Anda di halaman 1dari 1

Pelanggaran hukum di lingkungan masyarakat baik itu pelanggaran kecil seperti

pelanggaran lalu lintas maupun pelanggaran berat seperti korupsi dan juga terorisme
masih marak terjadi di dalam negara Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya
pemahaman dan juga kesadaran warga negara akan penegakkan hukum dan juga aturan-
aturan yang berjalan di Indonesia. Untuk penyelesaian masalah-masalah tersebut,
maka perlu diterapkan pendidikan kewarganegaraan atau yang sering kita singkat
dengan PKn. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu solusi yang terbaik
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam penegakkan hukum yang berjalan di
Indonesia. Pernyataan ini dibuat karena Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri
ditujukkan kepada peserta didik untuk menumbuhkan rasa nasionalis dan juga
menumbuhkan nilai kebangsaan sehingga selalu berupaya untuk menegakkan hukum di
Indonesia(UU No.20 tahun 2003). Hakikatnya, Pendidikkan kewarganegaraan merupakan
bagian ilmu pengetahuan yang memiliki landasan filsafat baik ontologis,
epistomologi dan aksiologi(Karsadi,2018). Secara ontologis mengajarkan nilai,
moral, budi pekerti. Berjalan secara epistomologis yang mana pendekatan akademik
dan ilmiah dengan menekankan pada olah kalbu, olah rasa dan olah olah pikir yang
bersifat komprehensif ,integratif dan holistik. Berlandaskan secara aksiologi
menjadi wahana pembangunan dan juga transformasi pendidikkan nilai moral dan juga
budi pekerti sehingga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dan juga membangun
karakter yang baik untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum. Dengan informasi
yang telah disebutkan tadi, maka kita dapat mengetahui bahwasanya Pendidikkan
Kewarganegaraan mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebagai pendukung
utama dalam membangun karakter supaya pelanggaran hukum tersebut dapat diatasi.
Karena seberat apapun hukuman yang ditetapkan untuk ganjaran suatu pelanggaran akan
sia-sia jika tak ada kesadaran masyarakat dalam penegakkan hukum dan juga
masyarakat yang tak mempunyai moral dan budi pekerti yang baik. Dibuktikkan dengan
menurunnya tingkat kriminalitas dalam jenjang tahun 2017–2019 yang mengalami
penurunan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, Tingkat resiko terkena tindak
kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2017 sekitar 129, menjadi 113 pada
tahun 2018, dan menurun menjadi 103 pada tahun 2019.Data Susenas yang menggambarkan
persentase penduduk menjadi korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun
2018–2019 juga memperlihatkan pola menurun. Persentase penduduk korban kejahatan
mengalami penurunan dari 1,11 persen pada tahun 2018 menjadi 1,01 persen pada tahun
2019. Penurunan hal ini merupakan salah satu dampak penerapan pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia.

Referensi :
BMP Pendidikan Kewarganegaraan (MKDU4111)
https://www.bps.go.id/publication/2020/11/17/0f2dfc46761281f68f11afb1/statistik-
kriminal-2020.html

Anda mungkin juga menyukai