Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI DAN KONTROL PEMASARAN

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“ Manajemen Pemasaran Organisasi Nirlaba “
Dipresentasikan pada : Jum`at 19 November 2021

Dosen Pengampu :
Aris Nurbawani, M. M

Disusun oleh : Kelompok 11/ PAI.F/ Semester 7

1. Risma sefty Aynun Novita ( 201180193 )


2. Rizka Zulfa Nabila ( 201180197 )
3. Siti Alfiyatul Sa`adati Z ( 201180207 )
4. Syaiful Andrianto ( 201180218 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengawasan Pemasaran ?


2. Bagaimana Strategi Pemasaran ?
3. Bagaimana Sistem Pemasaran ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengawasan Pemasaran

1. Pengertian Pengawasan Pemasaran


Menurut Nugroho dalam konsep manajemen, pengendalian mengandung tiga
unsure pokok, yakni pengawasan (monitoring), evaluasi, dan pengganjaran.
Pengawasan adalah upaya pemantauan secara terus menerus untuk memahami bidang-
bidang tertentu dari perencanaan yang sedang dijalankan. Pengawasan yang baik
tentunya akan sekaligus berfungsi sebagai evaluasi dari rencana yang dikerjakan,
karena pada dasarnya pengawasan akan menghasilkan suatu kesimpulan akhir dari
perencanaan yang dikerjakan. Dengan demikian, pengawasan ini sekaligus
menghasilkan kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai evaluasi guna menghemat
sumber daya yang dimiliki, karena tidak perlu mengulang proses pengerjaan.
Pengawasan memiliki dua tujuan, yaitu memastikan pelaksanaan tidak menyimpang
dari perencanaan yang dibuat dan membangun sistem pengawasan dini (early
warning system) sebagai bagian penting untuk memastikan jika terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan rencana yang telah dibuat.1
Wijayanti menyatakan bahwa pengendalian dan pengawasan merupakan tindak
lanjut dari beberapa fungsi manajemen yang lain. Artinya dapat dikatakan bahwa
pengendalian dan pengawasan merupakan fungsi terakhir dari suatu manajemen. 2
Oleh karena itu, dalam pengendalian dan pengawasan harus tercakup beberapa hal,
diantaranya:
1. Penentuan “apa” yang harus dicapai atau dituju oleh suatu organisasi atau
perusahaan.
2. Penentuan “apa” yang harus dipegang sebagai pedoman yakni standar.
3. Penelaahan “apa” yang sedang dilakukan saat ini dan penganalisisannya lebih
lanjut.

1
Nugroho, D. Riant. 2009. Public Policy, Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen
Kebijakan:Teori & Model, Perumusan, Implementasi, Pengendalian, Monitoring & Evaluasi, Risk
Management, Kebijakan Unggul, The Fifth estate, Metode Penelitian Kebijakan. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. hal. 665.
2
Wijayanti, Irine Diana Sari. 2008. Manajemen. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. h. 36.
4. Penentuan (tindakan) “apa” yang harus diambil sebagai langkah perbaikan apabila
ternyata kegiatan tersebut menyimpang dari rencana yang telah dibakukan dalam
standar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian atau pengawasan adalah kegiatan
yang dilakukan seorang manajer untuk memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan di
lapangan telah sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil yang dikehendaki.
Dengan kata lain, bahwa perencanaan yang telah dibuat dan disusun tidak bisa
dianggap akan berjalan dengan sendirinya tanpa ada pengendalian dan pengawasan
yang baik. Artinya, pengendalian atau pengawasan juga memiliki peranan yang
penting dalam pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, pengendalian atau pengawasan harus dilakukan dengan maksimal agar
pelaksanaan rencana yang ada, sesuai dengan yang diinginkan.
Menurut Athoillah, bentuk pengendalian atau pengawasan manajemen dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bersifat top down Pengendalian dan pengawasan dalam bentuk ini dilakukan oleh
seorang manajer (atasan) langsung kepada anggota organisasi atau perusahaan
(bahawahan). Pengendalian dan pengawasan dalam bentuk ini yang paling umum
digunakan dalam menjalankan roda keorganisasian atau perusahaan. Sehingga
menuntut seorang manajer sebagai atasan selain memiliki kemampuan konsep,
juga memiliki kemampuan teknis.
2. Bersifat buttom up Bentuk kedua merupakan sebaliknya dari bentuk pertama,
dimana dalam bentuk ini pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh bawahan
atau anggota suatu organisasi atau perusahaan terhadap atasannya. Bentuk ini
memang tidak secara formal digunakan, namun seharusnya bentuk ini juga dapat
dijalankan dalam prakteknya di lapangan. Artinya, tidak hanya manajer yang
memiliki hak untuk pengendalikan atau mengawasi pekerjaan bawahan atas
rencana-rencana yang telah dibuat, melainkan bawahan juga harus mampu
mengendalikan dan melakukan pengawasan terhadap atasan dalam menjalankan
rencana-rencana yang telah dibuat. Jika bentuk pengendalian dan pengawasan yang
bersifat buttom up ini berjalan, maka dapat meminimalisir terjadinya perilaku
penyelewengan dan kesewenang-wenangan dari atasan.
3. Bersifat self control Pengendalian dalam bentuk ini sama-sama memiliki peran
aktif antara atasan dan bawahan. Artinya atasan maupun bawahan senatiasa
mengendalikan dan mengawasi dirinya sendiri. Pengendalian dan pengawasan
bentuk ini menitik-tekankan pada kesadaran diri, introspeksi diri, serta menjadi
contoh yang baik (teladan) bagi orang lain. Dari perilaku yang demikian, rasa
saling membantu dan toleransi akan terbangun, terlebih dalam melaksanakan
perencanaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan bersama.3
Dalam proses pengendalian atau evaluasi kegiatan pemasaran maka usaha yang
dilakukan adalah dengan memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka
selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :
1. Penentuan Standard
2. Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
3. Perbandingan hasil dengan Standard
4. Kegiatan mengkoreksi Standard
Kegiatan pengendalian atau evaluasi di atas dapat dikelompokkan dua macam:
1. Pengendalian operasional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung
terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.
Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan
sasaran lain yang ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga
mencakup penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang dapat
mendatangkan laba.
2. Pengendalian strategi meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai
dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan
zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai
ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.
Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran.
Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas
perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan
bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk
merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran. Audit pemasaran
mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa
masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang
obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran.4

3
Athoillah, H.M. Anton. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia. Hal. 114.
4
Agustina Shinta. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas Brawijaya Press. Hal.5-6.
2. Tipe Alat Kontrol
Kontrol pemasaran adalah sebuah sistem peringatan dini (early warning system).
Setelah rencana pemasaran diimplementasikan banyak kejutan-kejutan mungkin
terjadi yang mana membutuhkan penyesuaian-penyesuaian suatu perubahan dalam
pendanaan pemerintah federal, gempa bumi, keluarnya staf pegawai, dan sebagainya.
Sistem control pemasaran meliputi teknik-teknik untuk menentukan kapan tujuan-
tujuan rencana dipenuhi dan kapan membuat penyesuaian-penyesuaian ketika tujuan-
tujuan tersebut tidak terpenuhi.
Adapun tipe alat kontrol dalam pemasaran yaitu :
1. Annual plan control (kontrol rencana tahunan) menunjukkan langkah-langkah yang
diambil selama tahun tersebut untuk memonitor dan mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan kinerja dari rencana tersebut.mpat alat kontrol utama yang
umumnya digunakan: Performance analysis, Market Share analysis, Marketing
Expense to Performance analysis, dan Market Attitude Tracking.
a. Performance analysis adalah pengukuran dan evaluasi kinerja aktual yang
diukur dengan jumlah siswa, penerimaan dari uang kuliah, dan/atau donasi-
donasi yang berhubungan dengan sasaran-sasaran kinerja.
b. Market Share adalah indicator yang jauh lebih baik untuk keefektifan
pemasaran, namun market share harus digunakan secara berhati-hati. Lembaga
tersebut harus mengidentifikasi pesaing yang sebenarnya.
c. Marketing Expense to Performance Analysis atau kontrol rencana tahunan juga
harus mengevaluasi berbagai macam pengeluaran pemasaran sebagai suatu
perbandingan ke kinerja (biasanya diukur dengan penerimaan) untuk
memasukkan bahwa lembaga tersebut tidak membelanjakan terlalu banyak
untuk mencapai sasaran-sasarannya.
d. Lembaga-lembaga secara periodis harus memeriksa sikap-sikap klien terhadap
lembaga tersebut. Erosi sikap-sikap dapat mengkontribusi pada penurunan di
kemudian hari dalam hal jumlah siswa dan donasi-donasi.
2. Financial control (kontrol keuangan) terdiri dari usaha-usaha untuk menentukan
pengaruh-pengaruh keuangan actual dari program-program, pelayanan-pelayanan,
segmen-segmen pasar, atau lokasi-lokasi yang berbeda.
3. Strategic control (kontrol strategis) terdri dari suatu evaluasi sistematis mengenai
kinerja pemasaran lembaga dalam hubungannya dengan peluang-peluang
pasarnya.5
3. Penelurusan Citra
Citra atau image berkaitan dengan reputasi sebuah merek atau perusahaan. Citra
adalah persepsi konsumen tentang kualitas yang berkaitan dengan merek atau
perusahaan. Citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang
(enduring perception) . Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila
terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan
memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.6
4.Mengukur Kepuasan Konsumen
Karena ada begitu banyak pelanggan yang menggunakan produk dan setiap
pelanggan menggunakannya secara berbeda, sikap berbeda, dan berbicara berbeda.
Pada umunya program kepuasan memiliki beberapa indikator-indikator (Tjiptono,
2009) yakni:
1. Kesesuaian harapan
2. Minat berkunjung kembali
3. Kesediaan merekomendasikan.

B. Strategi Kontrol Pemasaran


1. Pengertian Audit Pemasaran
Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen,
dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan
aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area
permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencara tindakan untuk
meningkatkan kinerja pemasaran perushaan.
2. Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran
Tujuan audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman
pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan
untuk mengeleminasi ancara tersebut

5
Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
6
Meithiana ndrasari. Pemasaran & Kepuasaan Pelanggan. Surabaya:Unitomo Press, 2019, hal. 94
Manfaat audit pemasaran adalah dapat memberikan gambarana yang objektif
tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalai
pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan
3. Tipe Audit Pemasaran
a. Audit fungsional (vertikal)
Merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen
pemasaran seperti periklanan atau penjulan dan membuta analisis terhadap bagian-
bagian yang diaudit tersebut.
b. Audit Menyeluruh (horizontal)
Yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perushaan
4. Ruang Lingkup Audit Pemasaran
Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah dalam pemasaran sebagai
berikut :
a. Audit lingkungan pemasaran
Lingkungan pemasaran (marketing environment) terdiri atas pelaku dan
kekuatan-kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan pemasaran
perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang berhasil
degan konsumen sasarannya. Untuk mempu bertahan dan berhasil dalm kondisi
persaingan yang sangat ketat ini, perusahaan harsu menyesuaikan bauran
pemasarannya untuk mengikuti trend an perkembangan di dalam lingkungan ini.
Lingkungan pemasaran terdiri atas dua kelompok besar yaitu : Lingkungan Mikro
dan Lingmungan Makro.
b. Audit strategi perusahaan
Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan
strategi yang selaras dengan tujuan, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan
dan kemudia Auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan
pengevaluasinnya.7
c. Audit organisasi perusahaan
Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Audit ini menentukan lemampuan tim pemasaran untuk secara efektif

7
Mira Ismirani Fudsyi, Pengaruh Audit Pemasaran Terhadap Efisiensi Dan Efektifitas Fungsi
Pemasaran Pada Politeknik LP3I Bandung. Jurnal Riset Akuntasi Dan Bisnis. Volume 3 No 2 Juli
2017.
berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbag, keuangan, pembelian dan
sebagainnya.
d. Audit sistem pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk
memperoleh informasio perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini
berhubungan dengan penilaianapakah perusahaan telah memiliki metode yang
memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang
pemasaran.
e. Audit produktivitas pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan profotabilitas produk, kelompok
pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalai pemasaran. Analisis biaya
pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis protitabilitas dan
produktivitas pemasaran.
f. Audit fungsi pemasaran
Audit ini vertical atau analisis secara mendalam terhadap setiap elmen bauran
pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi,
dan lain-lain.
Pada dasarnya pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara
umum yaitu :
1. Audit pendahuluan
2. Riview dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan
3. Audit lanjutan
4. Peleporan
Sedangan menurut Sofjan Assauri, tahap-tahap pelaksanaan audit pemasaran meliputi :
a. Pengumpulan fakta dengan wawancara
Dalam wawancara ini perlu disusun pedoman wawancara untuk mencegah
pemorosan waktu dan tenaga
b. Analisis Informasi
Yaitu mempelajari dan menilai informasi yang diterima guna mengukur hasil
presentasi yang sekarang serta perubaha-perubahan lingkungan yang dihadapi.

5. Program Kerja Audit


Program kerja audit memberikan landasan yang sistematis dalai audit sehingga
berjalan sesuai rencana. Program audit dibuat untuk setiap tahap audit sesuai dengan
informasi yang ingin diperoleh pada setiap tahapan tersebut. Program kerja audit
memuat beberapa pertanyaan penting untuk mendapatkan data atau informasi sesuai
dengan tujuan audit yang telah ditetapkan.

C. Sistem Informasi Pemasaran


1. Pengertian Sistem Informasi Pemasaran
Marshall dan LaMott menjelaskan bahwa Sistem Informasi Pemasaran (SIP) atau
Marketing Information System (MIS) akan berhubungan dengan suatu sistem yang
luas dan fleksibel, formal, dan berkelanjutan yang dirancang untuk memberikan suatu
susunan aliran informasi yang relevan untuk memandu pembuatan keputusan
pemasaran. Sementara pengertian dari sistem dan informasi sendiri adalah:
a. Sistem : berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan atau
digabungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
b. Informasi : merupakan akumulasi data (segala kejadian atau kenyataan yang belum
diolah atau belum melalui proses/masih mentah) yang telah diolah dan
dimanipulasi hingga mempunyai suatu nilai pengetahuan (knowledge) yang akan
bermanfaat untuk pengambilan keputusan.8
Sistem informasi pemasaran merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling
berhubungan satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk mengolah data yang
berkaitan dengan masalah pemasaran menjadi informasi pemasaran yang diperlukan
oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka melaksanakan fungsinya.
Sistem informasi pemasaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk
mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan pemasaran produk.9

2. Model- Model Sistem Informasi Pasar


Model sistem informasi sering dikenal dengan model informasi sistem (MIS)
yang terdiriatasi 3 (tiga) subsistem:
a. 3 Subsistem Sistem Informasi Pemasaran
1) Subsistem riset pemasaran

8
MarkeTeam. 2016. Sistem Informasi Pemasaran. Bandung: MarkeTeam, hal 2.
9
Ibid., hal 2.
Merupakan problem pemasaran yang sering dihadapi dalam perusahaan dapat
berbeda dengan perusahaan yang lain, dari waktu ke waktu oleh karena itu
perbedaan-perbedaan masalah di fokuskan ada penelitian riset pemasaran yang
beragam diantaranya riset pemasaran yang beragam itu di bahas pada fokus-
fokus yang di riset yaitu :
a) Memperkirakan jumlah dan struktur permintaan pasar.
b) Persepsi konsumen terhadap produk.
c) Posisi produk dalam persaingan pasar.
d) Evaluasi efektifitas strategi distribusi produk.
e) Evaluasi efektifitas strategi promosi penjualan
2) Subsistem intelijensi pasar
Subsistem intelijensi pasar adalah disetiap elemen-elemen di lngkungan
pemasaran selalu berhubungan dan bertanggung jawab pada pelanggan dan
pesaing. Seperti area functional lainnya pemasaran juga memiliki tanggung
jawab pada pemerintahan dan komunitas global.
3) Subsistem informasi akuntansi
Adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan kegiatan
akuntansi antara lain:
a) Mengumpukan dan memproses penyimpanan data- data mengenai aktifitas
transaksi.
b) Mengolah data- data menjadi sebuah informasi untuk dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan.
c) Dapat mengkontrol semua aktivitas mengenai organisasi yang diakses.10

Sistem informasi pemasaran juga menghasilkan lima subsistem output sebagai


bentuk pelaporannya, antara lain:

1) Subsistem informasi produk


Produk adalah bagian yang terpenting dalam aktivitas pemasaran yang
merupakan elemen utama penjual dalam memasarkan barang di pasar untuk di
distribusikan ke konsumen melalui tahapan pengenalan, informasi produk, dan
kegunaan akan produk bagi konsumen dalam hal ini konsumen berhak
memutuskan produk- produk yang ditawarkan oleh pemasar yang layak digunakan

10
Haryantini, Agra Sadya. 2019. Sistem Informasi Pemasaran. Banten: UNPAM PRESS, hal
42-43.
atau di konsumsi oleh konsumen. Perusahaan sebagai media yang memfasilitasi
keluarnya produk dipasaran mempunyai tanggung jawab akan produk yang
didistribusikan ke konsumen. Dalam hal ini peran penting seorang manajer
pemasaran terhadap produk- produk yang akan di distribusikan ke pasar sehingga
produk- produk tersebut akan tetap bertahan dan digunakan oleh konsumen sebagai
piihan yang akan digunakan.11 Subsistem pelaporan ini memberikan informasi apa
saja yang berkaitan dengan produk yang dijual oleh perusahaan misalnya siklus
produk, harga produk, status produk, spesifikasi produk dan sebagainya.12
2) Subsistem informasi harga
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk bagi produsen maupun
konsumen yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. Subsistem harga
berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yang dihasilkan,
area harag hampir mendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan
keputusan, tergantung dari kebijakan harga perusahaan.
Harga mempunyai arti, suatu nilai pertukaran suatu produk barang maupun
jasa yang mempunyai batasan angka penilaian tertentu pada barang tertentu. Yang
dinyatakan dalam satuan harga. Menurut Kotler (2001:439) Harga merupakan
biaya yang harus dibayar konsumen pada sebuah barang atau jasa, dengan jumlah
nominal angka dari nilai guna dan manfaat suatu barang. karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut.13
Subsistem pelaporan ini memberikan informasi tentang harga setiap produk
yang dijual. Secara spesifik strategi penetapan harga meliputi ini terdiri dari:
a) Produk Baru
Dalam rangka menentukan penetapan strategi harga yang efektif untuk
produk- produk baru ada tahapan- tahapan perkenalan yang harus dilalui terdapat 2
(dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu :
1. Harga yang belum stabil
Menawarkan produk dengan harga yang relative tinggi tentu saja diprediksi
menekan biaya operasional selama produksi pendekatan harga atas produk
untuk menekan biaya produksi skimming price menjadi pilihan utama bagi

11
Ibid., hal 48.
12
MarkeTeam. 2016. Sistem Informasi Pemasaran, hal 3.
13
Haryantini, Agra Sadya. 2019. Sistem Informasi Pemasaran, hal 56.
perusahaan dalam diferensiasi harga pada segmen penentuan harga pasar hal ini
dilakukan sebagai umpan produk atas penerimaan harga di pasaran.
2. Harga Penetrasi
Menawarkan produk dengan harga yang relatif lebih rendah untuk
menghasilkan pangsa pasar yang lebih stabil atas permintaan akan barang,
kepada calon konsumen strategi ini dilakukan sebagai upaya penerimaan harga
produk- produk serupa dengan kualitas yang berbeda dipasar dengan brand-
brand baru yang belum akrab dimasyarakat tapi mempunyai fungsi dan
kegunaan yang sama.
3. Produk Yang telah dipasarkan
Harga untuk produk yang sudah diproduksikan di pasar selalu berkaitan dengan
siklus kehidupan produk, 3 (tiga) hal dalam siklus hidup sebuah produk sebagai
berikut :
a. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat
disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat,
strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar.
Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan
harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang
semakin ketat.
b. Tahap Penyempurnaan
Pada tahap Penyempurnaan harga merupakan kunci utama dalam
penetapan strategi penjualan, pihak perusahaan harus cepat tanggap
merespon semua keluhan-keluhan konsumen akan produk yang sudah
dipasarkan, dalam rangka menghadapi pesaing- pesaing yang semakin
banyak dan siap memperbaiki produk - produk serupa di pasaran. Kontrol
harga haruslah dipertimbangkan dengan bijaksana jika tetap menginginkan
siklus hidup sebuah produk akan lama dipasaran.
c. Tahap Penurunan
Penurunan akan jumlah produksi ditandai dengan berkurangnya
penawaran dan permintaan akan produk tersebut. Hal ini diprediksi
merupakan tahap akhir dari siklus hidup sebuah produk. Hal ini disebabkan
oleh berbagi faktor dipasarkan pada periode waktu tertentu dan harga tertentu
yang terkadang melibatkan faktor teknologi. Strategi-strategi yang harus
dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini untuk mengatasi kerugian yang
diprediksi tinggi dengan mengadakan potongan harga.14
3) Subsistem informasi tempat
Keputusan seorang pemasar dalam menentukan lokasi yang layak dan di
prediksi sesuai target untuk mendistribusikan produk- produknya menjadi bagian
yang terpenting dalam sistem pemasaran seperti contoh penggunaan minyak kemiri
akan lebih banyak didistribusikan di pedesaan di bandingkan masyarakat kota
contoh lain adalah seperti kopi bubuk didaerah perkotaan lebih cenderung memilih
kopi bubuk instan dibandingkan di desa yang lebih menyukai kopi bubuk
tradisional yang diproduksi dari daerah mereka sendiri. Karena masyarakat desa
menilai dari sisi harga yang lebih ekonomis dibandingkan kopi kemasan yang lebih
mahal. Berbagai saluran distribusi yang digunakan perusahaan ke konsumen
melalui beberapa tahapan seperti melalui agen, grosiran, swalayan, supermarket. 15
Susbsistem ini memberikan informasi tentang bagaimana produk didistribusikan
kepada konsumen.
4) Subsistem informasi promosi
Subsistem ini memberikan informasi tentang komunikasi pemasaran seperti
apa yang paling efektif.
5) Subsistem informasi bauran terpadu
Merupakan penggabungan informasi dari keempat subsistem diatas, jadi
sistem pelaporan dapat disajikan dalam empat aspek terpisah bagi pemakainya dan
dapat juga disajikan dalam satu aspek yang terintegrasi, tergantung informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai/user.16
Subsistem bauran merupakan Pendukung yang mendorong manajer untuk
melakukan strategi-strategi pemasaran dalam pencapaian memproyeksikan
kemungkinan-kemungkinan ketidak stabilan pasar. Contoh sebuah informasi
layanan sebuah fiture disebuah aplikasi sosial media yang terintegrasi terhadap
prediksi- prediksi penjualan akan produk- produk yang disediakan oleh sebuah
sistem yang mungkin masyarakat tidak terlalu mengenal produk- produk dalam
penjualan offline (langsung) akan tetapi promosi- promosi melalui media online
lebih dikenal masyarakat karena bersifat terus menerus menawarkan produk

14
Ibid., hal 56-58.
15
Ibid., hal 54.
16
MarkeTeam. 2016. Sistem Informasi Pemasaran, hal 4.
tersebut sehingga menimbulkan hasrat untuk mencoba produk-produk baru yang
ditawarkan. Subsistem bauran terintegrasi mendukung manajer saat unsur-unsur
bauran pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini dicapai
dengan memproyeksikan berbagai kemungkinan hasil dari berbagai kombinasi.17

Sistem informasi pemasaran secara garis besar diawali oleh proses input
melalui subsistem informasi akuntansi (AIS), riset/penelitian pemasaran, dan
intelejen pemasaran. Setelah ketiga input tersebut diproses sehingga menghasilkan
sebuah subsistem informasi produk, subsistem informasi tempat, subsistem
informasi harga, subsistem informasi promosi dan subsistem bauran terpadu.18

BAB III

17
Haryantini, Agra Sadya. 2019. Sistem Informasi Pemasaran, 59.
18
MarkeTeam. 2016. Sistem Informasi Pemasaran, hal 4.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengawasan Pemasaran : Dalam pengawasan pemasaran mempunyai cakupan yaitu,
seperti tipe alat kontrol, penelusuran citra, dan mengukur kepuasan konsumen.
Pengawasan adalah upaya pemantauan secara terus menerus untuk memahami bidang-
bidang tertentu dari perencanaan yang sedang dijalankan. Kontrol pemasaran adalah
sebuah sistem peringatan dini (early warning system). Citra atau image berkaitan
dengan reputasi sebuah merek atau perusahaan. Citra adalah persepsi konsumen
tentang kualitas yang berkaitan dengan merek atau perusahaan. Citra atau image
berkaitan dengan reputasi sebuah merek atau perusahaan. Citra adalah persepsi
konsumen tentang kualitas yang berkaitan dengan merek atau perusahaan.
2. Strategi Kontrol Pemasaran, meliputi pengertian audit, tujuan dan manfaat, tipe dan
tahapan yang tercantum dalam audit. Audit pemasaran adalah pengujian yang
komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik terhadap
lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis.
Tujuan adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi
perusahaan. Audit mempuntai 2 tipe yaitu fungsional dan menyeluruh, audit jugaa
mempunyai ruang lingkup, seperti lingkungan pemasaran, strategi perusahaan,
organisasi perusahaan, dan lain-lain.
3. Sistem Informasi Pemasaran adalah menjelaskan bahwa Sistem Informasi Pemasaran
(SIP) atau Marketing Information System (MIS) akan berhubungan dengan suatu
sistem yang luas dan fleksibel, formal, dan berkelanjutan yang dirancang untuk
memberikan suatu susunan aliran informasi yang relevan untuk memandu pembuatan
keputusan pemasaran. Sistem informasi pemasaran memiliki 3 model subsistem
antara lain : subsistem riset pemasaran, subsistem intelejensi pasar, dan Subsistem
informasi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai