Ideologi terbuka
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan dinamika
perkembangan zaman. Ideologi terbuka banyak di terapkan oleh bangsa-bangsa
di dunia supaya ideologi yang mereka anut dapat menyesuaikan diri dengan
perkambangan zaman. Berikut ini adalah ciri-ciri- ideologi terbuka.
1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
zaman yang terus mengalami perubahan.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna, bahwa nilai-nilai dasar
pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3. Pancasila harus mampu mengikuti perkembangan zaman secara kreatif dengan
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
4. Sebagai ideologi terbuka Pancasila harus mampu memberikan orientasi ke
depan yang mengharuskan bangsa indonesia untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan di hadapinya, terutama menghadapi
globalisasai dan keterbukaan.
5. Ideologi Pancasila menghendaki agar Bangsa Indonesia tetap bertahan dalam
jiwa dan budaya Bangsa Indonesia dalam ikatan wadah NKRI.
3 Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Bangsa Indonesia mengakui bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka
mengandung tiga hal fleksibilitas yaitu nilai dasar, nilai instrument, dan nilai
praktis, adapun ketiga nilai tersebut sebagai berikut.
1. Nilai dasar
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagi dalil mutlak. Nilai dasar yang
bersumber dari nilai-nilai budaya dan masyarakat Indonsia sendiri, yaitu
bersumber dari kebudayaan bnagsa yang sesuai dengan konstitusi UUD 1945
yang mencerminkan hakikat nilai kultural (budaya). Hal tersebut terdapat dalam
pembukaan UUD1945. Wujud nyata dari nilai dasar adalah sila 1 sampai sila 5
yang terdapat dalam Pancasila.
2. Nilai Instrumen
Nilai instrumen adalah pelaksanaan umum dari nilai-nilai dasar. Pada umumnya
pelaksanaan tersebut dalam wujud norma sosial atau norma hukum untuk
selanjutnya terkristalisasi dalam lembaga-lembag yang sesuai dengan
kebutuhan tempat dan waktu. Nilai instrumen ini kedudukannya lebih rendah
dari nilai dasar, tetapi dapat terwujudkan nilai umum menjadi nilai konkret,
serta sesuai perkembangan zaman. Hal tersebut tertuang dalam batang tubuh
UUD 1945, ketetapan MPR, Peraturan Perundang-undangan(PP), dan Kepres
(Keputusan Presiden).
3. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilai yang sebenarnya dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Nilai inilah yang sesungguhnya bahan ujian. Apakah nilai dasar dan nilai
instrumen dan benar-benar hidup dalam masyarakat atau tidak. Dalam hal ini
nilai praktis seperti menghormati, kerukunan, dan gotong-royong dapat
diwujudkan dalam bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari.
Dari kutipan tersebut kita dapat memahami bahwa UUD 1945 pada hakikatnya
mengandung unsur keterbukaan; karena dasar undang-undang 1945 adalah
pancasila, maka pancasila yang merupakan ideologi nasional bagi bangsa
Indonesia bersifat terbuka pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sehubungan dengan gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:
a. Ideologi pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi zaman yang terus mengalami perubahan. Akan tetapi bukan berarti
bahwa nilai dasar pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain atau
meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai
dasar pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa
Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif,
dengna memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Indonesia sendiri.
c. Sebagai ideologi terbuka, pancasila harus mampu memberikan orentasi ke
depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi
dan keterbukaan.
d. Ideologi pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan
dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam wadah dan ikatan negara
kesatuan Republik Indonesia
Dalam pandangan Moerdiono, beberap faktor yang mendorong pemikiran
pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:.
Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat
Indonesia berkembang amat cepat. Dengan demikian, tidak semua persoalan
hidup dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-
ideologi sebelumnya.
Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme-leninisme/
komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat
berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi
lama.
Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat
penting karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat
tertutup, pancasila pernah merosot menjadi ancaman dogma yang kaku.
Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, melainkan sebagai senjata
konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijakan pemerintah pada
saat itu menjadi absolut. Konsekuensinya perbedaan-perbedaan menjadi alasan
untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.
Tekad kita untuk menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehdiupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai catatan istilah
pancasila sebagai satu-satunya azas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR
tahun 1999. namun, pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi
utama pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar
negara, pancasila harus dijadikan jiwa bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu tekad bangsa Indonesia
untuk menjadikan
Pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka
Dari kedua kriteria tersebut, kita bisa menyatakan bahwa pancasila adalah
ideologi terbuka. Pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka juga dapat
dijelaskan melalui tiga klaim berikut:
Ketiga klaim diatas memiliki alasan yang kuat. Apabila kita cermati nilai-nilai
dasar pancasila, maka kita temui lima nilai yang kuat namun terbuka:
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan Sosial. Kelima
nilai tersebut selalu relevan meskipun konteks sosial dinamis dan senantiasa
berubah. Adanya kelima nilai dasar tersebut membuat pancasila senantiasa
fleksibel untuk diterapkan di tiap zaman.
“IDEOLOGI TERBUKA”
KELOMPOK 2