Anda di halaman 1dari 4

Kasus Fraud Hutang Usaha pada PT Make Me Up

"Skandal Manipulasi LaporanKeuangan PT. Make Me Up”

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2)

Disusun Oleh Kelompok 7 :

1. Aeyna Azeha (19101021211)


2. Ma'rifatun Nisa (19101021215)
3. Kaswati (19101021220)
4. Ratma Lativa (19101021258)
5. Vindi Ayu Saputri (19101021223)

Kelas : Akuntansi A3

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021

BAB 1

Pendahuluan
Profil Perusahaan

PT Make Me Up adalah salah satu perusahaan produsen make up. Perusahaan ini didirikan di
Lombok oleh Putri Mandalika pada tahun 1999. Make Me Up sudah berpengalaman lebih dari
17 tahun menciptakan produk berkualitas internasional yang terinspirasi dari alam dan lebih
dari 200 jenis produknya terbuat dari bubuk mutiara asli yang diambil dari kepulauan Lombok.
Perusahaan Make Me Up mulai menerbitkan sahamnya pada tahun 2003 Make Me Up
merupakan salah satu perusahaan kosmetika dengan pertumbuhan tercepat dan juga
perusahaan kecantikan berbasis penjualan langsung terbesar di Indonesia.

Permasalahan

Pada laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015, manajemen Make Me Up melaporkan


adanya laba bersih sebesar Rp 125 milyar. Akan tetapi, nilai laba tersebut dianggap terlalu besar
sehingga dilakukan audit terhadap perusahaan tersebut. Setelah dilakukan audit, pada 3 Mei
2016 laporan keuangan Make Me Up 2015 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 100 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 25 milyar. Kesalahan itu timbul pada
unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 25 miliar.

Bukti manipulasi laporan keuangan

Auditor menemukan sebuah faktur pembelian sebesar Rp 25 milyar, bertanggal 29 Desember


2015, dengan syarat pembelian FOB shipping point. Barang telah diterima pada tanggal 30
Desember 2015 dan telah diikutsertakan dalam perhitungan fisik sediaan pada tanggal neraca
tersebut. Faktur baru dicatat oleh klien tanggal 8 januari 2016 sebagai transaksi pembelian
tahun 2016. Untuk memperkuat temuan tersebut auditor juga melakukan konfirmasi kepada
pemasok perusahaan apakah benar perusahaan melakukan pembelian secara kredit ke
pemasok tersebut.

Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena pembelian kredit yang
dilakukan pada tgl 29 Desember 2015. Pembelian kredit tersebut belum dilakukan pencatatan,
sehingga perusahaan seolah olah tidak memiliki utang usaha. Utang yang belum dicatat juga
akan menyebabkan liabilitas dineraca rendah dan akan menunjukkan nilai aset terlihat lebih
banyak.Sementara persediaan yang dibeli telah sampai pada tanggal 30 Desember 2015 dan
telah diikutsertakan dalam penghitungan fisik persediaan pada tanggal neraca tahun 2015.

Seharusnya persediaan tersebut tidak boleh diikutsertakan dalam perhitungan fisik persediaan
pada tanggal neraca tahun 2015, karena perusahaan belum mengakui adanya utang usaha atas
pembelian kredit persediaan tersebut. Penghitungan fisik persediaan akan mengakibatkan
modal kerja bersih pada tanggal neraca tahun 2015 terlalu tinggi. Pembelian juga akan dicatat
terlalu rendah, sehingga mengakibatkan biaya barang yang dijual (cost of good sold) oleh
perusahaan terlalu rendah dan laba bersih tahun 2015 dihitung terlalu tinggi.

Penyelesaian

Berdasarkan bukti yang telah ditemukan oleh auditor atas terjadinya kecurangan yang
dilakukan oleh Make Me Up, maka auditor memutuskan untuk memberi opini tidak wajar pada
akun Utang Usaha dan Persediaan.

BAB 2

Analisis Prosedur Audit


BAB 3

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai