Anda di halaman 1dari 4

TEMPO.

CO, Jakarta - Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Agus


Andrianto membenarkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E adalah
penembak pertama Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, seperti
yang ditampilkan dalam video animasi rekonstruksi oleh Mabes Polri. 

“Yang bersangkutan menuangkannya di kesaksian,” kata Agus Andrianto


saat dihubungi, 31 Agustus 2022.

Jenderal bintang tiga ini mengatakan Richard sudah dua kali menuangkan
keterangan tertulis kepada penyidik. Adapun keterangan kedua Richard
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Dalam video animasi yang diunggah Polri TV Radio di YouTube pada 30


Agustus kemarin, Richard Eliezer menembak Brigadir Yosua atas perintah
Ferdy Sambo. Richard melepas sebanyak tiga atau empat tembakan ke
arah depan Yosua pada pukul 17.12 WIB.

Yosua tersungkur dengan posisi tertelungkup di samping tangga dekat


gudang. Kemudian, Ferdy Sambo menembak kepala Yosua yang
tertelungkup. Untuk membuat skenario adu tembak, Ferdy menembakan
pistol HS-9 milik Yosua ke arah tembok tangga dan lemari. Lima tembakan
ke arah tembok dan dua tembakan ke arah lemari. 

Ferdy kemudian menjemput Putri Candrawathi di kamar dan keluar rumah.


Ricky Rizal yang sudah siap di mobil lalu mengantar Putri pulang ke rumah
di Jalan Saguling 3. 

Dalam BAP pertama, Richard mengaku ia hanya melihat Ferdy Sambo


sudah memegang pistol di dekat jasad Yosua yang bersimbah darah.
Namun kemudian ia mengubah BAP pertamanya. Dalam keterangan
dalam BAP kedua, Richard mengaku ia diperintah Ferdy Sambo untuk
mengeksekusi Yosua. Ia juga mengatakan menjadi penembak pertama.

Rekonstruksi memperagakan 74 adegan

Lima tersangka dihadirkan dalam rekonstruksi di rumah pribadi Ferdy


Sambo di Jalan Saguling 3 dan rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga.
Kedua rumah hanya berjarak sekitar satu kilometer. 

Dari total 74 adegan yang dilakukan di dua lokasi, 51 di antaranya digelar


di Jalan Saguling. Reka ulang di rumah Magelang diganti dan digabung di
rumah Saguling.

warga Solo yang tergabung dalam komunitas Solo Bergerak Selamatkan


Indonesia (SBSI) menggelar demonstrasi di depan Kantor DPRD Kota
Solo. Mereka mendukung rekonstruksi pembunuhan Brigadir J alias
Nofriansyah Yoshua Hutabarat yang digelar di Jakarta, Selasa, 30 Agustus
2022.   

Aksi dilakukan dengan menyampaikan orasi berupa dukungan kepada Polri


terkait pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J. Mereka turut
membentangkan beberapa spanduk dan berorasi dengan menggunakan
mobil bak terbuka. 

Koordinator Aksi, Endro Sudarsono mengatakan, pihaknya mendatangi


kantor DPRD Solo dan melakukan aksi tersebut guna menyampaikan
aspirasi kepada Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,
Komisi III DPR RI, dan Komnas HAM terkait penanganan kasus Ferdy
Sambo dan sejumlah kasus lainnya.
"Intinya, kami merasa prihatin dengan dugaan kasus-kasus tersebut," ujar
Endro kepada awak media di sela-sela aksi di Solo.

Tuntutan untuk memberantas praktek narkoba, judi dan prostitusi online

Selain kasus Sambo, Endro meminta Presiden Jokowi agar serius


memberantas peredaran narkoba, judi dan prostitusi online.

SBSI juga meminta kepada Kapolri agar tidak ragu-ragu menindak oknum-
oknum yang menghalangi penyidikan pembunuhan Brigadir J, termasuk
oknum-oknum diduga yang menjadi pelindung praktek judi dan prostitusi
online. 

Permintaan tersebut tidak terlepas dari dugaan keterlibatan Ferdy


Sambo dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J dan Konsorsium
303. 

Kasus kematian anggota laskar FPI

, Jakarta - Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua


Hutabarat di dua rumah Ferdy Sambo, di Jalan Saguling III dan Komplek
Polri Duren Tiga, telah digelar pada Selasa kemarin, 30 Agustus 2022.
Sebanyak 74 adegan diperagakan dalam rekonstruksi tersebut.

Rekonstruksi itu memeragakan adegan mulai dari yang terjadi di rumah


Sambo di Magelang, Jawa Tengah, hingga ekseksusi Brigadir J di rumah
Duren Tiga.

Salah satu adegan yang diperagakan adalah ketika eksekusi Yosua di


rumah dinas Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

Dalam rekonstruksi kemarin, Yosua disebut sempat setengah berlutut


untuk memohon di hadapan Bharada E yang menodongnya dengan pistol.
Yosua ditodong Richard di lantai satu, tepatnya antara depan tangga dan
kamar mandi dekat ruang tamu. Dalam adegan tersebut tidak hadir
tersangka lain. Ketidakhadiran tersangka lain karena adanya perbedaan
keterangan antara tersangka. 

Cerita versi Ferdy Sambo

Dalam Berita Acara Pemeriksaan Ferdy Sambo yang dilihat Tempo,


kejadian itu memang berbeda. Ferdy mengaku saat itu bersama Bharada E
dan Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf menanyakan soal peristiwa di
Magelang kepada Yosua. 

"Kenapa kamu tega berbuat kurang ajar ke ibu?" kata Ferdy menirukan
pertanyaannya kepada Yosua saat itu.

Dia pun menyatakan bahwa Yosua membalas pertanyaannya itu dengan


nada menantang. "Tega apa komandan?" kata Ferdy menirukan
pernyataan Yosua. 

Anda mungkin juga menyukai