Anda di halaman 1dari 5

MONTH ISSUE AGUSTUS

TEMA : POLISI VS POLISI

SLIDE 1 : Orang - orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan berencana yaitu
IRJEN FS adalah seorang inspektur Jendral atau Irjen kepolisian dia juga adalah
anak dari seorang Mantan Kapolda Sumatra utara yang berpangkat MEYJEN, FS
(Ferdy sambo) sudah berkarir dikepolisian selama 28 tahun dari tahun 1994
hingga 2022. Termasuk Brigadir J dan Bharada E, yang ke 2 yaitu Putri
Candrawati adalah seorang istri dari FS juga dari keluarga terpandang diakademik
dia juga merupakan anak dari pensiunan jendral TNI berpangkat Brigadir Jendral
putri C sendiri diketahui memiliki Gelar Dokter Gigi, yang ke tiga adalah Brigadir
J (noviansyah josua hutabarat) Adalah seorang Bintara tingkat 3 dikepolisian
Republik indonesia Atau Brigadir dia memulai karirnya ditahun 2012 dia juga
pernah ditugaskan Dijambi dan dikatakan pas dia ditugaskan Dijambi bahwa dia
adalah seorang penembak Jitu, Setelah 3/tahun Dijambi dia diminta pindah
dijakarta untuk seleksi calon ajudan perwira tinggi polri.

SLIDE 2 : setelah 2019 dia memulai tugasnya untuk menjadi ajudannya Kadiv
propal polri Irjen FS dan istrinya ibu putri c, Nah tapi divisi Humas polri Irjen AR
itu mengatakan bahwa Brigadir J ini adalah supir dia mengatakan Brigadir J itu
sopir dia melakukan tugas mengamankan tapi dia sopir Ibu Bhayangkari tidak ada
ajudan.

SLIDE 3 : Jadi kasus ini tidak ada bahwa Brigadir J merupakan Ajudan, bukan ya
jelas ya dia Sopir. Dan ada Bharada E adalah anggota Polri yang ditugaskan untuk
mengawal Irjen FS dia juga merupakan ajudan termuda untuk Irjen FS dan
merupakan Penembak Nomer 1 Diresimens 1 pasukan pelopor dijajaran polisi
Brimob .

SLIDE 4 : Timeline kejadian


pada 8 juli tahun 2022 Sore hari pada hari jumat terdengar ada bunyi letupan
Dikomplek Polri Duren 3 Jakarta Selatan dan Suara ini didengar sama satpam
setempat yang bernama Marjuki pas didengar ga mengira apa - apa yang dia pikir
adalah suara petasan yang biasa dimainin sama anak - anak menjelang idul adha,
tapi ternyata suara itu bukanlah bunyi petasan suara itu adalah suara letupan pistol
dari Dirumah Dinas kepala divisi profesi dan pengamanan polri yaitu Irjen FS.

Irjen FS pun langsung melaporkan ke polres jakarta selatan bahwa telah terjadi
Bakutembak Dirumahnya yang menewaskan Brigadir J sekitar pukul 19.00 - 20.00
Brigadir J ini dilarikan kerumah sakit polri untuk dilakukan otopsi, Nah otopsi itu
ditunjukan bahwa penyebab kematian dari Brigadir J disebabkan oleh 7 Luka
tembakan dan 5 pelurunya bersarang ditubuhnya Brigadir J, Versi otopsi dari pihak
kepolisan Luka tembakan pertama ada dibagian dibelakang kepalanya Brigadir J
menembus sampai ke hidung, Luka tembakan ke 2 dibibir bahwa yang menembus
ke ke dagu dan rahang tembus ke tulang selangka, luka tembakan ke 3 ada
dibagian bawah mata mengarah ke atas ya g mengakibatkan luka memar, luka
tembakan ke 4 ada dijari kelingking, luka tembakan ke 5 ada di pergelangan
tangan, luka tembakan ke 6 ada ada di dada dan luka tembakan ke 7 ada disamping
ketiak.

Dokter forensik juga mengatakan bahwa Brigadir J ini meninggal pada pukul 17.00
jam 5 sore, dihari yang sama pada tengah malam istri Irjen FS putri C melaporkan
Brigadir J atas tuduhan pencobaan pelecehan dan ancaman kekerasan.

Jenazah Brigadir J diautopsi ulang di RSUD Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi.
Brigadir J kemudian dimakamkan secara kedinasan, setelah sebelumnya
dimakamkan secara biasa.

Sangat jauh berbeda dengan Versi otopsi dari keluarga yaitu ditemukannya Luka
sayat dibawah mata, Dua bekas jahitan dihidung, Luka sayat dibibir, Gigi tak lagi
Rapih, Luka sayat dileher, Bekas luka jerat dileher, Memar diperut, Dua jari tangan
patah/putus, Kuku jari tangan lepas, Lubang ditangan, Luka benda tajam dikaki
kanan .
setelah 3 hari kejadian ini baru Humas Polri membuat pernyataan didepan publik
Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu, Budhi Herdi Susianto, menjelaskan
Brigadir J tewas dalam baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Budi menyebut baku tembak terjadi antara Brigadir J dan Bharada E dipicu dugaan
pelecehan seksual Brigadir J kepada Putri Candrawathi.

Bharada E ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J. Timsus tidak


menemukan unsur bela diri. Bharada E dijerat pasal berlapis, yaitu pasal
pembunuhan dan turut serta.

SLIDE 5 : DASAR HUKUM


“Ferdy Sambo setidaknya bisa dikenakan Pasal 221 KUHP, selebihnya bisa
dikenakan Pasal 338 juncto 340 KUHP, kemudian Pasal 46 juncto Pasal 30 UU
ITE," kata Chairul Huda saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Agustus 2022.

Pasal 221 KUHP adalah perbuatan menyembunyikan, menolong untuk


menghindarkan diri dari penyidikan atau penahanan, serta menghalangi atau
mempersulit penyidikan atau penuntutan terhadap orang yang melakukan
kejahatan.
Pasal 338 menyebut barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun. Lalu, Pasal 340 berbunyi
barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Choirul Huda mengatakan Pasal 46 juncto Pasal 30 UU ITE juga bisa dikenakan.
Pasal 46 UU ITE menyebut hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan
denda maksimal Rp 600 juta atas peretasan terhadap sistem elektronik milik orang
lain dengan cara apapun.
Lalu, Pasal 30 menyebut setiap orang dengan sengaja tanpa hak atau melawan
hukum mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun.
“Pasal 30 juncto 46 UU ITE dikenakan karena illegal access terhadap handphone
atau data yang ada di HP mendiang Yosua,” kata Choirul Huda.

Polri resmi menetapkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri C sebagai tersangka di kasus
kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, menyusul
suaminya. Putri dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

“PC ditetapkan tersangka pembunuhan Brigadir Yosua,” kata Direktur Tindak


Pidana Umum Bareskrim Polri Bridjen Andi Rian Djajadi saat konferensi pers di
Mabes Polri, Jumat, 19 Agustus 2022. Putri Candrawathi dijerat dengan Pasal 340
subsider 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP. Seperti pasal yang menjerat suaminya.
Adapun isi dari pasal tersebut yaitu:
Pasal 338 KUHP
"Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun."

Pasal 55 KUHP
Ayat 1: "Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan; mereka yang
dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan
atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya
melakukan perbuatan."
Ayat 2: "Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah
yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya."

Pasal 56 KUHP
"Dipidana sebagai pembantu Kejahatan : mereka yang sengaja memberi bantuan
pada waktu kejahatan dilakukan; mereka yang sengaja memberi kesempatan,
sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan."

SLIDE 6 : DAFTAR PUSTAKA


https://www.gorajuara.com/news/pr-1004236201/berapa-orang-anak-ferdy-sambo-
berikut-profil-anak-anak-ferdy-sambo-dari-putri-candrawathi-nama-hingga-umur

https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-705230588/update-kasus-brigadir-j-
hari-ini-bharada-e-ungkap-fakta-ini-lpsk-lakukan-tes-asesmen-istri-ferdy-sambo

https://www.merdeka.com/peristiwa/irjen-ferdy-sambo-dijerat-pasal-berlapis-dari-
pembunuhan-berencana-sekarang-uu-ite.html
https://www.tribunnews.com/nasional/2022/08/19/putri-candrawathi-tersangka-
baru-ini-bunyi-pasal-yang-menjerat-istri-ferdy-sambo

Anda mungkin juga menyukai