Anda di halaman 1dari 59

PENELITIAN PROPOSAL

“KEDUDUKAN ORANG ARAB PADA MASA KOLONIAL BELANDA DI PALEMBANG


PADA TAHUN 1928 – 1942”

Disusun Oleh :

FEBBY FITRI YANTI

(352019005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2022

1
DAFTAR ISI

Contents
I................................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................7
C. Pembatasan Masalah.......................................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................................................8
F. Definisi Istilah..................................................................................................................................8
II................................................................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................................................10
A. Pengertian peranan, Masayarakat Arab, Palembang, kesultanan dan kesultanan Palembang
Darussalam............................................................................................................................................10
1. Pengertian Peranan...................................................................................................................10
2. Pengertian Mayarakat Arab.......................................................................................................11
3. Perngertian Palembang.............................................................................................................11
B. Keadaan Alamiah Kota Palembang................................................................................................11
C. Sejarah Kampung Arab di Palembang............................................................................................13
III................................................................................................................................................................15
METODE PENELITIAN.................................................................................................................................15
A. Metode Penelitian.........................................................................................................................15
B. Pendekataan dan Jenis Penelitian.................................................................................................17
C. Lokasi penelitian............................................................................................................................21
D. Sumber Data..................................................................................................................................21
E. Prosedur Pengumpulan Data.........................................................................................................23
F. Teknik Analisis Data.......................................................................................................................25
G. Tahap – Tahap penelitian..............................................................................................................26
BAB IV........................................................................................................................................................27
KEDUDUKAN ORANG ARAB PADA MASA KOLONIAL BELANDA DI PALEMBANG PADA TAHUN 1928-
1942...........................................................................................................................................................27
A. Latar Belakang Kedangan Masyarakat Arab di Kota Palembang....................................................27

2
B. Peranan masyarakat arab pada masa colonial belanda di Palembang (1928-1942)......................29
C. Reaksi Masyarakat Palembang Terhadap Kedatangan Orang Arab Pada Masa Kolonial Belanda
37
D. Dampak kedatanagn orang arab bagi masyarakat.........................................................................39

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki catatan sejarah yang kelam
karena keberadaan praktek Kolonial dan imperalisme yang dilakukan bangsa
barat di Indonesia.pada masa ,terutama belakang yang menjajah Indonesia
dengan kurun waktu yang sangat lama. Prakter kolonialisme ini menyisakan luka
yang mendalamkan bagi bangsa Indonesia yang telah tercatat di dalam sejarah.
Palembang merupakan kota tua dan memiliki sejarah peradapaan
manusia yang panjang dan mempunyai nilai budaya yang tinggi untuk di
lestarikan dan di kembangkan.berbagai peninggalan sejarah menurut bukti
bahwa kota Palembang disebut kota bersejarah. “kota Palembang yang
merupakan juga ibu kota provinsi Sumatra selatan, yang terbelah dua oleh
sungai musi dan disebut seberang ulu dan seberang ilir “ ( hanifah, 1998:1).
Letak kota Palembang juga sangat strategi, merupakan kota perdagangan,jasa
serta pusat industri.
Palembang mempunyai kedudukan penting, yaitu sebagai tempat
kelahiran raden patah,raja islam pertama di demak. Raden patah adalah anak
prabu brawijaya dari majapahit dari seorang wanita cina, yang ketika hamil di
serahkan kepada adipati ario damar. Setelah anak itu lahir, dibesarkan di
Palembang dan di didik secara islam bersama raden kusen, ketanah jawa untuk
memperdalam pengetahuan agama kepada sunan ampel. Sebagai suatu daerah
yang turut membesarkan raden patah, aktifitas islam di Palembang tidak banyak
di temukan sampai berakhirnya kekuasaan majapahit (Rahim,1998:50).
Sesuai dengan kondisi geografinya, lokasi pemukiman tersebutt bera6da
di lahan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya yang berupa sungai dan
rawa.”secara geogafis kota Palembang terletak posisi yang trategis dalam lalu
lintas perdagangan.pada masa lalu. Hal ini dikarenakan oleh keberadaan sungai
musi yang bermuara di jalur perlayaran yang cukup ramai yaitu selat Bangka “
(Novita 2006 : 1).

4
Terjadinya hubungan perdagangan membawa perkembangan yang sangat
pesat bago kota Palembang dan menjadikannya sebagai kota perdaganga
internasional, bahkan hubungan tersebut tidak terbatas pada hubungan
perdagangan saja namun sudah terjadi hubungan sosial,budaya dan keagamaan.
Palembang sudah tidak lagi menjadi kota milik orang-orang melayu saja,karena
terjadi eksodus bangsa-bangsa asing seperti Arab,India dan Tionghoa pada abad
ke-7 yang semangkin6 memberi corak perpanduan budaya dan perkembangan
masyarakat.
Kedatanga bangsa barat di Sumatra selatan (Palembang) membawa
pengaruh besar terhadap pola mata pencaharian masyarakat,yang paling
dominan adalah perdagangan dan pertanian.” Perubahaan pola mata
pencaharian di Sumatra selatan oleh pihak colonial Belanda dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi lada. Hingga pada akhirnya pihak colonial
menunjukkan adanya upaya untuk memonopoli perdagangan”
(iskandar.1992:11).
Selain orang Inggris dan orang Belanda dengan segala konfliknya di
Palembang juga banyak berdatangan orang-orang dari Asia Asing diantaranya
orang Cina,Arab,India dan lain-lain. Perlu dikemukakan lebih dari dahulu bahwa
kedudukan orang Arab pada masa ini tidak dapat disamakan dengan kedudukan
orang-orang asing lainnya seperti Cina,yang pada umumnya memang merupakan
orang asing bagi kalangan orang Indonesia terutama Palembang. Hal ini orang
Arab tanya beragama islam,tetapi orang Arab umumnya.
Beberapa hal yang menjadi focus kajian disini, antara lain menyangkut
sejarah hubungan Palembang dengan orang Arab ,pola pemungkiman Arab di
Palembang,kondisi sosial dan budayanya serta proses perubahan dan
perkembangan etnik Arab di palemabng dari masa kesultanan sampai colonial
belanda dalam perspektif sejarah sosial.relasi antara arab dengan Palembang
melibatkan proses sejarah yang panjang, hubungan anatara keduanya bahkan
telah berlangsung jauh sebelum agama islam menjadi nyata di nusantra. Posisi
Palembang yang strategis sebagai jembatan perdagangan yang menghubungkan
jarian perdagangan Indonesia bagian barat dengan perdagangan global lewat di
dunia Arab,Persia,Cina pada masanya.

5
Suku Arab-indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki dara arab
dan pribumi Indonesia.pada awalnya kedatangan. Mereka umumnya tinggal di
perkampungan arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.pada zaman
penjajahan belanda merek dianggap sebagai bangsa timur asing bersama dengan
suku tionghoa-indonesia dan suku india- Indonesia.
Kedekataan orang arab dengan kesultanan Palembang mempunyai alasan
tersendiri karena orang-orang arab selain mahir dalam bergadang dan menjadi
penjual kain linen terbesar juga mahir dalam urusan agama, karena orang-
orang arab terkenal6 taat pada ajaraan nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh niel van Robert (1984 66 : 29 ), dalam bukunya yang berjudul
munculnya elit modern Indonesia dijelaskan bahwa :
Orang arab diperolehkan tinggal di darataan dibandingkan dengan orang-
orang asing lainnya, kebanyakan orang-orang arab adalah seorang
pedagang,saudagar,serta pemimpin uang,keuntungan utama orang arab melebihi
orang cina yang menjadi saingan orang arab karena ikatakan k6eagamaan orang
arab dengan orang-orang Indonesia.karena orang arab terkenal taat pada
aj666aran nabi dan walaupun banyak diantara orang arab yang beranggapan
kalau agama islam dijadikan salah satu agama yang dipilih.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedekatan orang arab
dengan sultan disebabkan karena kemahiran orang arab dalam mengejarkan
agama islam dan kejujuran orang- orang arab dalam berdagang.
Para pedagang arab sebagaimana sebagai mitra baru dalam perdagangan
memperoleh fasilitas kuhusnya dari sulta Palembang antara lain boleh
mendirikan gudang di daratan, keputusan ini memberikan keunggulan dagang
kepada orang arab atas usaha dagang dengan cina yang hanya memiliki gudang
di atas rakit bahkan,kesultanan memberikan peluang bagi orang arab untuk
tinggal di Palembang.kedekataan arab dengan kesultanan juga terlihat dari
adanya orang arab yang di bedakan oleh pihak kesultanan dalam urusan ilmu
agama dan sastra. “salah seorang keturu6nan arab yang reputasi keilmuan di
akui oleh dunia internasional adalah syakh adullah mamad al-palimbani yang
ada pada kesultanan Palembang yang menaruh mina besar dalam
pengembangan ilmu agama dan sastra” (Harita,2017 : 3).

6
Para sultan Palembang yang mempunyai minat dan perhatian khusus
pada agama mendorong tumbuh ilmu pengetahuan dan budaya islam, sehingga
sultan berusaha menarik dan merangkul ulata arab agar dapat menetap di
Palembang, sehingga orang arab memiliki kedudukan yang khusus dihadapan
kesultanan sebagaimana yang dijelaskan oleh Halisa (2009 : 30 ) berikut ini :
Orang arab memilki kedudukan khusus di mata sulta karena orang arab di
anggap sebagai ulama dan pujangga. Pemilihan orang arab sebagaimana utama
kesultanan di sebabkan para ulama arab lebih memilih pengetahuan yang luas di
bandingakan ulama-ulama lain. Bagi sultan ulama arab memiliki kecakapan,
pengetahuan yang luas dalam mengajar agama ilsam, memberikan nasehat
dalam masalah keagamaan.
Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa orang arab memiliki
kedudukan yang khusus di bandingkan penduduk asing lainnya di karenakan
para ulama dari arab memiliki pengetahuan yang luas.
Tokoh-tokoh arab adalah kaki tangan dari sultan ataupun perantara
dengan dunia luar, khususnya dengan peralihan politik yang terjadi akibat
persinggahkan inggris dan belanda,hal ini membuktikan bahwa orang-orang
arab memang mempunyai kedudukan yang khusus di hadapan kesultanan. “
sebagaian ulama dan pungga yang mendapatkan kedudukan khusu dari
kesultanan adalah orang- orang Arab, karena orang-orang Arab relatip lebih
terpelajar di bandingkan dengan penduduk pribumi dan orang asing lainnya “
(Gadjahnata,1986 :57 ).
Dari tulisan terdahuluan terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penlitian penulisan, persamaannya yaitu tulisan yang dilakukan penulis dengan
kedua tulisan terdahulu mengenai masyarkat Arab di Palembang dan di
proklamasikannya kesultanan Palembang darusalam oleh abdulrrahman.
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini penulis tidak membahas mengenai
peran keduddukan orang arab di Palembang sebagaimana yang di jelaskan pada
tulisan terdahulu.
Dari uraian di atas dan adanya tulisan-tulisan terdahulu tersebut, maka
penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian mengenai orang arab pada masa
colonial belanda dipalembang dengan judul kedudukan orang arab pada masa

7
Kolonial Belanda d Palembang pada tahun (1928-1942 unniversitas
muhammadiyah Palembang.

A. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang penulis rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana latar belakang kedatangan masyarakat Arab d kota Palembang ?
2. Bagaimana keadaan orang-orang Arab pada masa Kolonial Belakang di
Palembang ?
3. Bagaimana kedudukan orang Arab pada masa Kolonial Belanda di Palembang
tahun (1928-1942) ?

B. Pembatasan Masalah
Adapun kegunaan penelitian tentang kedudukan orang arab pada
masa kolonial di Palembang tahun ( 1928-1942 ) adalah sebagai berikut :
a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontrobusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sejarah dan menambang
khasanah kepustakaan di program studi pendidikan sejarah fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan.
Untuk memperoleh suatu analisis yang tajam terhadap pembahasaan
penelitian ini dan tidak menyipang dari tema yang akan di bahas, maka
penulisan membatasi ruang lingkup ini secara aspek spatial ( ruang atau
wilayah ) dan aspek temporal ( waktu ).
Aspek spatial ( ruang atau wilayah ), dalam pembutaan wilayah adalah
meliputi kedudukan orang arab pada masa Kolonial di palembang.
sedangkan aspek temporal ( waktu ) mencakup periode dari tahun 1928-
19426, karena pada tahun 1928 kekuasaan belanda mulai efektif di
Palembang, sedangkan tahun 1942 merupakan tahun berakhirnya kekuasaan
belanda di Palembang.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimana latar belakang kedatangan masyarakat Arab d
kota Palembang.

8
2. Untuk mengetahui Bagaimana keadaan orang-orang Arab pada masa Kolonial
Belakang di Palembang.
3. Untuk mengetahui Bagaimana kedudukan orang Arab pada masa Kolonial
Belanda di Palembang tahun (1928-1942).

D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian tentang kedudukan orang arab pada masa
Kolonial Belanda di Palembang pada tahun 1928-1942 adalah sebagai berikut :
a. Secara teoristis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sejarah dan menambah
khasanah kepustakaan di program studi pendidikan sejarah fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan unniversitas muhammadiyah Palembang
mengenai keduduka orang arab pada masa Kolonial belanda di Palembang
tahun 1928-1942.
b. Secara praktis kegunaan penelitian skripsi ini yaitu :
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan penulis khususnya
mengenai perkembangan Arab.
2. Bagi program studi pendidikan sejarah, penelitian ini dapat menambah
literatur mengenai kedudukan orang arab pada masa Kolonial Belanda di
Palembang 1928-1942.
3. Bagi mahasiswa, dengan adanya penelitian ini dapat menjadi rujukan
untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut tentang kedudukan orang
arab pada Kolonial di Palembang 1928-1942.

E. Definisi Istilah
Definisi istilah yang menyangkut judul penelitian tentang kedudukan
orang arab pada masa Kolonial belanda di Palembang 1928-1942 adalah
sebagai berikut :
Al-munawar : Nama perkampungan arab yang ada di Palembang
Arab : Nama bangsa di jazirah Arab dan Timur tegah
Arab Al-munawar : keturuan arab yang tinggal di kampong Arab Al-Munawar
Palembang

9
Belanda : negeri orang Nederland
Kampong : kelompok rumah yang merupakn bagian kota.
Kesultanan : kerajaan yang bercorak islam.
Kolonial : berkenaan atau bertalian dengan sifat-sifat jajahan.
Monopoli : berdagang sendirian, orang lain atau kongsi lain tidak boleh
ikut serta , untuk seorang atau segolongan saja.
Mualaf : orang yang masuk islam
Palembang : ibu kota sumatera selatan
Pembangunan : membangun atau suatu stuktur
Pemerintahan : kekuasan yang memerintah suatu wilayah, daerah,Negara.
Pangeran : gelar anak raja atau orang besar dalam kerajaan
Peranaan : upaya untuk ikut secara
Agama : sistem, prinsis kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran
kebangkitan dan kewajiban-kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan
itu.
Budaya : pikiran, aksi, budi
Geografis : berhubungan dengan grografis .
Golongan : menggolongkan ,membagi-bagikan atas beberapa tumpukan
kelompok
Imigrasi : orang yang datang dari Negara lain di suatu Negara
Islam : agama yang diajarkan oleh Nabi Muhamad saw berpedoman
pada kita suci Al-quran, yang diturunkan kedunia melalui wahyu allah swt.
Masyarakar : pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup
bersama dalam suatu tempat tertentu dengan ikatan-ikatan aturan yang
tertentu.
Perkampungan : kelompok rumah yang merupakan kampong.tempat
berkumpul,sekolompok kampong, sekelompok sekumpulan .
Sultan : raja, baginda,kesultanan daerah yang di perintaj oleh sultan,
kerajan ataupun istana
Ulama : ahli dalam pengetahuan agama islam
Penduduk : sekumpulan manusia yang tinggal di suatu wilayah

10
Uluan :struktur pemerintahan sultanan Palembang darusalam yang di
bagi atas pemerintahan yang ada di ibu kota yang sepenuhnys dikuasai sultan
dan di daerah pedalaman
Sindang : sebutan untuk wilayah yang di perbatasaan daerah kesultanan
Orang manusia, dirinya sendiri

11
12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian peranan, Masayarakat Arab, Palembang, kesultanan dan


kesultanan Palembang Darussalam
menurut darmadi (2011 : 45) “ kajian pustaka adalah kegiatan yang
meliputi mencari,membaca,dan menelaah laporaan-laporaan dan bahan pustaka
yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan”..
dari penjelasaan di atas,dapat penulisan simpulamkan bahwa kajian pustaka
adalah kegiatan seorang penelitian dengan cara menelaah laporan penelitian
maupun karya ilmiah yang dijadikan referensi yang di perolah dari buku atau
bahan pustaka.

1. Pengertian Peranan
Peranan adalah “bagian yang dimainkan oleh seorang pemail
film,sandiwara,dan sebagainya”(Mahijanto,1995 : 490). Sedangkan dalam kamus
bahsa Indonesia (surayin,2013 : 25) peranan adalah “ sesuatu yang jadi bagian
untuk memegang pemimpin terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa”.yang
dimaksud dengan peranan adalah”fungsi,kedudukan atau tanggung
jawab”(widodo,2001 : 510).
Berdasarkan pendapat di atas,maka dapat disimpulkan bahwa peranan
adalah tindakan yang dilakukan seoseorang dengan memperhatikan
sosial.seseorang telah berperan apabila seseorang telah melakukan kewajiban-
kewajiban.pada tulisan ini peranan yang di maksud yaitu peranan masyarakat
arab pada masa kesultanan Palembang darusalam.

2. Pengertian Mayarakat Arab


Masyarakat Arab adalah “orang-orang yang berasal dari Yaman tepatnya di
Hadramaut yang melakukan perdagangan dan sibuk dengan berpergian,dan
orang Arab jugs berpegangan teguh pada aturan qaidah atau
suku”(supriyadi,2008 : 50). Sedangkan dalam buku yang berjudul Arab Muslim
di Indonesia dan india masyarakat Arab” orang yang berasal dari Arab atau
orang yang memiliki keturunan Arab yang melakukan pelayaran dengan tujuan

13
perdagangan dan menyebarkan agama islam”(Allusi,1992 : 2). Dari pengertian
tersebut penulisan dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Arab adalah orang-
orang yang datang dari Yaman yang melakukan penjajahan dengan cara
berdagang ke Negara-negara yang ada di dunia. Dalam penelitian ini orang-orang
Arab yang memiliki peranan dalam kesultanan Palembang Darusalam.

3. Perngertian Palembang
Nama Palembang berasal dari bahasa daerah Palembang yang berdiri dari
dua kata yaitu “pa dan lembang pa menunjukkan tempat dan lembang bearti
melimbang atau mengayak untuk memisahkan sesuatu (memisahkan emas dari
air atau tanah)sedangkan lembang dalam bahasa melayu yang bearti tanah yang
rendah, tanah yang tertekan,akar yang membengkak dan lunak karena lama
terendam air”(Tahyudin,1997 : 2).
Sedangkan menurut lembok (19G9 : 05) nama Palembang berasal dari kata
“limbang yang bearti memisahkan dan menguji dalam air untuk mengambil
sesuatu. Selain itu pengertian lembang yaitu tersusun rapi atau berserakan. Ini
juga cocok dengan pemungkiman kota Palembang yang semula berserak-
berserak dan tidak tersusun rapi”.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nama kota
Palembang berasal dari dua kata yaitu pa dan lembang yang arinya memisahkan
dari air dan tanah karena diperkirakan dahulu mata pencarian penduduk sekitar
sungai musi tempat menimbang mas. Dalam penelitian ini Palembang yang
dimaksud adalah Palembang sebagai tempat bermukimannya orang-orang Arab
pada masa colonial belanda.

B. Keadaan Alamiah Kota Palembang


Keadaan alanian kota Palembang meliputi dua aspek, pertama leta geografis
dan astronomis kota Palembang, kedua demografi penduduk kota Palembang,
sebagaimana dijelaskan berikut ini :
1. Letak Geografis dan astronomis kota Palembang
Geografis adalah “ilmu yang mempelajari tentang segala ruang pada
permukaan bumi yang menyangkut letak,iklim populasi,flora dan fauna,hasil
yang diperoleh dari bumi,termasuk proses penyebaraan,organisasi,serta

14
interaksi dan integrasi makhluk hidup di dalamnya” (Tim Pustaka phoenix,
2007 : 281).
Sedangkan menurut Bintarto (1982 : 03) dalam buku metode analisa
geografo-geografi adalah “ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan dimensi
suatu daerah,tetapi juga lokasinya”. Berdasarkan letak geografisnya sebagian
besar wilayah Palembang terletak di kawasan dataran rendah dengan bebrapa
sungai kecil mengalir ke pantai timur pulau Sumatra.
Astronomi adalah “ ilmu yang mempelajari tentang letak suatu wilayah
tertentu seperti Negara,provinsi,kabupaten,desa atau ilmu
falak”(Amarbun,1982 : 43).secara astronomis letak kota Palembang terletak di
antara 101-105 BT dan garis 1 30-2 LS menurut topografisnya kota Palembang
pada umumnya memiliki tenah berlapis alluvial liat, dan berpasir terletak pada
lapisan yang masih muda dan banyak mengadung minyak bumi. Sebagian besar
tanahnya relative datar,tetapi beberapa tempat dibagian utara kota Palembang
keadaan tanahnya sedikit tinggi. “wilyah Palembang merupakan daerah tropis
dengan angina lembab nisbi, suhu cukup panas yaitu antara 22-28 serajar celcius
dengan curah hujan yang terabnyak di bulan maret dan paling sedikit di bulai
juli”(jamhari,2010 : 24).
Dari penjelesan di atas dapat di simpulkan bahwa letak geografis dan
astronomis kota Palembang terletak di kawasan dataran rendah dengan
beberapa sungai kecil yang mengalir ke pantai timur pulau Sumatra, dan
terletak di antara 101-105BT dan garis 1 30-2 LS.
1. Demograsi penduduk kota Palembang
Demograsi adalah “ilmu yang mempelajari tentang susunan jumlah,
situasi,geografis,kapasitas mental,status sosial, penyebaraan dan perkembangan
penduduk, deskripsi statistic penduduk, ilmu penduduk”(Sumaatmadja,1997 :
27).dalam perspektif demogratif serta sosial budaya,daerah Palembang
merupakan daerah yang unik dimana perpanduan antara budaya
melaya,jawa,cina,Arab maupun kelompok etnis lainnya.sejarah panjang
Palembang dari masa klasik kerajaan sriwijaya kemudian pengaruh islam
kesultanan Palembang darusaalam menurut sevenhone jumlah penduduk
Palembang di perkirakan G50.000jiwa, yang terdiri 800 orang-orang eropa,

15
7000 orang cina,2.200 orang arab, 200 orang keling dan sisanya adalah orang
pribumi”(jumhari,2010 : 27).
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa demograsi kota
Palembang merupakan daerah yang unik dimana perpaduan anatara budaya
melayu,jawa,cina,arab dan etnis lainnya tanpa menghilangkan kebudayaan
aslinya.

C. Sejarah Kampung Arab di Palembang


Setelah terjadinya perpecahan besar di antara umat islam yang
menyebabkan terbunuhnya khalifah keempat ali bin abu thalib,mulailah terjadi
perpindahan atau hijrah besar-besaran dari kaum keturunan ali bin abi thalib ke
berbagai penjuru dunia.”ketika imam ahmad al-muhajir dari iran ke daerah
hadramaut di yamn kira-kira seribu tahun yang lalu,keturunan ali bin abi thalib
ini membawa sekitar 70 orang keluarga serta pengikutnya”(Ali dkk,TT : 7).
Sejak itulah berkembanglah keturunan Alii bin abi thalib hingga menjadi
khalifa terbesar di hadramaut,dan dari kota hadramaut inilah asal mula ulama
daro berbagai koloni arab yang menetap dan bercampur menjadi warga Negara
di Indonesia di perkirakan terjadi sejak abad pertengahan yaitu abad ke-13,dan
hamper semua pria.”tujuan awal kedatangan orang arab ini awalnya hanya
berdagangan dan menyiarkan agama islam dan kemudian mulai berangsur-
berangsur mulai menetap dan berbaur dengan masyarakat setempat”(Ali
dkk,TT : 7)
Kedatangan bangsa arab di nusantra di karenakan adanya perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pelayaran.hal ini juga
sangat berperan penting dalam bidang perdagangan,aktivitas perdagangan
adalah suatu hal yang paling utama yang melatar belakangi bangsa-bangsa di
belahan dunia untuk melakukan penjelajahan samudra tidak terkecuali dengan
bangsa arab.dengan alasan kegiatan perdagangan inilah bangsa arab datang dan
menjelajahi hubungan dengan kerajaan-kerajaa yang ada di nusantra termasuk
kerajaan sriwijaya yang ada di Sumatra.”penguasaan jalan perdagangan laut oleh
bangsa arab jaub lebih maju dari bangsa barat,saat itu bangsa arab sudag
mengusaai jalan laut melalui samudra hindia” (novita.200G : 37).

16
Terjadinya hubungan perdagangan membawa perkembangan yang pesat
bagi kota Palembang dan mndjadikan kota Palembang sebagai kota perdagangan
internasional,bahkan hubungan tersebut tidak hanya sebatas hubungan
perdagangan saja namun terjalinnya hubungan keagaam.”Palembang sudah
tidak lagi menjadi-menjadi kota milik orang-orang melayu saja, tetapi juga sudah
masuknya bangsa-bangsa lain seperti Arab,india dan cina pada aba ke-7 sangat
memberikan corak perpaduan kebudayaan baru dalam perkemabngan
masyarakat Palembang”(Iskandar 1992 : 11).
Pada umumnya masyarakat yang ada di Palembang memiliki kecenderngan utuk
bermukim secara kelompok dengan sesamanya termasuk para imigran dari arab
karena adanya ikatan rasa senasib sebagai masyarakat pendatang,maka terkenal
dengan sebutan kampong arab untuk etnis arab. Kampong arab umumnya
terdapat di beberapa tempat di kecamatan seberang ulu II,yaitu kelurahan
12,13,7 dan 14 ulu.di kelurahan 13 ulu perkampungan arab terletak di tepian
sungai musi dan di tepiann sungai ketemenggungan.suku arab yang tinggal di
sini ialah Al-habsyi,Al-munawar berdiam di 13 ulu, kelurahan 12 ulu terletak di
tepian sungai musi dan bagian timur lumpur”(Hanifah,2009 : 21).
Perkampungan Arab yang cukup menonjol dan terbesar di wllayah seberang
ulu Palembang ialah 12,13,14 sedangkan kelurahan 7 ulu tidak terlalu
menonjol.perkampungan orang arab yang terletak di kelurahan 7 ulu tidak
menonjol karena di daerah 7 ulu lebih banyak terdapat orang-orang cina di
bandingkan dengan orang-orang arab, sehingga di kelurahan 7 ulu lebih
menonjol orang-orang cina di bandingkan orang-orang arab.perkampungan arab
12 ulu dihuni mayoritas dari keluarga al-habsyi.sementara itu perkampungan
arab 13 ulu termasuk lingkungan gugu temenggung, kelurahan 13
ulu.”sedangkan perkampungan arab 14 ulu dihuni oleh komunitas Al-kaff.ketiga
perkampungan ini berada di wilayah kecamatan seberang ulu II kota Palembang
“(Zulkipli : 2001 : 48).
Setiap perkampungan arab terletak di daerah tepian sungai musi, dan di
tengahnya mengalir beberapa anak sungai.”sungai-sungai itu di antaranya sungai
lumpur di daerah 12 ulu, sampai, sampai temenggungan di daerah 13 ulu dan
sungai tuan kapar di daerah 14 ulu”(Aryantini,2010 : 48).

17
Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkampungan arab yang ada di Palembang banyak terletak di tepin sungai musi
yaitu daearah 7 ulu sampai 14 ulu,dan kedatangan orang-orang arab ke
Palembang adalah berdagang dan menyebarkan agama islam yang di sambut
baik oleh masyarakat Palembang.

18
III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian berasal dari kata methodos artinya cara atau jalan dan
logos artinya pengetahuan atau cara-cara yang berhubungan dengan upaya
ilmiah. Metodologi artinya”cara atau pengetahuan yang bersifat ilmiah”(Arif,
2011 : 30). Sedangkan menurut koentjaraningrat (1997 : 8) yang menyatakan
metodologi dalah “ suatu pengkajian yang mempelajari peraturan- peraturan
suatu metode”. Selain itu sjamsuddin (2007 : 14) menyatakan bahwa
“metodologi ialah ilmu-ilmu untuk mengetahui bagaimana mengetahui
sejarah”
Dari uraian di atas,maka dapat penulis simpulkan bahwa metodologi
adalah suatu ilmu atau kajian yang membahas kerangka-kerangka pemikiran
tentang cara atau prosedur,yang maksudnya adalah untuk menganalisis
tentang prinsip-prisip atau prosedur yang akan menuntut, mengarahkab
dalam penyelidikan dan penyusunan suatu bidang ilmu ( dalam bahasan ini
adalah ilmu sejarah yaitu kenyataan tentang peristiwa yang akan terjadi di
masa lampau, untuk di susun dijadikan sebuah cerita sejarah).
Menurut Hamit (2011 : 28) metode adalah “ ilmu yng mempelajari cara-
cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu
melalui tahapan-tahapan yang disusun secara secara ilmiah untuk mencari,
menyusun serta menganalisi dan menyimpilan data-data,sehingga dapat di
pergunakan untuk menemukan,mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan berdasarkan bimbingan tuhan”. Sedangkan menurut
kartodirdrjo (1993 : 71) metode adalah “ilmu-ilmu atau cara yang digunakan
untuk memperoleh kebenaran dengan acra menggunkan penelusuraan
dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran,tergantung dari
realitas yang sedang di kaji”. Selain itu menurut kamus besar bahasa
Indonesia praktis (waskito,2010 : 345) metode adalah : cara yang telah di

19
atur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya,cara belajar dan sebagainya”.
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulka bahwa metode adalah suatu
ilmu yang di gunakan untuk melakukan suatu penelitian secara kebenaraan
ilmiah. Sedangkan untuk pengertian metode penelitian berdasarkan kutipan
di atas adalah cara dalam menyusun data dan permasalahan dengan
meelakukan kegiatan untuk mencari sumber
data,mencatat,merumuskan,menganalisis data dan menyusun data dalam
bentuk laporan penelitian.
Penelitian adalah “ suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara sederhana dan sistematis guna mendapatkan jawaban
terhadap pernyataan-pernyataan tertentu”(suryabrata, 1983 : 58).sedangkan
pengertian penelitian, menurut Abdurrahman (2011 : 103) adalah “
penyelidikan yang seksama dan teliti terhadap suatu subjek untuk
menemukan fakta-fakta guna menghasilkan produk baru, memecahkan suatu
masalah, atau untuk menyokong atau menolok suatu teori”. Sedangka
menurut supardan (2010 : 43) penellitian adalah “ cara yang digunakan oleh
penelitian dalam pengumpulan data yang secara sistematis”.
Dari uraian di atas, dpat penulis simpulkan bahwa penelitain adalah
proses pengumpulan data analisis data yang di lakukan secara ilmiah dan
secara sistematis untuk mencapai hasil tertentu.
Sedangkan pengertian metode penelitian adalah “ cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”(Sugiono,2011 :
3).sedangkan menurut Nazir (1998 : 51),”metode penelitian merupakan cara
utama yang digunakan penelitian untuk mencapai tujuan dan menentukan
jawaban atas masalah yang di ajukan”.
Berdasarkan penjelasan di atas,dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu prosedur,cara atau teknik yang digunakan oleh
penelitian untuk mencapaikan tujuan dan menentukan jawaban di dalam
suatu penelitian.
Dalam penelitian yang berjudul kedudukan orang arab dipalembang pada
masa colonial Palembang 1928-1942 ini, penulis menggunakan metode

20
sejaarah atau metode histori. Menurut Hamid (2011 : 41),metode historis
adalah :
Seperangkat aturan dan prinsip yang sistem untuk mengumpulkan
sumber- sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis, dan
mengumpulkan sistesis dan hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk
tertulis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan gelaja, tetapi bukan yang terjadi pada waktu
penelitian dilakukan.
Sedangkan Goothelalk (198G : 10), menyebutkan bahwa “metode
historis adalah sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis di maksud
untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan
dalam bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu
sintesa daripada hasil-hasilnya.”
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
sejarah atau metode historis adalah prinsip, langkah-langkah, atau aturan
yang sistematis yang di gunakanOleh seseo6rang untuk mengumpulkan
bahan atau sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis,
dan kemudian melakukan sintesis dan hasil-hasil yang di capaikan dalam
bentuk tertulis.

B. Pendekataan dan Jenis Penelitian


Setiap pelaksanaan penelitian, di butuhkan suatu pendekatan dan
penelian yang akan digunakan untuk mengungkapkan fakta atau data untuk
jelasnya dapat dilihat dari uraian berikut :
1. Pendekataan penelitian
Dalam menggambarkan mengenaikan suatu peristiwa atau
kejadian sangat ditentukan oleh pendekatan, yaitu dari bagaimana
memandangnya, yang diperhatikan dan unsur apa yang di gunakan.
Pengertian pendekataan itu sendiri menurut Daryanto (1997 : 159)
adalah “metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah
penelitian”. Dalam penulisan ini, penulisan menggunakan beberapa
pendekaatan penelitian. Penggambaran suatu peristiwa tergantung pada
pendekataan yaitu dari segi mana memandangnya. Dimensi mana yang
digunkan dan unsur-unsur penelitian yang diungkapkan. Dalam tahap ini
21
penulisan menggunakan pendekataan melalui berbagai disiplin ilmu
sosial yaitu berupa pendekataan geografi, pendekatan sosiologi,
pendekataan politik, pendekataan ekonomi,pendekataan agama da6n
pendekataan budaya.
a. Pendekataan geogarafi
Pendekataan geogarfi adalah”pendekataan yang mecakup aspek
kewilayahan, seperti letak, lokasi,kondisi alam, dan wilayah yang
dapat digunakan untuk kepentingan manusia’’ (Kartodirjo, 1993 :
50).sedangkan menurut Abdurrahman (2007 : 3G),” pendekataan
geografis adalah ilmu yang memperlajari tentang penguraian dan
pemahaman atas perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi
lokasi di permukaan bumi”.
Dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
pendekataan geografis adalah pendekataan yang berhubungan dengan
letak atau wilayah manusia di buka bumi ini, dalam penelitian ini
wilayah yang menjadi kajian penlian adalah keadaan geografis kota
Palembang khususnya pada sama pemerintah colonial belanda di
Palembang.
b. pendekataan sosiologi
pendekataan sosiologi adalah”pendekataan yang mencakup
sejarah sosial,karena pembahasaan mencakup golongan sosial yang
berperan, jenis hubugan sosial, konflik berdasarkan kepentingan,
pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan
sebagainya”(Abdurrahman, 2007 : 23). pendapatan lain mengatakan
“pendekatan sosial adalah meneliti segi-segi sosial terhadap peristiwa
yang dikaji, upaya golongan sosial mana yang berperan dan
mempunyai nila-nilai yang berhubungan dengan konflik berdasarkan
kepentingan, ideology, sosial dan sebagainya”
(Kartodirjo,1993 : 4) sedangkan menurut Arikunto (1998 : 12),
pendekataan sosiologi adalah “bertujuan memahami arti subjektif dan
kelakuan sosial, bukan semata-maata menyelidiki arti objektifnya”.
Dari uraian diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
pendekataan sosiologi dan pendekatan yang melihat segi kehidupan

22
sosial masyarakat pada daerah. Pendektaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kehidupan sosial6 orang arab pada masa colonial belanda
di Palembang.
c. Pendekataan politik
Pendekataan politik adalah “suatu usaha untuk mengetahui
keadaan politik dalan suatu daearah atau wilayah “(Abdurrahman,
2011 : 88). Sedangkan menurut Kartodirjo (1993 : 49),”pendekataan
politik Aadalah6 suatu pendekataan yang mnekan yang menekankan
pada aspek kekuasaan suatu pemerintahan dalam suatu wilayah, yang
berusaha menyoroti struktur kekuasaan dan jenis kepemimpinan,
sosial, pertentangan kekuasaan dan lain sebaginya”.
Dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
pendekataan politik adalah pendekataan yang mengetahui keadaan
politik dalam suatu daerah. Dalam penelitian ini ditinjau secara
politiknya untuk melihat peranan orang arab pada masa colonial
belanda Palembang.
d. pendekataan ekonomi
Reality dalam kamus praktis bahasa Indonesia (2008 : 155-156)
menjelaskan ekonom adalah “ segala hal yang bersan6g6ku6tan
dengan pengehasilan,pembagian dan pemakaian barang-barang dan
kekayaan”. Sedangkan menurut Abdurrahman (2011 : 15 )
pendekataan ekonomi adalah “ suatu pendekataan yang dilakukan
untuk mengetahui keuangan atau sumber pencaharian sehari-hari.
Dari pernyaan di atas, dapat penulis simpulkan bahwasaanya
pendekataan ekonomu adalah suatu pendekataan yang di lakukan
untuk mencari tahu bagaimana penghasilan, kebutuhan sehari-
hari,keperluan anak, rumah tangga, bahkan pendidikan. Dalam
pendekataan ekonomi ini, penulisaan menyoroti perekonomian
masyarakat Palembang pada masa colonial belanda di Palembang.
e. pendekataan agama
agama merupakan “ suatu kepercayaan yang di anut oleh
manusia, dan agama merupakan tuntutan hidup bagi manusia, karena
dengan agama hidup akan lebih mudah” (Depdikbud,1992 : 9).

23
Sedangkan menurut Kartodirjo (1993 : 25) “pendekataan agama
adalah pendekataan yang menekankan pemahaman masalah-masalah
agama di dalam kenyataan ,masa lampau di mungkinkan dapat
melahirkan penelitian yang luas 6dan beraneka ragam masalah”.
Dari uraian diatas, maka dapat penulis di simpulkan bahwa
pendekataan agama adalah suatu pendekataan yang di gunakan dalam
memahami masalah keagamaan, dalam tulisan ini menekankan
kepercayaan atau agama yang di anut oleh masyarakat Palembang
pada masa colonial belanda di Palembang.
f. Pendekataan Budaya
Menurut Kartodirdjo dalam Mirayani (2014 : 33) pendekataan
budaya adalah “ suatu pendekataan mengenai nilai-nilai, adat istiadat,
peninggalan-peningggalan yang mamna di jadikan nialai suatu
lembaga masyarakat”. Sedangkan menurut Soekarnto (2009 : 150) “
pendekataan budaya adalah komplek yang mencakup pada
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di
dapatkan oleh manusia sebagimana anggota masyarakat”.
Dari uraian diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
pendekataan budaya adalah suatu pendekataan yang bertujuan untuk
mengetahui nilai-nilai, normal, adat istiadat, seni yang mencirikan
atas suatu lemabaga atau suatu daerah itu sendiri.dalam penelitian ini
pendekataan budaya yang di maksud adalah kebudayaan yang di
terapkan oleh masyarakat arab pada masa colonial belanda di
Palembang.
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul kedudukan orang pada masa colonial
belanda di Palembang (1928-16942), termasuk dalam jenis penelitian
kajian pustaka. Menurut Goothelalk (198G : 3G), Kajian pustaka adalah “
mengkaji dari buku-buku yang relevan”. Sedangkan menurut Muslich
(2009 : 9), kajian pustaka adalah “ Kajian atau pembahasaan suatu 6topik
yang dilakukan unt6uk memecahkan suatu masalah yang berpinjak pada
pengkajian kertas dan mendalamkan terhadap bah6a6n-bahan 6pu6stak

24
yang relevan”. Ada juga pendapat lain yang menyebutkan bahwa “ kajian
pustaka atau tinajauan pustaka tidah hanya terarah pada teori dasar,
sebab umumnya masalah yang dikaji terdiri dari satu atau dua variable
pokok atau lebih (Saebani ,2008 :162).
Dari pernyataan di atas, maka dapat penulis simpulkan ahwa
kajian pustaka adalah kegiatan mengkaji bahan-bahan pustaka yang
relevan yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah atau
persoalan. Dalam penelitian ini, yang penulis lakukan adalah dengan cara
memiliki, mengumpulkam, memahami, serta menganalisis terhadap
sumber-sumber atau bahan uang telah di dapatkan.

C. Lokasi penelitian
Untuk mendapatkan data yang otentik dalm penyusunan
penelian yang berjudul kedudukan orang arab masa colonial
belanda di Palembang (1928-1942,maka lokasi /tempat penulisan melakukan
penelitian atau mencari sumber adalah pengunjungan beberapa tempat
untuk memperoleh data yang akurat, yaitu : perpustakaan fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Palembang, perpustakaan
program studi sejarah universitas muhammadiyah Palembang, perpustakaan
daearah Sumatra selatan.

D. Sumber Data
Sumber data adalah” segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data”(Arikunto,2010 : 172).penulisan mengumpulkan
sumber data dari berbagai buku melalui studi kepustakaan (library research)
untuk mendapatkan sumber yang sesuai dan relevan dengan permasalahan
yang di bahas yaitu dengan cara mengungjung beberapa perpustakaan dan
took buku untuk mendapatkan sumber atau informasi beberapa buku untuk
menunjung penulisan aporan ini. Dalam penelitian sejarah terdapat dua jenis
sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber primer
Sumber primer adalah” kesaksian dari pada seorang saksi dengan
mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lain, atau
25
dengan alat mekanisme seperti sikafon, yakni orang atau alat yang hadir
pada peristuw yang di ceritakannya (disini selanjutnya secara singkat di
sebut saksi pandangan mata)” (Goothelalk,198G : 35). Sedangkan
menurut Abdurrahman (2011 : 42)” sumber primer yaitu peninggalan asli
sejarah atau sumber pertama dari orang yang menyaksikan langsung
tentang peristiwa yang sedagkan berlangsung merupakann sumber
informasi yang menurut informasi asli yang di dapat di tuangkan dalam
bentuk kata, gambar ataupun objek lainnya.
Dari uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa sumber
primer adalah suatu sumber infotmasi yang memuat iformasi asli yang
bersumber dari orang yang menyaksikan langsung suatu kejadian
ataupun peristiwa yang terjadi dan iformasi yang terkandung dalam
sumber primer sering kali tidak mengalami proses penyutingan, sehingga
imformasi yang di sajikan murni apa adanyan. Sampai saat ini sumber
sekunder untuk menyelesaikan penulisan penelitian ini.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah”kesaksian dari pada siapapunyang bukan
merupakan saksi pandang mata, yakni dari seorang yang tidak hadir dari
pada peristiwa yang di kisahkan atau sumber data penelitian yang di
peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara”(goothelalk, 1985 : 35). Sedangkan menurut hamit (2011 ;
170) sumber sekunder adalah “sumber campur tangan peneliti sejara
sudah ada dalam memperlakukannya sebagai bahan sumber untuk
rekontruksi peristiwa masalalu”
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa sumber
sekunder adalah sumberyang di dapat melaluiorang kedua atau orang
yang mengetahui tentang suatu peristiwa namun tidak melihat secara
langsung. Sumber sekunder dapat berupa buku-buku atau arsipyang
relevanyang berasal dari perpustakaansesuai dengan permasalahan yang
akan dibahas.adapun sumber-sumber sekunderyang penulis gunakan
yakni antara lain sebagai berikut :
Ali, Raden Ahmad Nur, dkk. TT. Pemungkiman Al-Munawar 13 Ulu
Palembang.

26
Allusi, Adil Muhyin Din, Arab Islam di Indonesia dan India. Jakarta : Gema
Insani Press.
Hanafiah, Ali 2009. Mengenal Tinggalan Benda Cagar Budaya di
Palembang Palembang : CV. Limas Jaya.
Novita, Aryadini. 200G. Pemungkiman Kelompok Etnis Arab. Palembang :
Balai Arkiologi.
Poeponogoro Mawati Djoened dan Nutosusanto Nugroho. 2010. Sejarah
Nasional Indonesia III, Jakarta : Balai Pustaka.
Gadjahnata, Sri, ddk. 198G. Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatra
Selatan. Jakarta : UI press
Hanafiah, Ali 2009. Mengenal Tinggalan Benda Cagar Budaya di
Palembang.
Palembang : CV. Limas Jaya
Jumhari. 2010. Sejarah Sosial Orang Melayu Keturunan Arab dan Cina di
Palembang. Padang Sumatra Barat : BPSNT Padang Press.
Tahyudin, Didi. 1997. Lintas Sejarah Budaya Sumatera Selatan.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Zulkipli, Abdul Karim Nasution. 2001. Islam dalam Sejarah dan Budaya
Masyarakat Sumatera Selatan. Palembang : Universitas Sriwijaya.
Mengenai buku-buku yang di gunakan dalam tulisan ini, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat dalam daftar rujukan atau daftar pustaka.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Menurut Sugiono (2009 : G2), prosedur pengumpulan data
merupakan” suatu langkah yang paling strategi dalam penelitian dengan
tujuan untuk mendapatkan data”. Sedangkan menurut Nazir (1998 : 30),
prosedur pengmpulan data adalah “teknik atau tahap dalam mengumpulkan
data penelitian yang akan menghasilkan data yang memilki kredibitas tinggi”.
Pendapat lain mengatakan bahwa prosedur pengumpulan data adalah “ salah
satu tahapan yang di lakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian”(Ibnu, 2003 : 13).

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pengumpulan


data adalah tahap pengumpulan sumber-sumber data yang di lakukan dalam

27
penelitian untuk mendapatkan data yang akurat dalam rangka mencapai
tujuan penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan pembahasaan penelitian


maka penulis mengumpulkan data dengan mengunjungi berbagai
perpustakaan. Dalam pengumpulan sumber penelitian, penulis melakukan
beberapa cara, yakni melalui :

1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah “ suatu penelitian dilakuka guna
mendapatkan data dan informasi tentang objek penelitian melalui buku-
buku atau data analisis visual lainnya” (Atar, 1993 : 8).sedangkan
menurut Nazir (1998 : 111),studi keperpustakaan adalah “ tehnik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-
buku, literature,catatatn dan laporan-laporan yang berhubungan dengan
masalah yang akan di pecahkan”.
Dari pernyataan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa studi
kepustakaan adalah suatu kegiatan dengan tujuan utama mencari bahan
atau sumber data kepustakaan yang relevan yang digunakan untuk
penulisan penelitian. Adapun perpustakaan yang penulisan kunjungi
adalah perpustakaan universitas muhammadiyah Palembang :
perpustakaan fakultas kuguruan dan ilmu pendidikan, perpustakaan
daerah Sumatra selatan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah “ penelitian dimungkinkan memperoleh
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-hari “ (Sukardi, 2003 : 81). Sementara
menurut pendapat lain, mengatakan bahwa “dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau peristiwa berupa catatan, transkip, buku,
notulen, arsip, dan sebagainya”(Ramayulis, 2014 : 4).
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dokumentasi
adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang di dapatkan
secara langsung, baik berupa gambaran atau rekaman suara, yang

28
berguna untuk mendapatkan data mengenai hal-hal yang diperlukan di
dalam suatu penelitian. Dalam penelitaian ini dokumentasi yang penulis
dapatkan berupa buku-buku dan foto-foto yang dapat menunjang
penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data


Dalam penulisan ini, teknik analisis data yang digunakan melalui
empat tahapan yaitu : (1) Reduksi Data (2) Sajian Data (3) Simpulan Data dan
Verifikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat sutopo (200G : 114).

1. Reduksi Data
Reduksi data adalah” bagian proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting,
mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dan
kesimpulan dari unit-unit permasalahan yang telah dikaji dalam
penelitian dapat dilakukan” (Sutopo, 200G : 114). Sedangkan menurut
sugiono (2011 : 94) reduksi data berarti “merangkum, memilih hal-hal
pokok, mempokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya,
dengan demikian data yang direduksi kan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data
berikutnya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa reduksi data
merupakan bagian dari teknik analisi data yang digunakan dalam
penelitian guna mempertegas suatu narasi sehingga menjadi susunan
yang sistematis. Reduksi data digunakan dengan cara mendiskusikan
dengan orang yang cukup mengusai masalah yang diteliti, sehingga dapat
mereduksi data yang meiliki nilai temuan dan pengembangan teori.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan “ Narasi mengenai beberapa hal yang
terjadi akan ditentukan di lapangan, sehingga memugkinkan penelitian
untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan
atas pemahamannya tersebut” (sutopo, 200G : 115)> sedangakan
menurut moelong (200G : 73) sajian data adalah “ sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

29
dan pengambilan tindakan”. Penyajian data merupakan salah satu
kegiatan dalam perbuatan laporan hasil penelitian yang dilakukan agar
dapat di pahami dan di analisis sesuai dengan tjuan yang di inginkan. Data
yang disajikan harus sederhana dan jelas, hal ini dilakukan agar mudah di
baca, selain itu apabila data yang disajikan itu dalam jelas dan dapat di
pertanggung jawabkan “ (sugiono,2011 : 9G).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkam nahwa
simpulan data dan verifikasi adalah kegiatan yang menetapkan
kesimpulan terhadap hasil penafsiran evaluasi. Kegiatan ini meliputi
pencarian makna data serta memberikan penjelasan pada penelitian,
penarikan kesimpulan dilakukan dengan menyimpulkan data yang telah
dilakukan maka penulis selanjutnya melakukan penerikan simpulan data
dan verifikasi dari permasalahan mengenai kedudukan orang arab pada
masa colonial belanda di Palembang.

G. Tahap – Tahap penelitian


Menurut sjamsuddin (2007 : 89), paling tidak ada enam tahapan yang harus
ditempuh dalam meneliti sejarah, yakni :
1. Memilih suatu topic yang sesuai
2. Mengurut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topic.
3. Membuat catatan tentang hal yang di anggap penting dan relevan dengan
topic yang di temukan ketika penelitian berlangsung.
4. Mengevalusi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan ( kritik
sumber).
5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola
yang benar dan berarti yaitu sistematis tertentu yang telah disiapkan
sebelumnya.
6. Menyejikan dalam suatu cara yanf dapat menarik perhatian dan
mengomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat di mengerti
sejelas mungkin.

30
BAB IV

KEDUDUKAN ORANG ARAB PADA MASA KOLONIAL BELANDA DI PALEMBANG


PADA TAHUN 1928-1942

A. Latar Belakang Kedangan Masyarakat Arab di Kota Palembang


Selama enam tahun ali bin abi thalib memerintah selalu terjadinya
pemberontakan di akibatkan karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh ali bin
abi thalib tidak diterima oleh gubernur di damaskus, mu’awiyah yang di dukun
oleh sejumlah penjabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kekuasan.
Setelah berhasil memadamkan pemberontakaan ali bin abi thalib bergerak dari
kufah menuju damaskus dengan membawa pasukan tentara, pasukan ali bin abi

31
thalib bertemu dengan pasukanmu’awiyah di shiffin yang mengakibatkan
terjadinya pertempuran yag dikenaldengan perang shiffin yaitu” perang yang
terjadi antara muawiyan bin abu sufyan dan ali bin abi thalib ditebing sungai
furat yang kini di syiria (syam) pada 1 shafar tahun37 hijrih” (Ali, TT : 7).
Selanjutnya yatim (2013 : 40) juga menyatakan bahwa” berahirnya perang
bukan mehilangkan masalah tetapi menimbulkan banyak masalah yang
mengakibatkan terpecahnya para pengikut ali bin abi talib dan akhirnya
terbunuhlah Ali Bin abi thalib.
Setelah terbunuhnya khalifah keempat ali bin abi thalib, mulailah terjadi
perpindahan atau hijrah besar-besaraan dari kaum keturunn ali bin abi thalib ke
berbagai penjuru dunia. Ketika iman ahmad al-mahajir dari iran ke daerah
hadramaut di yaman kira-kira seribu tahun yang lalu, keturunan abi bin thalib
ini membawa sekitar 70 orang keluarga serta pengikutnya. Sejak itulah
berkembangnya keturunan ali bin abi thalib hengga menjadi khalifah terbesar di
hadramaut, dan dari kota hadramaut inilah asal mula ulama dari berbagai
colonial arab yang menetap dan bercampurnya menjadi waraganegara di
Indonesia dan Negara-negara asia lainnya. Kedatangan yaitu abad ke-13, dan
hamper semuanya pria.”tujuan awak kedatangan oranf arab ini awalnya hanya
berbagang dan menyiarkan agam island an kemudian mulai berangsur-angsur
mulai menetap dan menetap dengan masyarakat setempat” (Ali dkk, TT : 7)
Kedatangan bangsa arab di nusantara dikarenakan adanya perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang pelayaran. Hal ini juga
sangat berperan penting dalam bidang perdagangan,aktivitas perdagangan
adalah suatu hal yang paling penting utama yang melatar belakangi bangsa-bani
bangsa di belahan dunia untuk melakukan penjelahan samudra tidak terkecuali
dengan bangsa arab. Dengan alasan kegiatan perdangan ini bangsa arab datang
dan menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan yang ada di nusantra
termasuk kerajaan sriwijaya yang ada di sumatera. “ penguasaan jalan
perdangan laut oleh bangsa arab jauh lebih maju dari bangsa barat, saat itu
bangsa arab sudsh mengusai jalan laut melalui samudra hindia” (Novita, 200G :
37).
Kedatangan orang arab di Palembang dengan tujuan perdagangan sekaligus
menyebarkan agama islm sangat di terima oleh masyarakat kota Palembang,

32
walaupun pada saat itu Palembang masih di bawah naungan kerajaan sriwijaya
yang kuat dengan tujuan ajaran agama budha. Dalam berdagang orang-orang
arab adalah penjual kalin linen terbesar di Palembang. orang arab ada yang
mempunyai kapal-kapal dan perahu, serta kebanyakan orang arab mengurus
barang-barang impor yang berasal dari luar Palembang, bahkan hubungan baik
yang terjalin anatara para perdagangan arab bukan hanya pada masa kerajaan
sriwijaya saja tetapi sampai pada masa pemerintahan colonial belanda di
Palembang. “hal ini terbukti dengan banyaknya para pedagang dari arab yang
memberikan pajak untuk colonial belanda Palembang bahkan meminjam modal
bagi masyarakat Palembang pada masa colonial belanda di Palembang”
(Sevenhoven, 1972 : 47).
Sebagai yang di jelaskan oleh sevenhoven dalam ali (TT : 20) dalam bukunya
pemungkiman 13 ulu Palembang sebagai berikut :
Orang arab pada masa colonial belanda memiliki peranan yang cukup
penting. Pada saat itu, orang arab berperan sebagai pedang perantara,
sebagai pedagang perantara, sebagaimana halnya orang cina yang
mengurus barang-barang yang keluar masuk , untuk kepentingan
ekonomi colonial bahkan orang arab mengusai perdagangan kain linen
terbesar dan kepemilikan kapal angkutan.

Terjalinnya hubungan perdagangan membawa perkembangan yang sangat


pesat bagi kota Palembang dan menjadi Palembang sebagai kota perdangan
internasional, bahkan hubungan sosial, budaya dan keagamaan. “ Palembang
sudah tidak lagi menjadi kota milik orang-orang melayu saja tetapi karena
terjadinya perdagangan dengan bahasa-bahasa asing seperti arab, indi666a 6dan
cina sehingga lebih memberikan perpaduan corak kebudayaan dan
perkembangan masyarakat” (Dispar dati I Sumatra- Indonesia, 2010 : 49).

Dari penjelasan di atas adapat di simpulkan bahwa latar belkang orang arab
ke Palembang yaitu berdagang dan juga menyebarkan agama islam ke pada
masyarakat Palembang, selain itu hubungan dagang yang terjalin anatar orang-
orang arab dengan orang Palembang sangat membawa perkembangan yang
pesat bagi perkembangab Palembang.

33
B. Peranan masyarakat arab pada masa colonial belanda di Palembang
(1928-1942)
Pada masa colonial belanda di Palembang keberadaan orang arab atau yang
atau yang di kenal dengan sebutan eksistensi orang arab di Palembang sangat
berpengatuh besar meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam bidang
agama, bidang pendidikan, bidang sosial budaya, bidang seni bangunan dan
bidang ekonomi di jelaskan berikut ini :
1. Peranan masyarakat arab dalam bidang agama pada masa kolonian
belanda di Palembang

Selain memegang peranan penting dalamm perdagangan, oaring arab


mendapatkan keistimewaan dari kesultanan Palembang yaitu orang arab bisa
menetapkan atau bertempat tinggal di daratan. Pemukiman orang arab pertama
kali di bangun di daerah kuto batu. “ keuntungan orang arab melebihi orang cina
yang menjadi saingan orang arab karena ikatan keagamaan orang arab dengan
orang-orang di Indonesia. Karena orang arab terkenal taat pada ajaran nabi dan
walaupun diantara banyak orang arab beranggapan bahwa agama islam adalah
yang di pilih” (Rahim, 1998 : 10G).

Para sultan Palembang yang mempunyai minat dan perhatian khusus pada
agama mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan dan budaya islam sulta berusa
menarik dan merangkul ulama arab agar dapat menetapkan di Palembang
sehingga orang arb memiliki keduduk6an yang khusunya dihadapan kesultanan
sebagaimana yang di jelaskan oleh Hailisa (2009 : 30) berikut ini :

Orang arab memiliki kedudukan yang khusus di mata sultan karena orang
arab di anggap sebagai ulama dan pujangga. Pemilihan orang arab sebagai
ulama kesultanan disebabkan para ulama arab lebih memilih pengetahuan
yang luas di bandingkan ulama-ulama lain. Bagi sultan agama islam,
memberikan nasehat dalam masalah keagamaan.

Dari penjelasaan di atas dapat di simpulkan bahwa orang-orab arab sangat


berperan penting dalam perdangan, karena orang arab memiliki kedudukan
yang lebih tinggi di bandingkan orang-orang asing lainnya.

34
Tokoh-tokoh arab yang menjadi kaki tatangan dari sultan ataupun peranta
dengan dunia luar di antaranya kyai haji kiagus khotib komad dan sayyid
jamaluddin agung bin akhmad bin abdul malik bin alwi bin Muhammad selaku
penasehat utama para sultan. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang arab
memang mempunyai kedudukan yang khusus di hadapan kesultanan. “
sebagaian ulama dan pujangga yang mendapatkan keduddukan khusus dari
kesultanan adalah orang-orang arab, karena orang-orang arab relatip lebih
terpelajar di bandingkan dengan penduduk pribumi dan orang asing lainnya”
(Gadjahnata, 198G : 57).

Para sultan Palembang yang mempunyai minat dan perhatian khusu pada
agama mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan dan budaya islam sultan
berusaha menarik dan merangkul ulama agar dapat menetapkan di Palembang
sehingga orang arab memiliki kedudukan yang khusus di hadapan kesultanan
sebagaimana di jelaskan oleh Hailisa (2009 : 30) berikut ini :

Ulama kesultana adalah ulama yang diangkat oleh sultan bertugas sebagai
penasehat sultan dalam urusan keagamaan, sesuai dengan tugas tersebut ulama
kesultanan tidak menyebarkan agama islam kepada masyarakat di wilayah
kesultan. Ulama penghulu atau biokrat tidak merupkan bagian dari struktur
kekuasaan, tetapi diangkat oleh sultan dan mendapatkan imbalan dari sultan,
sedangkan ulama bebas tidak terikat dengan struktur kesultanan, tetapi ulama
ini lebih kepada menjalankan tugas sebagaimana pengajaran dan memberikan
dakwa islam.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ulama yang bertugas
dalam kesultanan Palembang darusalam memilki peranan masing-masing,
seperti ulama kesultanan yang di angkat oleh sulta yang bertugas sebagai
penasehat sultan.

Selanjutnya para ulama kesultanan itu berasal dari jazirah arab sesuai
dengan gelar sayid yang digunakan nama suku arab. Biasanya setiap sultan
mempunyai seorang penasehat atau ulama tersendiri yang ada di keratin, hal ini
dapat di buktikan melalui fakta bahwa kuburan atau makam para sultan
tersebut. Para saudagar arab dan sayid itulah yang mempunyai pengaruh besar

35
dalam proses pengislaman masyarakat Palembang di samping sulta Palembang
sendiri. “agama islam tampaknya mempunyai kedudukan yang penting dan erat
hubungannya dengan kesultanan palembang yang menganut budaya
jawa”(Rukmini, 2008 : diakses 28 juli 201G).

Menurut Ali ( TT : 21 ) dalam bukunya pemungkiman al-munawar 13 ulu


Palembang Menjelaskan bahwa :

Habib Muhammad bin al-munawar selain seorang pedagang habib


Muhammad bin al-munawar juga merupakan guru besar keagamaan
kesultanan Palembang darusalam hal ini dibuktikan dengan makam habib
Muhammad bin al-munawar yang berada pada kawasan kambang koci boom
baru yang merupakan tempat pemakamaan ulama-ulama besar pada zaman
colonial belanda Palembang. dengan fakta-fakta tersebut, dapat di ambil
kesimpulan bahwa habib Muhammad bin al-munawar merupakan orang
penting di masa colonial belanda Palembang. hal ini juga dapat dibuktikan
dengan peninggalan arkeologi yang berupa makam, baik itu makam sultan
Palembang maupun para bangsawan kesultanan Palembang selalu di
damping oleh makam ulama yang merupakan guru agama sultan dan
kerabat-kerabat sultan, bahkan tidak hanya itu, bahkan semua pedagang
yang berasal dari arab menyebar agama islam pada saat itu secara tidak
langsung juga mempengaruhi dunia plotik di masa kesultanan Palembang.

Dari pemaparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa semua pedagang


arab memiliki peranan yang penting dibuktikan dengan makam kesultanan
Palembang selalu di damping oleh makam ulama yang berasal dari arab.

2. Peranan masyarakat arab dalam bidang pendidikan pada masa colonial


belanda di palembang (1928-1942)

Pendidikan pada masa colonial belanda hanya berlaku pada keturunan raja
atau sultan. Pendidikan diberikan kepada keturunan sultan dilakukan oleh guru
yang berasal dari negeri arab yang bernama faqih jalaludin yang mengajar ilmu
al-quran serta giat dalam berdakwa sampai wafat pada tahun 1748 selanjutnya
di gantikan oleh syekh syihabuddin bu Abdullah Muhammad dan kemas
fakhruddin. Adapun pelajaran yang diberikan hanya berupa ajaran agama islam,

36
karena orang arab dianggap keturunan langsung nabi Muhammad saw, dan
orang arab dipercaya oleh sultan secara langsung untuk mengajarkan
pendidikan agama islam. Adapun pendidikan yang di berikan seperti mengaji,
ilmu fiqih, akidah akhlak, tetapi proses pembelajaraan hanya dilakukan di istana
sultan, karena belum berdirinya sekolah. “lain halnya dengan rakyat biasa yang
tidak mendapakatkan pendidikan yang special seperti halnya pendidikan yang
diterima oleh keturunan sultan, rakyat biasanya hanya berdagang” (Ghajahnata :
2001 : 157 ). Sebagaimana yang di jelaskan dalalam buku yang berjudul islam
dalam sejarah dan budaya masyarakat sumatera selatan (Zulkifli, 2001 : 127).
Berikut ini :

Pada masa kesultanan pusat pengajian islam dan sastra dan pengajian ilmu di
Palembang adalah keraton. Pada sultan sejak pertama hingga terakhir
dikenal dekat dengan para ulama, tetapi kurang akuratnya pengembangan
sastra dan ilmu-ilmu islam saat itu teritama karena keraton lah yang menjadi
pusatnya bukan pesantren atau madrasah sebagaimana di jawa, tidak juga
sebagimana raja atau sultan di barat dan timur tengah yang membentuk
lembaga pendidikan untuk membantu mengembangkan agama islam diluar
keraton atau kerajaan.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apada masa kesultanan,
proses pemebelajaraan yang dilakukan oleh orang-orang arab hanya
berlangsung dikesidenan kesultanan saja tidak mencakup masyarakat luas,
seperti halnya sekarang ini.

3. Peranan masyarakat arab di dalam bidang sosial dan budaya pada masa
colonial belanda di Palembang (1928-1942)

Bangunan rumah- rumah orang arab yang ada di Palembang menunjukkan


percampuraan kebudayaan anatara orang arab dan m6asyarakat Palembang
karena betuk arsitektur rumah orang arab ada yang berbentuk limas yang
merupakan rumah adat masyarakat Palembang. selain itu masyarakat yang
ditinggal di Palembang tidak pernah menghilangkan kebudayaan aslinya,
misalnya orang arab masih melakukan pengajian bersama dari rumah ke rumah,
memperingati orang yang sudah mwninggal, zikir bersama memperingati hari-

37
hari besar islam lainnya sebagaimana yang di jelaskan oleh Hailisa (2009 : 24)
berikut ini :

Kehadiran kelompok etnis arab di Palembang telah menyebabkan terjadinya


kontak budaya dengan masyarakat Palembang yang berbeda latar budayang,
penyerapan budaya asing tentunya tiddah hanya terjadi pada penduduk lokal
saja, tetapi juga pada kelompok masyarakat arab yang menentap di
Palembang, secra umum. Unusr kebudayaan lokal dan asing tercermin dlam
bentuk ruma limas dan rumah panggung seperti yang ada di kampong arab
al-munawar 13 ulu, orang arab telah menyerap unsur kebudayaan
Palembang dalam menerapkan bentuk rumah tinggalnya.

Dari uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa kedatangan orang arab
di Palembang menimbulan terjadinya kontak budaya antara orang-orang arab
dan masyarakat Palembang, tetapi tanpa me6nhilangkan budaya asli
masyarakart Palembang.

Selain itu juga masyarakat arab yang tinggal di pale6mbang tidak pernah
menghilangkan budaya aslinya. Misalnya orang-orang ara6b masih melakukan
pengajian bersama dari rumah ke rumah, memperingati orang-orang yang sudah
meninggal, zikir bersama memperingati hati-hari besar islam lainnya. “perayaan
tersebut membawa pengaruh besar terhadap masyarakat Palembang karena
masyarakat Palembang ikut sera dalam perayaan kegiatan tersebut seperti yang
terjadi saat perayaan isra’dan mi’raj” (Mujib, 1997 : 32).

Dalam perkawinan orang-orang arab dengan penduduk setempat tidak


terhindar lagi. Seperti halnya pernikahan putri sltan Mahmud badaruddin I,
raden ayu sumbul menukah dengan sayid umar bin Muhammad assegaf, tetapi
orang-orang arab memiliki kebudayaan tentang pernikahan seperti yang
dijelaskan oleh Hanafiah (2009 : 35) berikut ini :

Menurut kebudayaan orang arab, seseorang perempuan keturunan arab


tidak boleh menikah dengan laki-laki pribumi, namun laki-laki keturuanan
arab boleh menikah dengan permpuan pribumi. Perempuan arab yang
menikah dengan laki-laki pribumi akan di anggap aib oleh masyarakat
kampong arab. Karena menurut orang arab laki-laki yang masih memiliki

38
keturuan rasullah, sedangkan perempuan tidak.oleh karena itu jika
perempuan menikah dengan laki-laki pribumi maka garis rasullah tersebut
akan terpuutus hanya pada perempuan tersebut, karena laki-laki pribumi
tidak memiliki darah keturunan rasullah tersebut, jika perempuan keturunan
arab melanggar aturan yang telah dibuat maka perempuan tersebut dapat
dikenakan sanksi. Sanksi tersebut biasanya berupa sanksi pengusiran,
pengucilan, dihapus dari hak waris bahkan dihapus dari keturunan keluarga.
Dan sanksi tersebut masih berlaku sampe sekarang.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perempuan keturunan


arab tidak diperolehkan menikah dengan laki-laki pribumi (orang asia tenggara)
karena laki-laki pribumi di anggap tidak memiliki darah keturunan rasullah,
tetapi lai-laki keturunan arab di perbolehkan menikah dengan perempuan
pribumi karena laki-laki arab memiliki darah keturunan rasullah.

4. Peranan masyrakat arab di bidang seni bangunan pada masa colonial


belanda di Palembang (1924-1942)

Arsitektur merupakan wujud tingkah laku manusia dalam upaya beradaptasi


dengan lingkungan, dalam hal ini bentuk rumah-rumah orang arab di Palembang
merupakan cara orang arab beradaptasi dengan masyarakat Palembang. secara
umum bentuk rumah limas dan panggung adalah bentuk rumah yang didirikan
di atas tiang, demikian pula dengan rumah indens yang didikan di lahan yang di
tinggikan. Bentuk rumah yang ditinggikan. Bentuk bangunan ini merupakan cara
masyarakat kelompok etnis arab di kota Palembang dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Selain rumah terdapat juga seni bangunan masjid dan
makam.

Meskipun demikian penerapan budaya unsur lokal oleh kelompok etnis arab
tidak sepenuhnya diterapkan, hal ini terlihat pada tingkatan-tingkatan yang
membagi ruangan-ruangan di dalam rumah limas. Jika pada masyarakat
Palembang pembagian tersebut berdasarkan k6eoada status sosial seorang,
maka pada etnis arab pembagian tersebut di dasarkan pada tingkat pengetahuan
agama, sehingga dapat dilihat pada acara-acara keagamanaan kaum ulama
menempati ruangan yang tertinggi. “unsur-unsur yang ditemkan pada

39
pemukimam etnis arab adalah musholaj, masjid dan makam. Bentuk atab
tumpeng pada bangunan masjid jelas menunjukkan adanya kontak budaya
anatara budaya islam dan budaya orang cina” (Daliman, 2012 : 1G).

5. Peranan masyarakat arab dalam bidang ekonomi pada masa colonial di


Palembang (1928-1942)

Kehidupan orang arab pada masa colonial Palembang sedikit lebih baik di
bandingkan dengan kehidupan orang asing lain yang ada di Palembang seperti
cina dan india, karena pada masa colonial Palembang orang arab memegang
peranan penting dalam perdagangan. “orang arab pada masa colonial belanda di
Palembang telah turut memajukan perekonomian Palembang, kapal-kapal
dagang orang arab banyak membawa barang-barang atau bahan-bahan
makanan untuk sultan dan para masyarakat Palembang lainnya” (Jumhari,
2010 : 47).

Lebih lanjut Ali (TT : 20) dalam bukunya pemungkiman Al-munawar 13 ulu
Palembang menjelaskan bahwa :

orang arab pada masa colonial belanda di Palembang memiliki peranan yang
cukup penting. Pada saat itu, orang arab berperan sebagai pedagang
perantara, sebagaimana halnya orang cina yang mengurus barang-barang
yang keluar masuk, untuk kepentingan perekonomian kesultanan. Bahkan
orang arab mengusai perdagangan kain linen terbesar dan memiliki kapal
angkutan. Dapat dikatakan peranan orang arab sangatlah besar di bidang
ekonomi, karena orang arab secara tidak langsung membantu perkembangan
dunia perekonomian pada masa colonial belanda di Palembang.

dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para pedagang arab
sangat berpengaruh besar bagi perekonomian kesultanan, sama halnya dengan
orang cina orang-orang arab juga sebagi perantara selain para pedagangan arab
juga sebagaimana penjual kain linen terbesar.

Orang arab berperan sebagai pedagang perantara sebagaimana orang cina


yang mengurus barang yang keluar masuk untuk kepentingan perekonomian
kesultanan. Biasanya penduduk Palembang membeli barang-barang dari orang

40
arab dan membawanya ke pedalaman untuk dijual di pedalaman. “ orang arab
dapat dikat66a66kan mengusai perdagangan kain linen, pemilik kapal, serta
sebagai pedagang perantara dengan orang arab lain dari luar Palembang, bahkan
dianggap kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan mendalam tentang
agama islam” (Gadjahanata, 198G : 99).

Para pedagang arab sebagai mitra baru dalam perdagangan memperoleh


fasilitas khusus dari sultan Palembang antara lain boleh mendirikan gudang di
daratan, keputusan memmberikan keunggulan dagang kepda orang arab atau
usaha dagang dengan orang cina yang hanya memiliki gidang di atas rakit
bahkan, kesultanan memberikan peluang bagi orang arab untuk tinggal di
Palembang. kedekataan orang arab dengan kesulatana6n dalam urusan ilmu
agama islam dan sastra. “ salah seorang keturunan arab yang reputasi
keilmuannya di akui oleh dunia internasional adalah syekh adullah mamad al-
palimbani yang ad pada kesulatanan Palembang yang menaruh minat besar
dalam pengembangan ilmu pengembangan ilmu agama dan sastra” (Harits,
2007 :3).

Hal ini juga dijelaskan oleh jumhari (2010 : 7). Dalam bukunya yang berjudul
sejarah sosial orang melayu , keturunan arab dan cina di Palembang dari masa
kesultanan Palembang hingga reformasi yaitu sebagai berikut :

Ada semacam perlakuan yang berbeda yang dilakukan pihak kesultanan


Palembang terhadap orang-orang cina pada masa itu, orang-orang cina tidak
diperolehkan memiliki lahan pertanian, tetapi orang-orang cina di
perkenankan untuk tinggal di kota Palembang, tetapi orang-oran cina harus
tinggal di atas perahu yang disebut dengan rumah rakit disuangai musi.
Kebijakan ini diambil oleh sultan dengan maksud untuk melindungi
kepentingan kesultanan serta memudahkan pihak kesultanan untuk
mengendalikan orang-orang cina, dengan membakar rumah rakit orang-
orang cina kalau keberadaan orang-orang cina dianggap membahayakan.
Sedangkan terhadap orang-orang arab pihak kesultanan Palembang
memperolehkan membangun gudang di darat, bahkan dilindungi keraton.
Orang arab yang umumnya datang dari hadramaut mempunyai kedudukan
yang khusus. Hal ini dibuktikan bahwa jika orang-orang cina menghadap
41
raja, maka orang cina harus menyembahkan sampai menyentuh lantai,
sedangkan orang arab boleh duduk di kursi di sisi sultan.

Dari uraian di atas, makan dapat disimpulkan bahwa keduduka orang arab
jau lebih baik dihadapkan sultan di bandigkan dengan jika orang cina
menghadap raja, maka orang cina harus menyembah raja sampai menyentuh
lantai sementara orang arab boleh duduk di atas kursi di sisi raja, selain itu juga
orang arab di perbolehkan mendirikan gudang di darat sementara orang cina
hanya di perbolehkan tingga di atas rumah rakit di tepi sungai musi.

C. Reaksi Masyarakat Palembang Terhadap Kedatangan Orang Arab Pada


Masa Kolonial Belanda
orang arab dari hadramaut pada abad ke-18 membawa perubahan
kehidupan sosial budaya bagi masyarakat Palembang. kedekataan sultan dengan
orang arab hadramaut sebagai mitra daganf menyebabkan oaring arab mendapat
perlakukaan khususs dari sultan. “ oleh sebab itu tidak adanya penolakaan yang
dilakukan oleh masyarakat Palembang terhadap kedatagan orag-orang ara666b
ke Palembang, karena orang-orang arab datang ke Palembang tidak
menggunakan kekerasaan” (ALI, TT : 7).
Hal ini juga dijelaskan oleh Allusi (1992 : 25) dalam bukunya arab islam di
Indonesia dan india berikut ini :

Jalan damai yang di ambil oleh para pedagang dalam menyebarkan agama
islam di Indonesia tidak banyak menimbulkan6 goncangan di kalangan
masyarakat, karena islam yang baru datang tidak melarang sesorang
menjalankan adat istiadat dan tradisi maupun berabagai kebudayaa-
kebudayaan masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat yakin bahwa islam
tidak memisahkan masa kin dengan masa lalunya. Malah islam ingin
menghubungkan anatara kegaitan dunia dan ahirat, supaya seseorang meraih
kebahagiaan hidup dunia sekaligus di akhirat.

Dari uraian dia atas, maka dapat disimpulkan bahwa jalan damai yang di
lakukan oleh para pedagang arab dalam menyebarkan agama islam sangat
menguntungkan bagi pedagang arab itu sendiri karena dengan cara damai yang

42
dipilih oleh para pedagang orang arab sangat diterima oleh masyarakat
Indonesia.

Selain dengan tujuan berdagang orang arab ke Palembang juga menyebarkan


agama islam, tetapi karena sifat terbuka masyarakat Palembang sehingga dengan
mudah proses penyebaraan agama islam di Palembang diterima oleh
masyarakat. “ selain itu karena tidak adanya unsur paksaan yang dilakukan oleh
arab-orang arab dalam proses penyebaraan agama islam membuat tidak ada
penolakaan yang dilakukan oleh masyarakat Palembang” (Zulkipli, 2001 : 25)

Hal ini juga dijelaskan oleh Allusi (1992 : 24) dalam buku arab islam di
Indonesia dan india berikut ini :

Para pedagang arab muslim berhasil mendapatkan sambutan mesra dan


bersahabat dengan penduduk asli. Mungkin karena keadaan perdagangan
pada waktu itu, yang sebagian besar dilakukan dengan sistem batre, tidak
banyak di pengaruhi oleh semangat kapitalis, malah banyk diwarnai oleh
unsur persaudaraan atau unsur persamaan yang diajarkan islam. Pola
kemsyarakataan dan perdagangan seperti itu telah mendorong orang-orang
asing untuk menetapkan dan bertempat tinggal di Palembang.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para pedagang arab
mendapatkan sambutaan yang sangat baik dari orang-orang Palembang karena
sikap ramah-orang-orang arab kepada masyarakat Palembang mendapatkan
sambutaan baik, selain itu juga karena proses penyebaraan agama islam yang
dilakukan oleh orang-orang arab tidak adanya unsuru paksaan.

Dari pemaparaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedatangan orang-


orang arab ke Palembang dengan cara berdagang dan menyebarkan agama islam
disambut oleh masyarakat Palembang karea sikap sopan dan ramah serta tidak
adanya unsur paksaan yang ditunjukan oleh para pedagang arab ke pada
masyarakat Palembang dalam menyebarkan agama islam, hal inilah membuat
para pedagang arab diterima baik oleh masyarakat Palembang.

43
D. Dampak kedatanagn orang arab bagi masyarakat
Pada umunya kelompok etnis arab yang ada di Indonesia khusunya
Palembang berasal dari hadramautyang terletak di daerah pesisir jazirah arab
bagian selatan, yang sekarang merupakaan wilayah yaman. “ kelompok etnis
arab banyak yang menetapkan dan menikah dengan penduduk Palembang”
(Mujib, 1997 : 1).
Kedatangan orang arab di Palembang membawa dampak yang cukup besar
bagi kehidupan masyarakat Palembang khususnya dalam bidang agama, bidang
pendidikan, bidang sosial dan budaya, bidang seni bangunan dan bidang
ekonomi, sebagaimana dijelaskan berikut ini :
1. Dampak kedatangan orang arab dalam bidang kehidupan agama bagi
masyarakar
Letak geografi kota Palembang membuat kota Palembang banyak
di datangi oleh bangsawan-bangsawan asing, tidak terkecuali bangsa arab.
Dengan kedatangan orang arab di Palembang sangat membawa pengaruh
baik bagi masyarakat Palembang karena dengan kedatangan orang-orang
arab atau pedagang arab ke Palembang membuat masyarakat Palembang
banyak yang beragama islam. “ selain itu juga orang arab dengan masyarakat
Palembang juga mengadakan akulturasi dan asimilasi dengan masyarakat
Palembang seperti dalam bidang agama penyebaraan agama islam melalui
seni dul muluk, pendidikan pesantren dan pol-pola bahasa” (Gadjahnata,
198G : 38).
Selain itu perhatian dan minat sultan Abdurrahman terhadap
kemajuan islam tidak berhenti dengan pernyataan islam sebagai agama resmi
kerajaan, tetapi sultan abdurahman juga sering menggundang para ulama
arab untuk bermukim di kesultanan Palembang guna memberikan beerbagai
kajian ilmu ke islaman kepada kaum muslim di daerah kesultanan, ajakan
tersebut sangat disambut baik oleh para ulama arab. “kehidupan yang islami
sangat kental mewarnai tradisi peradapaan dan pola kedidupan sehari-hari
masyarakat Palembang pada itu, semua berkat pengaruh ajaran islam yang d
dakwahkan para ulama-ulama yang berasal dari arab” (Hanafiah, 2009 : 7).
Terdapat perbedaan anatara penyebaraan agama yang dilakukan
oleh agama hindu-buddha dan penyebaraan agama yang dilakukan oleh

44
agama islam (orang arab), jika dalam agama hindu-budha hanya kaum
brahmana dan pendeta saja yang melakukan kegiatan-kegiatan upacara
keagamaan, membaca kitab suci dan menyebarkan agama dan budaya hindu-
buddha.jadi pada dasar nya para pedagang-pedagang hindu-budha kurang
berpengaruh dalm menyebarkan agama hindu-budha, sedangkan agama
islam semua orang atau semua kalangan dapat menyebarkan agama islam,
tidak terkecuali dengan para pedagang arab yang datang ke Palembang
secara berdagang dan menyebarkan agama islam. “ hal ini membawa
pengaruh yang sangat baik bagi masyarakat Palembang terbukti dengan
banyaknya masyarakat Palembang yang mememluk agama islam dan banyak
ditemukannya perkampungan-perkampuang arab di di kota Palembang”
( Daliman, 2012 : 38).
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedatangan
orang-orang arab di Palembang membawa pengaruh yang sangat positif bagi
masyarakat Palembang, buktinya dengan banyaknya masyarakat Palembang
yang memeluk agama islam.
2. Dampak kedatanagn orang arab dalam bidang pendidikan bagi
masyarakat
Persaingan yang terjadi di anatara pedagang kaya di ibu kota
keresidenan Palembang menyebabkan perubahan structural di bidang
pengajaran agama. Sesudah tahun 1925, pengajaran agama di Palembang
masih bersifat tradisional. Pengejaran hanya di berikan dilanggar dan masjid
kepada kelompok murud dari usia yang berbeda-beda. Oertama-tama di
ajarkan mengaji al-quran tanpa terlalu memperhatikan pemahaman naskah
yang dibaca maupun lagu yang tepat. Tahap awal ini kemudian disusul
dengan pengajaran bahasa arab yang terutama terdiri dari menghafal naskah
sederhana. Mereka yang dengan cara ini telah mengusai bahasa arab, di
izinkan untuk mengikuti pelajaraan yang diberikan ulama terkemukan, yang
membaca kitab kuning dakam bahasa arab dan memberikan komentar dalam
bahasa melayu. Kedatangan orang-orang arab di Palembang pada masa
kesultanan Palembang membawa pengaruh yang cukup besar dalam bidang
pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh yunus (1995 : 210) bahwa

45
setelah kedatangan orang-orang arab di Palembang banyak didirikan
pesantren-pesantren di anataranya adalah sebagai berikut :
a. Madrasah al-quran. Madrasah ini didirikan oleh kemas kiyai h.muhd
yunus pada tahun 1920 di Palembang. madrasah ini terdiri dari bagian
ibtidaiyah dan tsanawiyah. Pada masa keemesannya murud-murudnya
bisa mencapai 400 orang dengan guru berjumblah lima orang. Madrasah
ini ma6sih berdiri sampai sekarang.
b. Sekolah ahliah diniah. Madrasah ini didirikan oleh k. masagus h. nanang
misri pada tahun 1920 di Palembang. madrasah terdiri dari dua
tingkataan, ibtidaiyah (SD) dan tsanawiyah (SMP).
c. Madrasah nurul falah. Madrasah ini didirikan K.H. abu bakar al-bastari
pada tahun 1934 di Palembang. nurul falah terdiri dari tiga tingkataan,
yaitu : (a) tingkat ibtidaiyah (SD), lama pelajaraannya lima tahun ; (b)
tingkat tsanawiayah (SMP), lama pelajraan tiga tahun ; (c) tingkat aliyah
(SMA), lama pelajaraan dua tahun. Pada masa keemesaannya, murud-
murid madrasah ini mencapai 600 orang pada tah6un 1925. Madrasah ini
masih berdiri sampai sekarang, terletak di jl. Prof KH. Zainal abiding fikry
km.3,5 palembang.
d. Madrasah darul funun. Madrasah ini didirikan oleh kiyai H. Ibrahim pada
tahun 1938 dipalembang. Dahulu darul funun ini terdiri dari bagian
ibtidaiyah dan tsanawiyah, tetapi sekarang hanya terdiri dari dari bagian
ibtidaiyah saja.

Dari pemaparan di atas, 6maka dapat disimpulkan bahwa6


666kedatangan orang –orang arab di Palembang sangat membawa pengaruh
yang sangat besar dalam bidang pendidikan dikbuktikaan dengan banyak
berdirinyan sekolah-sekolah islam seperti madrasah ibtidaiyah, madrasah
tsanawiayh dan madrasah aliyah sebagai tempat berlangsungnya proses
belajar agama islam.

3. Dampak kedatangan orang arab dalam bidang sosial daan budaya bagi
masyarakat

Kedatangan orang-orang arab di Palembang banyak membawa pengaruh yang


sangat besar di tengah-tengah masyarakat, meskipun sederhana dan terbatas
46
tetapi pengaruh itu lambat laut bertambah besar terbukti dengan sebelumnya
masyarakat Palembang masih memeluk agama hindu-budha, tetapi setelah
datangnya orang-orang arab masyarakat Palembang mulai mempunyai agama
yaitu agama islam yang di ajarkan oleh para pedagang arab. Selain itu juga dalam
komunikasi sehari-hari, bahasa melayu di Palembang merupakan bahasa
pengantar yang dipengaruhi oleh sebagaian besar penduduk Palembang. bahasa
melayu Palembang sudah mengalami modifikasi atau pencampuraan dari luar”
(Jumhari, 2010 : 35).

Hal ini juga dijelaskan oleh Allusi (1992 : 38) dalam buu arab islam di
Indonesia dan india berikut ini :

refleksi paling menonjol dari pengaruh itu terutama terlihat pada bidang
kebudayaan, dalam bidang bahasa arab atas bahasa indonesia modern makin
kuat,karena islam menggunakan bahasa arab dalam bahsa agama (peribataan)
maupun masalah dunia. Penyebaraan agama ini juga diseratai dengan masuknya
berbagai istilah agama yang harus dibaca, berbagai kewajibaan agama yang
harus ditunaikan, berbagai macam ajaran dan muamalah yang mengatur
kehidupan pribumu muslim, misalnya mengenai perkawinan, talak
(perceraian),warisan dan ibadah ritual. Secara terhadap bahasa arab yang di
bawa oleh islam berhasil menggantikan kedududkan istilah dan bahasa yang
dibawa oleh agama hindu dan sastra Indonesia, sehingga kata-kata bahasa arab
yang dipakai dalam bahasa dan sastra Indonesia mencapai 650 kata. Di
antarannya tetdapat istilah-istilah arab dalam perdagangan,keuangan dan lainya,
sehingga memperjelas kuatnya pengaruh perdagangan bangsa arab di
Palembang khusunya.

Dari uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa para pedagang arab
sangat berpengaruh besar dalam penyebaraan agama islam di Indonesia
dibuktikan dengan terjadinya percampuraan antara bahasa Indonesia dan
bahasa arab itu sendiri.

Pengaruh kedatangan orang-orang arab juga terjadi dalam bidang


pemerintahan sehingga terjadiya akulturasi antara kebudayaan islam dan
kebudayaan pra-islam. Sebelum masuknya agama islam, di Indonesia telah

47
berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan, raja mempunyai
kekuasa6an besar dan bersifat turun menerun. “ masuknya pengaruh islam
mengakibatkan perubahan sturuktur pemerintahan dalam penyebutan raja, raja
tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan
(susuhunan), panembahan, dan maulana, sesuai dengan nama islam”
(Zulipli,2001 : 34).

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedatangan orang-orang arab
membawa peruabahan baru dalam bidang sosial budaya bagi masyarat
Palembang, seperti banyak masyarakat Palembang yang sudah memeluk agama
islam, masyarakat Palembang sudah mapu berkomunikasi dengan baik
menggunakan bahasa arab untuk mempermudah perdagangn dan dalam bidang
pemerintahan masyarakat palem6ban6g66 menyebut raja dengan sebutan
sultan.

4. Dampak kedatangan orang arab dalam bidang seni bangunan bagi


masyarakat

Setelah kedatangan orang-orang arab di Palembang sangat membawa


pengaruh yang beraneka ragam dalam bentuk bangunan seperti banguanan
rumah, bangunan masjid dan bangunan makam sebagaimanan dijelaskan berikut
ini :

1. Bangunan rumah
Bentuk bangunan rumah orang arab yang ada di Palembang tidak
membedakan klasifikasi anatara kaya dan miskin, karena bentuk-bentuk
rumah yang ada lebih kepada minat peniru yang mengikuti tren pada
pembangunan rumah tersebut. Ada empat tipe bangunan rumah yang
dibangun oleh orang-orang arab sebagaimana yang di uraikan berikut ini :
a. Rumah tipe kembar darat
Rumah kembar darat merupakan rumah yang berdiri atas dua
buah rumah yang sama tetapi tidak berhubungan secara langsung. Bentuk

48
ruang terbagi atas beberapa bagian dengan modul yang berbeda sehingga
bentuk ruangnya berbeda juga.

49
2. Bangunan masjid
Sebelum islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama hindu-budha. Dengan masuknya
islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi yang melahirkan
kebudayaan baru yaitu kebudayaan islam Indonesia. Masuknya islam
tersebut tidak berarti kebudayaan hindu-buddha hilang. Wujud akulturasi
dari masjid kuno kuno memiliki ciri sebagaimana dijelaskan oleh dalima
(2012 : G0) dalam bukunya yang berjudul islaminasi dan perkembangan
kerajaan-kerajaan islam di Indonesia berikut ini :
a. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atab yang bersusun semnagkin ke atas
semangkin kecil dari tinggakatn paling atas berbentuk limas.jumbal
atabnya ganjil 13 atau 5 dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk
memberikan tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan mustaka
b. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang
ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan
kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat.
Bedug dan kentongan merupakan budaya asli Indonesia.

50
c. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun
atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau
dekat dengan makan.
3. Bangunan makam
Bentuk bangunan makam islam sering kita jumpai bangunan kijing atau
jirat (bangunan yang terbuat dari tembok batu bara) yang kadang-kadang
diseratai bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam ajaran agama islam
tidak ada aturan tentang adanya ikijing atau cungkup. Adanya bangunan
tersebut merupakan ciri bangunan candi dalam ajaran hindu-budha, tida
berbeda dengan candi, makam islam berutama makam para raja, biasanya
dibuat dengan megah dan lengkap dengan keluarga dan para pengikutnya,.
“setiap keluarga dipisahkan oleh tembok dengan gapura ( pintu gerbang)
sebagai penguhung. Gapura itu berlanggan seni zaman pra-islam, misalnya
ada yang berbentuk kori agung (beratap atau berpintu) da nada yang
berbentuk candi” (Zulkipli, 2001 : 56).
Selain bangunan makam, terdapat tradisi pemakaman yang sebenaranya
bukan berasal dari ajaran islam seperi tradisi memasukkan jenazah dalam
peti merupakam unsur tradisi zaman purba (kebudayaan megalitikum yang
menganal kubur batu) yang hidup terus menerus samapai sekarang. “
demikian pula tradisi penaburaan bunga di makam dan upacara selamatan
tiga hari, tujuh harian, empat puluh hari, seratus harian, dan seribu harian
untuk memperingati orang yang telah meninggal merupakan unsur islam dan
juga unsur Aagama hindu-budha hingga saat ini tetap dilaksanakan oleh
sebagian masyarakat islam” (Yatim, 2000 : 35).
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedatangan orang-orang
arab di Palembang banyak membawa pengaruh dalam bentuk bangunan yang
terdapat di Palembang seperti adanya unsur kebudayaan hindu-budha yang
di padukan kan dalam bangunan masjid dan makan, sedangkan untuk
bangunan rumah orang arab mencampurkan kebudayaan masyarakat
Palembang dan orang-orang arab itu sendiri, yang membentuk rumah limas,
rumah panggung rumah tipe kembar darat.
Rumah kembar darat merupakan rumah yang berdiri atas dua buah rumah
yang sama tetapi tidak berhubungan secara langsung. Bentuk ruang terbagi

51
atas beberapa bagian dengan modul yang berbeda sehingga bentuk ruangnya
berbeda juga.
5. Dampak kedatangan orang arab dalam bidang ekonomi bagi
masyarakat

Wilayah kekuasaan kesultanan Palembang menyangkut sumatera selatan


berbatasan dengan jambi, Bengkulu dan lampung bahkan meliputi sebagaian
wilayah-wilayah tersebut termasuk Bangka Belitung. Pusat pemerintahan
kesultanan Palembang darusalam berada di kota p6alembang yang dikenal
dengan sebutan kota maritime. Kota Palembang merupakan Bandar yang sangat
strategis dan wilayahnya terletak di kedua tepi sungai musi. “sehingga
memungkinkan kapal-kapal besar dapat melintas di peraian. Palembang menjadi
tempat pelabuhan kapal-kapal dari arab, cina dan india” (Jumhari, 2010 : 4)

Sementara itu orang arab merupakan penjual kain linen terbesar di


Palembang orang arab juga ada yang mempunyai kapal-kapal dan perahu, serta
kebanyakaan orang arb mengurus barang-barag impor yang berasal dari luar
Palembang, bahkan hubungan baik yang terjalin antara para pedagang arab
bukan hanya pada masa kerajaaan sriwijaya saja tetapi sampai pada masa
pemerintahan kesultanan Palembang darusalam. “ hal ini terbukti dengan
banyaknya para pedagang dari arab yang memberikan pajak untuk kesultanan
Palembang Darussalam, bahkan orang arab juga meminjamkan modal bagi
masyarakat Palembang pada masa kesultanan Palembang” (Sevenhoven, 1971 :
47).

pada masa kesultanan Palembang masyarakat Palembang telah


menggunakan alat tukar resmi, yaitu uang logam (uang kepeng). Dengan uang
tersebut transaksi jual beli di kesulatanan Palembang semangkin bergairah
dalam dunia perdagangan yang sebelumnya masyarakat Palembang hanya
menggenal sistem barter. Penggunaan alat tukar resmi ini buktinya dengan di
temukannya tujuh uang logam oleh jamaludin saat menggali sumur di rumah
adiknya yang terletak di dekat makam tuan putri 3/4 ulu, hal ini dijelaskan oleh
Zulkipli (2001 : 54) dalm buku yang berjudul islam dalm sejarah dan bangsa
masyarakat sumatera selatan sebagai berikut :

52
1. Mata uang berbahan perunggu, berdiameter 1,9 cm. verso bertulisan huruf
arab al-sultan di Palembang 1252 h. rectotidak tertulis.
2. Mata uang logam dari bahan kuningan, diameter berukuran 2cm. uang ini
adalah uang masa kepresidenan Palembang di bawah colonial belanda
Palembang. verso terdapat tulisaan dengan aksara latin berbunyi nederl.
Indie 1928, recto terdapat lambing kerajaan belanda diapit angka 3/ 4 dan 5.
3. Mata uang logam dari bahan perunggu, ditengah terdapat lobang bulat,
diameter mata uang ini berukuran 1,9cm. verso terdapat tulisan dengan
huruf arab, akan tetapi tidak bisa di baca lagi karena aus, sedangkan rectonya
tidak terdapat tulisan apapun.
4. Mata uang logam dari bahan perunggu, berdiameter 2cm. pada versonya
terdapat tulisan berhuruf arab, berbunyi al-sultan Palembang 1 G0, recto
tidak terdapat tulisan.
5. Mata uang logam lian bahan perunggu, berdiameter 2 cm. pada versonya
terdapat tulisan huruf arab dan bahasa arab, namun tidak bisa di baca lagi.
6. Mata uang logam dari bahan perunggu, berdiameter 1,5 cm. verso terdapat
tulisan huruf arab, berbunyi al-sultan Palembang rubel 1293 h. recto tidak
ada tulisanya
7. Mata uang logam dari bahan perunggu, berdismeter 1,8cm. verso terdapat
tulisan arab, berbunyi al-sultan Palembang 1255 H.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedatangan orang-orang


arab di Palembang selain berpengaruh besar dalam pengajaran agama islam juga
membawa dampak yang sangat besar dalam bidang perekonomian bagi
masyarakat Palembang pada masa kesulatanan palemabang, hal ii di
buktikannya bahwa orang arab sangat berperan penting dalam dunia
perdagangan sebagai penjual kain linen terbesar, pada saat itu juga sudah alat
tukar resmi yaitu berupa uang logam sebagai alat tukar resmi yang di
pergunakan dalam sistem jual beli yan6g sebelumnya menggunakan sistem
barter anatara penjual dan pembeli.

53
i

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian mengenai peranan masyarakat arab di Palembang pada masa
colonial belanda di Palembang 1928-1942, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :

1. Latar belakang kedatangan masyarakat arab di palemban pada masa colonial


belanda di Palembang di mulai masa pemerintahan ali bin abi thalib, terjadinya
perpindahan atau hijriah besar-besaran ke berbagai penjuru dunia. Kedatangan
bangsa arab di nusantara di karenakan adanya perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya dalm bidang pelayaraan, selain itu juga kedatangan orang
arab di Palembang bertujuan untuk melakukan perdagangan sekaligus
menyebarakan agama islam.
2. Peranan masyarakat arab di Palembang meliputi beberapa aspek kehidupan
pertama peranan dalam bidang agama, orang masyarakat sangat berpengaruh
besar dalam proses pengislaman masyarakat palemang, keduan dalam bidang
pendidikan, para ulama arab berpengaruh besar dalam mengajarkan agama islam
kepada masyarakat Palembang, ketiga dalam bidang sosial budaya, meskipun telah
terjadinya percampuraan, tetapi masyarakat arab tidak meninggalkan buday
aslinya, keempat peranan dalalm bidang seni bangunan yaitu bentuk bangunan
rumah masyarakat arab di Palembang merupakan upaya adaptasi yang di lakukan
oleh orang arab dengan lingkungan, dan yang kelima peranan dalam bidang
ekonomi yaitu masyarakat arab sangat berpengaruh besar dalam dunia
perdagangan internasional karena orang arab berperan sebagai penjual kain linen
terbesar.
3. Reaksi masyarakat Palembang terhadap kedatangan orang-orang arab ke
Palembang disambut baik 6oleh masyarakat plembang, karena sikap sopan dan
ramah serta tidak adanya unsur paksaan yang di tunjukkan oleh para pedagang
arab kepada masyarakat Palembang dalam menyebarkan agama islam di
Palembang berlangsung dengan damai sehingga banyak masyarakat Palembang
yang memeluk agama islam.
4. Dampak kedatangan masyarakat arab di Palembang membawa pengaruh yang
cukup besar bagi kehidupan masyarakat Palembang, yaitu dalam bidang agama
banyak masyarakat Palembang memeluk agama islam, dalam bidang pendidikan,
setalah kedatangan orang-orang arab di Palembang banyak didirikan pesantren-
pesantren tempat berlangsungnya proses pengajaran agama islam, dalam bidang
sosial budaya yaitu sudah adanya percampuraan bahasa melayu dan bahasa arab,
dalan bidang seni bangunan yaitu kedatangan orang arab membawa pengaruh
yang beraneka ragam dalam bentik bangunan seperti bangunan rumah, bangunan
masjid dan bangunan makam dalam bidang ekonomi yaitu sejak kedatangan orang-
orang arab masyarakat Palembang sudah mulai mengenal mata uang resmi yaitu
uang kepeng sebagai alat transaksi dalam proses jual beli.

B. Saran
Sesuai dengan hasil penulisaan sebagaimana telah di uraikan di atas, penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat kampong arab, supaya tetap mempertahan kebudayaan yang ada
dalam masyarakat kampong arab itu sendiri
2. Bagi pemerintahan, agar lebih memperhatikan keberadaan masyarakat arab di
Palembang supaya kedudukannya serta nilai sejarah yang terkandung dalam
masyarakat arab tidak hilang.
3. Bagi lembaga muhammadiyah, agar lebih memperbanyak buku-buku atau sumber
yang bersangkutan dengan orang-orang arab agar lebih mudah untuk ditemukan,
sehigga dapat mengetahui sejarah orang-orang arab di Palembang.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodeogi penelitian sejarah. Jogyakarta : Ar-Ruz Media
graoup.
Ali,raden ahmad nur, ddk.TT pemungkiman al-munawar 13 ulu Palembang.

Allusi, adil muhyn din. 1992. Arab islam di Indonesia dan india. Jakarta : gema insani
press.

Amarbun. 1982. Kamus geografi. Jakarta : ghalia pustaka.

Arif, Muhammad. 2011. Pengantar kajian sejarah. Bandung : yrama widia.

Aryantini, kory 2010. Peranan habib abdurahman bin Muhammad al- munawar dalam
penyebaraan islam abad 19 dikampung arab al-munawar 13 ulu Palembang. skripsi,
Palembang : fakultas adab IAIN raden fatah.

Atar.1993. metode penelitian sejarah. Jakarta : logos

Badarrudin. 2008. Kota Palembang ; dari wabua sriwijaya menuju Palembang modern
Palembang : jogjakata : ombak

Bintaro. 1982. Metode analisis geografis. Jakarta : LPRES.

Daliman. 2012. Islaminasi dan perkembangan kerajaan-kerajaan di Indonesia.


Yogyakarta : penerbit ombak dua .

Darmadi. 2011. Metode kuanlitatip dan kuantitatif. Jakarta : trivika.

Daryanto. 1997. Kamus bahasa Indonesia lengkap. Surabaya : Apollo.

Departemen pendidikan dam kebudayaan. 1992. Kamus besar bahasa Indonesia edisi
pertama. Jakarta : balai pustaka.

Dinas pariwisata propinsi daerah tingkat I sumatera selatan, 2010. Indonesia lintas
sejaarah budaya sumatera selatan.

Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Palembang. 2010. Sejarah kota Palembang.

Gadjahnata, sri,ddk 198G. masuknya dan berkembangnyya islam di sumatera selatan.


Jakarta : UI press

Gootschalk, Louis 198G. penjajahan notosusanto. Mengerti sejarah. Jakarta :


unniversitas Indonesia.

Hailisah. 2009.”peranan orang arab dalam mengembangkan agama islam di kota


Palembang”.skripsi. Palembang : unniversitas PGRI

Hamid, abd rahman,2011. Pengantur ilmu sejarah. Yogjakarta : ombak.

Hanafiah, ali 2009. Mengenal tinggalan benda cagar budaya di Palembang. Palembang :
CV. Limas jaya.

Harita,netta desi.2007. pola pemungkiman komunitas arab di Palembang. Skripsi


Palembang ; fakultas adab IAIN raden fatah.
Hasymy a. 19G7. Sejarah sumatera selatan pemikiraan dan peranannya dalam
lintasaan sejarah Palembang : unniveritas sriwijaya.

Hussaian, 1985. Beberapa aspek perkembangan islam du sumatera selatan. Jakarta UI


press.

Ibnu, suhadi. 2003. Dasar-dasar metodelogi penelitian. Malang : unniversitas negeri


malang

Ismail.2014. madrasah dan pengelolahan sosial politik di kepresidenan Palembang


1925-1942. Jogjakarta : IDEA press

Iskandar, Muhammad. 199. Sumatera selatan dalam panca, parwa sejarah. Indonesia.
Palembang : departemen pendidikan dan kebudayaan.

Jumhari. 2010 sejrah sosial orang melayu keturunan arab dan cina di Palembang.
padang sumatera barat : BPSNT padang press

Kartodirjo, sartono. 1993. Pendekataan ilmu sosial dalam metodelogi sejarah Jakarta :
granmedia pustaka utama.

Koentja6rabingrat. 1997. Metode-metode penelitian masayarakat. Jakarta : granmedia


Lombok. 19G9. Kota Palembang. Palembang : jajasan dana basis Palembang

Notosusanto, dan marwati djoned, poesponegoro.2009 sejarah nasional indonesaia


jilid III, Jakarta : balai pustaka

Novita, aryandini. 200G. pemukiman kelompok etnis arab. Palembang : balai pustaka
arkiologi.

Anda mungkin juga menyukai