Anda di halaman 1dari 34

BABI PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sekolah merupakan instansi pendidikan yang saling berhubungan antara komponen yang satu
dengan yang lain. Salah satu komponen pendukung yang penting dalam instansi pendidikan
(sekolah) adalah tenaga administrasi. Peran dari tenaga administrasi sekolah sangatlah
penting dalam mendukung kesuksesan dan kelancaran tata administrasi sekolah. Di dalam
menangani tata adminsitrasi sekolah dibutuhkan suatu keahlian dan kemampuan yang cukup
dalam bidang administrasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam hal ini tenaga
administrasi menjadi komponen yang penting dalam suatu sekolah. Berkenaan dengan hal itu
semua, peran dari tenaga pengajar (guru) di dalam memperlancar tata administrasi sekolah
sangatlah penting, serta tidak bisa dipisahkan antara komponen yang satu dengan yang lain.
Disamping itu, dibutuhkan suatu keahlian juga ketrampilan di dalam menangani urusan tata
administrasi sekolah tersebut. Sehingga sangat diperlukan tenaga tata administrasi yang
terampil, handal, serta paham akan pekerjaan dalam administrasi tersebut. Guru merupakan
salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang memiliki peran yang sangat besar dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Peran guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Namun jika dilihat secara luas, guru juga berperan sebagai
administrator pendidikan yang terampil, dan handal. Namun pada kenyataan di lapangan,
rendahnya pengetahuan dan pengalaman guru tentang tata administrasi sekolah menjadi
sebuah fenomena yang perlu dituntaskan dengan segera. Karena peran dari tenaga tata
adminstrasi di dalam sebuah sekolah sangatlah dibutuhkan oleh sekolah tersebut. Untuk itu
penulis akan mengkaji tentang "Layanan Administrasi Pendidikan" sebagai makalahnya.
Dengan tujuan untuk memberikan sumber dan pengetahuan tentang tugas atau peran guru
dalam menjalankan administrasi sekolah.

2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi sesuai dengan latar belakang diatas, antara
lain:
a. Apa pengertian dari administrasi pendidikan yang dimaksud?
b. Apa saja dasar dan prinsip administrasi pendidikan ?
c. Apa saja tujuan dan fungsi dari administrasi pendidikan?
d. Apa hubungan antara administrasi dan manajemen pendidikan?
e. Apa saja peran guru dalam administrasi pendidikan ?

3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka ditetapkan tujuan penulisan sebagai
berikut:
a. Mengetahui dan memahami pengertian dari administrasi pendidikan
b. Menganalis dasar dan prinsip administrasi pendidikan
c. Mengetahui fungsi dari administrasi pendidikan
d. Mengetahui hubungan antara administrasi dan manajemen pendidikan.
e. Mengidentifikasi peran guru dalam administrasi pendidikan

4. Manfaat Penulisan

Hasil tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagaipihak terutama bagi
pemangku komponen-komponen dalam dunia pendidikan khususnya guru. Selain itu juga
dapat memberikan informasi kepada pembaca tulisan ini, sehingga didapat pemikiran-
pemikiran baru yang koheren dan lebih kompeten dari pembaca dalam rangka menemukan
solusi bersama dalam memajukan dunia pendidikan.

5. Metodologi Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode
observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan
atau studi pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga mencari bahan dan sumber- sumber dari
media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, internet.
BAB II
ISI PEMBAHASAN

Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk
mengenal tempat kerjanya. Guru perlu memahami faktor-faktor yang langsung dan tidak
langsung menunjang proses belajar mengajar. Menjadi seorang administrator, berarti tugas
guru ialah merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi dan mengevaluasi
program kegiatan dalam jangka pendek, menengah atau pun jangka panjang yang menjadi
perioritas tujuan sekolah.
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
Berdasarkan etimologi "administrasi" berasal dari bahasa latin yang terdiri dari "ad" artinya
intensif dan "ministrare" artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian
administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan "administrare" terbentuk kata
benda "administrario" dan kata "administrauus" yang kemudian masuk ke dalam bahasa
Inggris yakni "administration" (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata
"administratie" yang berasal dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab
terbatas pada aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan
yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang
sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit
diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta
penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini
kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi
menyangkut kegiatan manajemen pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi
untuk mewujudkan tujuan/program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata, yakni "administrasi"
dan "pendidikan". Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu
administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan
pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu
bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan di
sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.

Berikut adalah beberapa pengertian para ahli terkait dengan administrasi pendidikan:

Leonard D white (1955: P. 1) merumuskan sebagai "administration is a process common to


all group effort public or provate, civil or millitary, large scale or small scall" (administrasi
adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha
pemerintah, ataupun swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun kecil-
kecilaan).
H.A.Simon (1961.P.3) "administration can be defined as the activities if group cooperating to
accomplish common goals" (administrasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok
orang-orang yaang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama).
Dwoght Waldo (1971.P.20) "administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalaiteit yaang tinggi"
The Lianag Gie (1965 P.5) "administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
segenap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu". defenisi ini
mendapat perubahan (1972 Pa37) yatiu peoses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian
penataan. Kemudian lebih disempurnakan (1977:13) yaitu administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
kerjasama mencapai tujuan tertentu.

2. Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan


Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai
sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain:
 Prinsip Efisiensi
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga,
dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
 Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan
pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
 Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu
yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia
sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya
berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.

 Prinsip Kepemimpinan yang Efektif

Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apa bila ia memiliki gaya
kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antarmanusia (human
relationship). Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon). Adapun
tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan
bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas
bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
 Prinsip Kerjasama

Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan


kerjasama antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun Secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional
kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini:
 Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan
kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
 Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam
pendayagunaan tenaga secara optimal.
 Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi
pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam system pendidikan maka untuk menjamin
tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi
sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
 Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan
administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki
yang saling berhubungan.

 Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat
ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam
proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu
digunakan sebagai landasan operasional.

3. Tujuan dan Fungsi Administrasi Pendidikan

Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung
tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam
dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid,
yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu. semakin baik administrasi
pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :

 Efektifitas produksi,
 fisiensi.
 Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes).
 Kepuasan kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan
dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai
efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan
menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi memberi hasil
sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat
menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya
lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada
mereka.
Administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan
memiliki fungsi sebagai (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penyusunan (4)
pengarahan (5) pengkoordinasian, (6) pelaporan, (7) pengangguran. (8) pergerakan (9)
pengawasan, dan (10) penilaian.

 Planning (perencanaan)
Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali dengan fungsiperencanaan atau
planning. Dalam tahap perencanaan ini administratorberkegiatan untuk merumuskan,
memilih, dan menetapkan apa saja aktifitasaktifitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan
mungkin yang akan digunakandimasa datang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: "plans are guides, approximations, goal post,
and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments". Jadi rencana
adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah. Sedangkan
Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan adalah sebagai : "suatu
proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada
pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang
ada di bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara". Hal ini
menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan, taksiran, pos-pos tujuan,
dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak
dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah
dan staff personnel sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka
panjang Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif
mungkin. Terdapat sembilan
manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan:
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama:
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran:
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami:
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
i. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. karena
merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan
haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip- prinsip dalam perencanaan:

a. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan,


b. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif
c. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis:
d. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
e. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif
pendidikan,
f. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan
menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
g. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang
sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk mempersiapkan
keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen-
komitmen tertentu.

 Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang menyusun dan


membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan Berikut ini beberapa
pendapat para ahli mengenal apa itu pengorganisasian,
Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan sturuktur peranan
internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara formal. Pengorganisasian yang
efektif dapat membagi habis (merata) dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub
komponen organisasi. Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian
pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok. penentuan
hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang
sepatutnya.
Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat yang harus
dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:
a Legitimasi (Legitimacy),
memberikan respon dan tuntunan eksternal, yaitu sekolah mampu menampilkan performansi
organisasi yang dapat mayakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai
tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.
b. Efisiensi (efficiency),
pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, tuang, dan sumber daya sekolah.
c. Keefektifan (effectivitness)
menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-
bagian organisasi, dan menentukan personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya:

d. Keunggulan (excellent)
menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksankan fungsi dan
tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.

Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program sekolah:


yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter waktu dan
kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci hubungan
kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan koordinasi dan
penyusunan penetapan kriteria penialian kerja. Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas
penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan:
b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja:
c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab,
d. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah, dan
f. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang
dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi ketidak
pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal balik antara
staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di sekolah (Owens, 1987).
Alasan fungsi pengorganisasian penting:
a. Mewujudkan struktur organisasi;
b. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
c. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas
d. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi; dan
e. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.
Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan tertentu,
kegiatan tersebut adalah:
a Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan;
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab.
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja; dan
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

 Staffing (kepegawaian)

Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya,


kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian
sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya. Dalam
kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu sendiri. Aktifitas yang
dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan
membimbing personel.Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak penyusunan
perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place
selalu diperhatikan Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-
kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat,
kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa
mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade
diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.

 Directing (pengarahan)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan. petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural
maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.Pengarahan
(directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga
mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran
yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk
memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi tentang hubungan antar bagian,
antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan organisasi Falsafah yang dikembangkan dalam
fungsi pengarahan ini adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi
pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh
karena itu, kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan
(monitoring) yang intesif, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaitan
dengan apa yang dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang
telah dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar
untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia
pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya Pengarahan-pengarahan
dapat berupa:
a. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
b. Urutan prioritas penyelesaian:
c. Prosedur kerja:
d. Sarana dan sumber yang dapat dimanfaatkan:
e. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung, dan
f. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.

 Coordinating (pengkoordinasian)

Sistem koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan krisis ini
akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada
pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian
aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan
pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah
mempersatukan sumbangan- sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke
arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.Koordinasi dapat diwujudkan dengan
menggunakan cara-cara antara lain:
a. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja,
b. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu:
c. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan:
d. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
e. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya;
f. Memorandum atau instruksi berantai; dan
g. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.

Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi,


kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:

a. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk
memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut
memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit dan orang
tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan;
b. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan
sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama; dan
c. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk saling
menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.

Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:


a. Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga
diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang.
b. Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang-
bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan,
ditinjau dari segi arah dan bentuk.

 Budgeting (Penganggaran)

Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia


membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi pembiayaan
ini. Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah
adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja
pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk
mendapatkan dana yang mendukung rencana itu. penggunaan, serta pengawasan penggunaan
anggaran tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara
lain:
 Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
 Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan.
 Bagaimana penggunaannya,
 Siapa yang akan melaksanakannya,
 Bagaimana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
 Bagaimana pengawasannya, dll.

 Motivating (Pergerakan)

Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas seorang
manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun
karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok
sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
organisasi. Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk
orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat Unsur
essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi
yang jelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan
pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan
penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan
kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang
pemimpin (leader) dengan memiliki format authority. technical authority, dan personal
authority yang memadai. Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang
mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut,
jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg
mungkin biasa dilakukan, yaitu:
a. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya
b. Komunikasi yang efektif.
c. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
d. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan e. Perbaikan
iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.

 Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan
organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi penyimpangan
yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian jelaslah controlling
mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai
rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan,
dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik Pengertian pengawasan
yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai fungsi system yang
melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-
penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas ditoleransi. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah yang dapat prilaku individu sebagai orang-
orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan.
Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses obyek dan
hasil pendidikan Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan,
termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau
mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui
manusiawi.Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan menurut
Massie (1973) ialah:

a. Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;


b. Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
c. Flexible dan responsive terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan:
d. Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka:
e. Merupakan control diri sendiri,
f. Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja, dan
g. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia
(personnel) secara optimal yaitu:

a. Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;


b. Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri, dan
c. Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada
suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapatmemberi gambaran
seberapa singkat kualitas yang diperolah.

 Evaluating (Penilaian)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau
evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan
kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan, tidak didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk
memelihara dan memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi
pendidikan bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak
berhasil pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan keuntungan atau kerugian masyarakat
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah:
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan
tersebut berhasil:
b. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien.
c. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang
dapat merusak, dan
d. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.

Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama
lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang
tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu Di dalam
fungsi penilaian ini terlihat kegiatan- kegiatan monitoring, kontrol, dan supervisi. Monitoring
dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh informasi
tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi
berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki
pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga. Penilaian tidak hanya mengenai hasil
atau tujuan akhir seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka
sistim instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama
berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata,
penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan
organisasi atau lembaga

4. Hubungan Antara Administrasi dan Manajemen Pendidikan

Ada beberapa istilah yang sering disamakan dengan istilah administrasi pendidikan, misalnya
manajemen pendidikan. Dalam penggunaannya secara umum, administrasi sering diartikan
sama dengan manajemen, administrator dengan manajer. Namun, akhir-akhir ini ada
beberapa penulis yang mencoba membedakannya, walaupun kadang-kadang pembedaan itu
tidak konsisten Kalaupun ada nampaknya perbedaan itu tidak fundamental. Ketidaksamaan
pendapat yang ada dapat dipahami, sebab dalam beberapa prkateknya ada tiga pendapat
tentang hubungan antara administrasi dengan manajemen, yakni:

1. Administrasi lebih luas dari manajemen atau administrasi mencakup manajemen,


pendapat ini sesuai dengan pendapat D. Waldo dalam bukunya Public Administration
yang mengatakan: "Public administration is organization of man and materials to
achieve the purposes of goverment" (Administrasi negara adalah pengorganisasian
dan manajemen manusia dan materi untuk mencapai tujuan pemerintah).
2. Administrasi identik dengan manajemen, dengan alasan:
 Dilihat dari pengertiannya, baik administrasi maupun manajemen merupakan
proses, kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Dalam istilah sehari-hari, terutama dalam arti kelembagaan keduanya sering
dipakai menunjuk isi yang seperti Akademi Administrasi. Aakademi
Manajemen.
3. Administrasi lebih sempit daripada manajemen, dalam arti administrasi tercakup
dalam manajemen.
secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen
terdiri atas enam bidang yakni production, marketing, financial, personal, human
relation, dan administrative management. Dalam paham ini, administrasi disamakan
dengan office management, yakni sebagai kegiatan ketatausahaan atau sama dengan
arti adminsitrative yang berasal dari bahasa Belanda.
Polemik tentang kaitan administrasi dan manajemen masih berlangsung sampai saat ini.
Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan tertentu untuk membedakan penggunaannya.
Untuk bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran di pakai istilah
administrasi, sedangkan untuk bidang industri dan perusahaan dipakai istilah manejemen.

5. Peran Guru dalam Administrasi Pendidikan


Berikut ini akan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah menengah yang
harus dipahami oleh seorang guru.
A. Administrasi Kurikulum

Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang teramat penting
Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar di sekolah. Kurikulum sekolah menengah merupakan seperangkat
pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa sekolah menengah dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan. Mengingat bahwa sekolah menengah merupakan lembaga pendidikan
yang bertanggung jawab dalam memberikan kemampuan siswa untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum ini harus dipahami secara intensif oleh semua
personel, terutama oleh kepala sekolah dan guru. Kurikulum dapat diartikan secara sempit
atau luas. Dalam pengertian secara sempit kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata
pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah
semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti
pendidikan di sekolah itu. Undang-undang nomor 2 tahun 1989 mengartikan kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.

Menurut Koyan (2007: 4), semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik
memperoleh sejumlah kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu
lingkungan yang terdiri atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan
pandangan yang lebih luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik
sebagai acuan dalam berperilaku.
Menurut Ralph Tyler (1949). (dalam Nasution, 1989 6), pengembangna kurikulum ditentukan
oleh empat faktor atau asas utama yaitu:
a. Aspek filosofis yaitu falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru.
b. Aspek sosiologis yaitu harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua. kebudayaan
masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya).
c. Aspek psikologis yaitu hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental,
psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar.
d. Bahan pelajaran yaitu hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu.

Oemar Hamalik (2004) juga menyampaikan terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam penyusunan suatu kurikulum:
I. Tujuan pendidikan nasional.
2. Tahap perkembangna peserta didik.
3. Kesesuaian dengan lingkungan.
4. Kebutuhan pengembangan nasional.
5. Perkembangna ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
6. Kesesuaian dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan.

Perencanaan dalam pengembangan kurikulum sekolah menengah sebagian besar telah


dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat Pusat yang meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1.Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedomannya yang terdiri atas:
 Ketentuan-ketentuan Pokok
 Garis-garis Besar Program Pengajaran.
 Pedoman Pelaksanaan Kurikulum

2. Pedoman-pedoman Teknis Pelaksanaan Kurikulum Lainnya,antara lain: pedoman


penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan program pengajaran, pedoman
penyusunan satuan acara pengajaran, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran.
Didalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui
kegiatan perseorangan atau kelompok. Dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami
kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Perencanaan dan pengembangan kurikulum di
sekolah antara lain (a) penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan
kalender pendidikan yang telah disusun pada tingkat kanwil, dan (b) penyusunan jadwal
pelajaran untuk sekolah. Dalam penyusunan jadwal perlu diperhatikan bahwa: mata pelajaran
yang dianggap berat banyak memerlukan tenaga berpikir hendaknya diberikan pagi hari
disaat siswa masih segar, kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak mengganggu kelas lain
yang berdekatan.

Tujuan Institusional Sekolah Menengah

Tujuan institusional pendidikan suatu sekolah dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional.
Struktur program kurikulum sekolah menengah merupakan kerangka umum program-
program pengajaran yang diberikan pada setiap jenis dan tingkat sekolah menengah. Struktur
program Kurikulum Sekolah Menengah Umum tahun 1984, misalnya memuat: (a) program
inti dan (b) program khusus.
a) Program Inti
Didalam menjalankan program inti di SMU, misalnya disebutkan bahwa susunan program
inti terdiri dari 15 jenis matapelajaran yang masing-masing mempunyai jumlah bobot yang
berbeda, sesuai dengan fungsinya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Bobot ini
berkisar antara 4-18 jam pelajaran. Isi pelajaran dicantumkam dalam GBPP yang terdiri atas
materi esensial dan materi yang dirancang guru untuk pengayaan.
b) Program Khusus
Program khusus terdiri dari program A dan program B. Program A terdiri dari Al (Fisika), A2
(Biologi). A3 (Ilmu Sosial), dan A4 (Pengetahuan Budaya), ProgramA ini dimulai pada
semester ketiga. Program B dikembangkan untukmempersiapkan siswa terjun ke masyarakat.
Matapelajaran dalam program B terdiri dari matapelajaran yang berfungsi sebagai dasar
untuk mengembangkan lebih lanjut kemampuan kejuruan dan matapelajaran kejuruannya
sendiri.

Meskipun setiap kali kurikulum berubah, tetapi komponen-komponenya kurang lebih sama
saja. Guru harus secara seksama mempelajari GBPP, petunjuk pelaksanaan kurikulum,
menimbang mana yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan karena keadaan tertentu, dan
memilih yang mana yang terbaik untuk tujuan pendidikan dan untuk kepentingan siswa.

Penjabaran dan Penambahan Bahan Kajian Mata Pelajaran


Seperti disebutkan baik dalam UU no 2 tahun 1989 maupun PP no. 29 Tahun 1990 (pasal 15)
bahwa matapelajaran atau kajian dalam matapelajaran dapt ditambah oleh sekolah untuk
memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi kurikulum
yang telah ditetapkan secara nasional Pemerkayaan bahan kajian ini dapat dilakukan pada
berbagai tingkat.
1) Dilakukan Oleh Guru Bidang Studi.

Guru merupakan orang yang paling mengetahui apakah materi pelajaran itu cukup untuk
kepentingan siswa maupun kepentingan masyarakat. Pengetahuan guru ini diperoleh dengan
mengikuti perkembangan bidang studi yang diajarkan melalui kegiatan interaksi kolegial
seperti seminar, rapat kerja dan sebagainya.
2) Dilakukan Oleh Kelompok Guru Sejenis

Kelompok guru yang mengajar mata pelajaran yang sama baik dari sekolah itu sendiri
maupun dari luar sekolah sebaiknya sering melakukan pertemuan untuk saling belajar tentang
mata pelajaran yang diajarkan.
3) Dilakukan Guru Bersama Kepala Sekolah.

Kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan kemudahan kepada guru unyuk
mengembangkan mata pelajaran yang diajarkan misalnya melengkapi perpustakaan,
mendorong guru untuk melakukan penelitian, memberikan kesempatan guru untuk
mengambil inisiatif dalam mengembangkan mata pelajaran tersebut atau memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengikuti program peningkatan mutu.

4) Dilakukan Oleh Pengawas

Pengawas merupakan orang yang diharapkan mengetahui tentang sampai seberapa jauh
keluasan dan kedalaman mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan melakukan penilaian
apakah hal tersebut sudah memadai atau perlu diperluas dan diperdalam lagi.

5) Dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

Fungsi LPTK bukan hanya sekedar menghasilkan tenaga guru, tetapi juga menghasilkan
temuan-temuan penelitian dalam usaha memperbaiki kinerja system pendidikan dalam segala
aspeknya. Oleh karena itu LPTK lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan mata pelajaran sebagai akibat perkembangan ilmu,
disamping temuan-temuan dalam bidang perkembangan kebutuhan masyarakat akan isi
pendidikan.

Pelaksanaan kurikulum
a. Penyusunan dan Pengembangan Satuan Pengajaran
Satuan pengajaran (SP) adalah suatu bentuk persiapan mengajar secara mendetail per pokok
bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan Garis garis besar Program Pengajaran
yang telah ada untuk suatu mata pelajaran tertentu.Pengembangan SP dimulai dari
pengembangan pengajaran dalam satuan semester.
 Pengertian Penyusunan Program Pengajaran Semester
Program pengajaran semester adalah rencana belajar-mengajar yang akan
dilaksanakan selama satu semester dalam tahun ajaran tertentu. Program pengajaran
ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari GBPP masing-masing bidang studi.
 Tujuan Penyusunan Program Pengajaran Semester Tujuan penyusunan program
pengajaran semester ini adalah:
a. Menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar- mengajar.
b. Mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar pengajaran dapat
terlaksana secara bertahap dengan tepat.
 Fungsi Program Pengajaran Semester
Fungsi program pengajaran semester adalah:
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester.
b. Sebagai bahan dan pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah dan atau
pengawas sekolah.

 Langkah-lagkah Penyusunan Program Pengajaran Semester


Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penyusunan program
pengajaran semester itu adalah sebagai berikut:
a) Pengelompokan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garis-garis Besar
Program Pengajaran menjadi beberapa satuan bahasan. Setiap satuan bahasan
sebaiknya terdiri dari bahan pengajaran yang relevan.
b) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu semester.
c) Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah selama satu semester dengan
melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.
d) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai
dengan hari efektif sekolah.
e) Mengatur pelaksanaan belajar-mengajar sesuai banyaknya minggu efektif sekolah
yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.

b. Prosedur Penyusunan Satuan Pengajaran


Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pada pokok- pokok bahasan
yang telah disebutkan dalam GBPP adalah:
1) Mengisi identitas mata pelajaran.
2) Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi tujuan
instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci.
3) Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok bahasan sesuai dengan
TIK
4) Mengalokasikan waktu pengajaran.
5) Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci 6) Menetapkan prosedur
memperoleh balikan, baik balikan formatif melalui monitoring atau balikan sumatif melalui
tes bagian itu.

c. Pengembangan Samuan Pengajaran


Karena perkembangan ilmu dan peningkatan kemampuan guru serta perubahan kebutuhan
siswa, maka SP yang sudah dibuat sudah digunakan untuk mengajar perlu dikembangkan
lebih lanjut.

d. Penggunaan Satuan Pengajaran Bukan Buatan guru Sendiri Dalam hal SP tidak dibuat
sendiri oleh guru (dibeli atau dicopy dari SP yang dibuat teman atau orang lain) guru perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1)Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen-komponen dalan SP
dengan komponen-komponen dalam GBPP
2)Jika hal tersebut telah dilakukan dan tidak ada penyimpangan yang telah berarti maka
langkah selanjutnya adalah mencocokkan keajegan (konsistensi) antara: (1) tujuan umum
dengan tujuan instruksional khusus, (2) tujuan instruksional khusus dengan bahan, metode
dan teknik evaluasi serta sumber belajar.
3) Melakukan pertimbangan (judgment) apakah satuan pelajaran itu dapat dilaksanakan
dikelas sejauh berhubungan dengan kemampuan awal siswa, fasilitas yang tersedia dan factor
pendukung lainnya.
4) Jika butir 3 belum memadai, maka guru harus melakukan penyesuaian terhadap SP
tersebut sehingga realistic dan dapat dilaksanakan

e. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar


Aspek administrasi dari pelaksanan proses belajar-mengajar adalah pengalokasian dan
pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk memungkinkan proses belajar-
mengajar itu dapat dilakukan guru dengan seefektif mungkin. Didalam melaksanakan proses
belajar-mengajar guru harus selalu waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena
kesalahan perencanaan fasilitas serta sumber lain yang mendukung proses belajar-mengajar
tersebut.

f.Pengaturan Ruang Belajar.


Untuk terciptanya suasana belajar yang aktif perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar dan
perabot sekolah. Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (1) bentuk dan luas ruangan kelas, (2) bentuk serta ukuran bangku atau kursi dan
meja siswa, (3) jumlah siswa pada tingkat kelas yang bersangkutan, (4) jumlah siswa pada
tiap-tiap kelas, (5) jumlah kelompok dalam kelas, (6) jumlah siswa dalam kelompok, (7)
kegiatan belajar- mengajar yang dilakukan.

g-Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler


Ada tiga macam kegiatan kurikuler, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.

1) Kegiatan kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan pemerkayaan mata
pelajaran. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran yang ditetapkan didalam struktur
program, dan dimaksudkan agar siswa dapat lebih mendalami dan memahami apa yangtelah
dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Untuk pelaksanaan kokurikuler ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
a)Harus jelas hubungan antara pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan
tugas yang diberikan.
b) Tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang berlebihan bagi siswa, baik untuk beban
fisik maupun psikis, karena diluar jangkauan dan kemampuan siswa itu.
c) Pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa harus tertib, termasuk penilaian dan
pemantuan.
d)Penilaian terhadap hasil tuga siswa secara perorangan diperhitungkan sebagai bahan dalam
perhitungan nilai raport semester.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak
terkait dengan pelajaran di sekolah. Sementara definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemmpuan yang telah dipelajari dari berbagai
mata pelajaran dalam kurikulum (B. Suryosubroto, 2002: 271). Kegiatan ini dimaksudkan
agar menambah pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian tujuan
intrakurikuler. Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah:
(a) materi kegiatan hendaknya dapt memberi manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa,
(b) sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,
(c) memanfaatkan fotensi lingkungan, alam, lingkungan budaya.
(d) tidak mengganggu tuga pokok siswa juga guru.

B. Suryosubroto (2002 274) juga menyampaikan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang


dapat dilaksanakan di sekolah antara lain:
a) Lomba Karya Ilmiah Pengetahuan Remaja (LKIPR).
b) Pramuka.
c) PMR/UKS.
d) Koperasi sekolah.
e) Olahraga prestasi.
f) Kesenian tradisional/ modern.
g). Cinta alam dan lingkungan hidup.
h) Peringatan hari-hari besar.
i) Jurnalistik
j) PKS.

Evaluasi Hasil Belajar dan Program Pengajaran


1) Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan ynag dilakukan guna memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dab hasil belajar yang
telah dicapai siswa. Sementara menurut Oemar Hamalik (2005: 159) evaluasi hasil belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang timngkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.
2) Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi i program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta factor-faktor yang mendukung atau
menghambat keberhasilan tersebut. Tingkat keberhasilan itu diukur dengan membandingkan
hasil dengan target yang dirumuskan dalam rencana

B. Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan
siswa disuatu sekolah mulai dari perencanaan siswa baru, pembinaan selama siswa berada di
sekolah, sampai siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang
berlangsungnya PBM. kondusif terhadap

Menurut Sutisna (1991 :46), (dalam Mohammat Syaifuddin, 2007: 2.38) tugas kepala sekolah
dalam administrasi siswa adalah menyeleksi siswa baru. menyelengarakan pembelajaran,
mengontrol kehadiran siswa, melakukan uji kompetensi akademik kejuruan, melaksanakan
bimbingan karier serta penelusuran lulusan. Kepala sekolah harus menyadari bahwa kepuasan
peserta didik dan orang tuanya serta masyarakat, merupakan indikator keberhasilan sekolah.

C. Administarsi Sarana dan Prasarana


Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak maupun tidak bergerak,
yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraanbelajar- mengajar baik secara langsung
maupu tidak langsung. Administarasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan
keseluruhan perencanaan pengadaaan. pendayagunaan dan pengawasan prasarana peralatan
yang digunakan untuk menunjang pendidikan agara tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat dicapai.

Salah satu contoh sarana dan prasarana pendidikan yang langsung digunakan dalam
pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalan segala macam sarana
yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran guna menopang
pencapaian hasil belajar (Sudarma dan Parmiti, 2007:5)

Kebijakan pemerinta tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di dalam UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu "setiap satuan pendidikan formal
dan onoformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kejiwaan peserta didik (Mohammad Syaifuddin, 2007: 2.36).

D. Administarsi personal

Pembahasan administrasi personal dibatasi dan difokuskan kepada pembahasan guru sekolah
menengah sebagai pegawai negeri. Seorang calon guru bisa menjadi seorang pegawai negeri
jika telah melalui rekrutmen guru. Menurut Ibrahim Bafadal, 2006: 21) rekrutmen merupakan
satu aktivitas manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon
pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu atau melaksanakan tugas
tertentu di sebuah lembaga.

Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau disertai tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasrkan
suatu perundang-undangan yang berlaku.
"Status of teacher" merupakan sebuah dokumen penting yang dihasilkan oleh ILO dan
UNESKO tahun 1966 sebagai satu pengakuan secara global bahwa guru sebagai profesi,
meskipun dalam kenyatannya belunterwujud secara signifikan (Zainal Aqib dan Elman
Rohmanto, 2007: 146). Guru wajib memiliki :
1. Kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat (S1 atau D-IV).
2.Kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
3.Sertifikat pendidik.
4.Sehat jasmani dan rohani.
5. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Zainal Aqib dan Elman Rohmanto,
2007:151)

Selain itu, dalam UU guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa : "guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Zainal Aqib dan Elman
Rohmanto, 2007: 145).

E. Administrasi keuangan sekolah menengah

Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun demikian, guru
diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban mereka,
juga memberikan kesempatan untuk ikut serta mengarahkan pembiyaan itu untuk perbaikan
proses belajar mengajar. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan.
pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib
administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Dalam administrasi keuangan ada pemisahan tugas dan fungsi antara otoritor, ordonator dan
bendaharawan. Otoritor adalah pejabat yang diberi wewnang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang
berwewenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan
yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Berndaharawan adalah pejabat yang
berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-
suratberharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan
dan pertanggung jawaban.
Kepala sekolah menengah sebagai pimpinan suatu kerja berfungsi sebagai otorisator untuk
memerintahkan pembayaran. Bendaharawan sekolah menengah ditugasi untuk melakukan
fungsi ordonator dalam menguji hak atas pembayaran, kepala sekolah tidak boleh menjadi
bendaharawan karena melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.

Keuangan sekolah menengah dapat diperoleh dari dana anggaran penerimaan dan belanja
Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
serta bantuan masyarakat. Dana APBN terdiri dari dana rutin dan dana pengunaan. Dana
APBD dapat berasal dari pemerintah tingkat I dan Tingkat II. Dana dari masyarakat diperoleh
dari dana yang dikumpulkan oleh badan pembantuan penyelanggaraan pendidikan (BP3),
serta bantuan masyarakat lainnya. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat (1)
menyatakan bahwa " dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) pada
sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
(Mohammad Syaifuddin, 2007: 2.37).

F. Adminstrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas)


Sekoah berada di tengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi sebagai pisau
bermata dua. Pisau yang pertama adalah menjaga kelstarian nilai- nilai positif yang ada dalam
masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat itu berlangsung dengan baitk. Mata pisau
yang kedua adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu
sesuai dengan kemajuan dan tutuan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-
olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu bersama. Oleh
karena fungsinya yang kontriversi ini diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan
masyarakat. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi sosial.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru hidup,
sehinga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki
karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru (H.
Djam an Satori, dkk, 2003: 2.12) Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, Bagin and Gallagher (1976),
mendefinisikan husemas ini sebagi usha koperatif untuk menjaga mengembangkan saluran
informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian atara sekolah, persoalan sekolah
dengan masyarakat.

Definisi di atas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:


1.Adanya kepetingan yang sama antara sekolah dan masyarakat.
Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus
akan dapat hidup lebih baik, demikian pula sekolah.
2.Untuk memenuhi masyarakat itu.
Masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah: yang dimaksud dengan
peranserta dalam kehidupan masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta sebagai
membangun dalam usaha perbaikan sekolah
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasa yang baik melalui komunikasi dua
arah yang efisien.

Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangan kegiatan husemas adalah:
1. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
sekolah.
2.Peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut
terhadap sekolah.
3.Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan siswa,
meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan
sekolah
4.Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peranserta mereka dalam
memajukan pendidikan di sekolah dalam era pengembangan.
5.Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakuakn sekolah
6.Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah
7. Dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang
diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.

Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah Masyarakat

a.Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang mempunyai
otoritas,
b.Kesederhanaan, Bahwa program-program hubungan sekolah masyarakat harus sederhana
dan jelas
c. Sensitivitas, bahwa dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan
masyarakat, sekolah harus sensitive terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat.
d. Kejujuran, bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu apa adanya
dan disampaikan secara jujur. Sekali sekolah memberikan informasi yang tidak benar,
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah akan menurut dan akibatnya sekolah tidak lagi
mudah untuk membangun kepercayaan itu kembali
e.Ketepatan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat baik dilihat
dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai. Pemilihan waktu
yang kurang tepat dapat mengakibbatkan kegagalan dari program tersebut.

Penyelenggaran kegiatan administrasi hubungan sekolah-masyarakat

Proses penyelenggaran hubungan sekolah masyarakat

1.Perencanaan program
Prencanan program hubungan sekolah masyarakat harus memperhatikan dana yang terjadi,
ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media dan teknik yang akan digunakan dalam
mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal
di atas dikawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mancapai sarana yang diinginkan.
2. Pengorganisasian
Pada dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksanaan hubungan sekolah masyarakat.
Oleh karena itu tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan
Husemas dapat berjalan efektif dan efisien.
3. Pelaksanaan
Dana pelaksanaan hubungan sekolah masyarakat perlu diperhatikan koordinasi antara
berbagai bagian dan kegiatan dan di dalam penggunaannya perlu ada sinkronisasi.

Peranan guru dalam hubungan sekolah masyarakat


Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada beberapa
hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas itu, yaitu:
a. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas
b. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.
c. Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya (kode etik guru)

G. Administrasi Layanan Khusus

Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara langsung
dipergunakan di kelas. Fasiliats yang dimaksud antara lain adalah: Pusat sumber belajar,
usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah.

Pusat sumber belajar

Pusat sumber belajar (PSB) adalah unit kegiatan yang mempunyai fungsi untuk memproduksi
mengadakan, menyimpan serta melayani bahan pengajaran sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas atau pelaksanaan pendidikan di sekolah pada
umumnya pusat belajar dirancang untuk membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah oleh
karena itu pesat sumber belajar harus diadminitrsikan secara professional. Pusat sumber
belajar sekolah dibeli dari dana yang tersedia, diberi oleh masyarakat (BP3) atau pun diberi
oleh pemerintah.
Menurut Mulyani A. Nurhadi (1983) (dalam B. Suryosubroto, 2002: 205). perpustakaan
sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan
sekolah, yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur
secara sitematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber
informasi, dalam rangka menunjang program belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan pengertian tersebut, adapun ciri atau unsur pokok yang ada dalam perpustakaan
yaitu:
1.Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka
2.Koleksi bahan pustaka yaitu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu.
3.Untuk digunakan secara kontinyu oleh guru dan murid sebagai sumber informasi.
4.Merupakan suatu unit kerja.

Mulyani A. Nurhadi (1983) (dalam B. Suryosubroto, 2002: 206) menjelaskan bahwa dalam
hubungannya dengan keseluruhan proses pendidikan di sekolah, perpustakaan berperan
sebagai instalasi atau sebagai sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama
dengan unsur-unsur lainnya ikut menentukan terjadinya proses pendidikan. Layanan
perpustakaan bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
dengan cara memberikan kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam
mengembangkan bakat siswa. Untuk mencapai kal tersebut perpustakaan harus
dikembangkan sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya dapat
mendorong mereka untuk menggunakan perpustakaan sekolahnya.

Hak semua guru sekolah menengah harus terlibat langsung dalam administrasi perpustakaan
sekolah. S. Nasution (1989), mengemukakan antara lain:
a.Memperkenalkan buku-buku kepada para siswa dan guru-guru
b.Memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang akan digunakan untuk menambah
koleksi perpustakaan sekolah.
c.Mempromosi untuk perpustakaan, baik untuk pemakaian, muapun untuk pembinaan.
d. Mengetahui jenis dan menguasai criteria umum yang menentukan baik buruknya suatu
koliksi
e.Mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan. Kafetaria warung
kantin sekolah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Peranan guru dalam administrasi pendidikan sangatlah berpengaruh, dengan pengalaman dan
pemahaman yang baik tentang administrasi di berbagai bidang di sekolah, guru dapat menjadi
seorang administrator yang terampil dan handal. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat
berjalan dengan baik.

B. Saran

Sebagai seorang guru sebaiknya kita turut ambil bagian dalam menangani administrasi
disekolah, Karena selain pada saat mengajar, guru dapat mengenal dan memantau
perkembangan siswanya melalui administrasi sekolah. Manfaat lainnya yaitu guru dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal keadministrasian

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuprofesikependidikan.blogspot.com/2011/05/peran-guru-dalam- administrasi-
sekolah.html

http://rohman12.wordpress.com/2012/02/12/peranan-guru-dalam-administrasi- sekolah-
menengah

http://www.uin-malang.ac.id/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah

http://blog.tp.ac.id/tag/power-point-peranan-guru-dalam-administrasi-sekolah- menengah

Tim Dosen FKIP UNTAN. 2010. Mata Kuliah Keahlian Berkarya. Pontianak : Fahruna
Bahagia

Anda mungkin juga menyukai