Anda di halaman 1dari 3

Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J

Kronologi kasus penembakan Brigadir Josua


Jumat (8/7/2022)
Dari Magelang hingga penembakan dan autopsy

- Pukul 10.00 WIB melalui whaatsapp, Brigadir Josua mengabarkan kepada keluarga nya
bahwa ia sedang di Magelang mengantar komandan.
- Sekitar 16.30 WIB Brigadir Josua mengabarkan segera tiba di Jakarta. Setelah itu telepon
genggam Brigadir Josua nonaktif, pada waktu yang hamper bersamaan menurut hasil CCTV,
rombongan dari Magelang sampai di rumah pribadi Ferdy Sambo. Mereka melakukan tes
PCR, termasuk Brigadir Josua. Menurut Kapolres Jaksel nonaktif Kombes Budhi Herdi
Susianto rumah tersebut adalah rumah singgah. Selama pandemic, rumah tersebut dipakai
oleh keluarga Ferdy Sambo untuk isolasi mandiri apabila ada anggota keluarga yang baru
pulang dari luar kota.
- Pukul 17.00 WIB terjadi insiden penembakan oleh Bharada Richard Eliezer Lumiu alias
Bharada E hingga menewaskan Brigadir Josua di rumah dinas atau rumah singgah Duren Tiga
Jaksel. Ketua RT 05/01 Duren Tiga, Madjen Pol (Purn) Seno Sukarto, mengaku tidak tahu
dan tidak mendapatkan laporan adanya penembakan. Menurut Ahmad Ramadhan, malam itu
Ferdy Sambo melaporkan kejadian ke Polres Metro Jaksel.
- Sekitar pukul 19.00 WIB kenazah Brigadir Josua diautopsi di RS Kramat Jati, Jaktim. Adik
korban, Brigadir Dua Mahareza Hutabarat diminta menandatangani permintaan autopsy
- Tengah malam, Putri Candrawathi melaporkan Brigadir Josua ke Jaksel atas dugaan
percobaan pencabulan dan ancaman kekerasan. Polsek Jaksel juga membuat laporan tipe A
berisi dugaan Brigadir Josua melakukan percobaan pembunuhan. Laporan tipe A adalah
laporan yang dibuat oleh anggota Polri yang mengalami, mengetahui, atau menemukan
langsung peristiwa yang terjadi.
Sabtu (9/7/2022)
Jenazah Brigadir Josua diterbangkan ke Jambi

- Keluarga menerima jenazah Brigadir Josua namun mempertanyakan mengapa telepon


genggam korban tidak diserahkan.
- Keluarga juga mengeluhkan mengapa lokasi rumah mereka dijaga ketat apparat kepolisian
sehingga mereka merasa terintimidasi.
Senin (9/7/2022)
Pemakaman Brigadir Josua

- Jasad brigadier Josua dimakamkan di kampung halamannya, kampung Sungai Bahar, Batang
Hari, Jambi. Tanpa upacara kedinasan. Pasal 10 Peraturan Kapolri No 3/2013 menyebutkan,
anggota Polri atau purnawirawan Polri kehilangan hak pemakaman di TMPNU, TMPN,
TMPP, TMPK, dan upacara pemakaman kebesaran apabila yang bersangkutan (a) dicabut
tanda jasa dan/ atau tanda kehormatan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; (b)
meninggal dunia akibat melakukan perbuatan melanggar hukum yang dapat merusak citra
Polri.
Senin (11/7/2022)
Konferensi Pers Penembakan Brigadir Josua
- Tiga hari setelah kejadian penembakan Brigadir Josua polri baru merilis penembakan.
Alasannya, polisi harus melakukan penelusuran dan Minggu (10/7/2022) adalah Iduladha.
Point penting keterangan resmi dari Koropenmas Brigjen Ahmad Ramadhan.
1. Insiden diawali Brigadir Josua memasuki kamar pribadi istri Ferdy Sambo, Putri
Candrawathi, di lantai 1. Josua disebut melakukan pelecehan serta menodongkan pistol
sehingga Putri Candrawathi berteriak (keterangan mengenai pelecehan ini mulanya tidak
disampaikan pada konpers pertama hari yang sama). Josua panik dan keluar dari kamar. Salah
satu ajudan Ferdy Sambo yang ada di lantai atas Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu
mendengar teriakan dan menanyakan apa yang terjadi. Pertanyaan tersebut dijawab tembakan
oleh Josua. Bharada membalas tembakan dari aras tangga berjarak 10 meter an hingga
menewaskan Josua.
2. Dengan pistol HS, Josua melepaskan 7 tembakan namun tidak ada yang mengenai sasaran.
Baharada E menggunakan pistol Glock-15 melepaskan 5 tembakan dan semuanya tepat
sasaran.
3. Ferdy Sambo tidak berada di lokasi saat kejadian melainkan sedang PCR test. Ia baru tahu
penembakan setelah ditelepon istrinya yang histeris
Selasa (12/7/2022)

- Kapolres Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menyatakan, berdasarkan temuan penyidik
CCTV di lokasi kejadian dalam keadaan rusak sejak dua minggu sebelumnya.
- Presiden Jokowi menyatakan proses hukum harus segera dilakukan tuntas.
- Keluarga Brigadir Josua merasa ada peretasan terhadap handphone karena tidak bisa
mengakses media sosial WA, dan FB. Hal itu terjadi sejak Selasa (12/7/2022) pagi dan baru
pulih pada Kamis (14/7/2022)
Rabu (13/7/2022)

- Melalui akun Instagram Menko Polhukam Mahfud MD menyebut kasus ini memang tak bisa
dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses
penanganan, dari penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab akibat setiap
rantai peristiwanya.
Kejadian yang disembunyikan selama proses penyidikan yang dilakukan Bareskrim telah tetapkan
empat orang tersangka. Bharada E, Brigadir RR, KM, dan Irjen FS.
Berikut peran Ferdy Sambo hingga Bharada E :
1. Bharada E, melakukan penembakan terhadap korban
2. Brigadir RR, turut membantu dan menyaksikan penembakan korban
3. KM, turut memantau dan menyaksikan penembakan korban
4. Irjen Ferdy Sambo, menyuruh melakukan dan membuat scenario seolah-olah terjadi tembak-
menembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Keempat tersangka, termasuk Irjen Ferdy Sambo dijerat pasal pembunuhan berencana. Mereka dijerat
Pasal 340 subsider Pasal 338 jo 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan
ancaman mati atau seumur hidup.
Isi Pasal 340 KUHP :
“barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan, dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”.
Isi Pasal 338 KUHP :
“barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Isi Pasal 55 KUHP ayat (1) :
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan.
2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan
atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan cara memberi
kesempatan, sarana, atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
Isi Pasal 55 KUHP ayat (2) :
Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta
akibat-akibatnya.
Isi Pasal 56 KUHP :
1. Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan
2. Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan
kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai