Bab
6
I. Kompetensi Inti
2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingintahu, percaya diri,
dan motivasi internal, toleransi, pola hidup sehat, ramah lingkungan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penomena dan kejadian yang tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Aspek Kognitif
Memahami pengetahuan tentang keterampilan dasar olahraga beladiri.
C. Aspek Psikomotor
Mempraktikkan keterampilan dasar olahraga beladiri dengan kontrol yang baik.
III. Indikator
A. Aspek Kognitif
1. Menjelaskan cara melakukan sikap dalam pencak silat (sikap berdiri, sikap jongkok, sikap
duduk, sikap berbaring, sikap pasang, dan sikap khusus) dengan benar.
2. Menjelaskan cara melakukan pola langkah dalam pencak silat (pola langkah lurus, zig-zag,
ladam, segitiga, segiempat, dan huruf S) dengan benar.
3. Menjelaskan cara melakukan teknik gerakan pukulan (tangan dari depan dan tangan dari
bawah) dengan benar.
4. Menjelaskan cara melakukan teknik gerakan tendangan (depan, samping, dan membusur)
dengan benar.
5. Menjelaskan cara melakukan teknik gerakan tangkisan (satu lengan, siku, dua lengan, dan
kaki) dengan benar.
6. Menjelaskan cara melakukan teknik gerakan elakan (bawah, atas, samping, dan belakang)
dengan benar.
B. Aspek Psikomotor
1. Mempraktikkan sikap dalam pencak silat (sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap
berbaring, sikap pasang, dan sikap khusus) dengan koordinasi yang baik.
2. Mempraktikkan pola langkah dalam pencak silat (pola langkah lurus, zig-zag, ladam,
segitiga, segiempat, dan huruf S) dengan koordinasi yang baik.
3. Mempraktikkan teknik gerakan pukulan (tangan dari depan dan tangan dari bawah) dengan
koordinasi yang baik.
4. Mempraktikkan teknik gerakan tendangan (depan, samping, dan membusur) dengan
koordinasi yang baik.
5. Mempraktikkan teknik gerakan tangkisan (satu lengan, siku, dua lengan, dan kaki) dengan
koordinasi yang baik.
6. Mempraktikkan teknik gerakan elakan (bawah, atas, samping, dan belakang) dengan
koordinasi yang baik.
7. Melakukan melakukan pertandingan pencak silat dengan menggunakan peraturan
dimodifikasi dengan menunjukkan perilaku sportifitas, kerjasama, bertanggungjawab,
menghargai perbedaan, disiplin, dan toleransi selama melakukan pertandingan dengan
koordinasi yang baik.
C. Aspek Afektif
Menunjukkan perilaku sportifitas, kerjasama, bertanggungjawab, menghargai perbedaan, disiplin,
dan toleransi selama berlomba.
A. Pencak Silat
1. Pengertian dan Asal-Usul Pencak Silat
Pencak silat merupakan salah satu jenis beladiri yang terdapat di Indonesia. Olahraga beladiri
pencak silat adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Karena pencak silat lahir dari kebudayaan
bangsa Indonesia, maka perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera dan bakat masyarakat yang
ada didaerahnya masing-masing. Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam juga dapat
mempengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri, misalnya keadaan tempat, iklim, keadaan sosial
dan lain sebagainya.
Pencak silat adalah suatu cara beladiri yang menggunakan akal sepenuhnya. Akal yang dimiliki
manusia lebih sempurna bila dibandingkan dengan mahluk-mahluk yang lainnya. Oleh karena itu, tidak
mustahil jika manusia dapat menguasai segala macam ilmu di dunia ini.
Di Indonesia istilah pencak silat baru mulai digunakan setelah berdirinya top organisasi pencak
silat (IPSI). Sebelumnya di daerah Sumatera lebih dikenal dengan istilah Silat, sedangkan di tanah Jawa
kebanyakan dikenal dengan istilah Pencak Silat.
Pada periode kepemimpinan Eddie M. Nalapraya, Indonesia sebagai pendiri memiliki hasrat
untuk mengembangkan pencak silat ke mancanegara dengan mengambil prakarsa pembentukan dan
pendirian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT) pada tanggal 11 Maret 1980 bersama
Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Keempat negara tersebut akhirnya dinyatakan sebagai
negara-negara pendiri Internasional pencal silat tersebut.
Upaya pengembangan pencak silat yang dipelopori oleh Indonesia dan anggota PERSILAT
lainnya sampai saat ini berhasil menambah anggota PERSILAT. Penambahan anggota ini memberikan
dampak pada usaha IPSI dan anggota PERSILAT lainnya untuk memasukkan pencak silat ke multi event
di tingkat Asia, yaitu Asian Games, dengan membentuk organisasi Pencak Silat Asia Pasific pada bulan
Oktober 1999.
Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia ayau
disingkat IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro,
yang saat itu menjabat sebagai ketua Pusat Kebudayaan.
a. Arah
Arah adalah sasaran dalam melakukan gerakan,
baik pada waktu melakukan pembelaan maupun
serangan. Arah dikenal dengan delapan penjuru
mata angin. Langkah dilakukan pada arah tertentu
sesuai dengan keperluannya.
b. Langkah
Langkah adalah perubahan injakan kaki dari suatu tempat ke tempat lainnya. Langkah dapat
dilakukan lurus, silang/serong. Cara melakukannya bisa dengan cara diangkat, geseran, ingutan,
lompatan dan loncatan.
a. Elakan
Elakan dilakukan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan. Arah elakan
dilakukan sesuai dengan arah delapan penjuru mata angin. Elakan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Elak hadap yaitu mengelak dengan memindahkan kaki belakang sehingga badan menghadap
lawan.
2) Elak samping, yaitu mengelak dengan cara memindahkan kaki ke samping dan posisi badan
dimiringkan.
3) Elak angkat kaki, yaitu dilakukan dengan mengangkat salah satu kaki kiri dari sasaran
penyerangan.
4) Elak kaki silang, yaitu dilakukan dengan menyilangkan kaki ke samping atau serong.
b. Tangkisan
Tangkisan merupakan cara pembelaan dengan mengadakan kontak langsung dengan lawan.
Hal ini dapat dilakukan dengan satu tangan atau lengan, dua lengan, siku dan kaki.
b. Serangan dengan siku dapat dilakukan dari depan, atas, bawah, samping, serong dan belakang.
c. Tendangan dapat dilakukan dengan punggung kaki, telapak kaki, ujung kaki dan tumit.
3) Latihan mengunci lawan dengan menahan serangan siku lawan pada waktu berputar
dan menyikut
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
(1) Siswa A melancarkan pukulan dengan tangan kanan lurus ke arah siswa B. Siswa B menangkis
dari luar tangan.
(2) Siswa A menyikut ke belakang dengan siku tangan kiri. Siswa B menangkis dan menangkap siku
tersebut.
(3) Siswa A melanjutkan usaha pembelaan dengan memutarkan siku lawan seklaigus menguncinya.
Gambar 6.18 Latihan menjatuhkan lawan dengan mengambil kaki bagian luar
Gambar 6.19 Latihan menjatuhkan lawan dengan mengambil kaki bagian dalam
b. Penilaian Psikomotor
1) Petunjuk Penilaian
Penilaian aspek psikomotor diberikan dalam dua bentuk, yaitu penilaian terhadap kesempurnaan/
keterampilan sikap/cara melakukan suatu gerakan (penilaian proses) dan penilaian produk dari
gerakan tersebut (diambil kecepatan waktu melakukan gerakan).
Lakukan teknik gerakan pencak silat (pukulan, tendangan, tangkisan dan elakan), unsur-unsur
yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan gerakan (penilaian proses).
Penilaian Keterampilan Gerak
Penilaian Proses
Penilaian Produk
Gerakan Sikap akhir Skor Akhir Keterangan
Sikap pasang (Tes gerakan pencak
pelaksanaan melakukan gerakan
(Skor 3) silat)
(Skor 4) (Skor 3)
2. Rekapitulasi Penilaian