Anda di halaman 1dari 2

1.

Bareskim mabes polri menetapkan 4 tersangka dalam kasus


pembunuhan brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. “Dengan
peran dan tersangkaan masing masing tersangka sebagai berikut,
Bharada E melakukan penembakan terhadap korban,’’ katanya dalam
konferensi pers di mabes polri, Selasa (9/8) malam. Sementara
tersangka RR dan KM turut membantu dan menyaksikan penembakan
Brigadir J. “Irjen Pol FS menyuruh melakukan dan menskenario
peristiwa seolah olah terjadi peristiwa tembak menembak di rumah
Irjen Pol Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga,” ungkap Andi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan keempat tersangka menurut perannya
masing masing, Andi bilang, penyelidik menerapkan pasal 340 subsider
pasal 338 jucnto pasal 55 dan 56 KUHP. “Ancaman hukuman maksimal
hukuman mati, penjara seumur hidup, atau selama 20 tahun,” ujar
Andi.
2. Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yousua Hutabarat bisa
ditetapkan sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
Penetapan ituu juga akan berpengaruh pada pemrosesan para
tersangka, termasuk Irjen Ferdy Sambo. Ada bebrapa kategori
pelanggaran HAM berat yang berpotensi ditetapkan pada kasus
pembunuhan yosua. “pertama, pelanggaran HAM berat terhadap hak
hak tertentu seperti hak atas hidup, hak untuk tidak disiksa, atau hak
umtuk tidak dihilangkan secara paksa,” ungkap Usman. “jadi kalau
kategori kategori hak itu dilanggar, padahal hak hak itu tidak boeh
dikurangi dalam kondisi apa pun, itu disebut sebagai gross volation of
human rights, pelanggaran berat terhadat hak asasi manusia”,
sambungnya. Usman menyebut kategori most serious crime atau
kejahatan yang paling serius dapat ditetapkan pada kasus ini. Kategori
itu termasuk pelangaran HAM berat menurut undang undang No. 26
tahun 2006 tentang pengdilan HAM. “Dalam konteks ini, UU kita
mengenal dua bentuk: kejahatan kemanusiaan dan kejahatan genosida.
Nah, tentu sulit membuktikan kasus ini sebagai genosida, tetapi
mungkin saja bisa ditetapkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan
seperti kasus munir,” katanya. Komnas HAM sendiri telah memriksa
tempat kejadian pembunuhan brigadir yosua di duren tiga, Jakarta
selatan pada senin(15/8) hari ini. Dua komisioner komnas HAM, Choirul
Anam dan Beka Ulung Hapsara tiba di ruumah dinas Ferdy sambo pada
pukul 15.10 WIB. “Kami dari komnas HAM akan mengecek di TKP dan
apa saja yang di cek, tentu saja terkait dengan data data yang sudah
kami peroleh dari soal baistik, soal autopsi jenazah (Brigadir Yosua),
maupun juga dari konstruksi bangunan yang ada. Kami akan cek satu
persatu berdasarkan dari ajudan, keterangan dari Sambo maupun bukti
bukti yang lain”, senin (15/8) sore.

Anda mungkin juga menyukai