Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Di dalam makalah yang berjudul
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA.
Saya jugak mengucapkan terimakasih kepada Ibu Daniarti karena telah mengarahkan
kami dalam penyusun makalah melalui penyampaian materi tentang demokrasi.
Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan,untuk itu saya mohon maaf atas
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Dan demi menghasilkan makalah yang lebih
baik,saya mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dalam mempelajari
perkembangan demokrasi di Indonesia.
Wassalamualaikum Wr.Wb

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................ ................................................. 1


Daftar Isi..................................................................... ................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN........................................... ................................................ 3
A.Latar Belakang....................... ............................................................................. 3
D.Rumusan Masalah...................................... ......................................................... 3
E.Tujuan Penulisan....................................... .......................................................... 3
F.Metode Penulisan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................... .......................................................... 4
A. Pengertian Demokrasi...................................................................................... 4
B. Sejarah Demokrasi Di Indonesia ..................................................................... 10
C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia............ ............................................. 12
BAB III PENUTUP.................................................... ................................................. 16
Kesimpulan .................................................................................................................. 16
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan


pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung)
atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu
sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan
agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan
membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan,
dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau
kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan
apa yang dia inginkan. Masalah keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang
mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus
dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan untuk mencapai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah pembatasan masalah maka di dalam
makalah ini akan membahas
1. Apakah pengertian demokrasi itu?
2. Mengetahui sejarah demokrasi di Indonesia dan
3. Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang di maksud demokrasi
Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
Untuk mengetahui sejarah demokrasi di indonesia

D. Metode dan Prosedur Penulisan


Metode dan Prosedur PenulisanMetode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu
denganmengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan browsing di internet

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno pada abad ke-5 SM. Demokrasi
berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Secara
harfiah demokrasi adalah pemerintahan negara oleh rakyat atau pemerintah oleh rakyat
untuk rakyat. Artinya, bahwa rakyat memerintah dengan perantara wakil-wakilnya dan
kemauan rakyat harus ditaati. Pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan negara yang
dilakukan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian demokrasi
adalah pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan
dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem
pemilihan bebas.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah
kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan dengan keseluruhan sila-sila dalam
Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah mufakat.
Tujuan demokrasi Pancasila sesuai dengan tujuan negara Indonesia, yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu membentuk pemerintahan yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban
dunia yang berlandaskan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Azas demokrasi Pancasila terdapat dalam sila keempat Pancasila. Azas ini
mengandung makna rakyat menjalankan kekuasaan melalui sistem perwakilan serta
setiap keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, bila ditemui jalan
buntu maka dilakukan voting (pemungutan suara), serta dapat dipertanggungjawabkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila :
a. Mengutamakan musyawarah mufakat.
b. Mengutamakan negara dan masyarakat.
c. Tidak memaksakan kehendak.
d. Diliputi semangat kekeluargaan.
e. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan musyawarah.
f. Dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4
 Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945

a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)

1. Bidang Politik dan Kontitusional

Demokrasi indonesia seperti yang dimaksud dalam UUD 1945 berarti menegakkan
kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian, hukum dirasakan oleh segenap warag
negara, hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dlam aspek
perseorangan dijamin dan penyalah gunaan kekuasaan dapat dihindarkan dengan
secaraInstitusional. Dalam rangka ini perlu diusahakan supaya lembaga-lembaga dan tata
kerja Orde Baru delepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diparlemankan.

2. Bidang Ekonomi

Demokrasi ekonomi sesuai dengan asas-asas yang mejiwai kententuan-ketentuan


mengenai dalam UUD 1945 yang pada hakikatnya berarti kehidupan yang layak bagi
seluruh warga negara yang antara lain mencakup:
a. Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara.
b. Koperasi.
c. Penagkuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaanya.
d. Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjukan jalan serta perlindungan.

b. Munas III Persahi : The Rule Of Law (Desember 1966)

Asas negara hukum pancasila mengandung prinsip :


a. Pengakuan dan perlindunagan hak asasi yang mangandung persaan dalam bidang
politik, hukum,sosial, ekonomi, kultural, dan pendidikan.
b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan
dan kekuatan lain apapun.
c. Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Yang dimaksudkan
kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami,
dilaksanakan, dan aman dalam melaksanakan.

c. Simposium hak-hak Asai Manusia ( Juni 1967)

Persoalan hak-hak asai manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun yang akan
datang harus ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan yang
wajar diantaranya, ada tiga hal :
a. Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan.
b. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
c. Perlunya untuk membina suatu “rapidly expanding economY” (pengembangan
ekonomi secara tepat).

5
Demokrasi Yang Berkembang Di Dunia Secara Universal

Perkembangan demokrasi diawali dari tahapan bahwa indonesia maupun negara lain
yang mengadopsi demokrasi sebagai pelaksanaan berkehidupan bangsa. Awal dari
adanya demokrasi yaitu bagaimana kita sebagai warga negara menginginkan sebuah
kehidupan yang memiliki kebebasan namun tetap dalam koridor aturan yang ditetapkan
oleh musyawarah dan kesepakatan bersama. Bukan hanya keputusan pemerintah sepihak
yang di tentukan oleh sikap otoriter.
Hal tersebut kemudian di adopsi oleh banyak negara. Demokrasi kini menjadi salah
satu pedoman pelaksanaan berkehidupan bangsa yang akhirnya melebur dalam berbagai
budaya dan kehidupan yang ada di negara tersebut. Demikian adalah beberapa contoh
demokrasi yang berkembang di dunia secara universal, yaitu :

a. Demokrasi Langsung (Kuno) adalah suatu pemerintah dimana rakyat ikut secara
langsung dalam pemerintahan tanpa perwakilan rakyat. Rakyat dilibatkan sehingga
diutamakan adalah kebebasan indivis membicarakan urusan negara.
b. Demokrasi tidak Langsung (Modern) adalah suatu pemerintahan dimana rakyat tidak
ikut secara langsung dalam pemerintahan , melainkan melalui wakilnya yang dipilih
melalui pemilu.
c. Demokrasi Barat (Liberal) yaitu demokrasi yang mengutamakan kebebasan individu
terutama persamaan hak dalam politik. Penganut paham ini berpandangan bahwa negara
dibentuk melalui perjanjian antara individu dengan individu sehingga yang diutamakan
adalah kebebasan individu.
d. Demokrasi Timur (Rakyat) yaitu demokrasi yang mengutamakan jaminan kesamaan
ekonomi tetapi kebebasan dalam politik dangat dibatasi.
e. Demokrasi di Negara Berkembang yaitu pelaksanaan demokrasi ini berjalan sesuai
dengan apa yang ditentukan. Hanya bentuk demokrasi yang digunakan tidak sama ,
sesuai dengan kepribadian bangsanya. Ada yang melaksanakan demokrasi liberal,ada
yang melaksanakan demokrasi rakyat.

Dengan demikian demokrasi telah melebur dengan beberapa hal yang ada di negara
yang kemudian mengembangkan demokrasi itu sendiri. Sebagaimana dengan beberapa
hal lain yaitu bagaimana demokrasi secara utuh memberikan ruang terhadap negara
sekaligus penduduknya untuk ikut serta dalam memulai dan melaksanakan berbagai
pengaturan dan berkehidupan di masyarakat.

 Indikator Untuk Mengukur Demokratis Di Suatu Negara

Demokrasi merupakan kompleksitas permasalah klasik, fundamental, namun tetap


aktual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian sejak
masa terdahulu. Dikatakan fundamental karena hakekatnya demokrasi menyentuh nilai-
nilai dasar kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan

6
dipergunakan dimana manusia sendiri menjadi subyek dan sekaligus dijadikan objeknya.
Demikian adalah lima indikator untuk mengukur demokratis suatu negara :

a. Akuntabilitas. Dalam demokrasi setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus
dapat mempertanggung jawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya,
ucapannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang
pernah , sedang bahkan akan dijalankan
b. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada,
dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang selalu
memegang jabatan , sementara peluang orang lain tertutup sama sekali
c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan ,
diperlukan suatu sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya setiap orang yang
dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk
mengisi jabatan tersebut.
d. Pemilihan umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilakukan secara teratur. Setiap
warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih serta bebas
menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya.
e. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara
dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas,termasuk didalamnya adalah hak
untuk menyatakan pendapat,hak untuk berkumpul dan berserikat, hak untuk menikmati
pers bebas.
Selain lima indikator diatas sebagaimana pendapat diatas perlu diperhatikan adalah
supremasi hukum . untuk mewujudkan masyarakat yang demokrastis hukum perlu
ditegakkan masyarakat maupun penyelenggara negara tidak ada yang dapat berbuat
seenaknya sendiri dan melanggar atau merugikan hak seseorang atau sekelompok orang.

 Macam-Macam Demokrasi

A. Berdasarkan pelaksanaannya

1. Demokrasi langsung

Demokrasi langsung merupakan demokrasi yang secara langsung menerima serta


menggunakan kehendak rakyat agar dapat menentukan kebijakan pemerintah. Demokrasi
langsung ini digunakan di yunani kuno pada polis ( negara kota ) dengan jumlah
penduduknya yang hanya sedikit.

2. Demokrasi tidak langsung


Disebut juga dengan demokrasi perwakilan. Yang artinya, dalam pemecahan masalah rakyat
memercayakan wakil wakilnya untuk duduk dalm badan perwakilan rakyat ( parlemen ).
Contoh, misalnya pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam perkembanganya
negara di dunia lebih banyak menerapkan demokrasi tidak langsung dengan alasan
sebagai berikut:

7
 Semakin berkembangnya penduduk / rakyat, sehingga tidak mungkin dapat
mengumpulkan rakyat dalam satu waktu dan tempat sekaligus.
 Urusan pemerintah/ negara semakin rumit dan kompleks, sehingga tidak setiap rakyat
tahu dan dapat memecahkan setiap persoalan tersebut.

B. Berdasarkan prinsip ideology

1. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang didasarkan pada kebebasan


individualisme. Dapat juga diartikan sebagai demokrasi yang mencita-citakan
tercapainyapemerintahan yang tunduk kepada hukum. Ciri khasnya adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan banyak campur tangan sertatindakan sewenang-wenang
dari warga negaranya. Ciri demokrasi ini adalah kekuasaan dibatasi oleh konstitusi dan
pemerintahan tunduk kepada hukum. Negara yang melaksanakan demokrasi ini adalah
negara-negara Barat seperti Amerika Serikaat.
2. Demokrasi rakyat sering disebut demokrasi proletar. Demokrasi ini mencita-citakan
suatu kehidupan yang tidak mengenal kelas soaial. Manusia bebas dari keterikatan
kepada kepemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau paksaan. Namun, untuk mencapai
masyarakat tersebut dilakukan sengan cara paksaan dan kekerasan.
3. Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi bersumber kepada kepribadian
dan filsafat hidup bangsa Indonesia. Kekeluargaan dan gotong royong di antara warga
masyarakat merupakan ciri khusus demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah
milik bangsa Indonesia yang nilai-nilainya digali dari bumi Indonesia yang sudah ada
sejak zaman dulu, dan tetap dilestarikan oleh generasi berikutnya.

C. Berdasarkan hubungan antar alat kenegaraan

1. Demokrasi sitem parlementer adalah sistem demokrasi yang berlaku dan diterapkan
dalam negara yang pemerintahannya menganut sistem parlementer. Pemerintahan sistem
parlementer meletakkan tanggung jawab pada kabinet (para menteri).
2. Demokrasi sistem presidensial adalah demokrasi yang berlaku dan diterapkan dalam
negara yang pemerintahannya menganut sistem presidensial. Pemerintahan sistem
presidensial meletakkan tanggung jawab pemerintahn negara kepada Presiden.

D. Berdasarkan titik perhatiannya

1. Demokrasi formalnadalah demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang


politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Biasanya terdapat di negara-negara beraliran liberal.
2. Demokrasi material adalah demokrasi yang dititikberatkan pada upaya-upaya
menghilangkan perbandingan dalam bidang ekonomi, sedang di bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Biasanya terdapat di negara-negara
yang beraliran komunis.

8
3. Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang
keburukan dari demokrasi formal dan material. Negara-negara anggota Gerakan Non-
Blok banyak yang menggunakan demokrasi gabungan.

 Perbedaan – Perbedaan Demokrasi


1. Berkenaan dengan Kedaulatan Rakyat.
a. Demokrasi Liberal.
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dilaksanakan oleh DPR (Parlemen). Dan DPR membentuk
serta memberhentikan Pemerintah/Eksekutif (Kabinet).
b. Demokrasi Terpimpin.
Meskipun secara normatif konstitusional ditetapkan bahwa Kedaulatan ada ditangan rakyat
dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusya-waratan Rakyat (MPR), namun
secara praktis justru kedaulatan sepenuhnya berada ditangan Presiden. Dan Presiden
membentuk MPR(S) dan DPR-GR berdasarkan Keputusan Presiden
c. Demokrasi Pancasila (Orba).
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
baru kemudian MPR membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam bentuk kekuasaan-
kekuasaan kepada lembaga-lembaga negara lainnya (Presiden, DPR, MA, Bepeka dsb.)
d. Demokrasi Reformasi.
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya tetap berada ditangan rakyat, dan rakyat secara langsung
membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam bentuk kekuasaan-kekuasaan kepada
lembaga-lembaga negara lainnya (Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, dsb.)

2. Berkenaan dengan Pembagian Kekuasaan


a. Demokrasi Liberal
Kekuasaan DPR (Legislatif) sangat kuat dibandingkan dengan kekuasaan
Pemerintah/Kabinet (Eksekutif), bahkan DPR dapat memberhentikan
Pemerintah/Kabinet. Sementara Presiden hanya berkedudukan sebagai Kepala Negara
saja (Simbol Negara saja).
b. Demokrasi Terpimpin.
Kekuasaan Pemerintah/Presiden (Eksekutif) sangat kuat (dominan) dibandingkan dengan
kekuasaan DPR (Legislatif), bahkan Presiden dapat membubarkan DPR serta
mengangkat anggota-anggota DPR (GR).
Jabatan Presiden ditetapkan untuk masa seumur hidup, sehingga tidak bisa diberhentikan
oleh MPRS.
c. Demokrasi Pancasila (Orba)
Meskipun secara normatif konstitusional, ditetapkan :
1). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) maupun Kepala Negara
lebih kuat dibandingkan kekuasaan DPR (Legislatif).
2). Kecuali dalam hal Anggaran Belanja Negara, maka kekuasaan Presiden dibidang legislasi
(pembentukan undang-undang) lebih kuat dibanding-kan kekuasaan DPR (Legislatif).
Namun secara praktis Kekuasaan Pemerintah/Presiden (Eksekutif) sangat kuat (dominan)
dibandingkan dengan kekuasaan DPR (Legislatif), sebagai akibat adanya :
1). Campur tangan Pemerintah didalam kehidupan kepartaian.

9
2). Dominasi Pemerintah didalam penyelenggaraan pemilihan umum anggota Legislatif
(termasuk menyeleksi calon-calon Legislatif dari partai peserta pemilu).
3). Kewenangan Presiden didalam pengangkatan anggota MPR dari unsur Utusan Golongan
yang jumlahnya cukup besar.
d. Demokrasi Reformasi.
1). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) maupun Kepala Negara
jauh berkurang karena harus dibagi kepada DPR (Legislatif).
2).Kekuasaan Presiden dibidang legislasi (pembentukan undang-undang termasuk UU-
APBN) lebih lemah dibandingkan kekuasaan DPR (Legislatif). Bahkan sebuah
Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui oleh DPR dapat berlaku meskipun tidak
disetujui dan tidak diundangkan oleh Presiden/Pemerintah.
3). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) menjadi semakin
berkurang dengan dilaksanakannya Otonomi Daerah.
3. Berkenaan dengan Mekanisme Pengambilan Keputusan
a. Demokrasi Liberal
Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (DPR) diambil berdasarkan voting dengan
suara terbanyak.
b.Demokrasi Terpimpin
Semua pengambilan keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPRS dan DPR-GR) harus
berdasarkan musyawarah mufakat (suara bulat).
(Ada Ketetapan MPRS yang khusus menetapkan hal ini).
c.Demokrasi Pancasila (Orba)
Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPR dan DPR) pertama-tama diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan jika musyawarah tidak berhasil mencapai
mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan voting dengan suara terbanyak.
Namun didalam prakteknya pihak Pemerintah senantiasa mengupayakan agar keputusan di
DPR dan MPR diambil secara musyawarah (suara bulat) untuk membuat kesan bahwa
keputusan tersebut didukung oleh segenap rakyat.
d.Demokrasi Reformasi
Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPR dan DPR) didalam prakteknya
langsung diambil berdasarkan voting dengan suara terbanyak.

B. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17
Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945
(yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran
demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan
demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi
Perwakilan (Representative Democracy).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara rakyat disatu
pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di

10
BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebahagian
terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di
negara-negara Eropah Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui
pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan
kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah
cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah Barat
dan Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara
penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950) Indonesia
mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan juga Demokrasi
Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas
pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada konflik ideologi di
Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas,
maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi
Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham
Integralistik yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-nya
Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik
dan ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965,
dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila
(Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan
dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu
sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih dengan lengsernya
Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan meninggalkan
kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil
dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai
sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara,
khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat
hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan

11
terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan
dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan ini dinamakan saja
sebagai Demokrasi Reformasi, karena memang belum ada kesepakatan mengenai
namanya) yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir ini, nampaknya belum
menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan
kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu
lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan
DPD) telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan
sebagai mekanisme demokrasi.

C. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi yang


pernah ada di Indonesiai ini. Pelaksanaan demokrasi di indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa periodesasi
antara lain :
1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan
oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara
Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn
presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal 1950 1959


Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan
sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan
parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
 Dominannya partai politik
 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
 Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

12
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan
nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
 Dominasi Presiden
 Terbatasnya peran partai politik
 Berkembangnya pengaruh PKI
 Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
 Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
 Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
 Jaminan HAM lemah
 Terjadi sentralisasi kekuasaan
 Terbatasnya peranan pers
 Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
 Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang menjadi
tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan
keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi
harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V
dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
 Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
 Rekrutmen politik yang tertutup
 Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
 Pengakuan HAM yang terbatas
 Tumbuhnya KKN yang merajalela
 Sebab jatuhnya Orde Baru:
 Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
 Terjadinya krisis politik
 TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

13
 Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden.

4. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi {1998 Sekarang).

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto
ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu
tahun 1999 dan tahun 2004.

 Faktor Yang Mempengaruhi Merosot dan Berkembangnya Transisi Sistem


Demokrasi :
1. Komposisi elit politik
2. Desain institusi politik
3. Perubahan sikap terhadap politik dikalangan elit politik dan non elit
4. Peran masyarakat madani
5. Keterbukaan sistem politik
6. Partisipasif
7. Penerapan elemen –elemen masyarakat demokrasi.

 Prospek demokrasi di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa kedepan dengan adanya globalisasi dan juga
perkembangan partai serya berbagai masalah intern dalam kepartaian berdampak pada
terganggunya masalah demokrasi tang ada di Indonesia. Di khawatirkan akan terjadi
pergeseran aturan main dalam demokrasi pancasila yang kini di jalankan oleh
pemerintah.
Hal lain yang bertitik tolak dari tantangan ini adalah bagaimana terhadap demokrasi
yang ada di satu pihak , berasal dari ekonomi politik dunia yang ikut serta dalam
pengelolaan negara.
Jaringan hubungan yang merentang melintas batas-batas nasional dan di pihak lain
berasal dari perbedaan yang kadang-kadang muncul diantara pemerintahan yang
berjalan. Jika teroti demokrasi di Indonesia pada hal ini adalah demokrasi pancasila di
laksanakan dengan sebenarnya, bukan hal yang mustahil bahwa Indonesia memiliki

14
peran besar dalam pembentukan ideologi baru yang dapat menjadi ideologi dunia
kedepan.
Pancasila yang mengedepankan hal tersebut diharapkan memiliki pandangan yang real
tentang keadaan dan kondisi dunia kini. Hal tersebut dapat membantu pemerintah dalam
mengusahakan perbaikan kondisi Indonesia dalam masa peralihan dan ketergoncangan
saat ini.
Namun lebih jauh,Indonesia memiliki prospek yang bagus dalam pemerintahan
kedepan. Karena pada dewasa ini, masyarakat memiliki pemikiran dan pemahaman
kedepan tentang demokrasi. Walau belum sepenuhnya mengerti dan melaksanakan
dengan sepenuhnya demokrasi di Indonesia cenderung mengalami perubahan dan
perkembangan yang pesat. Hal itu dapat menjadi acuan kedepan dan sebagai pedoman
dalam berkehidupan dan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Diantara banyak pihak demokrasi juga penting dalam kehidupan perpolitikan di
Indonesia. Hal ini akan menjadi penting karena Indonesia memiliki prospek yang baik.
Walaupun masih banyak kekurangan entah itu KKN maupun penyimpangan yang lain itu
bukan jadi soal.
Dengan Demokrasi pancasila yang kini diterapkan, hal itu menjadi salah satu
keuntungan tersendiri untuk Indonesia. Dengan banyak pembahasan dan kepentingan
Indonesia bukan hanya sebagai ladang berpolitik dan berinvestasi semata. Namun lebih
jauh., Indonesia merupakan tempat pilihan untuk bersosialisasi dan memiliki banyak
paham dan penyampurnaan demokrasi itu sendiri. Dengan adanya paradigma dan
pelaksanaan yang baik dan bertujuan untuk kepentingan bersama bukan hanya golongan
dan perseorang

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadaan demokrasi di Indonesia merupakan masalah klasik yang dianggap
sebagai masalah yang belum terselesaikan. Walaupun pada kenyataannya kini indonesia
memiliki Demokrasi Pancasila yang dianggap demagai demokrasi yang pas untuk
Indonesia nyatanya belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku
secara sempurna.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
dijalankan olehpemerintah negara tersebut. Demokrasi pancasila sendiri yang menganut
sistem kerakyatan dianggap sebagai demokrasi yang sesuai dengan undang-undang dasar
45 dan pancasila sebagai dasar negara. Sehingga kedepan diharapkan tidak ada lagi
perdebatan maupun tantangan terhadap ideologi dan demokrasi di Indonesia

16
DAFTAR PUSTAKA

http://lanlanrisdiana.blogspot.co.id/2013/01/makalah-perkembangan-demokrasi.html

http://wirya12.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html

http://makalahmaster.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-dan-perkembangan-
demokrasi.html

17

Anda mungkin juga menyukai