Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesadaran hukum pada hakikatnya adalah “kesetian” seseorang atau
subyek hukum terhadap hukum itu yang diujudkan dalam bentuk prilaku
yang nyata, sedang “kesadaran hukum masyarakat” masih bersifat
abstrak belum merupakan bentuk prilaku yang nyata yang mengakomodir
kehendak hukum itu sendiri. Banyak diantara anggota masyarakat
sebenarnya sadar akan perlunya penghormatan terhadap hukum baik secara
“instinktif” maupun secara rational namun mereka cenderung tidak patuh
terhadap hukum. Kebudayaan hukum yang berkembang dimasyarakat kita
ternyata lebih banyak mencerminkan bentuk prilaku opportunis yang dapat
diibarat mereka yang berkenderaan berlalu lintas di jalan raya, ketika lampu
merah dan kebetulan tidak ada polisi yang jaga maka banyak diantara
“mereka” nekat tetap jalan terus dengan tidak mengindahkan atau
memperdulikan lampu merah yang sedang menyala.

Berdasarkan Latar Belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik


untuk menulis makalah yang berjudul “Pentingnya Kesadaran hokum di
masyarakat”

Masalah pokok yang dikemukakann dalam makalah ini tentang


berbagai argument para filsafat luar negeri tentang kesdaran kesadaran
hukum dan tentang penerapan system kesadaran hukum dalam masyarakat.

B. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Makalah


1. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui arti penting kesadaran hukm
b. Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat terhadap
hukum

1
2. Kegunaan Penulisan Makalah
a. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas
terstruktur dari mata kuliah Jadi Diri Unsoed.
b. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan hukum

2
BAB II
METODE PENULISAN

A. OBJEK PENULISAN
Objek penulisan makalah ini adalah mengenai materi Jati Diri
Unsoed bab “Manusia dan Kepribadian” tentang “Kesadaran Hukum”.
Dalam makalah ini juga dibahas mengenai berbagai jenis tentang pendapat
para filsafah luar negeri

B. DASAR PEMILIHAN OBJEK


Kami sebagai penyusun makalah ini, memilih objek “Kesadaran
Hukum dalam Masyarakat” karena komponen sikap ini dalam masyarakat
mulai ditinggalka Oleh karena itu penyusun tertarik untuk menulis makalah
tentang “Kesadaran Hukum“

C. METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang
sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu
mengenai “Kesadaran Hukum”. Disamping itu, penulis juga mendapatkan
data dari hasil wawancara dengan orang-orang yang berkompeten di bidang
Hukum. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang
membahas mengenai bab “Kesadaran Hukum”

3
BAB II
KESADARAN HUKUM

A. Pengertian Hukum
Hukum sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalankan
interaksi dan pergaulan sosial di dalam masyarakat demi terwujudnya
keadilan. Untuk dapat mewujudkan keadilan dalam masyarakat, maka
norma atau aturan hukum harus dijunjung tinggi dan mendapat tempat
khusus bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian hukum menurut para pakar :
a. Menurut Immanuel Kant
Hukum adalah keseluruhan syarat yang ditetapkan agar kehendak
bebas orang yang satu dapat disesuaikan dengan kehendak bebas
orang lain.
b. Menurut Hugo Gratius
Hukum adalah aturan moral yang mewajibkan setiap orang berbuat
sesuatu kerena menurut kodratnya harus melakukan yang benar.
c. Menurut Leon Duguit
Hukum adalah tingkah laku para anggota masyarakat yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat
sebagai jaminan bagi kepentingan bersama, dan jika dilanggar akan
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan
pelanggaran.
d. Menurut M.H. Tirtaamadjaja, S.H.
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam
tingkah laku dan tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan
ancaman walaupun mengganti kerugian.
e. Menurut Drs. E. Utrecht, S.H.
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan)
yang mengurus tata tertib suatu masyarakat yang harus ditaati oleh
masyarakat tersebut.

4
f. Menurut Prof. Mr. E.M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan
kesusilaan yang ditunjukkan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat.
g. Menurut S. M. Amin, S.H.
Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma-norma
dan sanksi-sanksi dengan tujuan mengadakan ketertiban dan
keamanan dalam pergaulan manusia di masyarakat, sehingga terjaga
keamanan dan ketertibannya.
h. Menurut Prof. Mr. Dr. C. Van Vollenhoven
Hukum adalah fenomena yang tampak dalam hubungan timbale balik
antara yang menyimpang dengan yang tidak menyimpang.
i. Menurut J. C. T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto,
S.H.
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat,
yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib. Pelanggaran
terhadap peraturan tersebut mengakibatkan diambilnya tindakan,
yaitu hukuman tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian hukum tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa hukum memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
a. Merupakan peraturan tingkah laku manusia.
b. Dibuat oleh badan-badan resmi atau yang berwajib.
c. Bersifat mengikat dan memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran hukum sangat tegas dan nyata.
Sedangkan ciri-ciri hukum adalah :
a. Adanya perintah atau larangan.
b. Larangan dan perintah itu harus dipatuhi atau ditaati oleh orang.
c. Adanya snaksi hukum yang tegas.
Adapun tujuan hukum adalah menghendaki keseimbangan
kepentingan, ketertiban, keadilan, ketentraman, kebahagiaan setiap

5
manusia. Menurut L.J. Van Apeldoom, tujuan hukum adalah mengatur
pergaulan hidup secara damai. Sedangkan fungsi hukum meliputi :
a. Sebagai alat ketertiban dan ketentraman masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
c. Sebagai alat penggerak pembangunan.
d. Sebagai alat kritik.
e. Sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian.

B. Peran dan Fungsi Hukum


Hukum mempunyai peranan sangat besar dalam pergaulan hidup
di tengah-tengah masyarakat. Peranan hukum yang besar itu dapat kita
lihat dari ketertiban, ketentraman dan tidak terjadinya ketegangan di
dalam masyarakat, Karena hukum mengatur , menentukan hak dan
kewajiban serta melindungi kepentingan individu dan kepentingan sosial.
Dalam konteks pergaulan hidup , hukum berjalan sedemikian rupa
sehingga hubungan dapat berjalan dengan tertib dan teratur, karena
hukum secara tegas menentukan tugas, kewajiban dan wewenang yang
jelas sehingga hubungan dalam pergaulan hidup dapat berjalan mulus,
karena masing-masing mengetahui apa yang menjadi hak dan
kewajibannya.
J.F. Glastra Van Loon mengatakan bahwa dalam menjalankan
peranannya, hukum mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu :
a. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup.
b. Menyelesaikan pertikaian.
c. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika
perlu dengan kekerasan.
d. Memelihara dan mempertahankan hal tersebut.
e. Mengubah tata tertib dan aturan-aturan, dalam rangka penyesuaian
dengan kebutuhan masyarakat.
f. Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastisn hukum, dengan cara
merealisir fungsi-fungsi di atas.

6
Jadi, hukum harus mampu mewujudkan tentang keadilan, kegunaannya
bagi kepentingan sosial dan kepastian hukum yang umum sifatnya.

C. Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang
erat sekali. Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan hukum
(Lemaire, 1952; 46). Bahkan Krabbe mengatakan bahwa sumber segala
hukum adalah kesadaran hukum (v. Apeldoorn, 1954: 9). Menurut
pendapatnya maka yang disebut hukum hanyalah yang memenuhi
kesadaran hukum kebanyakan orang, maka undang-undang yang tidak
sesuai dengan kesadaran hukum kebanyakan orang akan kehilangan
kekuatan mengikat. Hal ini masih memerlukan kritik. Perlu kiranya
diketahui bahwa Krabbe dan juga Kranenburg termasuk mereka yang
mengembangkan teori tentang kesadaran hukum.
Kesadaran hukum adalah kesadaran yang ada pada setiap
manusia tentang apa hukum itu atau apa seharusnya hukum itu, suatu
kategori tertentu dari hidup kejiwaan kita dengan mana kita membedakan
antara hukum dan tidak hukum (onrecht), antara yang seyogyanya
dilakukan dan tidak seyogyanya dilakukan (Scholten, 1954: 166) .
Kesadaran tentang apa hukum itu berarti kesadaran bahwa hukum itu
merupakan perlindungan kepentingan manusia. Bukankah hukum itu
merupakan kaedah yang fungsinya adalah untuk melindungi kepentingan
manusia? Karena jumlah manusia itu banyak, maka kepentingannyapun
banyak dan beraneka ragam pula serta bersifat dinamis. Oleh karena itu
tidak mustahil akan terjadinya pertentangan antara kepentingan manusia.
Kalau semua kepentingan manusia itu dapat dipenuhi tanpa terjadinya
sengketa atau pertentangan, kalau segala sesuatu itu terjadi secara teratur
tidak akan dipersoalkan apa hukum itu, apa hukumnya, siapa yang
berhak atau siapa yang bersalah. Kalau terjadi seseorang dirugikan oleh
orang lain, katakanlah dua orang pengendara sepeda motor saling
bertabrakan, maka dapatlah dipastikan bahwa, kalau kedua pengendara

7
itu masih dapat berdiri setelah jatuh bertabrakan, akan saling menuduh
dengan mengatakan “Kamulah yang salah, kamulah yang melanggar
peraturan lalu lintas” atau “Saya terpaksa melanggar peraturan lalu lintas
karena kamu yang melanggar peraturan lalu lintas lebih dulu”. Kalau
tidak terjadi tabrakan, kalau tidak terjadi pertentangan kepentingan,
sekalipun semua pengendara kendaraan mengendarai kendaraannya
simpang siur tidak teratur, selama tidak terjadi tabrakan, selama
kepentingan manusia tidak terganggu, tidak akan ada orang yang
mempersoalkan tentang hukum. Kepentingan-kepentingan manusia itu
selalu diancam oleh segala macam bahaya: pencurian terhadap harta
kekayaannya, pencemaran terhadap nama baiknya, pembunuhan dan
sebagainya. Maka oleh karena itulah manusia memerlukan perlindungan
terhadap kepentingan-kepentingannya. Salah satu perlindungan
kepentingan itu adalah hukum. Dikatakan salah satu oleh karena
disamping hukum masih ada perlindungan kepentingan lain: kaedah
kepercayaan, kaedah kesusilaan dan kaedah kesopanan. Kesadaran
hukum menunjuk pada bagian dari unsur hukum, karena hal ini
membangkitkan rasa tanggung jawab masyarakat dalam mentaati norma
hukum beserta sanksi yang ada di dalamnya. Sanksi merupakan syarat
esensial dalam membedakan norma hukum dengan norma-norma
lainnya.
Kesadaran hukum, istilah ini banyak dibicarakan oleh masyarakat
kita tanpa banyak pengertian. Kesadaran hukum ialah sebagai kesadaran
atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang
ada atau tentang hukum yang diharapkan. Sedangkan nilai hukum adalah
nilai tentang apa yang adil dan yang tidak adil, jadi nilai tentang
keadilan.
Kesadaran hukum masyarakat merupakan semacam jembatan
yang menghubungkan antara peraturan-peraturan hukum dengan tingkah
laku hukum orang-orang. Ia termasuk kategori nilai-nilai serta sikap-

8
sikap yang mempengaruhi bekerjanya hukum. Kesadaran hukum
masyarakat adalah fungsi dari hal-hal berikut ini :
a. Peraturan-peraturan hukumnya sendiri yang kemudian
dikomunikasikan kepada rakyat.
b. Aktivitas dari pelaksana hukum.
c. Proses pelembagaan (institusionalization) dan internalisasi hukumnya.
Kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran akan nilai-
nilai yang terdapat dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau
tentang hukum yang diharapkan ada. Sebetulnya yang ditekankan adalah
nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian (menurut)
hukum terhadap kajadian-kejadian yang konkrit dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Jalinan nilai-nilai hukum yang mengendap dalam diri warga
masyarakat sangat penting oleh karena nilai-nilai tersebut :
a. Merupakan abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi,
sebagai akibat daripada proses interaksi sosial yang kontinyu.
b. Senantiasa harus diisi dan bersifat dinamis, oleh karena didasarkan
pada interaksi sosial yang dinamis pula.
c. Merupakan suatu kriteria untuk memilih tujuan-tujuan di dalam
kehidupan sosial.
d. Merupakan sesuatu yang menjadi penggerak manusia kearah
pemenuhan hasrat hidupnya, sehingga nilai-nilai merupakan factor-
faktor yang sangat penting di dalam pengarahan kehidupan sosial
maupun kehidupan pribadi manusia.
Secara langsung atau tidak langsung kesadaran hukum berkaitan
erat dengan kepatuhan atau ketaatan, yang dikonkritkan dalam sikap
tindak atau perilaku manusia. Masalah kepatuhan hukum tersebut
merupakan suatu proses psikologis (yang sifatnya kualitatif) dapat
dikembalikan pada 3 prose dasar yakni :
a. Compliance, yang diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan
pada harapan akan suatu imbalan dari usaha untuk menghindarkan

9
diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan (apabila tidak taat).
Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada sustu keyakinan
akan tujuan hukum, akan tetapi lebih ditekankan kepada sistem
pengendalian diri pemegang kekuasaan. Sebagai salah satu akibatnya
adalah bahwa kepatuhan hukum akan ada, apabila ada pengawasan
yang ketat terhadap pelaksanaan kaedah-kaedah hukum tertentu.
b. Identification, yang terjadi apabila kepatuhan hukum ada bukan oleh
karena nilai intrinsiknya, akan tetapi supaya keanggotaan kelompok
tetap terjaga, serta ada hubungan baik dengan mereka yang
memegang kekuasaan. Daya tarik untuk kuat adalah keuntungan yang
akan diperoleh dari hubungan-hubungan tersebut, sehingga
kepatuhanpun senantiasa tergantung pada baik dan buruknya interaksi
tadi.
c. Internalization, dimana seseorang mematuhi hukum, karena secara
intrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isi hukum adalah sesuai
dengan nilai-nilai warga masyarakat, sejak semula pengaruh terjadi
atau oleh karena dia merubah nilai-nilai yang semula dianutnya. Hasil
dari proses tersebut adalah suatu konformitas yang didasarkan pada
motivasi secara intrinsik. Pusat kekuatan proses ini adalah
kepercayaan warga masyarakat terhadap tujuan hukum, terlepas dari
perasaan atau nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan.
Oleh karena faktor-faktor tersebut di atas, maka dalam masyarakat
akan dapat dijumpai pelbagai derajat kepatuhan, antara lain :
a. Seorang bersikap tindak atau berperikelakuan sebagaimana
diharapkan oleh hukum dan menyetujuinya hal mana sesuai dengan
sistem nilai-nilai mereka yang berwenang.
b. Seseorang berperikelakuan sebagaimana diharapkan oleh hukum dan
menyetujuinya, akan tetapi dia tidak setuju dengan penilaian yang
diberikan oleh yang berwenang terhadap hukum yang bersangkutan.
c. Seseorang mematuhi hukum, akan tetapi dia tidak setuju dengan
kaedah-kaedah tersebut maupun pada nilai-nilai yang berwenang.

1
d. Seseorang tidak patuh pada hukum, akan tetapi dia menyetujuinya
dan demikian juga terhadap nilai-nilai dari mereka yang berwenang.
e. Seseorang sama sekali tidak menyetujui semuanya dan diapun tidak
patuh pada hukum (melakukan protes).

D. Penerapan Kesadaran Hukum


Kesadaraan hukum sangat penting dan dibutuhkan dalam
menjalani interaksi dan pergaulan hidup. Sebagai mahasiswa, penerapan
kesadaran akan hukum sangat dibutuhkan, baik dalam pergaulan di
lingkungan universitas, masyarakat, maupun dalam berlalu-lintas.
Kesadaran hukum mahasiswa dapat diwujudkan melalui sikap dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan
masyarakat maupun di lingkungan universitas, sebagai contoh :
1. Penerapan Sikap Sesuai Hukum Di Lingkungan Masyarakat
a. Menjaga nama baik dan kehormatan lingkungan masyarakat.
b. Menaati dan mematuhi norma-norma dan hukum yang berlaku di
lingkungan masyarakat.
c. Menghindari tindakan yang dapat meresahkan masyarakat.
d. Saling menghormati dan menghargai sesama anggota masyarakat.
e. Memelihara dan menjaga ketertiban, keamanan dan ketentraman
masyarakat.
2. Penerapan Sikap Sesuai Hukum Di Lingkungan Universitas/Kampus
a. Menjaga nama baik dan kehormatan universitas.
b. Menaati dan mematuhi aturan tata tertib universitas.
c. Menghindari tindakan yang dapat meresahkan mahasiswa lain.
d. Saling menghormati dan menghargai sesama mahasiswa.
e. Menghindari pertikaian atau perkelahian sesama mahasiswa.
f. Berpikir dingin dan menggunakan musyawarah secara mufakat
dalam mengambil keputusan secara bersama-sama.
g. Memelihara dan menjaga ketertiban, keamanan dan ketentraman
universitas.

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penyusun mengadakan penyusunan makalah ini, yang


mengambil tema atau materi kesadaran hukum, maka penyusun dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Hukum memiliki pengertian yang luas, namun dapat disimpulkan
bahwa hukum memiliki unsur dan ciri-ciri di dalamnya.
b. Tujuan hukum adalah menghendaki keseimbangan kepentingan,
ketertiban, keadilan, ketentraman, kebahagiaan setiap manusia.
c. Hukum memiliki peran dan fungsi yang besar, terutama dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat.
d. Kesadaran hukum merupakan bagian dari unsur hukum yang bisa
diartikan sebagai kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam
diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang
diharapkan.
e. Kesadaran hukum harus diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan
maupun dalam menjalani interaksi atau pergaulan hidup.

B. Saran

Setelah menyampaikan beberapa kesimpulan di atas, kiranya


penyusun dapat memberi saran. Saran yang penyusun sampaikan adalah
pelajari tentang hukum beserta penerapannya dan tingkatkanlah
kesadaran hukum kita yang tentunya berguna dalam menjaga perilaku
kita sebagai mahasiswa pada khususnya dan sebagai masyarakat ataupun
warga Negara pada umumnya dan berguna dalam menjaga ketentraman
dan ketertiban dalam masyarakat.

1
C. Kata Penutup
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “KESADARAN HUKUM”
walaupun masih jauh dari sempurna.
Semoga makalah ini dapat membawa manfaat yang besar
terhadap penyusun dan pembaca sekalian,

1
DAFTAR PUSTAKA

Ajisoedarmo, Soedito dan Kawan-kawan.2009.Jatidiri


UNSOED.Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman

Syamsu, Drs. Dan Kawan-kawan.2007.Kewarganegaraan Untuk SMA/MA


Kelas X.Jakarta : Arya Duta

Depdikbud.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka

Sumber Lain :

http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm

http:// www.google.co.id

http:// www.kumpulblogger.com

http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/03/meningkatkan-kesadaran-
hukum-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai