Anda di halaman 1dari 7

A.

Ideologi terbuka
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan dinamika
perkembangan zaman. Ideologi terbuka banyak di terapkan oleh bangsa-bangsa
di dunia supaya ideologi yang mereka anut dapat menyesuaikan diri dengan
perkambangan zaman. Berikut ini adalah ciri-ciri- ideologi terbuka.

1. Ideologi terbuka hanya ada dalam sistem yang demokratis.


2. Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totalior
3. Nilai dan cita-cita berasal dari moral budaya masyarakat itu sendiri.
4. Cita-cita bangsa dicapai secara bersama-sama dan disepakati secara
demokratis.

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila merupakan ideologi yang tumbuh dari dalam jatidiri masyarakat
Indonesia. Ideologi Pancasila hanya ada satu di dunia, yaitu di Indonesia. Dalam
pelaksanaan ideologi sebagi ideologi terbuka, Pancasila berperan penting dalam
menyikapi perkembangan zaman. Kita harus sama-sama menjaga Pancasila
supaya tetap kokoh dan tidak mudah oleh idealisme-idealisme yang akan
menyudutkan Pancasila.

Pancasila sebagi ideologi terbuka harus berperan sebagai berikut

1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
zaman yang terus mengalami perubahan.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna, bahwa nilai-nilai dasar
pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3. Pancasila harus mampu mengikuti perkembangan zaman secara kreatif dengan
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
4. Sebagai ideologi terbuka Pancasila harus mampu memberikan orientasi ke
depan yang mengharuskan bangsa indonesia untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan di hadapinya, terutama menghadapi
globalisasai dan keterbukaan.
5. Ideologi Pancasila menghendaki agar Bangsa Indonesia tetap bertahan dalam
jiwa dan budaya Bangsa Indonesia dalam ikatan wadah NKRI.
3 Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Bangsa Indonesia mengakui bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka
mengandung tiga hal fleksibilitas yaitu nilai dasar, nilai instrument, dan nilai
praktis, adapun ketiga nilai tersebut sebagai berikut.

1. Nilai dasar
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagi dalil mutlak. Nilai dasar yang
bersumber dari nilai-nilai budaya dan masyarakat Indonsia sendiri, yaitu
bersumber dari kebudayaan bnagsa yang sesuai dengan konstitusi UUD 1945
yang mencerminkan hakikat nilai kultural (budaya). Hal tersebut terdapat dalam
pembukaan UUD1945. Wujud nyata dari nilai dasar adalah sila 1 sampai sila 5
yang terdapat dalam Pancasila.

2. Nilai Instrumen
Nilai instrumen adalah pelaksanaan umum dari nilai-nilai dasar. Pada umumnya
pelaksanaan tersebut dalam wujud norma sosial atau norma hukum untuk
selanjutnya terkristalisasi dalam lembaga-lembag yang sesuai dengan
kebutuhan tempat dan waktu. Nilai instrumen ini kedudukannya lebih rendah
dari nilai dasar, tetapi dapat terwujudkan nilai umum menjadi nilai konkret,
serta sesuai perkembangan zaman. Hal tersebut tertuang dalam batang tubuh
UUD 1945, ketetapan MPR, Peraturan Perundang-undangan(PP), dan Kepres
(Keputusan Presiden).

3. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilai yang sebenarnya dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Nilai inilah yang sesungguhnya bahan ujian. Apakah nilai dasar dan nilai
instrumen dan benar-benar hidup dalam masyarakat atau tidak. Dalam hal ini
nilai praktis seperti menghormati, kerukunan, dan gotong-royong dapat
diwujudkan dalam bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari.

Gagasan pertama mengenai pancasila sebagai ideologi terbuka secara formal


ditampilkan sekitar tahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesungguhnya
dapa tditelusuri dari pembahasan para pendiri negara para tahun 1945.
memahami pancasila sebagai idiologi terbuka didorong oleh tantangan zaman.
Sejarah menunjukkan bahwa betapapun kokohnya suatu ideologi bila tidak
memiliki dimensi fleksibilitas atau keterbukaan, akan mengalami kesulitan
bahkan mungkin kehancuran dalam menanggapi tantangan zaman. (contoh:
runtuhnya komunisme di Uni Soviet).
Pemikiran pancasila sebagai ideologi terbuka tersirat di dalam penjelasan UUD
1945 dimana disebutkan “maka telah cukup jika undang-undang dasar hanya
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-
lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang
aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada
undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan
mencabut.

Dari kutipan tersebut kita dapat memahami bahwa UUD 1945 pada hakikatnya
mengandung unsur keterbukaan; karena dasar undang-undang 1945 adalah
pancasila, maka pancasila yang merupakan ideologi nasional bagi bangsa
Indonesia bersifat terbuka pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sehubungan dengan gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:
a. Ideologi pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi zaman yang terus mengalami perubahan. Akan tetapi bukan berarti
bahwa nilai dasar pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain atau
meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai
dasar pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa
Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif,
dengna memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Indonesia sendiri.
c. Sebagai ideologi terbuka, pancasila harus mampu memberikan orentasi ke
depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi
dan keterbukaan.
d. Ideologi pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan
dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam wadah dan ikatan negara
kesatuan Republik Indonesia
Dalam pandangan Moerdiono, beberap faktor yang mendorong pemikiran
pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:.
Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat
Indonesia berkembang amat cepat. Dengan demikian, tidak semua persoalan
hidup dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-
ideologi sebelumnya.
Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme-leninisme/
komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat
berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi
lama.
Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat
penting karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat
tertutup, pancasila pernah merosot menjadi ancaman dogma yang kaku.
Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, melainkan sebagai senjata
konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijakan pemerintah pada
saat itu menjadi absolut. Konsekuensinya perbedaan-perbedaan menjadi alasan
untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.
Tekad kita untuk menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehdiupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai catatan istilah
pancasila sebagai satu-satunya azas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR
tahun 1999. namun, pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi
utama pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar
negara, pancasila harus dijadikan jiwa bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu tekad bangsa Indonesia
untuk menjadikan
Pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka

Frans Magnus Suseno, seorang intelektual Indonesia berpendapat bahwa suatu


ideologi dapat disebut sebagai ideologi terbuka jika:

1. Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat itu


sendiri. Artinya, nilai-nilai yang terkandung di dalamya bukan nilai-nilai impor
yang datang dari luar. Ideologi terbuka tumbuh dan berkembang dari dalam
jiwa-jiwa masyarakat lokal, nasional yang murni sehingga sejak
kemunculannya pun dapat diterima oleh segenap elemen masyarakat.
2. Isinya tidak secara langsung operasional namun instruktif dan instrumental.
Ideologi terbuka meliputi nilai-nilai yang operasionalisasiannya didahului oleh
penjabaran nilai yang lebih instrumental.

Dari kedua kriteria tersebut, kita bisa menyatakan bahwa pancasila adalah
ideologi terbuka. Pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka juga dapat
dijelaskan melalui tiga klaim berikut:

1. Pancasila mampu menyesuaikan perkembangan zaman tanpa mengubah


nilai-nilai dasarnya.
2. Pancasila mampu dikembangkan secara kreatif sesuai dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia tanpa kehilangan makna dari nilai-nilai dasarnya.
3. Pancasila mampu menjadi pemandu bangsa Indonesia dalam menghadapi era
keterbukaan, globalisasi yang identik dengan saling ketergantungan antar
negara.

Ketiga klaim diatas memiliki alasan yang kuat. Apabila kita cermati nilai-nilai
dasar pancasila, maka kita temui lima nilai yang kuat namun terbuka:
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial. Kelima
nilai tersebut selalu relevan meskipun konteks sosial dinamis dan senantiasa
berubah. Adanya kelima nilai dasar tersebut membuat pancasila senantiasa
fleksibel untuk diterapkan di tiap zaman.
“IDEOLOGI TERBUKA”

KELOMPOK 2

1. M. ARI FAHRUDDIN (02)

2. M. IBRANI RIDHO ARDIANSYA (04)

3. M. WIRA RAMADHAN R.A (07)

4. ROIS MAULANA (19)

5. SADDAM AL FADEL A.I (22)

6. UBAIDILLAH FITRA KAFI (30)

7. WIDYA DWI AYU S. (33)

Anda mungkin juga menyukai