KONTEMPORER “SEPARATISME PAPUA” Disusun Oleh : Juan Fahirza Putra (352019011)
Dosen Pengampu : DRS.H. Ali Mansyur
Heryati, S.Pd., M.Hum
PROGRAM STUDI SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang menjadi Akar Masalah terjadinya Separatisme di Papua ? 2. Bagaimana Separatisme di Papua dan Respon dari Pemerintah Indonesia ? 3. Apa yang menjadi Penyebab konflik kekerasan sosial di Papua ? 4. Apa Saja Dampak terjadinya Konflik di Papua ? 5. Bagaimana Upaya Penyelesaian Konflik di Papua ? Akar Masalah terjadinya Separatisme di Papua Berakhirnya Perang Dingin di tahun 1990-an, yang ditandai dengan berakhirnya pula kekuatan komunis menyebabkan adanya kekosongan kekuasan yang memunculkan kesempatan bagi para pemimpin-pemimpin di suatu negara yang tidak stabil untuk menyalahgunakan kekuasaan mereka. Akibatnya, mulai muncul perlawanan-perlawanan yang berlandaskan identitas, etnisitas, atau agama sebagai bentuk survival di ‘tatanan dunia baru’. Hilangnya hegemoni dunia, memunculkan perang sipil dan perpecahan. Separatisme di Papua dan Respon dari Pemerintah Indonesia • Aksi separatisme Papua pada awalnya merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Papua terhadap keputusan PBB dalam Perjanjian New York di Tahun 1962 yang menjadikan wilayah Papua sebagai bagian dari kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Keinginan Papua untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia juga
semakin diperburuk dengan adanya diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Papua jika dibandingkan masyarakat wilayah Indonesia lainnya, khususnya terkait kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di Papua.
• Selain itu, pemerintah Indonesia juga menghadapi perlawanan dari
demonstrandemonstran seperti National Committee for West Papua atau KNPB yang tidak hanya menarik dukungan dari masyarakat lokal tetapi juga menjalin jaringan di luar negeri. Oleh karenanya, pihak militer berusaha untuk semakin meningkatkan perlawan untuk membendung demonstrasi. Penyebab konflik kekerasan sosial di Papua 1) Terjadinya Eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) 2) Dominasi Migran di Berbagai Bidang-Bidang Kehidupan 3) Penyeragaman Identitas Budaya dan Pemerintahan Lokal 4) Tindakan Represif oleh Militer
Penyebab lainnya adalah:
1. adanya nasionalisme Papua yang telah tertanam di dalam diri rakyat Papua selama puluhan tahun. Rasa nasionalisme tersebutlah yang mendorong rakyat Papua membenci adanya penjajahan terhadap mereka, baik yang dilakukan Belanda maupun Indonesia. 2. Ketika Belanda dan Indonesia bukanlah pihak yang diharapkan, rakyat Papua melihat keduanya sebagai bangsa yang hendak menguasai Papua. Pemikiran ini yang menyebabkan gerakan anti- Indonesia sangat kuat dan mudah meluas di Papua. Dampak terjadinya Konflik di Papua
• Maraknya aksi penembakan dan penghadangan oleh kelompok
separatis Papua telah meresahkan masyarakat Papua. Sasaran tembak kini tidak hanya kepada aparat TNI dan Polisi, namun masyarakat umum serta karyawan Freeport kini dijadikan target. Sehingga tak mengherankan bila hampir tiap hari terjadi penghadangan dan penembakan oleh orang tak dikenal yang diyakini banyak orang adalah separatis Papua.
• Penyebab separatisme Papua yang lain adalah tidak meratanya
distribusi sumber daya ekonomi, sehingga meskipun Papua memiliki kekayaan yang luar biasa, rakyatnya tetap miskin.
• Warga Papua asli merasa terancam dengan mengalir masuknya
pendatang baru yang mengatasnamakan agama baru, dimana dalam jangka panjang mereka akan menghadapi diskriminasi atau bahkan pengusiran. Upaya Penyelesaian Konflik di Papua
aspek substansi, terdapat 4 cara atau pendekatan yang sering ditempuh
oleh para pihak dalam proses penyelesaian konflik, yaitu: • Pertama, Penghindaran, yaitu penyelesaian yang diharapkan timbul dengan sendirinya. • Kedua, Kekuasaan. yaitu penyelesaian melalui cara paksa atau dengan penggunaan kekuatan bersenjata oleh institusi militer. • Ketiga, Hukum, yaitu penyelesaian konflik melalui proses arbritase, pencarian fakta yang mengikat, proses legislasi, dan pembuatan kebijakan pejabat publik, serta • Keempat, kesepakatan, yaitu penyelesaian oleh para pihak melalui proses negosiasi, mediasi, dan konsiliasi. SEKIAN DAN TERIMAKASIH