Anda di halaman 1dari 6

PENYALAHANGUNAAN WEWENANG JABATAN

FERDI SAMBO SELAKU KADIV PROPAM POLRI

DI SUSUN OLEH:

JENRI

2101571009

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI BUDAYA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PENDAHULUAN

Kejahatan atau tindak kriminal merupakan bentuk “penyimpangan” yang selalu


hadir dan melekat pada setiap bentuk sosial. Penyimpangan adalah suatu ancaman yang
nyata atau ancaman terhadap norma-norma sosial yang mendasari suatu kehidupan atau
tatanan sosial, yang dapat menimbulkan ketegangan pribadi dan sosial, dan merupakan
ancaman nyata atau potensial terhadap tatanan sosial yang sedang berlangsung.
Kejahatan bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi juga masalah sosial, tidak hanya
bagi sebagian masyarakat, tetapi bagi semua orang di seluruh dunia. Kejahatan
merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia dimana tindakan tersebut
merugikan orang lain baik secara materi ataupun kehidupan seseorang hingga
mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.

Salah satu bentuk kejahatan yang sering terdengar di media sosial, televisi, radio
dan media lainnya adalah pembunuhan. Pembunuhan adalah suatu perbuatan yang
merenggut nyawa seseorang, maka dalam kasus pembunuhan bisa saja disebabkan oleh
suatu perbuatan yang disengaja ataupun kelalaian seseorang. Siapapun dapat melakukan
kejahatan, tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, pekerjaan, dll. Banyak faktor
yang membuat seseorang memutuskan untuk melakukan pembunuhan. Beberapa orang
melakukan tindakan ini karena balas dendam, sakit hati, dan beberapa orang sangat suka
membunuh (sakit jiwa). Meskipun banyak undang-undang yang mengatur tentang
hukuman pembunuhan, namun tetap tidak memberikan efek jera bagi pelaku.

Salah satu kasus pidana pembunuhan berencana yang terjadi baru-baru ini
mengejutkan semua orang Indonesia karena melibatkan Instansi besar Indonesia, pada
Juli 2022, di mana baik korban maupun pelakunya adalah petugas polisi dan melibatkan
banyak pihak. Peristiwa tersebut bermula pada 8 Juli 2022, dimana terjadi baku tembak
antara Bharada Eliezer dengan Brigjen Joshua di kediaman rumah dinas Irjen Ferdy
Sambo yang berada di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
PEMBAHASAN

1. Kronologi Kejadian
 Brigadir Yosua Tewas 8 Juli
Menurut informasi awal polisi, Brigadir J tewas dalam insiden penembakan
dengan Bharada E di kediaman Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan
pada pukul 17.00 pada 8 Juli 2022. Saat itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri
Departemen Humas Brigjen Ahmed Ramadan mengatakan, insiden itu bermula saat
Brigjen J mendobrak kamar istri Sambo dan diduga melecehkannya. Menurut
Ramadhan, istri Ferdy berteriak agar Bharada E mendengar suaranya. Kemudian Barada
E masuk ke kamar, tapi Brigadir J keluar lebih dulu. Brigadir Jenderal J dikatakan telah
menembak tujuh kali dan Barada E membalas tembakan lima kali. Tembakan Brigjen J
meleset dari Bharada E, namun tembakan Bharada E mengenai Brigjen J. Usai kejadian
itu, Putri menelepon Sambo yang mengaku sedang menjalani tes PCR di luar rumah.
Kematian Brigadir Jenderal J diungkap ke publik hingga 11 Juli 2022, atau tiga hari
setelah kejadian.
 Kapolri Bentuk Timsus
Untuk mengusut kasus itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga
membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Sigit
belakangan juga membentuk inspektorat khusus yang dipimpin Irwasum Polri Komjen
Agung Budi Maryoto untuk mengusut dugaan pelanggaran etik.
 Penonaktifan Sejumlah Pejabat Polri
Kapolri menonaktifkan Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kepala Divisi Profesi
dan Pengamanan Polri pada 18 Juli. Menyusul setelahnya Kepala Biro Paminal Divisi
Propam Brigjen Hendra Kurniawan serta Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi juga
dinonaktfikan dari jabatan masing-masing.
 Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J
Permintaan keluarga untuk dilakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J
dikabulkan. Pada 27 Juli, dilakukan autopsi di RSUD Sungai Bahar, Jambi. Autopsi
dilakukan oleh tim dokter forensik yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia (PDFI), Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dan
Pusdokkes Polri.
 Bharada E Jadi Tersangka
Dalam perjalanan kasus, Bharada E ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (3/8). Ia
dijerat dengan Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Polisi mengatakan
tembakan Bharada E terhadap Brigadir J bukan bentuk membela diri.
 Sambo dan Sejumlah Perwira Dicopot
Polri memeriksa 25 personelnya karena diduga tidak profesional dalam
penanganan TKP dan menghambat proses penyidikan. Mereka terdiri dari 3 perwira
tinggi bintang satu, 5 komisaris besar, 3 ajun komisaris besar, 2 komisaris, 7 perwira
pertama, serta 5 bintara dan tamtama. Seiring hal itu, Kapolri mencopot Ferdy Sambo
dari jabatannya. Selain Sambo, beberapa anak buahnya di Divisi Propam juga dicopot.
Mereka dimutasi ke Markas Pelayanan (Yanma) Polri.
 Sambo Ditempatkan di Mako Brimob
Sambo dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pada Sabtu (6/8). Ia diduga
melanggar kode etik karena masalah ketidakprofesionalan dalam olah TKP. Sambo
diduga mengambil dekoder kamera pemantau atau CCTV yang ada di sekitar rumah
dinasnya, tempat Yosua tewas ditembak. Ia ditempatkan di tempat khusus selama 30
hari. Pada Minggu (7/8), istri Sambo, muncul perdana ke hadapan publik. Ia datang ke
Mako Brimob untuk menjenguk suaminya. Sambil menangis, Putri mengatakan ia
mempercayai dan tulus mencintai sang suami. "Saya Putri bersama anak-anak. Saya
mempercayai dan tulus mencintai suami saya," kata Putri.
 Bripka Ricky Rizal Jadi Tersangka
Polri menetapkan Brigadir Ricky Rizal sebagai tersangka dalam kasus kematian
Brigadir J pada Minggu (7/8). Ia langsung ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Brigadir
Ricky yang merupakan ajudan istri Sambo dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto
Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
 Irjen Sambo Jadi Tersangka
Pada Selasa (9/8), polisi menyatakan telah menetapkan empat orang, termasuk
Sanbao, sebagai tersangka. Tiga tersangka lainnya adalah Bharada Richard Eliezer,
Bripka Ricky Rizal dan KM. Sambo dijerat dengan Pasal 340 ayat 338 dan Pasal 55 dan
56 KUHP. Pasal 340 mengatur bahwa kejahatan yang berkaitan dengan pembunuhan
dengan sengaja diancam dengan hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara
selama 20 tahun. Polisi mengatakan Sambo memerintahkan pembunuhan itu dan
membuatnya tampak seperti terjadi baku tembak. Sambo melepaskan beberapa
tembakan ke dinding dengan pistol Brigadir Jenderal Joshua. Sementara itu, Bharada
RE berperan menembak korban atas perintah Sambo. Bripka RR berperan dalam
membantu dan menyaksikan penembakan Brigjen J. Tersangka KM kemudian berperan
membantu dan menyaksikan penembakan Brigjen J..
 Motif Pembunuhan Masih Didalami
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan motif pembunuhan Brigjen Joshua
masih diselidiki tim khusus. Ia mengatakan, penyidikan dilakukan dengan mengkaji
keterangan saksi, termasuk istri Sambo. "Motif para saksi dan motif Ibu Putri (istri
Sambo) sedang diselidiki. Jadi saat ini kami belum bisa menyimpulkan," kata Listyo.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko
Polhukam) Mahfud MD mengatakan motif pembunuhan terlalu sensitif untuk
dikonsumsi oleh orang dewasa saja. "Undang-undang akan mengembangkan motifnya
nanti karena sensitif. Mungkin orang dewasa dengar saja. Biar polisi yang membangun
nanti, motifnya apa, sudah banyak di masyarakat," kata Mahfud MD. Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Jakarta, Selasa.Penasihat Kapolri
Fahmi Alamsyah Mundur
Fahmi Alamsyah mengundurkan diri sebagai Penasihat Ahli Kapolri Bidang
Komunikasi Publik. Setelah dikaitkan dengan pembunuhan Brigjen J di kediaman Jaksa
Agung Ferdy Sambo. Fahmi mengirimkan surat pengunduran dirinya langsung ke
Kapolri Listyo Sigit pada Selasa, 9 Agustus, atau bertepatan dengan penetapan Sambo
sebagai tersangka kematian Brigjen J. Ia menyayangkan media memberitakan namanya.
Fahmi diyakini telah mengatur adegan penembakan yang menewaskan Komodor J.
Selain itu, Kapolri menegaskan tidak ada baku tembak di kediaman Sambo. "Ya, saya
mengundurkan diri dengan sopan. Suratnya sudah diserahkan ke Kapolri tadi siang,"
kata Fahmi usai dikonfirmasi, Selasa (9/8). Kepala polisi negara bagian Sigit sendiri
mengatakan para penyelidik sedang menyelidiki dugaan konspirasi untuk mengatur
penembakan versi Sambo. "Jadi pertanyaan pertama (tentang dugaan keterlibatan Fahmi
Alamsyah) itu sedang kita selidiki dan tim sedang bekerja," kata Sigit dari Mabes Polri.

2. Penyalahgunaan Wewenang Jabatan (Abuse of Power)


Abuse of Power adalah penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat atau atasan
untuk suatu kepentingan, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang lain maupun
perusahaan. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai kejahatan jika dapat merugikan
orang atau kelompok lain. Kekuasaan yang diberikan sebagai sarana untuk melakukan
tugas dianggap kekuasaan pribadi. Karena bisa digunakan untuk keuntungan pribadi.
Akibatnya, pejabat yang memegang posisi kunci di lembaga negara merasa
diberdayakan untuk secara bebas menggunakan kekuasaan yang diberikan kepada
mereka. Semakin tinggi posisinya, semakin besar kekuatannya.

Tindakan hukum terhadap individu-individu ini dianggap tidak wajar. Situasi ini
menyesatkan masyarakat dan merugikan masyarakat secara keseluruhan. Salah satunya
adalah tindakan Irjen Ferdi Sambo yang menyalahgunakan jabatannya. berikut adalah
temuan yang berhasil dikumpulkan oleh media.

Anda mungkin juga menyukai