Anda di halaman 1dari 2

Nama: Salsabilah Pontoh

Kelas: 3F
Hukum Acara Pidana

Latar belakang kronoligi kasus

Awalnya, versi yang diajukan oleh pihak Sambo adalah terjadinya saling tembak antara
korbannya dan pelaku.Namun, motif di balik pembunuhan ini ternyata terkait dengan dugaan
pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri
Candrawathi. Dugaan pelecehan seksual ini telah mengakibatkan dua laporan polisi, salah
satunya adalah laporan tentang percobaan pembunuhan terhadap Bharada Richard Eliezer.
Kronologi kasus yang panjang dan berliku ini memakan waktu hingga tujuh bulan sejak
kejadian penembakan hingga Ferdy Sambo divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan. Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa, yang menginginkan hukuman
seumur hidup.

Sidang Perdana dan Tuntutan

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Sambo kehilangan posisinya sebagai Kadiv Propam
Polri dan diberhentikan dengan tidak hormat melalui sidang kode etik kepolisian. Sidang
perdana Sambo dimulai pada 17 Oktober 2022, dengan agenda pembacaan dakwaan. Sambo
didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1
KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Lebih dari 50 saksi telah dihadirkan dalam persidangan, termasuk Richard Eliezer, Ricky
Rizal, Kuat Maruf, Hendra Kurniawan, dan lainnya.

Selama proses peradilan, keluarga Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J meminta agar
jaksa menuntut hukuman mati bagi Sambo, serta kepada seluruh terdakwa lain yang terlibat
dalam pembunuhan tersebut, yaitu Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.

Namun, permohonan tersebut tidak dikabulkan oleh MA, yang mengubah hukuman Sambo
menjadi penjara seumur hidup. Keputusan MA ini menandai babak baru kronologi
kasus Ferdy Sambo dari awal sampai akhir.

Mengenal apa itu concorsus

Gabungan melakukan tindak pidana sering diistilahkan dengan concursus atau samenloop.
(Nur'ainy. AM, 2003: 85) Dalam KUHP gabungan melakukan tindak pidana sering
diistilahkan dengan Samenloop van Strafbare Feiten yaitu satu orang yang melakukan
beberapa peristiwa pidana.

Perbarengan tindak pidana (concursus) itu dikenal dalam 3 (tiga) bentuk sebagaimana yaitu:
Concursus idialis (Pasal 63 KUHP), Perbuatan berlanjut (Pasal 64 KUHP), dan Concursus
realis (Pasal 65 KUHP).
Pada perkara kasus pembunuhan Brigadir Y saya akan menganalisa concorsus yang terjadi
dan siapa saja yang terkait dan kena kedalam concorsus kasus ini.

Concorsus Realis yang terkait terhadap pelaku kasus pembunuhan brigadir Y


Kejaksaan Agung (Kejagung) menggabungkan dua berkas perkara pidana yang menyeret
Ferdy Sambo ke dalam satu surat dakwaan. Menurt saya berdasarkan kejadian ada rujukan
penggabungan dua perkara itu ialah Pasal 141 KUHAP. Ketentuan itu memungkinkan
penuntut umum menggabungkan perkara-perkara yang saling berkaitan dan membuatnya
dalam satu surat dakwaan. Para tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J ialah
Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat
Ma'ruf.

Kelima tersangka itu dijerat dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal
55 KUHP dan Pasal 56 KUHP yang memuat ancaman hukuman mati. Namun, Ferdy Sambo
juga menjadi tersangka obstruksi penegakan hukum karena diduga merintangi pengusutan
kasus kematuan Brigadir J. Selain Ferdy Sambo, tersangka kasus itu ialah Brigjen Hendra
Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo,
Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto. Mereka diduga melanggar Pasal 49
juncto Pasal 33 dan/atau Pasal 48 Ayat (1) juncto Pasal 32 Ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun
2016 dan/atau Pasal 221 Ayat (1) ke-2 dan 233 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal
56 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai