Organisasi Papua Merdeka (OPM) didirikan tahun 1965. provinsi
terdiri dari Papua dan Papua Barat.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah
dengan Indonesia maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ke NKRI tahun 1969 hanya berdasarkan perjanjian antara Belanda dengan Indonesia. Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain. Lanjutan
Kekecewaan rakyat Papua kepada Pemerintah
Indonesia, pemerintah Indonesia mempunyai kepentingan atas Papua Barat dan tidak ingin melepaskan Papua Barat kepada pihak lain (Belanda) maupun kepada rakyat Papua Barat sebagai negara yang merdeka. Menurut OPM Indonesia mengambil tanah Papua Barat bukan karena alasan kemanusiaan terhadap bangsa Papua yang terjajah oleh Belanda, tetapi karena alasan ekonomi. Upaya Anggota-Anggota OPM Dalam Menjaga Eksistensi Organisasi
Tanggal 28 Juli 1965 adalah awal dari gerakan-
gerakan kemerdekaan Papua Barat yang ditempeli satu label yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka). Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya). Dampak OPM terhadap Keutuhan NKRI
Di Papua masalah separatisme akhir-akhir ini
semakin mengkhawatirkan, bila situasi keamanan memburuk banyak pengamat yang memperkirakan papua akan segera lepas dari NKRI. Mereka saat ini ditengarai sudah memiliki sponsor yang siap mendukung kemerdekaan papua. Peran Pemerintah dan Aparatur Negara dalam Menangani Gerakan OPM dan Mengantisipasi Gerakan Separatis
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam memadamkan pemberontakan Organisasi Papua Merdeka yaitu dengan pendekatan keamanan atau sekuriti dan pendekatan kesejahteraan. Dengan pecahnya pemberontakan Organisasi Papua Merdeka, maka pemerintah melakukan pendekatan sekuriti atau keamanan dan pendekatan kesejahteraan yang dilakukan secara bersama-sama dengan peningkatan intensitasnya masing-masing. PENYEBAB KONFLIK SOSIAL PAPUA
Pertama, sejarah integrasi dan status identitas
politik. Kedua, problem kekerasan politik dan pelanggaran HAM. Ketiga, adalah problem kegagalan pembangunan. Terakhir, persoalan marginalisasi orang papua dan inkonsistensi kebijakan otsus. Tujuan OPM
Untuk memisahkan diri dengan mewujudkan
kemerdekaan Papua bagian Barat dari Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. SEJARAH KONFLIK PAPUA
Ketika Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda, sama dengan daerah- daerah lainnya. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. SOLUSI KONFLIK PAPUA
Hingga saat ini, konflik itu belumlah usai, malah semakin
meruncing. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hassanudin, melihat data tindakan kekerasan yang terjadi dalam 18 bulan terakhir, korban telah berjatuhan tersebar di hampir semua kota di wilayah Papua. Menurut Ben Mboi, mantan tentara yang pernah ikut upaya pembebasan Irian barat, pemerintah belum mengutamakan nation building. Selama ini pemerintah hanya mengembangkan state building yang hanya sebatas teritorial, bukan membangun manusianya. Maka dari itu, pengembangan state buildingerat kaitannya dengan motif ekonomi. Ketimpangan ekonomi dalam perspektif tersendiri, menjadi salah satu alasan utama konflik di Papua. Untuk itu, saya ingin menganalogikan konflik Papua dengan peristiwa Quiet Revolution di Kanada (1960-1966). Peran Masyarakat dalam Upaya Mempertahankan Keutuhan NKRI
1. Mengikuti dialog – dialog kebangsaan utuk
menambahkan pengetahuan kita tentang wawasan kebangsaaan. 2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi, menghargai perbedaan pendapat. 3. Menanamkan kecintaan kita terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat. KESIMPULAN
Organisasi Papua Merdeka merupakan sebuah gerakan
separatis yang bertujuan untuk memisahkan atau memerdekaan diri dari Negara Republik Indonesia. Gerakan ini muncul sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah Indonesia akibat kesenjangan politik, ekonomi, historis, peminggiran sosial budaya, nasionalisme Papua dan diskriminasi politik dan hukum. Organisasi Papua Merdeka menimbulkan perpecahan bangsa berupa konflik – konflik, penyerangan, dan usaha pemberontakan kepada Pemerintah Indonesia. Untuk menanggulangi masalah tersebut, usaha yang dilakukan oleh pemerintah. SEKIAN DAN TERIMA KASIH