bank. No.13/3/PBI/2011 menetapkan rasio NPL maksimal 5% dari
total kredit. Apabila rasio NPL dibawah 5% menunjukkan bahwa bank dapat
mengelola risiko kreditnya dengan baik karena mampu meminimalkan kreditnya
sehingga dapat berdampak baik pada penilaian kinerja keuangan bank.
Sedangkan kinerja keuangan syariah PT Bank Syariah Mandiri yang di ukur
dengan profit sharing ratio (mudharabah+musyarakah)/total pembiayaan (3.398.751
+ 17.640.213)/ 57. 289.551=0,367, zakat performance ratio zakat/aset bersih yaitu
24.636 / 1.135.610= 0,022equitable distribution ratio dana qard/(pendapatan-
(zakat+pajak)yaitu =2.609.571/(12565954-(12.488+121.894))= 0,20 biaya tenaga
kerja/(total pendapatan-(zakat+pajak)) yaitu =1599262/ (8.229.926 -
(12.488+121.894)) = 0,19 shareholder deviden/laba bersih sebesar 0, net profit
pendapatan bersih/laba yaitu =421.804 / 365.166 = 1,15dan islamic income
pendapatan halal/(pendapatan halal+non halal) yaitu =1747950/ (1747950+49613) =
0,97. Hasil ini menunjukan bahwa kinerja keuangan syariah pada PT Bank Syariah
Mandiri sehat, karena sudah melaksanakan danmenggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangansecara baik danbenar dilihat dari hasil profit sharing ratio, akat
3
performance ratio, equitable distribution ratio, net profit dan islamic income. Hanya
saja untuk shareholder, Bank Syariah Mandiri tidak mengeluarkan deviden jadi hasil
shareholder 0.

Menurut saya Resiko Kredit berpengaruh terhadap Kinerja keuangan karena


dengan adanya risiko kredit yang makin tinggi maka nilai kinerja keuangan akan
menurun. Jika perusahaan tidak bisa mengelola risiko kredit dengan baik maka nilai
kinerja keuangan akan menurun.

2.2. Analisis dan Intepretasi Risiko Operasional Terhadap Kinerja Keuangan Syariah

Menurut Rustam, (2013:135) Risiko operasional merupakan risiko yang


mempengaruhi semua kegiatan usaha karena suatu hal yang inheren dalam
pelaksanaan proses operasional. Pada PT Bank Syariah Mandiri terdapat resiko
operasional tahun 2017 yang di nyatakan dalam jutaan rupiah di ukur dengan
BiayaOperasional / Pendapatan operasional yaitu 2.513.160 / 3.996.652 = 0,629 atau
62,9%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa risiko operasional di kategorikan baik
karena hasil rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di
bawah 90% yang bearti bank sudah lebih efisien dalam menggunakan sumber daya
yang ada untuk kegiatan operasionalnya dengan kinerja keuangan baik. Bank
Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah
90%.Sedangkan kinerja keuangan syariah yang diukur menggunakan equitable
distribution ratio biaya tenaga kerja/(total pendapatan-(zakat+pajak) yaitu=
1.599.262/ (8.229.926 - (124.88+121.894) = 0,19. Hasil ini menunjukan bahwa
kinerja keuangan syariah pada PT Bank Syariah Mandiri sehat, dengan hasil
equitable distribution ratio yang di peroleh.

Menurut saya, risiko operasional berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan


Syariah karena apabila tingkat BOPO yang dihasilkan semakin rendah maka kinerja
manajemen dari bank tersebut berarti semakin baik. Hal tersebut menunjukkan
kinerja keuangan yang baik. Rasio BOPO menggambarkan kemampuan bank dalam
menyeimbangkan beban operasional dengan pendapatan operasionalnya. BOPO yang
tinggi akan mengakibatkan menurunnya kinernja keuangan perbankan (Natalia,
2015).

4
2.3. Analisis dan Intepretasi Risiko Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Syariah
Risiko likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan bank syariah dalam
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo (Rustam, 2013:145). Pada PT Bank
Syariah Mandiri terdapat resiko likuiditas tahun 2017 yang di nyatakan dalam jutaan
rupiah di ukur dengan Kas/total asset 1.135.610 / 87.939.774 =0,013 (1,3%) , dan
Kas/total pendanaan jangka pendek 1.135.610 / 13.531.435 =0,083 (8,3%). Dari hasil
tersebut menunjukan bahwa risiko likuiditasPada PT Bank Syariah Mandiri adalah tidak
likuid karena total aktiva lancaar lebih besar yaitu 1,3% di banding hutang lancar
8,3%. Sedangkan kinerja keuangan syariah yang diukur menggunakan profit sharing
ratio (mudharabah+musyarakah)/total pembiayaan (3.398.751 + 17.640.213)/ 57.
289.551=0,367, zakat performance ratio zakat/aset bersih yaitu 24.636 / 1.135.610=
0,022equitable distribution ratio dana qard/(pendapatan-(zakat+pajak) yaitu
=2609571/(12565954-(12488+121894)= 0,20, biaya tenaga kerja/(total pendapatan-
(zakat+pajak) yaitu =1.599.262/(8.229.926-(12.488+121.894) = 0,19. Hasil ini
menunjukan bahwa kinerja keuangan syariah pada PT Bank Syariah Mandiri sehat,
karena sudah melaksanakan danmenggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangansecara baik danbenar dilihat dari hasil profit sharing ratio, akat performance
ratio, equitable distribution ratio.

Menurut saya, risiko likuiditas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan syariah


karena jika pendanaan jangka pendek di kelola dengan baik dan menghasilkan hasil
likuid pada bank, maka bank mampu untuk memenuhi kewajiban jangkan pendek tanpa
adanya sesuatu penundaandan kinerja keuangan syariah akan baik. Bank dianggap
semakin likuid dimana bank mampu memenuhi kredit tanpa adanya sesuatu penundaan
(kredit yang cepat direalisasi) (Verawaty dkk, 2017).

2.4. Analisis dan Intepretasi Risiko Pasar Terhadap Kinerja Keuangan Syariah
Risiko pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening administrasi
akibat perubahan harga pasar, yang meliputi nilai tukar, komoditas dan modal
(Rustam, 2013:135). Pada PT Bank Syariah Mandiri terdapat resiko pasar tahun 2017
yaitu dari selisih kurs dalam CALK sebesar 156 dari mata uang asing. Sedangkan
kinerja keuangan syariah yang diukur menggunakan shareholder deviden/laba bersih
sebesar 0, net profit pendapatan bersih/laba yaitu =421.804 / 365.166 = 1,15 dan
islamic income pendapatan halal/(pendapatan halal+non halal) yaitu =1.747.950/
(1.747.950+49.613) = 0,97. Hasil ini menunjukan bahwa kinerja keuangan syariah

5
pada PT Bank Syariah Mandiri sehat, karena sudah melaksanakan danmenggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangansecara baik danbenar dilihat dari hasil net profit,
islamic income, hanya saja untuk hasil shareholder 0, karena PT Bank Syariah
Mandiri tidak membagiakan deviden.
Menurut saya, risiko pasar berpengaruh terhadap kinerja keuangan syariah
karena semakin besar risiko pasar pada bank maka akan meningkatkan pendapatan
bunga atas asset produktif yang dikelola, sehingga semakin baik kinerja keuangan
perbankan.NIM yang tinggi menunjukkan pendapatan bunga dari aktiva produktif
yang tinggi, sehingga mengakibatkan ROA yang tinggi pula (Natalia, 2015).

6
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan hasil analisis risiko kredit, oprasional, likuiditas dan pasar terhadap
kinerja keuangan syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
1. Resiko Kredit berpengaruh terhadap Kinerja keuangan karena dengan adanya risiko
kredit yang makin tinggi maka nilai kinerja keuangan akan menurun. Jika perusahaan
tidak bisa mengelola risiko kredit dengan baik maka nilai kinerja keuangan akan
menurun. Hasil resiko kredit sebesar 0,045 atau 4,5% dari total pembiayaan PT Bank
Syariah Mandiri sudah baik, karena di bawah standar resiko kredit bermasalah yang
mampu meminimalkan kreditnya sehingga dapat berdampak baik pada penilaian
kinerja keuangan bank. Sedangkan Hasil Kinerja Keuangan menunjukan bahwa
kinerja keuangan syariah pada PT Bank Syariah Mandiri sehat.
2. Risiko operasional berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Syariah karena apabila
tingkat BOPO yang dihasilkan semakin rendah maka kinerja manajemen dari bank
tersebut berarti semakin baik. Hasil risiko operasional 0,629 atau 62,9%,menunjukan
bahwa risiko operasional di kategorikan baik karena hasil rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di bawah 90%. Sedangkan Hasil Kinerja
Keuangan menunjukan bahwa kinerja keuangan syariah pada PT Bank Syariah
Mandiri sehat.
3. Risiko likuiditas berpengaruh terhadap Kinerja keuangan syariah karena jika
pendanaan jangka pendek di kelola dengan baik dan menghasilkan hasil likuid pada
bank maka bank mampu untuk memehuni kewajiban jangkan pendek tanpa adanya
sesuatu penundaan dan kinerja keuangan syariah akan baik. Hasil risiko likuiditas
tidak likuid karena total aktiva lancaar lebih besar yaitu 1,3% di banding hutang
lancar 8,3%.Sedangkan Hasil Kinerja Keuangan menunjukan bahwa kinerja keuangan
syariah pada PT Bank Syariah Mandiri sehat.
4. Risiko pasar berpengaruh terhadap kinerja keuangan syariah karena semakin besar
risiko pasar pada bank maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas asset
produktif yang dikelola, sehingga semakin baik kinerja keuangan perbankan. Hasil
risiko pasar dari selisih kurs dalam CALK sebesar 156 dari mata uang asing.
Sedangkan Hasil Kinerja Keuangan menunjukan bahwa kinerja keuangan syariah
pada PT Bank Syariah Mandiri sehat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Rianto Rustam. 2013. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia.
Jakarta : Salemba Empat.

Farida dan Veni Soraya Dewi. 2017. Analisis Pengaruh Penerapan Kinerja Maqasid
terhadap Manajemen Risiko pada Perbankan Syariah. CAKRAWALA: Jurnal
Studi Islam, Vol. XII, No. 2, 2017.

Farida, Nur Laila Yuliani, Puput Ani Gunarti. 2018. Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia. Prosiding Business and Economics Conference In Utilizing of Modern
Technology ISSN 2622 – 9404. FEB UMMagelang.

Nawir Mansyur. 2018. Pengaruh Risiko Pasar terhadap Profitabilitas Perusahaan


Subsektor Bank pada Bursa Efek Indonesia. Nal Maksipreneur | Vol. 7 No. 2 |
Juni 2018 | Hal. 107–116.

Pauline Natalia. 2015. ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR,


EFISIENSI OPERASI, MODAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERBANKAN. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol
1 No 2 Agustus 2015: 62-73.

Verawaty, Ade Kemala Jaya, Yolanda Widiati. 2017. Pengaruh Resiko Kredit,
Likuiditas, Efisiensi Operasional dan Tingkat Ekonomi Makro Ekonomi
Terhadap Kinerja Bank Pembangunan Daerah di Pulau Sumatera. AKUISISI-
VOL 13 NO. 1 APRIL 2017.

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/company-report/annual-reportDiakses
tanggal 20 Januari 2019.

https://www.syariahmandiri.co.id/assets/pdf/laporan
audit/LKFS%20BSM%2031%20Dec%202017-Final%20Print.pdfDiakses
tanggal 20 Januari 2019.
Bank Indonesia. www.bi.go.id. Diakses Januari 2019
8

Anda mungkin juga menyukai