Anda di halaman 1dari 14

Mengapa

1.

2.

Pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya


?
Pentingnya memahami perbedaan
budaya ?

Komunikasi Bisnis
Lintas Budaya
komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis baik komunikasi verbal maupun
nonverbal dengan memperhatikan faktorfaktor budaya di suatu daerah, wilayah
atau negara

Komunikasi lintas budaya diperkenalkan oleh William B.


Gudykunst dan Young Yun Kim yang dikenal dengan
model Gudykunst dan Kim, yakni komunikasi antara orangorang yang berasal dari budaya yang berbeda, atau
komunikasi dengan orang asing (stranger). (Deddy Mulyana,
Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya; 2005, hal 156-157)
Model komunikasi ini merepresentasikan komunikasi antara
siapa saja, karena tidak ada dua orang yang mempunyai
budaya, sosiobudaya dan psikobudaya yang persis sama.
Pada model ini mengasumsikan dua orang yang setara dalam
komunikasi, sebagai pengirim sekaligus sebagai penerima
atau keduanya melakukan penyandian (encoding
decoding). Proses ini merupakan proses interaktif yang
dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan
menjadi faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan
faktor lingkungan.

Pentingnya komunikasi bisnis


lintas budaya
Mengapa ? Semakin meluasnya produk dan jasa , dan
pesatnya perkembangan teknologi komunikasi menyebabkan
pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain semakin
leluasa, sehingga dunia ini tidak lagi terikat dengan sekat-sekat
yang membatasi wilayah suatu negara. Selain itu perbedaan
budaya merupakan salah satu hambatan komunikasi yang
paling sulit diatasi
Komunikasi adalah sistem sentral suatu budaya dalam
berinteraksi satu dengan yang lain, yang meliputi cara bicara,
kata-kata, tata bahasa dan komunikasi nonverbal.
Perilaku berkomunikasi manusia dipengaruhi oleh kebudayaan
sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku berkomunikasi adalah
perilaku budaya dari suatu masyarakat. termasuk didalamnya
keadaan
sosial
budaya,
keadaan
psikologis
budaya,
berpengaruh terhadap cara-cara seseorang berkomunikasi.

Stephen Littlejohn, Communication, Conflict, and the


management of Difference. (Illinois: Waveland Press:
2007) hal 94-96; Budaya berdasarkan faktor-faktor
yang terkait didalamnya dibagi menjadi 3 sistem
yaitu
(a)sistem dari proses berpikir (yang meliputi konsep
budaya, nilai-nilai, moral, dan ide-ide bagaimana
hal-hal saling bersesuaian secara logika);
(b)sistem dari artefak atau produk budaya (seni, musik,
tarian, arsitektur dan peralatan);
(c)sistem dari bahasa dan komunikasi (masing-masing
budaya memiliki suatu cara berkomunikasi yang
meliputi cara bicara, kata-kata, tata bahasa dan
nonverbal, sehingga komunikasi adalah sistem
sentral suatu budaya dalam berinteraksi satu
dengan yang lain.)

Memahami komunikasi bisnis


lintas budaya
Memahami komunikasi lintas budaya berarti
mempelajari, mengetahui varian kebudayaan
yang mempengaruhi cara seorang
komunikator dan komunikan berkomunikasi.
Salah satu aspek utama yang harus dipelajari
adalah pola budaya atau orientasi budaya.

Budaya mengatur tata cara atau fungsi dalam kehidupan,


budaya sebagai aturan yang melekat seumur hidup,
contohnya norma kesopanan, bahwa ada aturan yang tidak
tertulis berbicara dengan orang yang lebih tua atau
dituakan, cara pengaturan dan interpretasikan pengalaman,
dan memberikan makna peran individu dalam komunitasnya
serta integritas bagi anggotanya yang terpisah atau
merantau (terjadi perbedaan ruang dan waktu).
Memahami komunikasi lintas budaya berarti mempelajari,
mengetahui varian kebudayaan yang mempengaruhi cara
seorang komunikator dan komunikan berkomunikasi. Salah
satu aspek utama yang harus dipelajari adalah pola budaya
atau orientasi budaya.
Perbedaan budaya ini dapat dijelaskan dan dimengerti
melalui komunikasi

Mengenal Perbedaan
Budaya
Pemahaman yang baik dan benar terhadap perbedaan budaya
untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi
Perbedaan budaya dapat dilihat dari :
Nilai-nilai sosial
Peran dan status
Pengambilan keputusan
Konsep waktu
Konsep jarak komunikasi
konteks budaya
bahasa tubuh
Perilaku sosial
Perilaku etis
Perbedaan budaya perusahaan

Masing-masing kebudayaan memiliki pola budaya dengan


derajat kesulitan dalam mengkomunikasikan pesan
sebagai pertukaran persepsi.
Menurut Hall, kebudayaan yang memiliki derajat kesulitan
dalam mengkomunikasikan pesan yaitu
derajat kesulitan yang tinggi dalam mengkomunikasikan
pesan disebut high context culture (HCC) Pada anggota
kebudayaan HCC cenderung memberikan informasi
secara implisit, dalam berkomunikasi menggunakan caracara yang informal, mengutamakan basa basi
derajat kesulitan yang rendah dalam mengkomunikasikan
pesan disebut low context culture (LCC) anggota
dengan kebudayaan LCC cukup secara eksplisit atau
memberikan informasi secara garis besar saja mereka
mampu mengakses informasi tersebut dengan mudah

Perbandingan pola budaya HCC dan LCC dalam


mengkomunikasikan pesan (menurut Stella Ting Toomey )
No

Persepsi

HCC (High Context Culture)

LCC (Low Context Culture)

Isu dan orang yang


meyebarkan isu

Tidak memisahkan isu dan orang yang


mengkomunikasikan isu

mengutamakan isi informasi tidak perduli


siapa sumbernya

2.

Relasi antar pribadi


dalam tugas

relasi sosial dalam menjalankan tugas


social oriented
personal relations

relasi antarpribadi berdasarkan tugas


task oriented
impersonal relations

3.

Kelogisan informasi

tidak terlalu rasional


mengutamakan basa-basi

mengutamakan rasional
tidak menyukai basa-basi

komunikasi

komunikasi tidak langsung


mengutamakan pertukaran informasi
secara nonverbal
suasana informal

komunikasi langsung
mengutamakan pertukaran informasi
secara verbal
suasana formal

mengutamakan perundingan melalui


human relations
perasaan dan intuisi
mengutamakan hati daripada otak

Pola negosiasi

Informasi tentang
individu

mengutamakan individu dengan

mempertimbang dukungan faktor sosial


loyalitas individu terhadap kelompok

mengutamakan perundingan melalui


bargaining
pertimbangan rasional
mengutamakan otak daripada hati
mengutamakan kapasitas individu tanpa
memperhatikan faktor sosial
tidak mempertimbangkan loyalitas

Contoh:
orang Jawa yang cenderung HCC dalam
menampakkan emosi, seperti marah, gaya
komunikasinya tidak langsung dan
mengutamakan bahasa non verbal, maka
tidak langsung memperlihat marahnya
tetapi senyum tipis (mesem)
orang Batak yang cenderung LCC, kalau
marah langsung menyatakan /
mengekpresikan kemarahannya dengan
suara yang lantang, tidak berbasa-basi.

Perhatian
Perbedaan pola-pola budaya dengan
kecenderungan HCC dan LCC merupakan cara
pemahaman terhadap budaya-budaya, bukan
merupakan penilaian baik buruk atau budaya
yang satu melebihi budaya yang lain, tetapi lebih
kepada mempermudah cara mendekati dan
memahami cara mereka berbudaya
pada pola budaya HCC maka pendekatannya
harus informal dan harus berbasa basi dulu
karena kalau tidak maka dianggap tidak sopan,
sedang pola budaya yang LCC maka
pendekatannya harus langsung to the point dan
formal

Perbedaan Budaya yang Mencolok dalam Nilainya


N0

Amerika

Jepang

Arab

Kebebasan

Rasa ikut memiliki

Kesatuan
keluarga

Kemandirian

Keselarasan
kelompok

Keselarasan
keluarga

Pengendalian diri

kelompok

Bimbingan ortu

Kesamaan

Umur/ senioritas

Umur

individualisme

Kesepakatan
kelompok

otoritas

persaingan

Kerjasama

Kompromi

efisiensi

mutu

pengabdian

waktu

Kesabaran

Amat sabar

langsung

Tidak langsung

Tidak langsung

10

keterbukaan

Tengah-tengah

keramahan

Nilai-Nilai Budaya Lain Menurut Pandangan Orang Melayu


Amerika
Keberhasilan
Kekuasaan
Ketaatan
Harta milik
Keterbukaan
Keuntungan
Individualisme
Waktu
Keterlibatan
Kebebasan pribadi
Uang
Agresi
Realisme
Kekuasaan tertinggi
Inovasi

Cina
Uang
Kekayaan
Kerja keras
Menghadapi kesulitan
Judi/ rente uang
Status
Pengorbanan diri
Bisnis
Keberhasilan
Bertahan hidup
Keanggotaan
Interaksi kelompok
Kemakmuran material

Arab
Keluarga
Komunitas
Kekayaan
Persaudaraan
Hormat
Kekuasaan
Pengelompokan sosial
Agama
Status
Waktu senggang
Tradisi
Gambaran diri
Persahabatan

Anda mungkin juga menyukai