Anda di halaman 1dari 47

MODUL ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS UTS

Di susun oleh:

1. Anggun Harnila (2010204038)


2. Budi Maulana Al Ghiffary (2010204015)
3. Dino Pranata (2010204046)
4. Doni Pasrianto (2010204004)
5. Fazira Syarlia Putri (2110204046)
6. Lara Flora Novesta (2010204006)
7. Yolli Novita Safitri (2010204034)

Dosen pembimbing:
Dewi Juita,M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


MODUL PERTEMUAN PERTAMA

Tujuan Perkuliahan

 Mampu menguraikan, konsep dasar Administrasi Pendidikan


 Mampu Menyusun konsep dasar Administrasi Pendidikan
A. KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Definisi administrasi dan administrasi pendidikan

Administrasi berasal dari Bahasa inggris Administrasion yang artinya


pemberian bantuan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan. Hakikat dari
administrasi itu sendiri adalah usaha untuk menolong, usaha membantu, usaha
memimpin/mengarahkan semua kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah di
tetapkan.

Dalam arti sempit administrasi adalah tata usaha yang kerjaannya yaitu
menerima surat, menyimpan, mempublikasikannya, mencatatnya pada buku, serta
segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kertas, telepon, dan tamu.
Administrasi dalam arti luas adalah bentuk penerapan, manajemen atau
administrasi dalam mengelola, mengatur, dan mengalokasikan sumber daya yang
terdapat dalam dunia Pendidikan.

Administrasi Pendidikan yaitu keseluruhan proses kerja sama yang


memanfaatkan semua anggota dan materil yang tersedia di satuan Pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Depdiknas RI Administrasi pendidikan adalah suatu keseluruhan


proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pembiyaan, dan
pelaporan, dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personal, material,
dan spiritual demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Administrasi yaitu pengelolaan keuangan, dan penataan sumber daya.


Satuan pendidikan yaitu penyelenggaraan sekolah.
2. Kedudukan admininstrasi
dalam kehidupan manusia serba kebutuahan, kebutuhaan untuk tempat
tinggal, makan, pakaian dan lain-lain yang biasa dikenal dengan istilah
kebutuhan- kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. untuk dapat memenuhi
kebutuhan ini apa itu kebutuhan primer atau kebutuhan sekunder .
orang harus mengusahakan dengan perbuatan-perbuatan yang nyata
berusaha seorang diri maupuna secara bekerja sama dengan perbuatan yang nyata
akan dengan perbuatan nyata maka kebutuhan itu menjelma menjadi
tujuan.didalam memenuji kebutuhannya dalam banyak hal orang harus bekerja
sama atau dengan kata lain orang harus melaksanakan suatu proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya.
proses penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada
masyarakat modern yang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan
yang ingin dan hendak dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi
yanag harus diaarahkannya oleh karena itu makin penting pulaa kedudukana
administrasi sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.
kedudukan administrasi penting dalam suatu negara yaang telah maju
apalagi bagi negara yang sedang berkembang. yang mana administrasi akan
memberi sumbangan pengalaman dibidang apapun telah mengajarka kepada
negara-negera itu bahwa masalah kemajuan negara bukanlah dititik beratkan
hanya pada modal yang cukup sumber-sumber alam dan kekayaan bumi yaang
berlimpah-limpaah tenaga kerja manusia yang belebih-lebihan tetapi sangat
dibutuhkan peranan/kedudukan adminstrasi.
administrasi merupakan modal yang berharga sekali bagi negara-negara
tersebut untuk melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan apalagi asas utama
administrasi adalah daya guna kerja berarti bahwa manusia ingin mencapai suatu
hasil secara maksimum atau terbaik dengan menyelenggarakan sesuatu keja atau
usaha secara minimum atau teringan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukaan sebelumnya.
disamping administrasi penting bagi suatu negara maka admnistrasi jugaa
penting bagi badan-badan atau organisasi perusahaaan dan perindustrian juga bagi
lembaga-lembaga seperti lembaga peradilan lembaga permasyarakatan bahkan
pembrontak dan orang matipun membutuhkan admnistrasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dimana ada terdapat kegiatan dari orang-orang yang bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan bersama maka disana terdapat administrasi.

3. Administrasi pendidikan, administrasi sekolah, dan supervisi pendidikan


Istilah lain yang sering dikaitkan dengan administrasi pendidikan adalah
administrasi sekolah. Administrasi sekolah didefinisikan sebagai seni dan ilmu
pengintegrasian secara kreatif ide-ide, material, dan orang dalam satu kesatuan
organik atau unit yang bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dari batasan di atas nampak pada hakekatnya administrasi sekolah sama
dengan administrasi pendidikan sebab mencakup maksud dan isi yang sama.
Namun dalam prkateknya, khususnya di Indonesia, istilah administrasi pendidikan
lebih populer dan lebih sering dipakai, sebab ada tendensi untuk mengartikan
administrasi sekolah dalam artian yang sempit yakni disamakan dengan ke tata
usahaan sekolah.
Setelah istilah di atas masih kita dapati lagi istilah supervisi pendidikan.
Super artinya lebih atau atas, sedang vision berarti melihat atau meninjau. Secara
etimologis supervisi berarti melihat (meninjau) dari atas terhadap pelaksanaan dari
hasil kegiatan bawahan.
Pengertian ini membawa implikasi seolah-olah supervisi disamakan
dengan pengawasan atau inspeksi yang umum berlaku dalam dunia pendidikan
adalah kegiatan mendeteksi keslahan bawahan dalam melaksanaan perintah serta
peraturan-peraturan dari atasan.
Kesalahan dalam melaksanakannya dipandang sebagai hal yang harus
mendapat hukuman atau ganjaran, yang dikenal dengan nama hukuman
administratif. Dalam realisasinya, kegiatan supervise pendidikan dilakukan oleh
orang tetentu khusus yang menjalankan tugas itu, yang disebut supervisor.
Pada dasarnya supervisor adalah pemimpin pendidikan juga, sedang
supervise pendidikan adalah kegiatan administrasi pendidikan dari pemimpin
salah satu komponen pendidikan. Adapun tujuan supervise pendidikan adalah
meniali kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-
masing guna membantu mereke melakukan perbaikan-perbaikan bilamana
diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar mereka
berusaha mengatasinya dengan menunjukkan usaha sendiri. Kegiatan yang dapat
dilakukan dalam supervisi pendidikan adalah:

 Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai sekolah


lainnya untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
 Berusaha mengadakan dan melengkapi perlengkapan, termasuk
bermacam-macam media instruksional yang diperlukan bagi
kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik.
 Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan
metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang baik.
 Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice,
training atau upgrading. Walaupun demikian untuk membedakan
antara administrasi dan supervisi pendidikan ditinjau dari tiga sudut,
yakni:
 Menata lawan melakukan. Menurut pandangan ini administrasi
merupakan tindakan menjalankan semua kewajiban yang
menyebabkan adanya pelaksanaan program pendidikan, sedangkan
supervisi ialah semua tindakan yang menyebabkan pelaksanaan
program pendidikan dapat berjalan dengan baik.
 Kekuasaan lawan pelayanan. Administrasi menekankan kekuasaan,
sedangkan supervisi menekankan pelayanan.
 Keseluruhan lawan bagian. Administrasi merupakan keseluruhan
usaha mmengatur dan mengurus sekolah, sedangkan supervisi adalah
sebagian dari administrasi yang disarankan kepada orang lain.
4. Administrasi dan manajemen pendidikan
Ada beberapa istilah yang sering disamakan dengan istilah administrasi
pendidikan, misalnya manajemen pendidikan. Dalam penggunaannya secara
umum, administrasi sering diartikan sama dengan manajemen, administrator
dengan manajer. Namun, akhir-akhir ini ada beberapa penulis yang mencoba
membedakannya, walaupun kadang-kadang pembedaaan itu tidak konsisten.
Kalaupun ada nampaknya perbedaan itu tidak fundamental.
Ketidaksamaan pendapat yang ada dapat dipahami, sebab dalam beberapa
prakteknya ada tiga pendapat tentang hubungan antara administrasi dengan
manajemen, yakni:
 Administrasi lebih luas dari manajemen atau administrasi mencakup
manajemen, pendapat ini sesuai dengan pendapat D. Waldo dalam
bukunya Public Administration yang mengatakan: “Public
administration is organization of man and materials to achieve the
purposes of goverment” (Administrasi negara adalah pengorganisasian
dan manajemen manusia dan materi untuk mencapai tujuan
pemerintah).
 Administrasi identik dengan manajemen, dengan alasan:
 Dilihat dari pengertiannya, baik administrasi maupun manajemen
merupakan proses, kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Dalam istilah sehari-hari, terutama dalam arti kelembagaan keduanya
sering dipakai menunjuk isi yang seperti Akademi Administrasi,
Aakademi Manajemen.
 Administrasi lebih sempit daripada manajemen, dalam arti administrasi
tercakup dalam manajemen, secara spesifik administrasi merupakan
satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri atas enam bidang
yakni production, marketing, financial, personal, human relation, dan
administrative management. Dalam paham ini, administrasi disamakan
dengan office management, yakni sebagai kegiatan ketatausahaan atau
sama dengan arti adminsitrative yang berasal dari bahasa Belanda.
Polemik tentang kaitan administrasi dan manajemen masih berlangsung
sampai saat ini. Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan tertentu untuk
membedakan penggunaannya. Untuk bidang pendidikan, pemerintahan, rumah
sakit, dan kemiliteran dipakai istilah administrasi, sedangkan untuk bidang
industri dan perusahaan dipakai istilah manejemen.
5. Sumber daya
 Pendidik, dan tenaga kependidikan serta peserta didik
 Kurikulum dan metode
 Bahan-bahan sarana dan prasarana
 Uang atau dana
 Mesin atau teknologi
 Pemasaran

Referensi

Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.


Gunawan, Ari H. 2011. Administrasi Sekolah
Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: Rineka Cipta.
Henryanto E. dan Marbun, BN. (1987). Pengendalian Mutu Terpadu. Jakarta:
Pustaka Binaman Pressindo.
Herabudin. 2009. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Pustaka
Setia.
Purwanto, Ngalim. 1974. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Nasco.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan).
Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.
Pertanyaan Evaluasi Modul Pertemuan ke 1
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
Jawaban: Administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama yang
memanfaatkan semua anggota dan materil yang tersedia di pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
2. Apa hakikat administrasi pendidikan?
Jawaban: Hakikat administrasi pendidikan adalah usaha untuk menolong, usaha
untuk membantu, usaha untuk memimpin atau mengarahkan semua kegiatan
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
3. Jelaskan pengertian supervise pendidikan?
Jawaban: Supervise pendidikan adalah serangkaian kegiatan membantu guru
untuk mengembangkan kemampuannnya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Bagaimana pelaksanaan supervise dalam pendidikan?
Jawaban: Pelaksanaan supervise pendidikan perlu dilakukan secara sistematis
oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan pencerahan,
pembinaan, pemberdayaan, inovasi kepada guru-guru agar dapat melaksanakan
tugasnya secara efektif dan efisien.
MODUL PERTEMUAN KEDUA

Tujuan Perkuliahan

 Mampu memahami dan menguraikan tujuan, prinsip, dan fungsi penting


administrasi pendidikan

B. TUJUAN, PRINSIP, DAN FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Prinsip Administrasi Pendidikan

 Fleksibelitas, mempunyai makna kemampuan untuk menyediakan fasilitas


yang mendukung kelancaran proses pendidikan
 Efisien dan Efektif, efesien adalah penggunaan waktu secara cepat, serta
pendayagunaan sumber daya secara maksimal sedangkan efektivitas
adalah bagaimana kegiatan administrasi tersebut dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
 Harus berorientasi pada tujuan
 Prinsip kontiniutas adalah kegiatan administrasi harus secara
berkelanjutan, jika ada kekurangan dalam proses pelaksanaannya , maka
akan selalu diberikan perbaikan
 Pendidikan seumur hidup

Prinsip Lain Administrasi Pendidikan :

 Adanya SDM
 Adanya fungsi yang dilaksanakan SDM tersebut
 Adanya kerja sama
 Adanya perlengkapan dan peralatan
 Adanya tujuan

2. Tujuan Administrasi Pendidikan


 Efektivitas produksi
 Efektivitas efisiensi
 Kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi)
 Kepuasan kerja.

pendapat lain menyatakan bahwa administrasi pendidikan bertujuan agar:

 Tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi pendidikan.


 Terwujudnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan administrasi
pendidikan.
 Terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan.
 Terlaksananya pendidikan seuur hidup yang displiner dan berpedoman
pada linieritas keilmuan.
3. Fungsi Administrasi
 Perencanaan (Planning).
 Pengorganisasian (Organizing).
 Komunikasi (Comunicating).
 Pengawasan (Supervision).
 Kepegawaian (Staffing). 
 Penganggaran (Budgeting).
 Penilaian (Evaluating). 
 Sebagai alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumber daya demi
tercapainya tujuan pendidikan sesuai bidang yang dikelola
4. Tugas Administrasi Pendidikan
 Berusaha agar pendidikan tampil secara formal dengan jalan merumuskan,
menyelesaikan, menjabarkan dan menetapkan tujuan pendidikan yang
akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang
bersangkutan secara formal.
 Menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan kepada
anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan
dan pendorong kerja para anggota lembaga.
 Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa
tindakan, kegiatan, dan pola kerja yang diperhitungkan dan memberikan
hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
 Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau
memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap
proses sistem. Upaya ini sering dikaitkan dengan pengawasan melekat
ataupun pengendalian mutu dalam pendidikan.
 Menilai hasil yang sudah dicapai dan proses yang sedang atau sudah
berlaku, mengupayakan agar informasi mengenai hasil dan proses itu
menjadi umpan balik yang bisa memperbaiki proses dan hasil selanjutnya.

 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Bidang Tata Usaha Sekolah

 Organisasi dan struktur pegawai tata usaha


 Anggaran belanja keuangan sekolah
 Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
 Keuangan dan pembukuan
 Korespondensi/ surat menyurat
 Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku
induk, raport, dan sebagainya

Bidang Personalia Murid

 Organisasi murid
 Masalah kesehatan murid
 Evaluasi kemajuan murid
 Masalah kesejahteraan murid
 Bimbingan dan konseling untuk murid
Bidang Personalia Guru

 Pengangkatan dan penempatan guru


 Organisasi person guru
 Masalah kepegawaian
 Masalah kondisi dan evaluasi kemajuan guru
 Refreshing dan upgrading guru

Bidang Pengawasan (Supervisi)

 Upaya meningkatkan semangat guru dan pegawai tata usaha.


 Mengupayakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru,
murid, dan pegawai tata usaha sekolah.
 Mengupayakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil
pendidikan dan pengajaran.
 Upaya untuk meningkatkan mutu dan pengalaman guru.

Bidang Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum

 Berpedoman dan menerapkan kurikulum sekolah, dalam upaya mencapai


dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
 Melaksanakan organisasi kurikulum dan metode-metodenya, sesuai
dengan pembaharuan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

Referensi
Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Nurhadi. 1983. Administrasi Pendidikan di sekolah. Yogyakarta: Andi offset.
Sabri, Ahmad. 2000. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.
Sudjana. 2004. Managemen Program Pendidikan. Bandung: Falah production.
Pertanyaan Evaluasi Modul Pertemuan ke 2

1. Jelaskan prinsip dari administrasi pendidikan?


Jawaban:
a) Fleksibelitas => kemampuan untuk menyediakan fasilitas yang
mendukung kelancaran proses-proses pendidikan.
b) Efisien dan efektif => efisien adalah penggunaan waktu secara tepat dan
pendayagunaan sumber daya secara maksimal, sedangkan efektifitas
adalah bagaimana kegiatan administrasi dapat mencapai tujuan.
c) Harus berorientasi pada tujuan.
d) Prinsip kontinuitas => kegiatan administasi harus dilaksanakan
berkelanjutan jika ada kekurangan dalam pelaksanaannya maka selalu
diberi perbaikan.
e) Pendidikan seumur hidup.

2. Apa fungsi dari administrasi pendidikan?


Jawaban: Fungsi dari administras pendidikan adalah alat untuk mengintegrasikan
peranan seluruh sumberdaya demi tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan
bidang yang dikelola.
3. Sebutkan 4 tujuan dari administrasi pendidikan?
Jawaban:
a) Efektifitas produksi (menghasilkan).
b) Efisiensi.
c) Kemampuan untuk menyesuaikan diri.
d) Kepuasan kerja.

4. Apa prinsip lain dalam administrasi pendidikan?


Jawaban:
a) Adanya sumberdaya manusia.
b) Adanya fungsi yang harus dilaksanakan sumberdaya manusia.
c) Adanya kerjasama.
d) Adanya perlengkapan atau peralatan.
e) Adanya tujuan.
MODUL PERTEMUAN KE TIGA

Tujuan Perkuliahan

 Mampu menguraikan konsep dan nilai-nilai kepemimpinan pendidikan


dan peranan kepala sekolah dalam dunia pendidikan

C. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN PERANAN KEPALA


SEKOLAH DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan untuk mempengaruhi,


menggerakkan, dan mengkoordinasikan individu atau suatu kelompok hingga
tewujudnya hubungan kerjasama dalam upaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Pemimpin adalah seseorang yang memiliki tugas memimpin sedangkan


kepemimpinan merupakan bakat ataupun sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin.

Dimensi-dimensi kepemimpinan;

 Tujuan kepemimpinan
 Individu yang mempengaruhi kelompok atau organisasi atau lembaga yang
dikenal dengan pemimpinan
 Individu-individu yang dipengaruhi dikoordinasikan, serta digerakkan atau
orang yang dipimpin atau bawahan
 Proses interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin dalam rangka
mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan
 Situasi berlangsungnya kepemimpinan
Keefektifan ataupun keberhasilan kepemimpinan tidak hanya bergantung
kepada kemampuan pemimpinnya, akan tetapi juga dipengaruhi oleh partisipasi
dan komitmen dan bawahan, serta dukungan iklim organisasi yang kondusif.

Kepemimpinan kependidikan adalah suatu proses mempengaruhi,


mengkoordinasikan, dan menggerakkan individu-individu dalam suatu lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Nila-nilai atau kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin pendidikan

 Kemampuan mengorganisir dan membantu stafnya dalam merumuskan


perbaikan program pembelajaran
 Kemampuan memupuk rasa percaya diri guru-gurunya serta anggota staf
sekolah
 Kemampuan dalam membangun kerjasama terhadap pengembangan
program supervisi atau penyelidikan
 Kemampuan mendorong seluruh anggota atau warga sekolah untuk ikut
berpartisipasi dalam usaha-usaha pencapaian tujuan sekolah

Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan mempunyai peranan


yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas lembaga pendidikan dan mutunya. Seorang
kepala sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi sebagai mana yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar kompetensi kepala sekolah/madrasah. Permen ini telah menjadi landasan
dalam pengembangan kompetensi kepala sekolah yang terbagi dalam lima
dimensi antara lain: kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi,
kewirausahaan, dan sosial. Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah sehingga iapun harus memiliki
kompetensi yang disyaratkan memiliki kompetensi guru, yaitu: kompetensi
paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Berdasarkan kenyataan tersebut,
maka menjadi sangat penting bagi kepala sekolah menguasai kompetensi kepala
sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan.
Kompetensi Kepala Sekolah Dalam UU Republik Indonesia No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen (2006:3) dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesional.
Sedangkan Charles yang dikutip Mulyasa mengemukakan bahwa “ competensi as
retional perfomance which satisfactorily meets the objective for a desired
condilion” (kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).

Diisyaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah


satu administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan
pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan
makro pendidikan. Wujud perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat
ini adalah makin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan
gencarnya tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek
pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi.

Pada bagian lain, Dirawat mengemukakan tentang pemikiran Bogdan bahwa


dalam perspektif peningkatan mutu pendidikan terdapat empat kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, yaitu :

1) kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan


berbagai perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap,

2) kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri


sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya,

3) kemampuan untuk membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan
melaksanakan program-program supervise, dan

4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf


sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab
berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-
tujuan sekolah itu sebaik-baiknya (dalam Idochi dan Hidayat Amir, 2002).
    Dalam keseluruhan mekanisme kerja manajemen sekolah sebagai proses sosial
mengemukan tiga jenis keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala
sekolah, yaitu :

(1) keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan


pengetahuan, metode, dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas
tertentu;

(2) keterampilan manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan


seorang manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien;

(3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara


kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di
atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah
secara keseluruhan (dalam Danim, 1995).

Dalam keseluruhan mekanisme kerja manajemen sekolah sebagai proses


sosial, mengemukan tiga jenis keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala
sekolah, yaitu :

(1) keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan


pengetahuan, metode, dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas
tertentu;

(2) keterampilan manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan


seorang manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien;

(3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara


kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di
atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah
secara keseluruhan (dalam Danim, 1995). Di lain pihak, Fred Luthans (1995)
mengemukakan lima jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang manajer,
yang mencakup :

a. Cultural flexibility merupakan keterampilan yang merujuk kepada kesadaran


dan kepekaan budaya, di mana seorang manajer dituntut untuk dapat menghargai
nilai keberagaman kultur yang ada di dalam organisasinya. Kepala sekolah selaku
manajer di sekolah sangat mungkin akan dihadapkan dengan warga sekolah,
dengan latar kultur yang beragam, baik guru, tenaga administrasi maupun siswa.
Oleh karenanya, kepala sekolah diuntut untuk dapat menghargai keberagaman
kultur ini.

b. Communication skill merupakan keterampilan manajerial yang berkenaan


dengan kemampuan untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan
maupun non verbal. Keterampilan komunikasi amat penting bagi seorang kepala
sekolah, karena hampir sebagian besar tugas dan pekerjaan kepala sekolah
senantiasa melibatkan dan berhubungan orang lain. Komunikasi yang efektif akan
sangat membantu terhadap keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

c. Human Resources Development skills merupakan keterampilan manajer yang


berkenaan dengan pengembangan iklim pembelajaran (learning climate),
mendesain program pelatihan, pengembangan informasi dan pengalaman kerja,
penilaian kinerja, penyediaan konseling karier, menciptakan perubahan organisasi,
dan penyesuaian bahan-bahan pembelajaran. Dalam perspektif persekolahan,
kepala sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengembangkan
sumber daya manusia yang tersedia di sekolahnya, sehingga mereka benar-benar
dapat diberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah.

d. Creativity merupakan keterampilan manajer yang tidak hanya berkenaan


dengan pengembangan kreativitas dirinya sendiri, akan tetapi juga keterampilan
untuk menyediakan iklim yang mendorong semua orang untuk menjadi kreatif.
Sehubungan dengan hal ini, seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki
keterampilan dalam menciptakan iklim kreativitas di lingkungan sekolah yang
mendorong seluruh warga sekolah untuk mengembangkan berbagai kreativitas
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
e. Self management of learning merupakan keterampilan manajer yang merujuk
pada kebutuhan akan belajar yang berkesinambungan untuk mendapatkan
berbagai pengetahuan dan keterampilan baru.

Referensi

Cepi Triatna, 2015. Pengembangan Manajemen Sekolah. Bandung: Remaja


Depdiknas, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahIndrafachrudi,
2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar

KepalaSekolah/Madrasah.
Darma, A. 2007. Manajemen Sekolah. Depdiknas: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Informasi Kebijakan Direktorat
Pendidikan
Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Pertanyaan Evaluasi Modul Pertemuan ke 3
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
Jawaban: Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk
mempengaruhi, menggerakkan, dan mengkoordinasikan individu atau suatu
kelompok hingga terwujud.
2. Menurut saudara bagaimanakah peran seorang pemimpin dalam sekolah
efektif?
Jawaban: Dalam organisasi sekolah yang efektif, peran pemimpin adalah
menentukan arah organisasi, memberdayakan bawahan, serta mendesain
organisasi. pemimpin yang efektif mampu menentukan apa yang akan dicapai
oleh organisasi sekolah sehingga program-program kegiatan di sekolah diarahkan
untuk mencapai tujuan tersebut
3. Bagaimana sikap seorang pemimpin yang baik?
Jawaban: Bersikap adil, tidak membeda-bedakan karyawan satu dan yang
lainnya. Pemimpin yang adil akan lebih tahu pekerjaan apa yang pantas diberikan
kepada karyawannya dan berapa gaji yang pantas diberikan kepada karyawan
tersebut atas kerja kerasnya. Seorang pemimpin yang baik juga harus memiliki
tanggung jawab
4. Mengapa kepala sekolah perlu memiliki ilmu kepemimpinan?
Jawaban: Sebagai pemimpin kepala sekolah harus memahami kepemimpinan dan
manajemen. Karena dua prinsip ini adalah penentu keberhasilan dalam
melaksanakan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sekaligus membawa
organisasi dan bawahannya berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan sehingga
akan mencapai keberhasilan
MODUL PERTEMUAN KE EMPAT

Tujuan perkuliahan

 Mampu menguraikan konsep kepala sekolah sebagai administrator


Pendidikan

D. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR PENDIDIKAN

Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai


insan yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar
segala sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh
kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia,
sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan
sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keadaan lingkungan sekolahnya.
Kepala sekolah merupakan jabatan pemimpin yang diisi berdasarkan
pentimbangan ataupun persyaratan tertentu seperti

 Latar belakang
 Pendidikan
 Pengalaman
 Kepangkatan

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang erat


dengan aktifitas pengelolaan berupa pencatatan, penyusunan, serta
pendokumentasian seluruh program sekolah. Kepala sekolah sebagai
administrasi Pendidikan adalah seseorang yang memiliki fungsional nya
sebagai guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, dimana
sekolah tersebut terselenggara proses belajar mengajar serta terjadi interaksi
antara guru yang memberikan pelajaran dengan siswa yang menerima
pelajaran .

Persyaratan minimal yang harus dimiliki untuk menjadi kepala sekolah:

1. Memiliki ijazah yang sesuai dengan aturan pemerintah


2. Mempunyai keahlian dan pengetahuan luas terutama mengenai bidang
pengetahuan dan perkerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang
dipimpinnya.
3. Memiliki pengalaman kerja yang cukup terutama disekolah yang sejenis
yang akan mereka pimpin
4. Kreatif dalam memberikan ide bagi perkembangan sekolah
5. Memiliki watak dan kepribadian yang baik terutama sikap dan sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan Pendidikan.

Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap


kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena
itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya
memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan (Ngalim Purwanto,
1987; 106).

Telah diketahui sebelumnya bahwa dalam setiap kegiatan administrasi


mengandung di dalamnya fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengordinasian, pengawasan, pegawaian, dan pembiayaan. Kepala sekolah
sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi tersebut
ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya (Ngalim Purwanto, 1987; 106).

Adapun Fungsi Kepala Sekolah sebagai Administrator Menurut Ngalim Purwanto


(1987; 106-112) kepala sekolah sebagai administrator harus mampu
mengaplikasikan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan merupakan
salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap
kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan atau planning,
pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan juga kegagalan
(Ngalim Purwanto, 1987; 106-107).

Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana
tahunan.Setiap tahun, menjelang dimulainya tahun ajaran baru, kepala sekolah
hendaknya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun
ajaran berikutnya (Ngalim Purwanto, 1987; 107)

b. Menyusun organisasi sekolah

Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun


organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksanakan pembagian tugas serta
wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur
organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama (Ngalim Purwanto,
1987; 108).

Menurut Ngalim Purwanto (1987; 108-109) untuk menyusun organisasi


sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Mempunyai tujuan yang jelas.

2) Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.

3) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan,


kesatuan pikiran, dsb.

4) Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan/anggota


hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan daripadanya ia menerima
perintah atau bimbingan, serta kepadanya ia harus mempertanggungjawabkan
pekerjaannya.
5) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang di
dalam organisasi itu,. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan
memudahkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan

6) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,


keahlian, dan atau bakat masing-masing.

7) Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan


kebutuhan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.

8) Pola organisasi hendaknya permanen. Artinya, meskipun struktur organisasi


dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan,
fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan bersifat prinsip. oleh karena itu, pola
dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian rupa sehiingga sedapat mungkin
permanen.

9) adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure); bawahan atau


anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat, ditindak sewenang-wenang,
dsb.

10) garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas
tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.

c. Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah

Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh


banyak orang, seperti tergambar di dalam struktur organisasi sekolah,
memerlukan adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan
dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar
personal sekolah. Dengan kata lain, adanya pengoordinasian yang baik
memungkinkan semua bagian atau personal bekerja sama saling membantu kearah
satu tujuan yang telah ditetapkan seperti kerja sama antara urusan antara urusan
kurikulum dan pengajaran dengan guru-guru, kerja sama antara urusan bimbingan
dan konseling dengan para wali kelas, kerja sama antara bagian tata usaha dengan
wali kelas dan guru-guru, dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1987; 111).
d. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian

Pengelolaan kepegawaian mencakup didalamnya penerimaan dan


penempatan guru atau pegawai sekolah, pembagian tugas pekerjaan guru dan
pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau
promosi guru dan pegawai sekolah, dsb. Tugas-tugas yang menyangkut
pengelolaan kepegawaian ini sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha
sekolah seperti pengusulan guru dan atau pegawai guru, kenaikan pangkat guru-
guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1987; 111).

Hal lain yang termasuk kegiatan pengelolaan kepegawaian ialah masalah


kesejahteraan personel. Yang dmaksud dengan kesejahteraan personel bukan
hanya kesejahteraan yang berupa materi atau uang, tetapi juga kesejahteraan yang
bersifat rohani dan jasmani, yang dapat mendorong para personel sekolah bekerja
lebih giat dan bergairah. Menurut Ngalim Purwanto (1987; 112) banyak cara yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan personel
sekolah, seperti:

 Membentuk semacam ikatan keluarga sekolah yang bersifat social


 Membentuk koperasi keluarga personel sekolah
 Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti olahraga, diskusi-diskusi yang
berhubungan dengan pengembangan profesi guru-guru atau pegawai sekolah
 Member kesempatan dan bantuan dalam rangka pengembangan karier,
seperti kesempatan melanjutkan plajaran, kesempatan mengikuti penataran-
penataran, Selma tidak menganggu atau merugikan jalannya sekolah
 Mengusulkan dan mengurus kenaikan gaji atau pangkat guru-guru dan
pegawai tepat pada waktunya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dan semuanya memerlukan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan


sebagainya disertai pengawasan dan pembinaan yang tepat dan berkelanjutan.

Peranan kepala sekolah sebagai administrator memiliki dua tugas utama.


Pertama, sebagai pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana
cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dandengan siapa
beriteraksi dalam megerjakan tugas tersebut. Kedua,melaksanakan administrasi
substansi yang mencakup administrasi kurikulum,kesiswaan, personalia,
keuangan, sarana hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum.

Referensi

Http://etd.eprints.ums.ac.id/6767/1/Q100030096.pdf

Http://ortujcis.wordpress.com/2008/07/20/tujuh-peran-kepala-sekolah

Purwanto, Ngalim, 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim, 1979. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara

Sutisna, Oteng, 1989. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa


Pertanyaan Modul Pertemuan ke 4

1. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah sebagai administrator


pendidikan?
Jawaban: Seseorang yang memiliki fungsionalnya sebagai guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah, dimana disekolah tersebut terselenggara proses
belajar mengajar serta terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran
dengan siswa yang menerima pelajaran.
2. Apa saja persyaratan minimal yang harus dimiliki kepala sekolah?
Jawaban:
• Memiliki ijazah yang sesuai dengan aturan pemerintah
• Mempunyai keahlian dan pengetahuan luas terutama mengenai bidang
pengetahuan dan perkerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya.
• Memiliki pengalaman kerja yang cukup terutama disekolah yang sejenis yang
akan mereka pimpin
• Kreatif dalam memberikan ide bagi perkembangan sekolah
• Memiliki watak dan kepribadian yang baik terutama sikap dan sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan Pendidikan
3. Sebutkan fungsi kepala sekolah sebagai administrator pendidikan?
Jawaban:
- Membuat perencanaan
- Menyusun organisasi sekolah
- Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah
- Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
4. Jelaskan peran kepada sekolah sebagai administrator pendidikan?
Jawaban: Peranan kepala sekolah sebagai administrator memiliki dua tugas
utama. Pertama, sebagai pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan
bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan
dandengan siapa beriteraksi dalam megerjakan tugas
tersebut.Kedua,melaksanakan administrasi substansi yang mencakup administrasi
kurikulum,kesiswaan, personalia, keuangan, sarana hubungan dengan masyarakat,
dan administrasi umum.

MODUL PERTEMUAN KE LIMA

Tujuan Perkuliahan

 Mampu menguraikan konsep dan implementasi administrasi personalia


guru dan pegawai
 Mampu menunjukkan implementasi administrasi personalia guru dan
pegawai

E. Guru dan Administrasi sekolah

Administrasi personalia adalah serangkaian proses kerja mulai dari


perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang
personalia dengan mendayagunakan sumber yang ada secara efektif dan efesien
sehingga semua personalia sekolah menyumbangkan secara optimal bagi
pencapaian tujuan pendidikan atau satuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Personalia berasal dari kata personil yang artinya orang-orang yang


menjadi anggota disuatu lembaga yang memperoleh gaji atau imbalan atau
pekerjaannya. Guru adalah menurut UU no 20 tahun 2003 adalah tenaga
profesional yang memiliki tugas berupa merencanakan, melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan atau
pelatihan pada peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas yang
mampu mengaktualisasikan potensinya secara maksimal pada jalur pemdidikan
formal berupa pendidikan dasar dan pendidikan formal berupa pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.

Tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Contohnya : Tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknis, tenaga
administrasi, pengawas, psikolog, tenaga kebersihan, dan satpam.

Pada waktu yang lampau, pada umumnya tugas kewajiban guru hampir
seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar terus dalam arti menyampaikan
keterangan-keterangan dan fakta-fakta dari buku kepada murid, memberi tugas-
tugas dan memeriksanya.
Sekarang, guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan
sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang
kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.
Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan
seorang pengawas, Kepala sekolah, pegawai tata-usaha sekolah, dan berbagai
pejabat lainnya. Secara berangsur-angsur tekanan makin diberikan kepada
partisipasi guru dalam administrasi pendidikan/sekolah, yakni penyelenggaraan
dan management sekolah.
Tokoh-tokoh pendidikan sekarang menekankan kepada gagasan tentang
demokrasi dalam hidup sekolah: guru-guru hendaknya didorong untuk ikut serta
dalam pemecahan masalah-masalah administratif yang langsung mempengaruhi
status profesionil guru.
Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu, a.l.seperti:
sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid,
penyempurnaan kurikulum, pilihan buku-buku dan alat-alat pelajaran, dsb.
Berhubung dengan itu, sangat penting dibicarakan dalam rangka
administrasi pendidikan ini ialah tentang peranan dan tanggung jawab guru di
dalam organisasi dan administrasi sekolah di mana kegiatan-kegiatan meliputi
lebih dari khusus mengajar di dalam kelas.
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan
bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan-kegiatan
kepemimpinan dengan mana tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk
mencapainya dikembangkan dan dijalankan. Kegiatan-kegiatan kepemimpinan ini
meliputi:
1. Kegiatan mengorganisasi personil dan materiil
2. Merencanakan program/kegiatan-kegiatan
3. Membangun semangat guruuru dan inisiatif perseorangan/kelompok ke
Qiah tercapainya tujuan-tujuan menilai hasil-hasil dari rencana-rencana,
prosedur-prosedur serta pelaksanaannya oleh perseorangan dan kelompok.
Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orang-orang
dan mengkoordinasiakan usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja
efisien dan produktif, maka jelas bahwa tanggungjawab tidak dapat lagi
dipusatkan pada hanya satu orang belaka. Tanggungjawab harus disalurkan secara
luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.

Dengan demikian tekanan berpindah dari kekuasaan untuk menentukan dan


memerintah, kepada proses mengembangkan semangat, fikiran dan perbuatan
yang kooperatif, dan kepada kesempatan-kesempatan yang diciptakan bagi
pertumbuhan kepemimpinan perorangan dan kelompok.
Masalah memimpin dan mengatur sekolah secara demokratis menimbulkan
masalah tentang perlunya kesempatan-kesempatan bagi partisipasi bagi guru-guru
secara penuh juga pegawai-pegawai sekolah, murid-murid dan orang-orang tua
murid, dalam memikirkan cara-cara memajukan program dan kesejahteraan
sekolah. Persetujuan semua adalah merupakan ciri -has bagi demokrasi dalam
Administrasi Sekolah.
Adapun pola-pola tingkah laku yang demokratis yang seyogyanya dimiliki
oleh guru ialah:
1. Menghormati kepribadian orang-seorang.
2. Memperhatikan hak kebebasan orang lain.
3.  Kerjasama dengan orang lain
4. Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka untuk memajukan
kesejahteraan umum dan kemajuan sosial.
5. Lebih menghargai penggunaan kecerdasan secara efektif dalam
memecahkan masalah-masalah, dari pada penggunaan kekerasan atau
emosi.
6. Menyelidiki, menemukan dan menerima kekurangan-kekurangan diri
sendiri dan berusaha memperbaikinya.
7. Mereka memimpin atau administrasi sesuai dengan kesanggupan mereka
bagi keuntungan kelompok/bersama.
8. Memikul tanggungjawab terhadap tercapainya cita-cita dan tujuan-tujuan
bersama dan mendahulukan kewajiban dari pada hak,
9. Mereka memerintah diri sendiri untuk kebaikan semua,
10. Bersikap toleran.
11. Menghargai musyawarah untuk memperoleh kata sepakat.
12.  Senantiasa berusaha untuk mencapai cara hidup demokratis yang paling
efektif.
13. Berusaha dengan contoh sendiri untuk membimbing orang-orang lain
supaya hidup secara demokratis,
14. Menyesuaikan diri kepada kondisi-kondisi yang selalu berubah dan
berkembang ke arah perbaikan dan kemajuan.
Ada bermacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikut
sertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Seperti dalam:

 Mengembangkan filsafat pendidikan.


Pendidikan ialah ilmu, seni, teknik, dan juga filsafat, semuanya menjadi
satu. Filsafat pendidikan ialah penerapan filsafat pada penelitian masalah-
masalah pendidikan.
 Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum.
Biasanya penyusunan kurikulum serta perubahan dan penyesuaiannya
dilakukan pada tingkat inspeksi dengan bantuan sejumlah kepala-kepala
sekolah, Guru-guru sendiri untuk sebagian terbesar tidak mengambil
bagian apapun dalam perencanaan perbaikan kurikulum itu Mereka
tinggal menerima dan menggunakan saja menurut apa adanya.
 Merencanakan Program Supervisi
Dengan supervisi dimaksudkan, kegiatan-kegiatan pengawasan yang
langsung ditujukan untuk memperbaiki situasi mengajar belajar dalam
kelas. Tujuannya yang pokok ialah membantu para guru untuk tumbuh
secara pribadi dan profesionil dan untuk belajar memecahkan sendiri
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam tugasnya.
 Merencanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan Kepegawaian
Di masa yang lampau, guru-guru tidak mempunyai suara apapun tentang
sifat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan kepegawaian yang menyangkut
tugas dan jabatannya. Mereka tinggal menerima dan menjalankan saja
atas penempatan, pengangkatan, penentuan gajinya, kesejahteraannya,
pemberhentiannya, dsb. Semua kebijaksanaan tersebut dibuat dan
ditentukan oleh fihak atasan di tingkat pusat.
 Kesempatan-kesempatan berparttsipasi lainnya
Masih banyak kesempatan-kesempatan lain yang mengharuskan ikut-
sertanya guru-guru dalam administrasi sekolah. Beberapa di antaranya
ialah:
1. Menyelidiki buku-buku sumber bagi guru dan buku-buku
pelajaran bagi murid-murid.
2. Merencanakan dan merumuskan tujuan-tujuan dari kegiatan-
kegiatan extra kurikuler, pelaksanaan dan sistim penilaiannya.
3.  Menentukan dan menyusun tata-tertib sekolah.
4.  Menetapkan syarat-syarat penerimaan murid baru.
5. Menentukan syarat-syarat kenaikan kelas.

Referensi
Drs. M.Ngalim Purwanto Dkk, Administrsai Pendidikan, Mutiara Jakarta

Pertanyaan Evaluasi ModulPertemuanke 5

1. jelaskan apa itu Administrasi personalia?


Jawab : serangkaian proses kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia
dengan mendayagunakan sumber yang ada secara efektif dan efesien

2. Apa saja peran guru dalam administrasi sekolah?


Jawab : peranan guru sangat penting dalam menetapkan kebijakan dan
melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan,
sarana dan prasarana.

3. Apa akibat guru tidak melakukan perannya?


Jawab : Dampak guru yang tidak efektif terhadap pendidikan adalah banyaknya
siswa-siswi yang malas dan bosan,tidak peduli dengan tugas mata pelajaran yang
diberikannya, siswa banyak yang membuat kegaduhan, saling mengejek. Dampak
dari siswa adalah hilang semangat belajar.
4. Apa sasaran administrasi pendidikan?
Jawab : administrasi pendidikan adalah agar segala usaha kerja sama dalam
mendayagunakan berbagai sumber daya (manusia dan non manusia) dapat
berjalan secara teratur, efektif, efisien, dan produktif dalam mencapai
tujuan pendidikan.

MODUL PERTEMUAN KE ENAM

Tujuan Perkuliahan

 Mahasiswa memahami dan mampu menguraikan tentang manajemen


berbasis sekolah (MBS)

F. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-based


management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan
otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional.
Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto merupakan alternatif baru
dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan
kreatifitas sekolah. Nurcholis mengatakan Manajemen berbasis sekolah (MBS)
adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan
(Nurkolis, 2003). Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
(MPMBS) dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa,
kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan
mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Lebih lanjut istilah manajemen sekolah kerap disandingkan dengan istilah


administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda;
pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen
merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dibanding
administrasi (administrasi merupakan inti dari manajemen); dan ketiga yang
menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.
Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi
mempunyai fungsi yang sama, yaitu:

 Merencanakan (planning)
 Mengorganisasikan (organizing)
 Mengarahkan (directing)
 Mengkoordinasikan (coordinating)
 Mengawasi (controlling)
 Mengevaluasi (evaluation).

Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti


sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sitemik, dan komprehensif dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Mansur, 1989)

Manajemen berbasis sekolah merupakan proses mengorganisasikan


seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah. Manajemen berbasis sekolah suatu
model pembelajaran yang menggambarkan otonomi atau kewenangan kepada
kepala sekolah, memberikan fasilitas atau keluwasan kepada kepala sekolah,
mendorong partisipasi, secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat serta
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan Pendidikan nasional serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Makna dari manajemen berbasis sekolah:

1. Diperolehnya alokasi dana yang besar yang bisa memanfaatkan utuk


kebutuhan sekolah
2. Sekolah lebih bertanggung jawab terhadap perawatan kebersihan dan
kegunaan fasilitas sekolah termasuk pengadaan buku dan bahan ajar
3. Sekolah dapat membuat sendiri perencanaan nya dan mengambil inisiatif
sendiri untuk meningkat kan mutu Pendidikan
4. Manajemen berbasis sekolah dapat menciptakan rasa tanggung jawab
melalu administrasi sekolah yang lebih terbuka

Tujuan manajemen berbasis sekolah:

 Memungkinkan orang-orang yang kompeten disekolah tersebut untuk ikut


mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran
 Memberi peluang kepada seluruh warga sekolah untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan
 Mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan program
pembelajaran
 Mengarahkan Kembali sumber daya yang ada untuk mendukung tujuan
satuan Pendidikan
 Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik Ketika orang tua dan
guru menyadari kondisi keuangan sekolah, Batasan pengeluaran, dan biaya
program sekolah
 Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan

Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari manajemen


berbasis aktif yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta
memberikan beberapa keuntungan diantaranya:
- Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung
kepada peserta didik, orang tua, dan guru.
- Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
- Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil
belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim
sekolah.
- Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan
guru, manajemen sekolah, rancangan ulang sekolah, dan perubahan
perencanaan.

Manfaat manajemen berbasis sekolah

Berdasarkan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru


sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya;

1. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan


masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala
sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah;
2. Guru didorong untuk berinovasi;
3. Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan
menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah
dan peserta didik.

penerapan manajemen berbasis sekolah mensyaratkan yang berikut :

 MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.


 MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara bertahap.
 Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya,
pada saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri dengan peran
dan saluran komunikasi yang baru.
 Harus disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan dan penyediaan
waktu bagi staf untuk bertemu secara teratur.
 Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikan wewenang kepada
kepala sekolah, dan kepala sekolah selanjutnya berbagi kewenangan ini
dengan para guru dan orang tua murid.

Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi dalam implementasi MBS adalah


sebagai berikut :

1. Tidak Berminat Untuk Terlibat


2. Tidak Efisien
3. Pikiran Kelompok
4. Memerlukan Pelatihan.
5. Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru
6. Kesulitan Koordinasi

Konsep Manajemen Berbasis Sekolah menjadi kebijakan baru yang


sejalan dengan paradigma desentraliasi dalam pemerintahan. Strategi apa yang
diharapkan agar penerapan MBS dapat benar-benar meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satu strategi adalah menciptakan prakondisi yang kondusif
untuk dapat Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam manajemen
berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan kriteria-kriteria:

- Sanggup memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses


pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
- Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
- Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
- Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan.
- Bekerja dengan tim manajemen
- Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Referensi

Depdiknas, 2001. Konsep dan Pelaksanaan dalam Manajemen Peningkatan Mutu


Berbasis Sekolah. Jakarta: Dikmenum.

Depdiknas, 2001. Panduan Monitoring dan Evaluasi dalam Manajemen


Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dikmenum.

Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:


Bumi Aksara.

Mansoer, Hamdan. 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: P2LPTK.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pertanyaan Evaluasi Modul Pertemuan ke 6


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah ?
Jawaban : Manajemen berbasis sekolah merupakan proses
mengorganisasikan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah. istilah
manajemen sekolah kerap disandingkan dengan istilah administrasi
sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,
mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen
merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas
dibanding administrasi (administrasi merupakan inti dari manajemen); dan
ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.

2. Apakah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama ?


Jawaban : iya, fungsinya yaitu

 Merencanakan (planning)
 Mengorganisasikan (organizing)
 Mengarahkan (directing)
 Mengkoordinasikan (coordinating)
 Mengawasi (controlling)
 Mengevaluasi (evaluation)
3. Apa salah satu manfaat dan hambatan manajemen berbasis sekolah ?
Jawaban : salah satu manfaat nya adalah keleluasaan dalam mengelola
sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi,
mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai
manajer maupun pemimpin sekolah, dan salah satu hambatannya adalah
kebingungan atas peran dan tanggung jawab baru

4. Sebutkan salah satu syarat penerapan manajemen berbasis sekolah !


Jawaban : Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan
penerapannya, pada saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri
dengan peran dan saluran komunikasi yang baru.

MODUL PERTEMUAN KE TUJUH


“ADMINISTRASI TATA LAKSANA/TU”

Tujuan perkuliahan

1. Mahasiswa memahami dan mampu menguraikan konsep tata laksana


tentang pengimplementasian administrasi pendidikan.

A. Pengertian administrasi tata laksana/TU


Tata laksana/TU adalah suatu proses kegiatan pengelolaan surat
menyurat serta terkait dengan semua catatan yang tertulis maupun
bergambar mengenal sesuatu hal untuk keperluan pengingatan kegiatan
administrasi tata laksana:
1. Menghimpunkegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya
segala keterangan yang belum ada atau yang berserakan sehingga
siap dipergunakan bila mana diperlukan.
2. Mencatatkegiatan yang membutuhkan alat tulis menullis
mengenai keterangan yang diperlukan sehingga terwujudnya
tulisan yang dapat dibaca dikirim atau disimpan.
3. Mengolahkegiatan mengerjakan keterangan dengan maksud
menyajikan informasi yang lebih jelas.
4. Menggandakankegiatan memperbanyak sesuai jumlah yang
diperlukan.
5. Mengirimkegiatan menyampaikan dari pihak pertama ke pihak
lain.
6. Menyimpankegiatan menaruh informasi ditempat yang aman.

Dengan demikian, tata usaha merupakan kegiatan yang berhubungan dengan jasa
jasa perkantoran yang terdiri dari hal-hal berikut:

1.Korespondasi dan laporan

Kegiatan ini berhubungan dengan pencatatan relasi atau kemitraan kerja


organisasi ataupun kantor sampai pada persiapan hal-hal yang harus
dilaporkan kepada pimpinan.

2. Tata hubungan
Yaitu berhubungan dengan proses surat menyurat penerimaan dan
pengiriman telepon serta facsimile dan surat.
3. Pencatatan dan perhitungan
Kegiatan ini berhubungan dengan data-data laporan, data statistik dll.
4. Kearsipan
Hal ini penting dalam rangka penyimpanan surat-surat atau dokumen yang
dinilai penting dan berkaitan dengan kegiatan organisasi.
1) Tugas pokok urusan administrasi ketatausahaan melaksanakan
ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala tata
usaha, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a .menyusun program kerja tata usaha sekolah
b. pengelolaan keuangan sekolah
c. pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
d. pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
e. penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
f. penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g. mengkoordinasikan dan melaksanakan 7k
h. penyusunan laporan pelaksaan kegiatan, pengurusan ketatausahaan
secara berkala
i. tugas pokok bendaharawan sekolah.
2) Prinsip prinsip tataruang kantor terbagi atas:
a. Pekerjaan harus mengalir terus menerus sedapat mungkin dalam
garis lurus
b. Bagian-bagian dan saksi-saksi yang berfungsi sama dan yang
berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk
mengurangi waktu bepergian
c. Aliran pekerjaan harus sederhana sehingga dapat mengurangi hilir
mudik pegawaian penyampaian surat-surat dalam jarak yang
pendek
d. Meletakkan perlengkapan kantor harus dekat dengan pegawai yang
menggunakannya
e. Menyusun meja harus dengan sedemikian rupa sehingga tidak ada
pegawai yang terpaksa menghadap pada sumber cahaya
f. Kesatuan yang banyak berhubungan dengan masyarakat harus
ditempatkan pada bagian depan
g. Satuan yang pekerjaan yang bersifat gaduh sebaiknya ditempatkan
dekat jendela dan hendaknya dijauhkan dari satuan lainnya
h. Hendaknya tempat arsip-arsip kantor berada pada dinding atas
susun tangga yang mudah terjangkau oleh petugas
3) Adapun tujuan penataan ruang kantor adalah sebagai berikut
a. Memberikan kemudahan yang optimum bagi arus komunikasi dan
arus kerja
b. Memberikan kondisi kerja yang baik bagi setiap orang
c. Memudahkan pengawasan sehingga manager dapat melihat staf
yang sedang bekerja
d. Memberikan kemudahan yang tinggi kepada setiap gerakan
karyawan dari meja ke meja
e. Menghindarkan diri dari kemungkinan saling menganggu antara
karyawan dengan karyawan lainnya
f. Mempergunakan segenap ruangan dengan baik
g. Memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras, gaduh dan
menganggu dari pekerjaan yang sunyi
h. Terciptanya kesan yang baik tentang organisasi tersebut dari relasi
dan tamu ynag datang
i. Pelaksanaan pekerjaan dapat menempuh jarak yang pendek
B. Peranan Guru dalam Tata Usaha

Disekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, terutama


ketatausahaan sekolah. Sekolah melaksankan kegiatannya untuk menghasilkan
lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi
atau ketata usahaan sekolah itu peranan guru amat penting, seperti penetapan
kebijaksanaan dalam melaksankan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pnegkoordinasasian, pembiayaan, dan penilaian kegiatan kurikulum,
kesiswaan, serana praserana sekolah, personalia sekolah, keuangan dan hubungan
sekolah masyarakat guru harus memberikan sumbangan baik tenaga maupun
pikiran. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam hal
ketatausahaan disekolahnya diantaranya:

1. Pencatatan murid
2. Pencatatan tentang guru
3. Pencatatan proses belajar (PBM)
4. Penerbitan buku-buku tata usaha

C. Ruang Lingkup Administrasi Tata Laksana Sekolah

Menurut Ngalim Purwanto, administrasi tata laksana sekolah meliputi

1. Oraganisasi dan struktur pegawai tata usaha


2. Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
3. Masalah kepegawaian dan sekesahteraan personil sekolah
4. Masalah perlengkapan dan perbekalan
5. Keuangan dan pembukuannya
6. Korespondensi atau surat menyurat
7. Laporan-laporan (bulanan, kwartalan, dan tahunan)
8. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian
pegawai.
9. Pengisian buku pokok dan sebagainya.

Bentuk-bentuk dan tata ruang kantor:

1. Tata ruang tertutup

Suatu tata ruang dikatakan terpisah pisah atau tertutup apabila susunan ruang
untuk bekerja terbagi bagi dalam beberapa bagian.

2. Tata ruang terbuka


Dalam susunan ini ruang yang dipergunakan untuk ruang bekerja tidak
dipisah pisahkan atau tidak menggunakan penyekat, tetapi semua
aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka sehingga semua
yang bekerja tampak mudah diamati dari satu sudut pandang.
3. Tata ruang kantor semi tertutup
Ruang kantor semi tertutup adalah ruang yang disekat setinggi 1,5
meter.keuntungan ruang kantor semi tertutup adalah untuk menjaga privasi
kerja.kerugian ruang kantor semi tertutup adalah perubahan tempat lebih
sulit dilakukan.
4. Lingkungan fisik kantor
Salah satu yang harus diperhatikan dalam perencanaan gedung atau fisik
kantor adalah lokasi. Disamping itu faktor penting yang harus mendapat
perhatian adalah faktor lingkungan, apabila kehadian suatu kantor tidak
dikehendaki oleh lingkungan masyarakat maka kantor tersebut tidak dapat
bertahan lama dan akhirnya akan mati.
Karena itu pula faktor lain yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Pengembangan faktor dimasa yang akan datang
b. Gambaran perkembangan wilayah dimasa yang akan datang
c. Sumber tenaga kerja dan kebutuhan kantor
d. Udara yang bersih dan segar
e. Ongkos pemeliharaan yang rendah
f. Fasilitas-fasilitas angkutan yang lebih mudah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tata ruang:


a. Perencanan cahaya
b. Perencanaan warna
c. Perencanaan udara
d. Perencanaan suara.

Tujuan administrasi tata laksanaan sekolah

Adapun tujuan administrasi tata laksana dalam menunjang garapan-garapan


administrasi sekolah adalah sebagai berikut:

1. Terhadap administrasi peserta didik


2. Terhadap administrasi personal
3. Terhadap administrasi kurikulum
4. Terhadap administrasi serana dan prasarana
5. Terhadap administrasi biaya
6. Terhadap tata laksana sendiri
7. Terhadap administrasi organasasi
8. Terhadap organasasi humas
9. Terhadap supervisi pendidikan

Referensi

Afriansyah, H. (2019). Administrasi Peserta Didik. Padang.

https://doi.org/10.17605/OSF.IO/NRXH8

afriansyah, H. (2019). Pengertian dan Proses Administrasi Peserta Didik.


(Padang).

Retrieved from https://elearning.unp.ac.id/mod/book/view.php?id=103073

Rifai, Moh., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1986

Pertanyaan Evaluasi Modul Pertemuan ke 7

1. Apa yang dimaksud dengan tata laksana/TU?


Jawaban : Tata laksana/TU adalah suatu proses kegiatan pengelolaan
surat menyurat serta terkait dengan semua catatan yang tertulis maupun
bergambar mengenal sesuatu hal untuk keperluan pengingatan
2. Tata usaha merupakan kegiatan yang berhubungan dengan jasa jasa
perkantoran yang terdiri dari hal-hal apa saja ?
Jawaban : 1.Korespondasi dan laporan
2. Tata hubungan
3. Pencatatan dan Perhitungan
4. Kearsipan
3. Apa peran guru dalam tata usaha ?
Jawaban : Dalam lingkup administrasi atau ketata usahaan sekolah itu
peranan guru amat penting, seperti penetapan kebijaksanaan dalam
melaksankan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pnegkoordinasasian, pembiayaan, dan penilaian kegiatan kurikulum,
kesiswaan, serana praserana sekolah, personalia sekolah, keuangan dan
hubungan sekolah masyarakat guru harus memberikan sumbangan baik
tenaga maupun pikiran.
4. Apa bentuk-bentuk dan tata ruang kantor ?
Jawaban : 1. Tata ruang tertutup
2. Tata ruang terbuka
3. Tata ruang kantor semi tertutup

Anda mungkin juga menyukai