Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di Indonesia, meskipun
pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya. Penyalahgunaan narkoba
memang sulit diberantas. Yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar
masalahnya tidak meluas, sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya
kualitas sumber daya manusia terutama generasi mudanya.
Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan peredaran gelap sebagai bagian dari dunia
kejahatan internasional. Mafia perdagangan gelap memasok narkoba, agar orang memiliki
ketergantungan, sehingga jumlah suplai meningkat. Terjalin hubungan antara
pengedar/bandar dan korban. Korban sulit melepaskan diri dari mereka, bahkan tak jarang
mereka terlibat peredaran gelap, karena meningkatnya kebutuhan narkoba.
Penderita ketergantungan obat-obatan terlarang atau kini umumnya berusia 15-24 tahun.
Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, atau
perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di sekolah dasar.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau
SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula
oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya
akan dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu
obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang.
Hal-hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul
Narkoba Penghancur Generasi Muda dengan bimbingan dari guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan beberapa referensi buku tentang narkoba.

A. NARKOBA
1. PENGERTIAN
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam
tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas
dosis.
2. JENIS-JENIS NARKOBA
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
a.

Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah Zat
yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan
kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya


sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :
ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
b.

Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.
Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid ) dan diazepam.

c.

Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).
3. FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan
narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau
remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak
menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal
ini harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak
selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan
narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga
yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.

4. TANDA GEJALA DINI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 5759) tanda awal atau gejala dini dari
seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :
1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak
beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk,
agresif, nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas
lambat/berhenti, mata dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit
diseluruh
tubuh,takut
air sehingga
malas
mandi,kejang,
kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi
tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain
(pada pengguna dengan jarum suntik)
2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan
keluarga, mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri,
sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan
dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu,
bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya,
pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang,
sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong
keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau
mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di
rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya
sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan
mabuk.
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap
lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas
pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk
kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering
berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan
ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena
menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering
berkumpul dengan anak-anak yang tidak beres di sekolah.
5. AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan
gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neurotransmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan

mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood,
atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan,
namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba
adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di
atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai
perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke
atas maka orang tersebut akan dihukum mati.

B. DAMPAK NARKOBA
1. DAMPAK NEGATIF PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
Menurut definisi di atas, jelaslah bahwa narkotika, jika disalahgunakan, sangat
membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Bahkan, pada pemakaian dengan
dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah over dosis (OD) bisa mengakibatkan
kematian. Namun sayang sekali, walaupun sudah tahu zat tersebut sangat berbahaya, masih
saja ada orang-orang yang menyalahgunakannya.
2. DAMPAK POSITIF NARKOTIKA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak
negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana
mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan,
narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut dampak positif narkotika:
a. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan
untuk mencegah batuk dan diare.
b. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
c. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung
karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai bahan pembuat minyak.
3.

JENIS JENIS
Seperti yang kita tahu bahwa Narkoba adalah bahan atau zat adiktif yang berbahaya
bagi tubuh, yang dampaknya bisa mengubah perasaan , mood dan emosi bagi si pemakai.
Terdapat tiga jenis kategori yang tergolong Narkoba :
a. Depressants
Obat-obatan ini memperlambat sistem saraf pusat. Obat ini bisa membuat orang
merasa santai, kurang tegang, dan kurang menyadari peristiwa sekelilingnya.
Contohnya adalah:
Alkohol
Heroin
Inhalants

Sleeping Pills
Ketamine
Pain killers ( obat penghilang rasa
sakit).

b. Stimulant

Obat ini dapat mempercepat sistem saraf pusat, dapat membantu orang merasa
lebih waspada dan meningkatkan kinerja fisik. Stimulant diambil untuk membuat orang
merasa senang dan penurunan nafsu makan.

Contohnya adalah:
Tembakau
Kokain dan kokain jenis bubuk (Crack)
Amphetamine
Methamphetamine

c. Hallucinogens

Obat ini kadang-kadang disebut "mengubah pikiran" atau halusinasi. Obat ini
dapat meningkatkan kesadaran seseorang dari pandangan, sentuhan, rasa dan
pendengaran. Dapat mendengar suara lembut. Hallucinogens juga dapat merubah suasana
hati seseorang.

Contohnya adalah:
Marijuana
Ecstasy
LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
d. Obat jenis lainnya
Steroids
Herbal
4.

EFEK DARI NARKOBA

a. Faktor yang mempengaruhi:


Jenis obat-obatan yang digunakan.
Jumlah yang diambil.
Bagaimana obat digunakan (diisap, ditelan, disuntik, dihirup)
Pengguna narkoba dari pengalaman masa lalu.
Keadaan di mana obat itu diambil (tempat, pengguna emosi dan kegiatan, keberadaan
orang lain, dan kombinasi obat-obatan.)

b. Efek atau pengaruh Narkoba bagi tubuh kita :


Stimulant

Obat yang dapat mempengaruhi pada sistem saraf pusat. Ini


meningkatkan aktivitas otak Anda, membuat Anda bersemangat dan energik.
Contohnya amphetamines dan kokain.

Depressant

Obat dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, perlambatan bawah


aktivitas otak Anda. Anda mungkin bisa menjadi lesu, contohnya Alkohol dan larutan
keduanya depressants.

Hallucinogenics

Obat yang dapat membuat Halusinasi, contohnya LSD, magic


mushrooms dan cannabis.

Analgesics

Heroin.

Obat penghilang rasa sakit, contohnya Aspirin, Parasetamol dan

C. LEMBAGA YANG MENGATUR

Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah Lembaga


Pemerintah
Non
Kementerian (LPNK) Indonesia yang
mempunyai
tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan
penyalahgunaan
dan
peredaran
gelappsikotropika, prekursor,
dan bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. BNN dipimpin oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui
koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009


tentang Narkotika. Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang
dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian
diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007.

Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala


Badan Narkotika Nasional disebut BNN adalah lembaga pemerintah non kementrian
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. BNN dipimpin oleh
Kepala.

a. Tugas BNN
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu
Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;
7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional, guna
mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

9.

Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara


penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan


melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor dan bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

b. Fungsi BNN
1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan
prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN.
2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN.
3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.
5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di
lingkungan BNN.
7. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
P4GN.
8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.
9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.
11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika,
psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol.
12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masarakat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta
perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika
serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di
tingkat pusat dan daerah.
13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya,

kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat.
14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu
narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
tembakau dan alkohol berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah
teruji keberhasilannya.
15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundangundangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.
16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN.
17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan
BNN.
18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan
komponen masyarakat di bidang P4GN.
19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi
penyidik BNN.
20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan, serta
pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.
21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
22. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.
23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
P4GN.

c. Struktur kelembagaan BNN


Susunan organisasi BNN terdiri atas:
1) Kepala
2) Sekretariat Utama
3) Deputi Bidang Pencegahan
4) Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat
5) Deputi Bidang Pemberantasan
6) Deputi Bidang Rehabilitasi
7) Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama
8) Inspektorat Utama
9) Pusat Penelitian, Data, dan Informasi
10) Balai Besar Rehabilitasi
11) Balai Diklat
12) UPT Uji Lab Narkoba
13) Instansi vertikal:

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP)


Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota (BNNK)

D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Mabuk-mabukan/Minum minuman keras


a. Membeli minuman keras untuk diminum sendiri atau diberikan kepada orang lain
secara sengaja, dengan/tanpa ancaman kekerasan dan mengakibatkan mabuk,
melanggar KUHP pasal 300 dan dapat dikenai pidana penjara selama-lamanya satu
tahun.
b. Mabuk di tempat umum merintangi lalu lintas, mengganggu ketertiban atau
mengancam keselamatan orang lain, melanggar pasal 492 KUHP dan dipidana
kurungan 6 hari atau denda.

2. Menggunakan Narkoba bagi Diri Sendiri atau Orang Lain


a. Narkotika dan psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan atau ilmu pengetahuan (UU Narkotika pasal 4; Psikotropika Pasal 4)
b. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika untuk diri
sendiri,golongan I dipidana penjara paling lama 4 tahun, golongan II dua tahun, dan
golongan III satu tahun (UU Narkotika pasal 85)
c. Barang siapa menggunakan (kecuali untuk tujuan ilmu pengetahuan) psikotropika
golongan I di luar ketentuan hukum dapat dipidana 4-15 tahun penjara dan denda 15
juta sampai 750 juta rupiah (UU Psikotropika pasal 59)
d. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika terhadap orang
lain atau memberikan narkotika untuk digunakan orang lain golongan I dipidana
penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 750 juta rupiah, golongan II 10
tahun penjara dan denda 500 juta rupiah, golongan III 5 tahun penjara dan denda 250
juta rupiah (UU Narkotika pasal 84)
e. Pengguna psikotropika yang menggunakan, memiliki, atau menyimpan psikotropika
untuk kepentingan pengobatan dan atau perawatan harus memiliki bukti bahwa hal itu
diperoleh secara sah. (UU Psikotropika pasal 36)
f. Barang siapa tidak melaporkan penyalahgunaan dan atau pemilikan psikotropika
secara tidak sah, dipidana penjara paling lama 1 tahun dan atau pidana denda paling
banyak 20 juta rupiah (UU Psikotropika pasal 64)
3. Kewajiban Menjalani Pengobatan dan atau Perawatan Bagi Pecandi Narkotika
( UU Nomer 22 tahun 1997 tentang narkotika)
a. Pecandu umur dan orang tua atau wali pecandu belum cukup umur wajib melaporkan
diri atau di laporkan kaeluarganya pada pejabat yang ditunjuk pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan atau perawatan ( Pasal 88 ayat 1)
b. Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan keluarganya yang sengaja tidak
melaporkan diri untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan dapat dikenai
pidana kurungan paling lama 6 bualan atau denda paling banyak 2 juta rupiah bagi
pecandu, dan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak 1 juta
rupiah bagi keluarganya ( Pasal 88 ayat 2 )

c. Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur, yangdengan sengaja tidak
melaporkan, dipidana penjara paling lama 6 bulan atau denda paling banyak 1 juta
rupiah ( Pasal 86 ayat 1)

4. Memproduksi dan Mengedarkan Narkoba


a. Memproduksi atau menggunakan dalam produksi, mengedarkan, mengimpor,
memiliki, menyimpan psikotropika, golongan I dapat dipidana penjara 4- 15 tahun,
denda 150- 750 juta rupiah ( UU Psikotropika nomer 59)
b. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukummenanam,memelihara, memiliki,
menyimpan atau menguasai narkotika dalam bentuk tanaman atau bukan tanaman,
memproduksi, mengolah, mengekstarksi, mengonversi, merakit atau menyediakan,
mengirim, mengangkut, mentransito, mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk
dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, ataumenukar narkotika, golongan I diancam hukuman penjara 4 tahun
hukuman mati atau penjara seumur hidup, dan denda 100 juta 5 milyar rupiah
( UU Narkotika pasal 78, 80,81, 82 )

5. Kewajiban Masyarakat terhadapa Narkoba


a. Orang tua atau wal pecandu yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada
pejabat pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan (UU No. 2 Tahun
1997 tentang Narkotika pasal 86 ayat 1)
b. Pecandu narkotika yang telah cukup umur wajib melaporkan atau dilaporkan oleh
keluarganya kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau
perawatan (Pasal 88)
c. Masyarakat wajib melaporkan kepada pihak yang berwenang bila mengetahui
psikotropika yang disalahgunakan dan atau dimiliki secara tidak sah (UU No. 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika pasal 54).

Apabila ada:
1) Tidak melapor
2) Pecandu tidak melapor
3) Keluarga tidak melapor

Itu semua akan dikenakan sanksi pidana dan denda. Partisipasi dan
perlindungan bagi pelapor dicantumkan dalam UU No. 2 Tahun 1997 pasal 57 dan
UU No. 5 Tahun 1997 pasal 54.

UU No 2 Tahun 1997 Pasal 57 berbunyi:


1) Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta membantu
upaya pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
2) Masyarakat wajib melaporkan kepada petugas yang berwenang apabila
mengetahui adanya penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
3) Pemerintah wajib memberikan jaminan keamanan dan perlindungan kepada
pelapor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

UU No 5 Tahun 1997 Pasal 54 berbunyi:


1) Masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
membantu mewujudkan upaya pencegahan penyalahgunaan psikotropika sesuai
dalam UU ini dan peraturan pelaksanaannya.

2) Masyarakat wajib melaporkan kepada yang berwenang apabla mengetahui tentang


psikotropika yang disalahgunakan dan atau dimiliki secara tidak sah.
3) Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perlu mendapat jaminan keamanan
dan perlindungan dari pihak yang berwenang.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang peran masyarakat sebagaimana yang yang
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam PP.

6. Komitmen Indonesia
Ratifikasi peraturan Indonesia:
a. Keberadaan BNN didasarkan kepada konversi-konversi nternasional yang telah
diratifikasi, menjadi bagian dari hukum di Indonesia dan mengikat Indonesia untuk
melaksanakan:
1) Single Convention on narcotic Drugs 1961, diratifikasi dalam UU No. 8 Tahun
1976.
2) Convention on Psychotropic Substance 1971, sudah diratifikasi dengan UU No. 8
Tahun 1996
b. Untuk pengawasan implementasi ketentuan UU convention di atas oleh UNdibentuk
suatu badan nternasional yaitu INCN.

Untuk meningkatkan penanggulangan bahaya narkoba secara global, semua


Negara di dunia sepakat untuk membuat suatu konvensi baru yaitu The United
Nations Convention Against Illict Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic
Substance 1988 yang telah diratifikasi dengan UU No. 7 Tahun 1997.

Contoh Kasus :
1. Doyok Sudarmaji

Sudarmaji alias Doyok 47 tahun, mengaku sedang sial saja ketika polisi
menggerebek rumahnya, di Karawaci pada Juli 2000. Ia kedapatan memiliki 0,5 gram
sabu sabu dan alat pengisap (bong) didekat tempat tidurnya. Kepada polisi, Doyok
menolak mengakui barang itu sebagai miliknya. Menurutnya, barang haram itu adalah
milik Rizal, montir mobilnya yang baru pulang. Namun pengadilan membuktikannya
bersalah dan ia harus mendekam setahun di Hotel Rodeo.

Doyok mengaku Cuma pemakai bukan Bandar atau pengedar. Di penjara, ia


menjabat kepala blok alias brengos dan sering didaulat tampil melawak dihadapan 1800
narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

Penjara rupanya membuat Doyok kapok dan bertaubat. Selam ia dipenjara,


uang sebanyak 300 juta rupiah dihabiskannya untuk biaya hidup dan macam macam.
Untung, istrinya tetap setia menemaninya. Untungnya lagi, sepuluh hari setelah ia bebas,
order melawak langsung datang. Dihadapan penonton pertamanya di gresik setlah bebas,
ia meminta maaf karena telah mengecewakan penggemarnya. Penonton bertepuk tangan
meriah. Rasanya lega sekali kenang doyok. Malah, honornya naik terus, dari 8
juta(untuk ber3)menjadi 10 juta (untuk sendiri). pengalaman di penjara, narkotika, serta
tingkah polisi dan sipir penjara menjadi bahan lawakannya

Doyok mengakui ada hikmahnya ia ditangkap kala itu. Kalau saya enggak
ketangkap, mungkin bisa punya 3-4 kilo (shabu shabu) katanya. Pengalamannya juga
pernah ditawar untuk disinetronkan, tetapi ia menolak. Sindikat narkotika pasti akan
mengancam saya kata doyok, yang masih takut dalam kebebasannya. Ia mengaku sudah
bersih betul dari narkoba dan tidak ingin kecanduan lagi.

1. Bimbim slank
Bimbim bersama Kaka dan Ivan adlah 3 pentolan Slank yang sudah
maencandui ganja, putaw, dan shabu shabu sejak 1993. Gang patlot adlah tempat kumpul
kumppul mereka. tujuh tahun mereka menggelimanginya. Sejuta rupiah sehari dihabiskan
untuk arisan (pesta narkoba). Lalu, Bimbim tidak tahu persis kapan berat badannya tiba
tiba turun derastis dan ia selalu merasa loyo setiap bangun pagi. Waktu itu, kalau sehari
enggak ngedoping, rasanya enggak ada semangat katanya.

Meskipun nama kelompok music slank berkibar dan kasetnya tetap laku keras,
gara gara narkoba merekapecah. Dua orang keluar meninggalkan slank dengan 3
personelnya tersisa.

Ksadaran baru, entah dari mana, datang pada Desember 1999, ketika Pay,
mantan gitaris Slank mampir ke Gang Potlot. Pay bercerita tentang kemmpuan Teguh
Wijaya, seorang sinse di Pulomas , Jakarta timur, mengobati kecanduan narkoba pada
dirinya. Dan Teguh jugalah yang akhirnya memang bis menyelamatkan mereka bertiga
dari kejatuhan lebih dalam. Gue mau sembuh karena gue tau apa yang guelakuin diikuti
anak anak uda penggemr Slank (Slankers) Kata Bimbim. Slank memang punya pengikut
yang fanatic diseluruh Indonesia.

Kepada Bimbim, yang menolak panti rehabilitasi atau menjalani detoksifikasi,


Teguh memebrika 40 tablet tradisional Cina yang mesti diminumnya dalam sehari selama

10 hari. hasilnya? 2 hari pertama Bimbim teriak teriak karena rasa sakit di kepalanya.
Setelah 10 hari ia meras lebih enteng, malah tidak ingin menyentuh segala macam obat
dan merasa mual setiap mencium bau shabu shabu.

Daftar Pustaka

Anonim, 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Penanggulangan dan Peredaran


Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2001, Perkembangan Narkotika Di Indonesia, Badan Narkotika
Nasional, Jakarta
www.kliknarkoba.com
www.asiamaya.com: UU RI No. 22 Thun 1997
http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
http://oviefendi.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-narkoba/
http://bomberpipitpipit.wordpress.com/jenis-jenis-narkoba/
http://crome-esbuah.blogspot.com/2013/11/makalah-penyalahgunaannarkoba.html
https://www.facebook.com/notes/aksi-peduli-anak-bangsa-bebasnarkoba/penggolongan-jenis-jenis-narkoba/10150094696383326
http://nasional.kompas.com/read/2014/10/21/15084051/Gandeng.KPK.BNN.I
ngin.Jadikan.Indonesia.Bebas.Narkoba
http://regional.kompas.com/read/2014/10/08/19374141/Kapolri.Terduga.Teror
is.Bima.Terlibat.Penembakan.Polisi.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/

Anda mungkin juga menyukai