Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS ARTIKEL DENGAN MENGGUNAKAN BIDANG

ILMU SOSIAL
Artikel 1

Kronologi Meninggalnya Brigadir J

Penanganan kasus terkait dengan penembakan anggota Polri Brigadir J bermula karena
ada laporan Irjen Pol. Ferdy Sambo kepada Polres Metro Jakarta Selatan dan Divisi
Propam Polri pada Jumat (8/7/2022). Ferdy Sambo melaporkan peristiwa tersebut pada
pukul 17.20 WIB dengan skenario terjadi peristiwa tembak menembak antara Bharada E
dengan Brigadir J. Insiden tersebut diduga terjadi karena Brigadir J melakukan pelecehan
terhadap istri Ferdy Sambo, yakni Putri Candrawathi. Ferdy Sambo kemudian
menghubungi sejumlah orang, salah satunya adalah Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan
yang hadir pertama di tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 17.30 WIB setelah
dihubungi oleh sopir Ferdy Sambo. Kemudian, pukul 17.47 WIB datang personel dari
Biro Provos Divisi Propam Polri ke TKP setelah dihubungi oleh Ferdy Sambo guna
melakukan pendataan dan pengamanan barang bukti. Sekitar pukul 19.00 WIB, saksi-
saksi yang ada di TKP saat itu, seperti Kuat Ma’ruf, Bripka Ricky Rizal, dan Bharada E
dibawa ke kantor Biro Paminal Divisi Propam Polri. Sementara itu, pelaksanaan olah
TKP selesai sekitar pukul 19.40 WIB. Atas kejadian tersebut, dibuat dua laporan ke
Polres Jakarta Selatan, yaitu laporan tentang dugaan percobaan pembunuhan terhadap
Bharada E dan laporan oleh Putri Chandrawati terkait dugaan perbuatan pelecehan dan
ancaman kekerasan dari Brigadir J. Lantas, jenazah Brigadir J dibawa ke RS Bhayangkara
Polri tingkat satu di Kramat Jati dengan menggunakan mobil ambulans, dikawal oleh
mobil dinas Biro Provos Divisi Propam Polri, dan kendaraan operasional Satreskrim
Polres Jakarta Selatan. Jenazah Brigadir J dimasukkan ke RS Polri Kramat Jati sekitar
pukul 20.20 WIB, dan menjalani pemeriksaan luar pada 22.30 WIB setelah menunggu
kelengkapan syarat berupa surat administrasi permintaan visum dari penyidik.
Pemeriksaan luar dan dalam jenazah Brigadir J berakhir pada Sabtu (9/7/2022) sekitar
pukul 02.00 WIB. Sekitar pukul 11.00 WIB, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan
mendatangi kantor Biro Paminal Divisi Propam Polri untuk membuat berita acara
pemeriksaan saksi-saksi, yakni Bharada E, Bripka Ricky, dan Kuat Ma’ruf. Namun,
penyidik mendapatkan intervensi dari personel Biro Paminal Divisi Propam (Divpropam)
Polri. Penyidik hanya diizinkan untuk mengubah format berita acara interogasi yang
dilakukan oleh Biro Paminal Divisi Propam Polri menjadi berita acara pemeriksaan.
Sekitar pukul 13.00 WIB, penyidik bersama saksi diarahkan oleh personel Divpropam
Polri untuk melakukan rekonstruksi kejadian di TKP. Sesuai rekonstruksi kejadian, para
saksi menuju rumah Ferdy Sambo di Saguling. Personel Biro Paminal, di saat yang
bersamaan, kemudian menyisir TKP dan memerintahkan untuk mengganti hard disk
CCTV yang berada di pos satpam Duren Tiga. Hard disk CCTV ini kemudian diamankan
oleh personel Divpropam Polri.

Kajian Bidang ilmu Sosial

1. Ilmu Sosiologi : masyarakat tentu saja akan mempunyai asumsi yang berbeda
terhadap institusi kepolisian karena sangat disayangkan mengapa kasus brigadier J
ini sangat begitu rumit dan tidak ada titik temu, masyarakat tentu sadar dengan
tidak adanya bukti yang sesuai dan hanya informasi dari mulut ke mulut untuk
menyalahkan brigadier J sebagai tersangka, seharusnya kapolri harus mampu
bertindak tegas dengan adanya kasus ini, marwah polisi yang sekarang ada diujung
tanduk seharusnya tahu betul bagaimana masyarakat sudah paham dari segi
kridibilitas kepolisian yang mempunyai slogan mengayomi malah membunuh
anggotanya sendiri.
2. Ilmu politik : peran pemerintah sangat dinanti dalam kasus ini, pemerintah harus
segera mendiskusikan dengan kapolri untuk mengambil langkah yang tepat untuk
menyelesaikan kasus ini agar tidak berbelit belit, jika dipandang dari aspek
kepentingan secara individual dan kelompok tentu saja kasus ini memang
mempunyai rahasia yang muaranya ke hal politik, yang pada intinya saling
melindungi dan menutup nutupi agar tersangka aman.
3. Ilmu antropologi : kasus demi kasus yang diselesaikan oleh polisi jika kita pahami
dari berita-berita yang lalu bagaimana sigap dan cepatnya polisi dalam bertindak
dan menyelesaikan seluruh kasus semuanya bisa segera tuntas tetapi dengan tanda
petik kasus disini orang yang tidak mempunyai jabatan tertinggi di pemerintahan,
apakah memang betul budaya hukum yang dimana tajam ke bawah dan tumpul ke
atas tetap ada sampai sekarang?
4. Ilmu psikologi : kejiwaan bharada E dan Putri Candrawati harus dipastikan oleh
tim khusus kedokteran apakah bharada E dan Putri Candrawati mendapat tekanan
dari seseorang atau mereka juga ikut andil dalam melenyapkan sebuah nyawa
orang lain
5. Ilmu sejarah : kasus ini bermula dari kembalinya Ferdy Sambo dari Magelang yang
selesai menjenguk anaknya, sesampai di Jakarta diperumahan ferdy sambo
kejadian itupun terjadi yang dimana saling tembak antara polisi dengan polisi dan
mengakibatkan kematian salah satu dari mereka.

Anda mungkin juga menyukai