Anda di halaman 1dari 13

Filsafat Pancasila

Nama Anggota Kelompok


Anis Nuraini Rizka Alifiatur R.
220603110013 220603110028

01 02 03 04
Lia Ledista Ananda Arif F.
220603110009 220603110020
Topik Pembahasan

01 Pancasila sebagai filsafat


kebangsaan Indonesia 02 Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia

03 Pancasila sebagai ideologi


bangsa dan negara Indonesia 04 Pancasila sebagai bingkai
hukum Indonesia
Pancasila sebagai filsafat
kebangsaan Indonesia
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philo- shopia.
Istilah ini merupakan bentukan dari kata asal Philo (philein) yang berarti cinta, dan sophos
yang artinya hikmah/kebijaksanaan. Jadi, filsafat artinya mencintai hal hal yang sifatnya
bijaksana. Menurut D. Runes, filsafat berarti ilmu yang paling umum yang mengandung
usaha mencari kebijakan dan cinta akan kebijakan.
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Secara ringkas filsafat pancasila
merupakan refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagaidasar negara dan kenyataan
budaya bangsa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara
mendasar dan menyeluruh.
Aspek-aspek Pancasila sebagai Filsafat

Aspek ontologi Aspek epistimologi Aspek aksiologi


Dalam aspek ontologi, pancasila Dilihat dari aspek epistemologi, Pancasila sebagai sistem filsafat
ada dalam realitas/kenyataan, Pancasila merupakan pengetahuan mengandung nilai iman yaitu untuk
sebab adanya tuhan, manusia, ilmiah dan filsafati, dan bisa mempersatukan bangsa Indonesia
satu, rakyat, dan adil, yang diteliti dan diuji kebenarannya. yang beraneka ragam suku
menjadi landasan sila-sila bangsadan mengandung nilai
pancasila itu ada dalam manfaat sebagai acuan moral
realitas/kenyataan. bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun
sebagai ideologi negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas
kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu
sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik
yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis.
Pancasila sebagai Dasar negara ditegaskan lagi dengan adanya Ketetapan
MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang
penegasan pancasila sebagai dasar Negara. Kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah negara yang
fundamental atau mendasar sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat
diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum.
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna sebagai berikut:
a. Sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan
berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional; yang tercantum dalam pembukaan
UndangUndang Dasar 1945 alinea ke 4.
c. Sebagai dasar, arah dan petunjuk aktifitas perikehidupan. bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

Adapun fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara:


1. Pancasila sebagai pedoman hidup
2. Pancasila sebagai jiwa bangsa
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
4. Pancasila sebagai sumber hukum
5. Pancasila sebagai cita cita bangsa
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
indonesia
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti Fungsi utama ideologi dalam masyarakat
gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua,
yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah ideologi berarti yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak
ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat
Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita dan sebagai pemersatu masyarakat oleh
itu berkembang menjadi suatu paham mengenai karenanya sebagai prosedur penyelesaian
seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang konflik yang terjadi dalam masyarakat.
atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan Sifat IdeologiAda tiga dimensi sifat ideologi,
hidup. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan
umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, dimensi fleksibilitas.
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial,
kebudayaan, dan agama.
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa:
● Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.
● Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan
nilai yang disepakati bersama.

Macam-macam ideologi:
1. Liberalisme
2. Kapitalisme
3. Kolonialisme
4. Marxisme
5. Sosialisme
6. Fasisme
7. Nazisme
Pancasila sebagai bingkai hukum
Indonesia
Pancasila sebagai norma dasar merupakan pandangan hidup bangsa
yang tercermin dalam 5 (sila) dalam Pancasila. Kedudukan Pancasila
dalam hukum Indonesia merupakan sumber dari segala sumber
hukum atau sumber tertib hukum sehingga pancasila dijadikan nilai
dasar bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Negara hukum
bersumber pada cita-cita Rule of Law. Menurut A.V. Dicey dan Sir I.
Jennings bahwa ” semua kekuasaan negara bersumber pada hukum,
dan hukum tersebut berdasarkan pada nilai-nilai yang tinggi dari
kemanusiaan yang bersifat pribadi manusia”. Berdasarkan hal
tersebut, maka hukum dilaksanakan dan ditaati. Pelaksanaan dan
penegakan hukum harus selalu menjunjung hak hidup, kebebasan,
kemerdekaan, dan keamanan bagi individu, karena hukum
mempunyai tujuan untuk melindungi kepentingan manusia dan
menciptakan ketertiban serta ketentramanmasyarakat.
Fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mangandung arti bahwa Pancasila
berkedudukan sebagai:
1) Ideologi hukum Indonesia,
2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia,
3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia,
4) Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga dalam
hukumnya.
Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum kemudian kembali dipertegas
dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga ayat:
1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Referensi
Adha, M., & Perdana, D. R. (2020). Pendidikan kewarganegaraan.
Gesmi, Irwan dan Henri Yun. 2018. Pendidikan Pancasila. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila. CV. Mitra Cendekia Media.
Ronto. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka (Persero).
Safitri, Alvira Oktavia, Dewi. 2021. Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan
Implementasinya dalam Berbagai Bidang. EduPsycouns: Jurnal of
Education, Psychology, and Counseling, 3(1), 89-94.
Susanto, A. (2021). Filsafat ilmu: Suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Bumi Aksara.
Widiatama, W., Mahmud, H., & Suparwi, S. (2020). Ideologi Pancasila Sebagai
Dasar Membangun Negara Hukum Indonesia. Jurnal USM Law
Review, 3(2), 310-327.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai