Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ANGGOTA : 1.Srimulyati

2. Eliyati

3. Ronny

DOSEN PENGAMPU: Dr.Edi Harapan,M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2020/2021
MAKALAH

ADMINISTRASI DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

1. Pendahuluan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan hal itu
semua, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional dan anggaran yang
memadai. Pembiayaaan pendidikan adalah faktor penting dalam menjamin mutu
dan kualitas proses pendidikan. Meskipun pembiayaan pendidikan bukan satu-
satunya faktor keberhasilan, tanpa adanya pembiayaan yang mencukupi, maka
pendidikan yang berkualitas hanya dalam angan-angan. Pada hal dunia pendidikan
sedang ditantang untuk menjawab tiga hal: Kemampuan memenuhi kebutuhan,
kemampuan mengembangkan hidup yang bermakna dan kemampuan memuliakan
hidup. Disisi lain pendidikan juga dihadapkan pada globalisasi, yang ditandai dengan
industrialisasi pendidikan sehingga berdampak pada dana anggaran pembiayaan
pendidikan.
Biaya pendidikan dapat dikatakan memegang peranan penting dalam
keberlangsungan pendidikan. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu juga tidak terlepas dari perencanaan
anggaran yang mantap, alokasi yang tepat sasaran dan efektif sehingga membuat
seluruh komponen lembaga pendidikan tersebut bersinergi dan memberikan hasil
yang optimal dalam pencapaian tujuan. Lembaga pendidikan dapat dikatskan juga
sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya
menghadapi masalah yang sama, yaik biaya produksi.
BAB II PEMBAHASAN

1. Perkembangan Ilmu administrasi dan manajemen

Pengertian Administrasi dan Manajemen Administrasi berasal dari kata Latin


“ad”artinya “kepada” dan “ministro” berarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan
bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan,
atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.

Beberapa pengertian Administrasi menurut pendapat para ahli, yaitu:

a. Newman, 1963: Administrasi adalah sebagai bimbingan, kepemimpinan dan


pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama.
2. b.White, 1958: Administrasi adalah proses yang pada umunya terdapat pada semua
usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil.
3. c.Simon, 1958: Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama
guna menyelesaikan tugas bersama.
4. d.Sondang P. Siagian, MPA. PhD: Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu, untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. e. Ars. The Liang Gie: Adminitrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari bebarapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat
dipahami bahwa administrasi adalah semua kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.Kegiatan
administrasi itu dilaksanakan dalam setiap kelompok kerjasama sejumlah manusia
dalam berbagai bidang kehidupan termasuk di dalamnya bidang pendidikan, oleh
karena itu, administrasi pendidikan adalah merupakan aplikasi ilmu
administrasi dalam kegiatan pembinaan, pengembangan dan pengendalian
usaha-usaha pendidikan yang diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah
orang dengan menggunakan segala sarana dan prasarana yang tersedia baik moral
maupun material dan spiritual agar tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efesien.Kegiatan administrasi juga merupakan
usaha pengendalian rangkaian kegiatan kependidikan yang terarah pada
pencapaian tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh kelompok kerjasama yang
menyelenggarakan usaha kependidikan.Dengan demikian administrasi
pendidikan bukanlah kegiatan kependidikan, akan tetapi adalah kegiatan
pengendalian rangkaian kegiatan kependidikan agar berlangsung secara efektif dan
efesien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang meliputi
kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal
lainnya yang dimasukkan untuk menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh
informasi kembali jika dibutuhkan.

Administrasi secara luas dapat disimpulkan pada dasarnya semua mengandung


unsur pokok yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan
kerjasama serta mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan uraian
dan definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Administrasi adalah seluruh
kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Administrasi Pendidikan adalah
tindakan mengkoordinasi perilaku manusia dalam pendidikan, agar sumber daya yang ada
dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.

Administrasi dan Manajemen sebenarnya telah ada sejak dahulu kala seiring dengan
timbulnya peradaban manusia, administrasi dan manajemen tidak pernah terlepas dalam
kehidupan manusia. Administrasi dan manajemen dapat dikatakan bahwa dimulai sejak
adanya dua orang manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka
sepakati.

Akan tetapi, perkembangan administrasi dan manajemen tidak sertamerta


berkembang menjadi ilmu, akan tetapi perkembangan administrasi dan manajemen mulai
berkembang sebagai seni. Perkembangan administrasi dan manejemen akan dibahas lebih
lanjut dibawah ini. Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai suatu objek ilmiah yang
memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang memulai percobaan-percobaan yang
sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan
rumus-rumus yang dapat diajarkan dan dipelajari

Ditinjau dari segi penerapan perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya hingga
sekarang ilmu administrasi telah melewati empat tahap yaitu:

1. Tahap Survival (1886 – 1930)

Tahap ini sering dikatakan sebagai tahun lahirnya administrasi karena pada tahun
inilah (1886) Gerakan Manajemen Ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam
jangka waktu yang paling panjang para ahli yang menspesialisasikan dirinya dalam bidang
administrasi dan manajemen memperjuangkan diakuinya administrasi dan manajemen
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.

2. Tahap Konsolidasi dan penyempurnaan (1930 – 1945)

Tahap ini disebut tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena dalam jangka waktu
inilah prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil ilmu administrasi dan manajemen lebih
disempurnakan sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah lagi. Dan waktu ini pula gelar-
gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi dan niaga mulai banyak diberikan oleh lembaga-
lembaga pendidikan tinggi.

3. Tahap Human Relations (1945 – 1959)

Tahap ini disebut tahap human relations karena setelah terciptanya prinsip-prinsip,
rumus-rumus, dan dalil-dalil yang sudah teruji kebenarannya perhatian para ahli dan sarjana
beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan,
dibina, dan dikembangkan oleh antara manusia pada semua tingkatan-tingkatan organisasi
demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim
dan harmonis.

4. Tahap Behaviouralisme (1959 hingga sekarang)

Tahap behaviouralisme ini berakhir, ilmu administrasi dan manajemen akan


memasuki tahap matematika. Dugaan ini didasarkan kepada observasi yang teliti serta
gejala-gejala yang telah mulai terlihat sebagai akibat dari ditemukannya alat-alat modern
(sebagai hasil perkembangan teknologi yang amat pesat) yang sekarang pun telah melalui
banyak dipergunakan oleh organisasi modern dalam berbagai aspek kegiatannya seperti
komputer dalam pengelolaan data.

2. Adopsi Manajemen Kedalam Praktek Pendidikan

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno “management” yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Artinya bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan
efisien. Secara sederhana manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam
pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk
mencapai tujuan secara efektif. Dapat disimpulkan bahwa, manajemen pendidikan adalah
suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktiviitas perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian,
pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

pengertian manajemen bisa sangat luas, sehingga tidak ada definisi yang di gunakan
secara konsisten oleh semua orang sebagai bahan komparasi. ada beberapa pendapat ahli
tentang pengertian manajemen. John D. Millet memberi pengertian manajemen sebagai
suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah di
organisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang di
harapkan.sedangkan menurut stoner dan freeman mengemukakan bahwa manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. manajemen yang
didefinisikan sebagai suatu proses, adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan dalam manajemen (tidak ada kesepakatan dari
para ahli dalam menentukannya), seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atau pengawasan. Definisi tersebut menunjukan bahwa manajemen di
lakukan untuk mencapai tujuan. Dari berbagai definisi manajemen tersebut dapat di
jelaskan bahwa Manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan,dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan dalam mendayungkan
semua sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan .

manajemen pendidikan juga merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relative
masih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. istilah lama yang
sering digunakan adalah ‘administrasi’

 Prinsip – prinsip Manajemen pendidikan :


a. Prinsip Manajemen Pendidikan yang berorientasi pada tujuan, dengan menetapkan
tujuan-tujuan yang harus dicapai peserta didik dalam mempelajari pelajaran.
b. Prinsip Manajemen pada efisiensi dan efektifitas dalam pengunaan dana, daya, dan
waktu dalam mencapai tujuan pendidikan.
c. Prinsip Manajemen pendidikan pada fleksibilitas program, dalam pelaksanaan, suatu
program hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan
penyediaan fasilitas yang menunjang.
d. Prinsip kontinuitas, dengan menyiapkan peserta didikagar mampu melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
e. Prinsip pendidikan seumur hidup, yang memandang bahwa pendidikan tidak hanya
di sekolah, tetapi harus dilanjutkan dalam keluarga dan masyarakat. Jadi peserta
didik perlu memiliki kemampuan belajar sebagai persiapan belajar di masyarakat.
f. Prinsip relevansi, suatu pendidikn akan bermakna apabila kurikulum yang
dipergunakan relevan ( terkait ) dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

 Fungsi Administrasi dan Manajemen

Fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan


seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial
tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang
berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
 Fungsi Manajemen
a. Perencanaan ( planning ) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki.
b. Pengorganisasian (organising ) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
c. Pengarahan (directing ) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
d. Pengendalian (controlling ) merupakan kegiatan untuk memonitor berbagai aktivitas
dan menjamin bahwa apa yang dikerjakan sudah sesuai dengan perencanaan yang
dibuat.

 Tujuan manajemen pendidikan meliputi:


(1) produktivitas, yaitu perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input);
(2) kualitas, yaitu menunjuk kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan atau jasa (service) tertentu
berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya;
(3) efektivitas, yaitu ukuran keberhasilan tujuan organisasi;
(4) efisiensi, yaitu berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul. Suatu
kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan
penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.

3. Konsep Biaya Di Dalam Administrasi Pendidikan


Pendidikan merupakan usaha sadar manusia mempersiapkan manusia yang
mempunyai kemampuan untuk berperan aktif dalam membentuk masa depannya.
Pendidikan menurut UU RI No.20 Tahun 2003 adalah pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan
spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung
dengan penyelenggaraan pendidikan. Anggaran pembiayaan pendidikan terdiri dari
dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran
pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Secara umum, pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang
didalamnya akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponen yang memiliki
rentang yang bersifat mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang
meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme
pengalokasiannya, efektifitas dan efesiensi dalam penggunaan dana, akuntabilitas
hasil penggunaanya yang diukur dari perubahan yang terjadi pada semua tataran,
khususnya sekolah dan permasalahan-permasalahan yang masih terkait dengan
pembiayaan pendidikan (Dede Hamdani, www.kompasiana.com,11 march 2011)
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji
atau dianalisis yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya
satuan persiswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan aggregate
biaya pendidikan sekolah , baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua dan
masyarakat yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun
pelajaran. Biaya satuan dihitung dengan memperhitungkan jumlah murid pada
masing-masing sekolah maka biaya satuan dianggap standar dan dapat dibandingkan
antar sekolah satu dengan sekolah lainnya. Analisis mengenai biaya satuan dalam
kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dapat menggunakan
sekolah sebagai unit analisis. Dengan menganilisis biaya satuan memungkinkan
mengetahui efesiensi dalam penggunaan sumber-sumber disekolah keuntungan dari
investasi pendidikan dan pemerataan pengeluaran masyarakat pemerintah untuk
pendidikan. Disamping itu juga dapat menilai sebagai alternatif dalam upaya
perbaikan atau peningkatan sistem pendidikan (Mingat, Tan, 1998) dalam buku
Nanang Fattah 2004.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan adalah:
1. Kenaikan harga (rising prices)
2. Perubahan relatif dalam gaji pengajar (teacher’s sallaries)
3. Perubahan dalam populasi dan kenaikannya prosentasi peserta didik di sekolah
negeri
4. Meningkatkan standar pendidikan (educational standards)
5. Meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah
6. Meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi (higher education)

Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut bagaimana pendidikan itu


dibiayai. Tetapi menyangkut bagaimana dana yang tersedia tersebut dialokasikan.
Keterbatasan biaya pendidikan dikhawatirkan akan menurunkan mutu pendidikan,
dan meminimalisasi efesiensi dan kesenjangan, baik menggali sumber biaya maupun
mengalokasikan dana. Hasil akhir adalah mutu pendidikan yang terjaga.Dengan kata
lain, pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk membiayai
operasional dan pengembangan pendidikan, untuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM) sehingga mampu bekerja sama dilingkup lokal, regional,
nasional, maupun internasional.

 Jenis-Jenis Biaya Pendidikan


Jenis biaya pendidikan dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori sebagai
berikut :
a) Biaya Langsung (direct cost)
Biaya pendidikan langsung (direct cost) merupakan biaya penyelenggaraan
pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga sekolah.
Berwujud pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan PBM, penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan
pegawai lainnya, bahan perlengkapan dan biaya perawatan.
Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari sistem sekolah sendiri,
dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas belajar juga untuk
keperluan administrasi sekolah atau alat tulis kantor.keperluan lain seperti :
 Biaya tambahan untuk ruangan, perlengkapan, belajar, alat peraga, bahan
laboratorium, pakaian praktik.
 Biaya transportasi/angkutan sekolah.
 Biaya buku pegangan guru dan buku perpustakaan.
 Biaya UKS dan biaya penyelenggaraan counseling.
 Biaya mendatangkan guru tambahan / nara sumber.

b) Biaya Tidak Langsung (indirect cost)


Biaya Tidak Langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan
oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan
tidak langsung oleh lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga anak
untuk mengikuti pendidikan. Biaya tidak langsung berupa biaya hidup yang
menunjang kelancaran pendidikannya. Misalnya: ongkos angkutan, pondokan, biaya
makan sehari-hari, biaya kesehatan dan sebagainya.

c) Private cost
Merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya
yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan
belajar anaknya. Misalnya: keluarga membayar guru les private supaya anaknya
pandai bahasa inggris dan matematika.

d) Social cost
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat , baik perorangan
maupun terorganisasi untuk membiayai segala keperluan belajar. Baiaya yang
dikeluarkan sebagai wujud partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan karena
pendidikan bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang tua saja tetapi
juga menjadi tanggung jawab bersama , pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

e) Monetary cost
Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi ada juga biaya yang harus
dikeluarkan tidak berbentuk uang, melainkan berbentuk jasa, tenaga, dan waktu.
Biaya semacam ini dapat diuangkan atau dinilai dan disetarakan kepada nilai uang.
Biaya semacam ini disebut biaya moneter.
 Fungsi Pembiayaan Dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas. Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian juga merupakan alat bantu dalam mengarahkan
suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah.
Anggaran juga berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, disamping itu dapat juga dijadikan alat
mempengaruhi atau memotivasi pimpinan dan karyawan untuk bertindak efisien
dalam mencapai sasaran lembaga. Apabila dilihat dari perkembangannya biaya
memiliki fungsi yaitu : sebagai alat penaksir, sebagai alat otorisasi pengeluaran dana,
sebagai alat efesiensi.

4. Implementasi Ilmu Administrasi kedalam Praktek Pembiayaan Pendidikan


(1) Administrasi Pembiayaan Pendidikan
Badrudin mengatakan Administrasi Pembiayaan adalah: Pengelolaan biaya
yang berhubungan dengan pendidikan dimulai dari tingkat pererncanaan, sampai
pada pengukuran biaya yang efesiensi dalam proses pendidikan.[1]Masyud:
mengatakan bahwa Administrasi memiliki dia pengertian, Secara sempit sebagai
tata pembukuan yang berfungsi untuk segala pencatatan masuk dan
keluarnyakeuangan untuk membiayayi segala sesuatu yang berhubungan dengan
pendidikan. Secara luas adalah kebijakan dalam pengadaaan keuangan untuk
mewujudkan kegiatan kerja yang berupa perncanaan, pengurusan dan
pertanggungjawaban suatu lembaga (pendidikan)terhadap penyandang/pemberi
dana baik kepada indivudu maupun lembaga.[2]
Administrasi pembiayaan sekolah adalah langkah pengelolaan keuangan
sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana penenggungjawaban
yang digunakan secara efektive efesien dan sistematis. Sedangkan Mulyono
menyampaikan bahwa administrasi pembiayaan pendidikan adalah seluruh
proses kegiatan yang dirrencanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara
sengaja dan sungguh-sunguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya
operasional sekolah sehingga kegiata pendidikan lebih efektif dan efesien seerta
membantu pencapaian tuuan pendidikan yang telah ditetapkan[3]. Pembiayaan
Pendidikan juga dapat diartikan bagaimana pendidikan dibiayai, serta siapa yang
biayai serta siapa yang perlu dibiayai dalam suatu proses pendidikan.[4]
Sebuah lembaga pendidikan yang sukses tidak lepas dari sokongan biaya
pendidikan yang tinggi pula, karena pada hakikatnya mutu pendidikan akan
berbanding lurus dengan biaya pendidikan yang dikeluarkan, semakin tinggi dan
mahal biaya pendidikan yang digunakan dan dikeluarkan maka semakin baik pula
layanan pendidikan tersebut dan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang
bermutu dengan hasil belajar yang tinggi. Sepertinya akan sulit merealisasikan
mutu pendidikan yang baik apabila tidak didukung oleh biaya pendidikan yang
tinggi pula.
Biaya pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sektor
lembaga pendidikan seperti sekolah, baik sekolah yang dikelola oleh pemerintah
(sekolah Negri) dan juga sekolah yang dikelola oleh masyarakat sendiri (sekolah
swasta) yang dikelola oleh yayasan atau badan penyelenggara pendidikan
tertentu. Biaya-biaya pendidikan yang berputar dan dipergunakan harus
terkelola dan tercatat dengan baik sehingga biaya pendidikan tersebut dapat
mengefisienkan dan mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah dan dan
pelbagai program-program sekolah. Pembiayaan pendidikan yang terorganisir
dengan baik akan dapat mengoptimalisasikan layanan pendidikan kepada para
komsumennya baik konsumen internal seperti guru, siswa, staf, dan para
karyawan yang terlibat dan konsumen external seperti masyarakat, orang tua,
dan pemerintah. Namun hal sebaliknya apabila pembiayaan pendidikan tidak
terorganisir dengan baik maka segala bentuk layanan pendidikan dan program-
program pendidian di sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan
menghasilkan mutu pendidikan yang ditergetkan.
Pengelolaan biaya pendidikan dilakukan sejak dari perencanaan hingga
pembuatan pertanggungjawaban oleh bendaharawan sekolah, dalam konteks
manajemen biaya pendidikan juga harus memiliki pendekatan sistem yang
dikenal dengan Planing Programing Budgeting Systems (PPBS) pada awal tahun
1980an yang selanjutnya dikenal dengan istilah Sistem Penyusunan Program dan
Anggaran (SIPPA). Untuk melakukan pendekatan ini maka bendaharawan
dibawah kepala madrasah harus dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen
yang meliputi; perencanaa (planning), pelaksanaan (actuating), penataausahaan
(organizing), pengawasan (controlling), pertanggungjawaban (reporting) apabila
kesemua fungsi itu dapat dijalani dengan baik dan sesuai dengan apa yang
seharusnya maka dipastikan biaya pendidikan yang didapat, digunakan, dan
dikeluarkan akan termanaj dengan baik.
Dalam pembiayaan pendidikan ada semacam tarik ulur antara peningkatan
mutu dengan pemerataan pendidikan. Dalam hal ini pemerintah akan sangat
memerlukan pemikiran yang mendalam untuk menemukan jalar keluar yang
akan ditempuh sebagai wujud usaha peningkatan mutu pendidikan melalui
sokongan dana, karena peningkatan mutu pendidikan harus melalui peningkatan
proses pembelajaran di dalam kelas, dan proses pembelajaran dikelas akan
bermutu jika ada pembiayan tinggi yang terorganisir. Perhitungan alokasi biaya
pendidikan (pembiayaan pendidikan) harus dilakukan seakurat mungkin sesuai
dengan komponen kegiatan pendidikan dan biaya satuan, apabila sudah lilakukan
maka menganalisis semua penggunaan biaya pendidikan menjadi langkah yang
tidak bisa ditinggalkan.
Untuk lebih memahami bagaimana sebenarnya manajemen pembiayan
pendidikan dalam lembaga pendidian ditingkat persekolahan maka dari tulisan
ini mencoba menjelaskan secara singkat segala hal yang berkaitan dengan
manajemen pembiayaan pendidikan, namun tidak menghilangkan substansinya.
Dari hal yang akan dijelaskan dalam tulisan kali ini adalah
(1) perencanaan anggaran pendidikan,
(2) pelaksanaan anggaran pendidikan,
(3)penataausahaan keuangan pendidikan,
(4)pengawasan anggaran pendidikan, dan
(5) pertanggungjawaban keuangan pendidikan
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta
masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin
tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara
yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan
alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945
mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dengan besarnya anggaran pendidikan yang berasal dari sumber APBN yang
mencapai 20% dari total pendapatan daerah, banyak harapan masyarakat
Indonesia khususnya para murid dan para orang tua dengan besarnya anggaran
pendidikan bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik
lagi. Namun hal ini berbanding terbalik dengan kenyataannya di lapangan,
banyak sekolah-sekolah yang berada di bawah pemerintah pusat (sekolah negri)
terbengkalai tidak terurus, atap yang dan langit-langit yang jebol termakan usia,
tembok-tembok yang rapuh, dan bangunan yang kumuh, ini sekedar potret yang
sesuai dengan fakta yang ada. Dengan melihat kemungkinan adanya
ketersediaan anggaran yang mungkin dapat diperoleh oleh sekolah Negri dari
pemerintah pusat dan sekolah swasta dari yayasan dan penyelenggara
pendidikan dari golongan masyarakat maka perlu diadakan semacam
perencanaan anggaran untuk menopang keberlangsungan kegiatan dan program
pendidikan di sekolah.

(2) Pengertian Biaya Pendidikan


Biaya adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun
bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak terhadap upaya
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.[5]
Sedangkan pendidikan menurut UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003 adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Jadi, biaya pendidikan adalah seluruh pengeluaran baik yang berupa uang
maupun bukan uang sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak
(masyarakat, orang tua, dan pemerintah) terhadap pembangunan pendidikan
agar tujuan pendidikan yang dicita-citakan tercapai secara efisien dan efektif,
yang harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan
ditata secara administratif sehingga dapat digunakan secara efisien dan
efektif.[6]

(3) Tujuan dari Administrsi Pembiayaan Pendidikan


Adapun tujuan dari Administrasi Pembiayaan adalah melalui Kegiatan
Administrasi Pembiayaan Pendidikan kegiatan sekolah dapat direncanakan,
diupayakan pengadaan sarana dan prasarananya, ada pembukuan yang bersifat
transparan, sehingga kegiatan sekolah/pendidikan dapat berlangsung secara
efektif dan efesien. Sehingga dapat disimulkan tuhuan Admistrasi Pembiayaan
Pendidikan adalah
 Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dari penggunaan biaya pendidikan
 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pembiayaan pendidikan
 Meminimalisir penyalahgunaan biaya pendidikan.[7]

5. Sumbangan Pendidikan dalam meningkat Sumber Daya Manusia


Persoalan ketenagakerjaan selalu mendapat perhatian yang serius dari
berbagai kalangan, baik pemerintah, swasta maupun dari masyarakat. Kompleksitas
permasalahan ketenagakerjaan ini dapat dipandang sebagai suatu upaya masing-
masing individu untuk memperoleh dan mempertahankan hak-hak kehidupan yang
melekat pada manusia agar memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup.
Tujuan pembangunan nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam
wadah negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat,
mandiri dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan
adalah pemberdayaan sumber daya manusia termasuk tenaga kerja, baik sebagai
sasaran pembangunan maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian,
pembangunan ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek pendukung
keberhasilan pembangunan nasional. Di sisi lain, terdapat beberapa permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, khususnya
dibidang dibidang ketenagakerjaan, sehingga diperlukan kebijakan dan upaya dalam
mengatasinya.
Managemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu managemen
yang mempelajari tentang bagaimana cara mengelola peran sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi dalam hal ini adalah lembaga pendidikan ( sekolah ).
Sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan sangat memerlukan
pengelolaan dan pengembangan yang baik sebagai upaya meningkatkan kinerja atau
etos kerja, sehingga di harapkan dapat memberi kontribusi dalam mencapai tujuan
sesuai yang di harapkan. Peningkatan kinerja atau etos kerja tidak datang begitu saja
tetapi memerlukan pengelolaan yang terencana, sistematis dan terarah agar proses
pencapaian tujuan sebuah lembaga pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Jadi salah satu peranan managemen sumber daya manusia dalam sebuah
organisasi ataupun lembaga pendidikan adalah dalam hal "pengelolaan sumber
daya manusianya" sangatlah penting, agar di peroleh tenaga-tenaga yang
profesional
Sehubungan hal tersebut di atas pengembangan SDM di Indonesia dilakukan
melalui tiga jalur utama, yaitu pendidikan, pelatihan dan pengembangan karir di
tempat kerja. Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM
yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

 Peningkatan Mutu Pendidikan


Mutu merupakan sesuatu yang dinamis, dapat berupa sebuah kepuasan/
sesuatu yang baik. Dalam hubungannya dengan Pendidikan, mutu pendidikan berarti
sebuah hasil yang sangat memuaskan/ sesuai dengan yang di harapkan.
Memandang mutu pendidikan bukan dari sedi lulusannya saja, tetapi proses
menghasilkan lulusan yang bermutu. Dal hal tersebut berkaitan dengan pelayana
pendidikan terhadap peserta didik. Pelayan pendidkan merupakan sebuah proses,
antara lain proses pelaksanaan pembelajaran, metode, komunikasi, motivasi dan
sarana prasarana. Dengan Peningkatan Pelayana pendidikan yang baik terhadap
peserta didik, di harapkan dapat meningkatakan Mutu pendidikan pada sebuah
lembaga pendidikan. Dan hal tersebut perlu adanya kekompakan atau kerjasama
yang baik antara semua personalia yang ada pada lembaga pendidikan tersebut.

6. Fungsi administrator merencanakan pembiayaan pendidikan.


Kalimat administrasi itu berasal dari bahasa Belanda yaitu administratie .
Pengertian administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor
(catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam
bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).
Sementara administrasi juga bisa diartikan dalam arti luas, yang juga berasal
dari bahasa Inggris administration , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau
lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditentukan (S.P. Siagian, 1973).
Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan
kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (Act), dan
pengawasan (controlling).
Tujuan administrasi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan secara
umum. Sebab administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal. Ada empat tujuan administrasi menurut Sergiovanni dan
Carver (1975), yaitu efektifitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri (
adaptiveness ), dan kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan
sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan
sekolah.Administrasi pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan ilmu administrasi lain.
Menurut Sodiq A. Kuncoro, perbedaan administrasi pendidikan terletak pada
prinsip-prinsip operasionalnya dan bukan pada prinsip-prinsip umumnya.
Dikarenakan tujuan umum pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu peserta
didik mencapai kedewasaannya masing- masing sehingga peserta didik dapat berdiri
sendiri di dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitarnya. Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus
diselenggarakan rangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, terarah, dan
sistematis melalui lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh
pemeintah dengan tidak mengurangi arti usaha- usaha kependidikan yang lainnya.
Sementara tenaga ataupun pegawai yang melakukan kegiatan adminitrasi itu
dikenal dengan sebutan administrator. Jadi administrator orang-orang yang
menyelenggarakan kerja adminitrasi tersebut. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama
(kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan.
Administrator salah satu tugasnya adalah menyusun perencanaan tentang
apa yang menjadi tugasnya. Misalkan dalam hal pembiayaan pendidikan,
administrator harus mampu meyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang
diperlukan dalam pembiayaan pendidikan selama kurun waktu tertentu
Perencanaan administrator dalam bidang pendidikan juga harus mengantisipasi
perubahan kondisi seperti saat ini. Dalam kaitan ini perencanaan pendidikan harus
lebih kreatif dalam beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi..

7. Pembagian wilayah perencanaan pembiayaan pendidikan


Pembagian wilayah dalam perencanaan pembiayaan pendidikan itu sangatlah
penting untuk menunjang keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Kenapa tidak?
Pembagian wilayah dalam perencanaan pembiayaan itu harus dapat disesuaikan
dengan situasi, kondisi dimana lembaga pendidikan itu mungkin membutuhkan
alokasi dana yang lebih besar dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
Pembiayaan pendidikan untuk daerah yang rawan konflik mungkin berbeda
dengan daerah yang kestabilan kondisi keamanan dan ketertibannya terjaga.
Demkian juga pembiayaan lembaga yang terletak di daerah terpencil mungkin
berbeda dengan lembaga pendidikan yang berada di kota besar. Oleh sebab itu
pembagian pembiayaan itu perlu diperinci dan disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah masing-masing dan tidak bisa disamaratakan perlakuannya.
Nanang Fattah (2000: 23) mengatakan bahwa anggaran biaya pendidikan
terdiri dari dua sisi yang saling berkaitan. Yaitu sisi anggaran penerimaan dan sisi
anggran pengeluaran. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh dari
setiap tahun oleh sekolah, baik rutin msupun insidental yang diterima dari berbagai
sumber resmi. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang
dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Jadi disini, dalam adminitrasi tentang pembagian biaya pendidikan berdasarkan
wilayah harus mengacu pada RAPBD daerah masing-masing.

8. Lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan


Yang dimaksud lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan disini adalah
lembaga atau institusi yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan
pendidikan, baik negeri ataupun swasta. Lembaga penyelenggara pendidikan dapat
dikatakan sukses karena tidak lepas dari sokongan biaya pendidikan yang tinggi pula,
karena pada hakikatnya mutu pendidikan akan berbanding lurus dengan biaya
pendidikan yang dikeluarkan, semakin tinggi dan mahal biaya pendidikan yang
digunakan dan dikeluarkan maka semakin baik pula layanan pendidikan tersebut dan
mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu dengan hasil belajar yang tinggi.
Sepertinya akan sulit merealisasikan mutu pendidikan yang baik apabila tidak
didukung oleh biaya pendidikan yang tinggi pula.
Biaya pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sektor
lembaga pendidikan seperti sekolah, baik sekolah yang dikelola oleh pemerintah
(sekolah negri) dan juga sekolah yang dikelola oleh masyarakat sendiri (sekolah
swasta) yang dikelola oleh yayasan atau badan penyelenggara pendidikan tertentu
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa
setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula
warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun. Selain itu juga penyelenggara pendidikan ini selain
negeri dan swsata juga ada lembaga pendidikan formal dan non formalpun bisa
dikatakan sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.

9. Strategi mengelola biaya pendidikan


Dalam sebuah manajemen apapun selalu pelaksanaannya diawali dengan
perencanaan, pun begitu dengan bidang pendidikan yang berkaitan dengan
penganggaran. Untuk dapat menyusun anggaran pendidikan yang tepat para
administrator dan manajer pendidikan harus mengerti dan memahami segala hal
yang berkaitan dengan sistem penganggaran yang berlaku di suatu Negara. Di antara
sistem yang ada adalah Line Item Budgeting (LIB), Capital Budgeting (CAB),
Performance Budgeting (PEB), dan Zero Based Budgeting (ZBB).
LIB adalah sistem penganggaran yang menitik beratkan pada jenis barang
yang diperlukan. Pengalokasian barangnya pun disesuaikan dengan kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan misalnya; komputer, kursi-meja, 12 lusin ATK, 3 LCD
proyektor, dan 6 Lemari guru dan lain-lainnya. Sedangan CAB adalah sistem
penganggaran yang menitik beratkan pada jangka waktu yang lama, dalam CAB ini
anggaran diperhitungkan untuk jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang. Misalnya; rencana jangka panjang adalah membangun
15 lokal kelas, merehabilitasi gedung sekolah, membangun 10 ruang laboratorium,
dan mebangun 25 gedung perpustakaan. Dalam sistem CAB ini dipergunakan untuk
hal-hal yang mengandung nilai investasi jangka panjang, jadi hal ini bisa dikatakan
dengan sistem pengalokasian anggaran untuk biaya modal atau biaya pembangunan.
PEB sendiri adalah sistem penganggaran pendidikan yang menitik beratkan
pada jenis barang yang diperlukan dalam jangka waktu yang lebih lama lagi dan juga
dikategorikan dengan keluaran. Maka dari hal itu pengeluaran ini harus ditulis secara
ketat yang berkaitan dengan perumusan tujuan umum maupun tujuan khusus.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi pada keterbatasan sumber dana. Karena dana terbatas maka dalam
melakukan pengalokasian anggaran harus ada penajaman prioritas baik mengenai
program, kegiatan, maupun sasaran yang ingin dicapai.
Indonesia sendiri menggunakan sistem yang dikenal dengan SIPPA yang
merupakan kepanjangan dari Sistem Perencanaan, Penyusunan Program dan
Anggaran. Untuk dapat melakukan SIPPA ini perlu diperhatikan langkah-langkah
berikut ini; (1) merumuskan kebijakan program berdasarkan pada rencana umum
yang ada, (2) menyusun alternative tujuan-tujuan program yang dijabarkan dari
kebijakan program yang sudah dirumuskan, (3) memilih program dengan
mempertimbangkan tujuan program, alternative-alternatif, dan cara
pembiayaannya, (4) program yang terpilih selanjutnya dirumuskan dengan mangacu
kepada alternative tujuan dan biaya yang dikaitkan dengan dimensi waktu.
Dalam kaitannya dengan satuan pendidikan (sekolah), maka perencanaan
anggaran pendidikannya mengikuti alur berikut; perencanaan tingkat sekolah,
perencanaan tingkat kabupaten/kota, dan perencanaan tingkat provinsi. Berbicara
pada tatanan tingkat mikro yaitu sekolah yang merupakan unit kerja yang bertugas
mengelola keuangan yang diperolehnya dari berbagai sumber serta memiliki
kewenangan dalam penggunaannya dalam untuk berbagai kebutuhan seperti untuk
membiayai proses belajar mengajar, melengkapi sarana sekolah, meningkatkan
kesejahteraan guru, dan pekerja sekolah, dan lain-lain sebagainya, maka sekolah
harus mempunyai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kemudian RAPBS ini memuat jenis dan besarnya pendapatan serta jenis dan
besarnya pengeluaran sekolah. Besarnya pengeluaran sekolah harus sesuai dengan
besarnya pemasukan dan sumber daya sekolah yang berasal dari pendapatan
sekolah.
Sumber pendapatan dan penerimaan sekolah dapat berasal dari pemerintah,
masyarakat, organisasi dan perorangan. Anggaran yang berasal dari pemerintah
berbentuk dari kegiatan-kegiatan rutin (DIK) dan proyek-proyek pembangunan (DIP).
Sedangkan anggaran yang datang dari masyarakat bisa berupa bentuk SPP/DPP dan
sumbangan-sumbangan sukarela. Walau banyak sumberdana yang datang namun
tetap yang masih manjadi andalan setiap sekolah adalah anggaran yang datang dari
pemerintah.
Jadi dalam penyelenggaran adminitrasi pendidikan strategi itu sangatlah
memiliki peranan penting agar anggaran yang telah tersedia bisa dipergunakan
seefisin mungkin.

Anda mungkin juga menyukai