Disusun oleh
Eko Budianto
NIM 210730101011
PROGRAM PASCASRJANA
PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JEMBER
2022
NILAI-NILAI FILSAFAT PANCASILA
DALAM KONSEP NEGARA HUKUM INDONESIA
ABSTRAK
Pancasila is also the source of all sources of law, and as a way of life for the Indonesian people,
as well as Pancasila as the spirit or soul of the nation. Pancasila as the philosophical system
of the Indonesian nation and state, this means that in essence Pancasila developed from the
results of emerging cultural values, cultural values, and religious elements found in
society.Pancasila as the basis of the state is a national legal philosophy that has an imperative
nature, namely Pancasila is used as the basis and direction for the development of a national
legal philosophy and becomes a reference in the preparation, development and development
of a legal philosophy that is consistent and relevant to the values of Pancasila. The concept of
a state of law that applies in Indonesia is the state of Pancasila law which is characterized by
the plurality of society, cultural diversity, local wisdom, politeness in religion and piety of
other social values.
#Keywords: Pancasila as the nation's philosophical system, Pancasila as the philosophy of
national law, and Indonesia as a state based on Pancasila with plural character.
Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, juga pancasila sebagai ruh atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa
dan negara Indonesia, hal ini bahwa hakikatnya Pancasila berkembang dari hasil nilai-nilai adat
istiadat yang muncul, nilai kebudayaan, dan unsur-unsur relijius yang terdapat di masyarakat.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan falsafah hukum nasional mempunyai sifat imperatif,
yaitu Pancasila dijadikan dasar dan arah pengembangan falsafah hukum nasional dan menjadi
acuan dalam penyusunan, pembinaan dan pengembangan falsafah hukum yang konsisten dan
relevan dengan nilai-nilai Pancasila. Konsep negara hukum yang berlaku di Indonesia adalah
negara hukum Pancasila yang berkarakter dari sifat kemajemukan masyarakat, keragaman
budaya, kearifan lokal, kesantunan dalam beragama dan kesalehan nilai-nilai sosial lainnya.
#Kata Kunci: Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa, Pancasila sebagai falsafah hukum
nasional, dan Indonesia adalah negara hukum Pancasila yang berkarakter kemajemukan.
I. PENDAHULUAN
1
W. Friedmann, 1971, The State and The Rule of Law in Mix Economy. London : Steven & Son, halaman 385
Sedangkan konsep keadilan menurut hukum murni Hans Kelsen (reine rechlehre)2
hukum harus dibersihkan dari anasir-anasir non yuridis seperti unsur sosiologis, politis,
historis, bahkan nilai-nilai etis. Selain itu, tujuan keadilan dari hukum yang menjadi
harapan dari adanya suatu peraturan, hendaknya dikemas dalam suatu mekanisme yang
mendukung hakekat keadilan itu sendiri. Hukum harus memastikan bahwa suatu
peraturan perundang-undangan tidak hanya diatas kertas, akan tetapi hukum harus
memastikan bahwa suatu peraturan dapat diimplementasikan, tanpa terkecuali (Surono,
2013: 107-108).
Secara etimologis sitilah filsafat berasal dari bahasa yunani “Philen” yang
artinya cinta dan “sophos” yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom.
Dalam pengertian lain, dijelaskan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Yunani,
Philosophia. Terbentuk dalam dua kata yaitu philos dan sophos atau philein dan sophia.
Philos dapat diartikan "teman" atau “sahabat", sedang sophos berarti "kebijaksanaan
atau kearifan”. Sementara itu, philein adalah "mencintai" dan Sophia adalah
"kebijaksanaan". Jadi, berfilsafat dapat di artikan mencintai kebijaksanaan atau
bersahabat dengan kearifan (Antoni, 2012.1). Sistem filsafat merupakan hakikat dari
pancasila. Pengertian dari sistem itu sendiri adalah bagian-bagian yang saling berkaitan
satu sama lain, saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama (Kaelan,
2000.154-155).
2
Hans Kelsen, Introduction to The Problem of Legal Theory, Clarendon Press-Oxford, 1996, Halaman 42
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dilakukan pembahasan konsepsi nilai-
nilai filsafat Pancasila dalam tata hukum nasional, pertama tentang perwujudan nilai-
nilai falsafah Pancasila yang dijadikan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
dan kedua, bagaimana karakteristik konsep negara hukum yang bersendikan Pancasila.
II. PEMBAHASAN
1. Perwujudan nilai-nilai falsafah Pancasila yang dijadikan sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental.
Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa dan negara Indonesia, hal ini bahwa
hakikatnya Pancasila bukan hanya hasil dari pemikiran-pemikiran bagi oleh seorang
kelompok atau seseorang sebagaimana ideologi-ideologi lain. Melainkan Pancasila
berkembang dari hasil nilai-nilai adat istiadat yang muncul, nilai kebudayaan, dan
unsur-unsur relijius yang terdapat di masyarakat sebelum membentuk sebuah negara.
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara, serta
falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan rakyat
dan Negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Secara historis, Pancasila
diambil dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga mempunya fungsi dan
peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, UUD 1945 sebagai
hukum dasar menempatkan hukum sebagai penentu sistem ketatanegaraan Indonesia.
Sehingga konsep kenegaraan Indonesia menentukan bahwa pemerintah menganut
paham konstitusional, yaitu pemerintahan dibatasi oleh ketentuan yang temuat dalam
konstitusi. Pada negara yang bersistem konstitusi terdapat hirarki perundangan,
dimana UUD berada di puncak piramida sedangkan ketentuan yang lain berada di
bawah konstitusi. Konstitusi yang demikian ini dikenal dengan “stufenbau theory”
Hans Kelsen (Hans Kelsen, 1961 : 110).
Negara hukum Indonesia adalah suatu organisasi bangsa Indonesia yang atas
Rahmat Allah Yang Maha Esa dan di dorong oleh keinginan luhur bangsa untuk
berkehidupan kebangsaan yang bebas berdasarkan suatu ketertiban menuju suatu
kesejahteraan sosial (Wahyono, 1991.132). Oemar Seno Adji berpendapat bahwa
negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri khas Indonesia. Sebab Pancasila dijadikan
sebagai landasan pokok dan sumber hukum utama, maka konsep negara hukum di
Indonesia dapat diartikan sebagai negara hukum Pancasila. Salah satu dari ciri pokok
negara hukum pancasila ialah adanya kebebasan beragama (freedom of religion).
Tetapi, dalam kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam konotasi positif
yang artinya tidak ada propaganda anti agama.
Negara dalam hal memegang kekuasaan memiliki arti bahwa fungsi untuk
membuat suatu masyarakat yang teratur, serta menegakkan hukum menjadi
bermanfaat dan efektif, serta dibalik itu hukum juga dapat menjadi alat untuk
membatasi tidakan sewenang-wenang oleh negara. Ini adalah sebuah konsekuensi
dari sebuah negara hukum, bahwa negara harus menjamin dan melindungi rakyat
dalam segala aspek bidang kehidupan. Hukum menjadi kaidah-kaidah yang mengatur
akan kepentingan warga negara guna untuk menghindari sikap intervensi antar
kepentingan warga negara.
3. Negara hukum bersendikan Pancasila sebagai negara hukum tersendiri atau terbatas
Sesuai dengan pendapat Daniel S Lev, maka negara hukum Pancasila menjadi
paham negara terbatas dimana kekuasaan politik resmi dikelilingi oleh hukum yang
jelas dan penerimaannya akan mengubah kekuasaan menjadi wewenang yang
ditentukan secara hukum.3 Konsep negara hukum Indonesia dapat dikategorikan
sebagai negara hukum formil dan materiil, karena selain menggunakan undang-
undang juga menekankan adanya pemenuhan nilai-nilai hukum.
3
Daniel S Lev, 1990, Hukum dan Politik di Indonesia: Kesinambungan dan Perubahan, Jakarta:LP3ES, hlm.514.
dan peradilan. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila ditransformasikan
dalam cita hukum serta asas-asas hukum, yang selanjutnya dirumuskan dalam konsep
hukum nasional Indonesia dalam rangka mewujudkan nilai keadilan, melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Konsep negara hukum Pancasila tidak bisa lepas dari konsep rechsstaat. Hal
ini nampak dari pemikiran Soepomo ketika menulis Penjelasan UUD 1945. Negara
hukum dipahami sebagai konsep Barat, sampai pada kesimpulan bahwa negara
hukum adalah konsep modern yang tidak tumbuh dari dalam masyarakat Indonesia
sendiri. Dalam pandangan Soepomo, ada dua cara pandang dalam melihat hubungan
masyarakat, yaitu; pertama, cara pandang individualistik atau asas perseorangan, di
mana perseorangan lebih diutamakan dibandingkan dengan organisasi atau
masyarakat. Pola pemikiran ini berkembang di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Kedua, cara pandang integralistik atau asas kekeluargaan, dimana masyarakat
diutamakan dibandingkan dengan perseorangan. Dari kedua konsep ini, Indonesia
cenderung lebih sesuai dengan yang kedua, yaitu konsep integralistik.
Konsep negara hukum Pancasila memiliki karakter tersendiri yang pada satu
sisi ada kesamaan dan ada perbedaan dengan konsep negara hukum Barat baik
rechtstaat dan the rule of law. Negara hukum Indonesia agak berbeda dengan
rechtsstaat atau the rule of law. Negara hukum Indonesia, menghendaki adanya
keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat yang mengedepankan asas
kerukunan.
Menurut Sunaryati Hartono, agar supaya tercipta suatu negara hukum yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat yang bersangkutan, penegakan the rule of law
itu harus diartikan dalam artinya yang materiil. Suatu negara hukum terdapat
pembatasan kekuasaan negara terhadap perseorangan.4 Negara tidak maha kuasa,
tidak bertindak sewenang-wenang. Tindakan-tindakan negara terhadap warganya
dibatasi oleh hukum. Inilah apa yang oleh ahli hukum Inggris dikenal sebagai the rule
of law.
III. KESIMPULAN
2. Konsep negara hukum yang berlaku di Indonesia adalah negara hukum Pancasila
yang berkarakter dari sifat kemajemukan masyarakat, keragaman budaya,
kearifan lokal, kesantunan dalam beragama dan kesalehan nilai-nilai sosial
lainnya. Semua nilai itu diwujudkan dalam bentuk sebuah atauran hukum dasar
Negara yakni UUD Tahun 1945 dengan harapan dapat mewujudkan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
4
Sunaryati Hartono, 1973, Pengertian Tentang Negara Hukum, Bandung: Alumni, hlm. 35.
kekeluargaan dan gotong royong serta hukum yang mengabdi pada keutuhan
negara kesatuan Indonesia.
Daftar Pustaka
Antoni, Condra. 2012. Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan
Sosial, Dan Spirit Kewirausahaan, Politeknik Negeri Batam
Basah. Sjahran, 1992, Perlindungan Hukum terhadap Sikap Tindakan Administrasi Negara,
Bandung : Alumni, halaman 13-14
Daman, Rozikin, 1993. Hukum Tata Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Daniel S Lev, 1990, Hukum dan Politik di Indonesia: Kesinambungan dan Perubahan,
Jakarta:LP3ES, hlm.514.
J.H. Rapar, 1991, Filsafat Politik Plato, Jakarta : Rajawali Press, halaman 82
Kelsen, Hans, 1961, General Theory of Law and State, Harvard : University Press cambridge,
halaman 110
Notonogoro. 1983. Pancasila Dasar Falsafah Negara, kumpulan tiga uraian pokok pokok
persoalan tentang Pancasila, Cet kelima, Jakarta: Bina Akasara.
Padmo Wahyono, 1977, “Konsep Yuridis Negara Hukum Indonesia”, Makalah, Jakarta, hlm.4.
Rawls, John, 1971, A Theory of Justice, Massachussets : The Bellnap Press of Havard
University Press, halaman 310
Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
R. Soeroso, 2009, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, halaman 321
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, 2020, Filsafat Hukum, Depok : Rajawali Pers, halaman 1
Soemanto, 2008, Hukum dan Sosiologi Hukum, Pemikiran, Teori dan Masalah, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, hlm. 10
Sunaryati Hartono, 1973, Pengertian Tentang Negara Hukum, Bandung: Alumni, hlm. 35.