NAMA KELOMPOK :
1. FIKY RIYAN RAMADHAN (B1A021089)
2. SILVIA SINTA (B1A021119)
3. RESA MEI SARI (B1A021129
4. GUSTI IRZANI (B1A021149)
5. ERINDRA PRAYOGA (B1A021209)
6. FATHAN MUBINA NUGRAHA (B11A021239)
7. FEBRIAN RISKIANTO (B1A021299)
8. FAREL GUSMIRANDA PUTRI (B1A021389)
9. JESICA WULAN AFRIANI (B1A021410)
10. RINDANG SAYLENDRA (B1A021419)
11. MUHAMAD EPLAN. AS (B1A020040)
UNIVERSITAS BENGKULU
Seperti pada suatu kasus yang diputus oleh Kejaksaan Negeri Kotamobagu dengan
putusan nomor NOMOR REG. PERKARA PERKARA : PDM-/KTG/11/19 penuntut umum
menuntut terdakwa hanya dengan dakwaan pencurian sesuai dengan Pasal 362 KUHP lalu dalam
putusan tersebut hakim memutus telah bersalah melakukan pencurian dengan hukuman pidana
penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.
Dalam surat dakwaan ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menggunakan bentuk surat
dakwaan tunggal. Hal tersebut karena dalam bentuk dakwaannya dipergunakan hanya satu tindak
pidana saja yang didakwakan yaitu Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang
pencurian. Denganpenamaan dakwaan tunggal berarti tergambar bahwa dakwaan itu hanya
satu/tunggal dan tindakpidana yang didakwakan juga hanya satu/tunggal. Dalam penyusunan
dakwaan tersebut juga tidak terdapat kemungkinan-kemungkinan alternatif, atau kemungkinan
merumuskan tindakpidana lain sebagai penggantinya, maupun kemungkinan-kemngkinan untuk
mengkumulasikanatau mengkombinasikan tindak pidana dalam surat dakwaannya.
Bentuk dakwaan tunggal ini dipakai karena tidak adanya keraguan oleh Jaksa
untukmengidentifikasi tindak pidana apakah yang dilakukan oleh para Terdakwa. Dengan tidak
adanyakeraguan tersebut, maka Jaksa dapat membuat dakwaan dengan bentuk dakwaan tunggal.
Hal ini juga dilakukan untuk mempersingkat dan mempermudah proses pembuktian, tuntutan,
namuntidak menimbulkan resiko akan lepas atau bebasnya para Terdakwa dari segala tuntutan
hukum.
2. Surat Dakwaan Subsidair
Pada surat dakwaan ini terdiri dari beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis
dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya Susunan
dalam surat dakwaan berbentuk ini dimulai dari tindak pidana yang ancaman nya paling tinggi
sampai yang paling rendah. Dalam surat dakwaan yang tertera diatas yang dapat dikenakan pasal
340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan 338 KUHP tentang pembunuhan, dalam dakwaan
primer subsider ini umumnya dalam lingkup suatu perbuatan yang paralel atau satu jurusan yang
dakwaannya disusun berdasar pada urutan berat ringannya perbuatan yang tentu akan berbeda
tentang berat ringan ancaman pidananya, surat dakwaan subsidair disusun secara berlapis yang
mana lapisan-lapisan tersebut disusun secara Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih
Subsidair, Lebih-lebih lagi Subsidair, dengan urutan Pasal yang ancaman pidananya terberat
dahulu kemudian Pasal yang ancaman pidananya lebih ringan.
Surat dakwaan adalah surat yang dibuat oleh Penuntut Umum atas dasar berita acara
pemeriksaan (BAP) yang diterimanya dari penyidik yang telah memuat uraian secara cermat,
jelas, dan lengkap tentang rumusan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa
orang. Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan sering kali tidak sesuai dengan perbuatan
terdakwa, selain itu Penuntut Umum juga kurang memperhatikan unsur-unsur tindak pidana, serta
bentuk surat dakwaan. Contoh kasus yang penulis analisis adalah kasus surat dakwaan yang
penulis kutip dari Putusan Nomor : PERKARA PERKARA : PDM- /SLMN/11/09
Penuntut umum di dalam surat dakwaan mendakwa terdakwa dengan dakwaan subsidair kesatu
melanggar pasal 340 KUHP kedua pasal 338 KUHP
1) Pembunuhan Biasa
Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 338 KUHP merupakan tindak pidana dalamxbentuk
pokok (Doodslag In Zijn Grondvorm), yaitu delik yang telah dirumuskan secara legkap dengan
semua unsur- unsurnya. Adapun rumusan Pasal 338 KUHP adalah: Barangsiapa dengan sengaja
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun
dalam surat dakwaan penuntut umum tercantum Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP yang
merupakan kelompok jenis tindak pidana yang sama, hanya dibedakan oleh tingkat pidana
terberatnya. Dengan demikian Penuntut Umum sudah tepat menggunakan bentuk dakwaan
Subsidarir.
3. Surat Dakwaan Kumulatif
Pada surat dakwaan ini terdapat beberapa tindak pidana yang tidak saling
berkaitan,karena tindak pidana ini yang satu dengan yang lain masing-masing berdiri sendiri dan
semua dakwaan tersebut harus di buktikan satu per satu, Surat dakwaan kumulatif adalah surat
dakwaan yang didalamnya terdapat beberapa tindak pidana yang masing-masing berdiri sendiri
artinya tidak ada hubungan antara tindak pidana yang satu terhadap yang lain dan didakwakan
secara serempak. Tindak pidana yang didakwakan masing-masing berdiri sendiri, tetapi
didakwakan secara serempak asal saja pelaku dari tindak pidana itu adalah sama.
Misalnya didakwakan :
Secara formal , dakwaan kumulatif hampir sama dengan dakwaan alternatif dan dakwaan
berlapis, namun demikian terdapat perbedaan dianataranya yaitu pada dakwaan alternative dan
dakwaan berlapis, hanya satu dakwaan yang perlu dibuktikan, sedangkan pada dakwaan
kumulatif semua dakwaan harus dibuktikan atau diperiksa. Jika dakwaan disusun secara
kumulatif, maka tiap perbuatan ( delik ) itu harus dibuktikan dengan peraturan tentang delik
gabungan (sameloop) dalam Pasal-pasal 63 sampai dengan Pasal 71 KUHP, dalam bentuk
dakwaan ini antara pasal yang satu dengan pasal dakawaan yang lain menggunakan kata sambung
dan. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntu pembebasan dari
dakwaan tersebut. Surat dakwaan ini, didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus, dan seluruh
dakwaan harus dibuktikan satu per satu.
Dalam kasus yang diputuskan oleh Kejaksaan Negeri Yogyakarta dengan putusan nomor
NOMOR REG.PERKARA : PDM-/YOGJA/11/09 dengan terdakwa yaitu saudara FULAN, yang
telah dengan sengaja dan dengan direncanakan menghilangkan jiwa orang lain. Dan terdakwa
Fulan pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut pada dakwaan ini, dengan tanpa hak
menguasai atau membawa,menyimpan sesuatu senjata penikaman atau senjata penusuk. Dalah
dakwaan ini Penuntut Umum menyatakan bahwa terdakwa melalukan perbuatan tindak pidana
yang diatur dalam Pasal 340 KUHP yang menyatakan “ Barang siapa sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,diancam,karena pembunuhan dengan rencana
(moord),dengan pidanan mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu,paling lama
dua puluh tahun” ,dan perbuatan tindak pidana Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor
12/DRT/1951 yang menyatakan “Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia,
membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,
menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia
sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk (slag-, steek-, of stootwapen),
dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun. “
Dalam surat dakwaan ini, Jaksa Penuntut Umum menggunakan bentuk surat dakwaan
Kumulatif. Hal ini dikarenakan dalam bentuk dakwaannya terdapat dua (2) tindak pidana yang
masing-masing berdiri sendiri, dan harus dibuktikan satu persatu.
4. Surat Dakwaan Alternatif
Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang di susun secara berlapis,bentuk
dakwaan ini di gunakan apabila belum mendapatkan kepastian tentang tindak pidana mana yang
paling tepat dapat di buktikan,apabila salah satu telah terbukti maka pada lapisan lainya tidak
perlu di buktikan lagi. Misalnya : pada kasus pencurian (pasal 362 kuhp) atau pada ( pasal 480
kuhp) yaitu di katagorikan sebagai kejahatan penadahan.
Mengenai pengaturan surat dakwaan, diatur dalam Pasal 140 sampai dengan Pasal 144 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Surat dakwaan berisikan konstruksi yuridis atas fakta-
fakta perbuatan terdakwa yang terungkap pada proses penyidikan sesuai dengan unsur-unsur
pidana yang termuat dalam undang-undang yang tersebut.
Menurut Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, bahwa dalam surat
dakwaan terdapat 2 (dua) unsur di dalamnya, yaitu:
a. Unsur formil
b. Unsur materiil.
Dari kedua unsur tersebut, menurut para ahli hukum acara pidana yang bersumber dari berbagai
literatur, bahwa unsur-unsur tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Unsur formil surat dakwaan yang tercantum di dalam Pasal 143ayat (2) huruf a Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, berisikan tentang identitas dari terdakwa yang
disertai dengan tanggal dan tanda tangan penuntut umum yang membuat surat dakwaan
tersebut.
2. Unsur materiil surat dakwaan yang tercantum di dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, berisikan tentang kronologi peristiwa pidana yang
terjadi dan pasal yang dilanggarnya.
A. Unsur Formil Surat Dakwaan
Sudah disebut di atas tadi bahwa unsur formil surat dakwaan diatur dalam Pasal 143 ayat (2)
huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Adapun rincian formil dalam surat
dakwaan adalah sebagai berikut:
1. Berisikan identitas terdakwa, mulai dari nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, agama dan pekerjaannya.
2. Dalam surat dakwaan, harus dicantumkan tanggal pembuatan dan disertai dengan tanda
tangan penuntut umum yang membuat surat dakwaan tersebut.
B. Unsur Materiil Surat Dakwaan
Unsur materil dalam surat dakwaan diatur di dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana. Aristo M.A Pangaribuan Dkk dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Hukum Acara Pidana Di Indonesia” memaparkan tentang apa saja yang tercantum
dalam unsur materiil surat dakwaan. Yaitu sebagai berikut:
Misalnya : pada surat dakwaan alternatif terdapat perbuatan pidana yang diancam dengan pasal
372 Kuhp (penggelapan)atau pasal 378 kuhp (perbuatan curang).
Dalam surat dakwaan ini berisikan tentang beberapa dakwaan yang di antaranya memuat
dakwaan kumulatif dan dakwaan subsidair.contoh dakwaan kombinasi ini antara lain
pembunuhan berencana (pasal 340 kuhp), pembunuhan biasa (pasal 338 kuhp) dan pencuriaan
dengan pemberatan (pasal 363 kuhp),pencurian (pasal 362 kuhp).
Surat Dakwaan kombinasi merupakan salah satu dari bentuk suratdakwaan yang dipakai
didalam praktek peradilan di Indonesia. Surat dakwaan kombinasi dapat dibuat dengan
menggabungkan antara bentuk surat dakwaan alternatif dengan dakwaan subsidair, atau antara
dakwaan kumulatif dengan dakwaan subsidair, atau antar dakwaan kumulatifdengan dakwaan
alternatif. Penggunaan bentuk surat dakwaan kombinasi harus diperhatikan secara teliti
mengenai bentuk-bentuk dari kumulasinya. Hal ini adalah sangat penting, karena apabila
kumulasi mengenai tindak pidana maupun pelakunya tidak jelas, maka dapat menimbulkan
surat dakwaa batal demi hukum Pembuatan surat dakwaan pada kasus FULAN ini adalah
berbentuk Surat dakwaan Kombinasi yaitu penggabungan antara dakwaan Alternatif
dan subsidair.
Pembuatan Surat dakwaan ini berpedoman pada berita acara pemeriksaan, dengan melihat
hasil pemeriksaan dan pasal-pasal tindak pidana yang kira-kira dilanggar. Dari pasal tersebut
kemudian Jaksa Penuutut Umum menentukan unsur dari tindak pidana yang dilanggar dan dari
tiap unsur tersebut disesuaikanapakah sesuai dengan perbuatan materiil yang termuat dalam
berita acara pemeriksaan. Setelah jelas perbuatan materiil dari kasus pidana yang terjadi dan
seluruhnya sudah memenuhi unsur tindak pidana, kemudian Jaksa Penuntut Umum
dapat menyusun surat dakwaan. Dalam pembuatan surat dakwaan Kombinasi ini harus
berp Syarat formil, yaitu sebagaimana yang tercantum dalam pasal 143 ayat (2) a, yang memuat:
Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal, agama,
pendidikan dan pekerjaan Terdakwa telah tecantum jelas pada bagian pembuka surat dakwaan.
Kebangsaan juga telah tercantum dengan jelas karena berkaitan dengan pengaturan serta langkah-
langkah yang akan dilakukan selanjutnya oleh pengadilan. Begitu juga dengan syarat formil yang
lain yang harus mencantumkan juga tanggal dan tanda tangan Jaksa Penuntut Umum pada
akhir surat dakwaan dibuat.
Syarat materiil pada penggunaan bentuk Surat Dakwaan harusdiuraikan secara cermat,
jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu ”tempus
delicti” dan tempat tindak pidana itu dilakukan ”locus delicti”. Kriteria cermat, jelas dan lengkap
yang dimaksudkan dalam surat dakwaan yaitu uraian pada surat dakwaan telah sesuai dengan
fakta yang terjadi sebenarnya dan dipadu dengan unsur –unsur tindak pidana yang sebagaimana
dirumuskan dalam ketentuan tindak pidana yang didakwakan, sehingga terdakwa
dapat memahami dengan mudah apa yang telah didakwakan kepada dirinya dan dapat
mempersiapkan pembelaan dengan sebaik-baiknya.Pada dakwaan KESATU PRIMAIR dituliskan
bahwa Terdakwa FULAN pada hari Rabu tanggal 5 September 2009 sekira Jam 19.00 WIB atau
setidak-tidaknya dalam tahun 2009 bertempat di rumah terdakwa terletak di Dusun Pager
Gunung, Desa Kadisobo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten kulonprogo, atau setidak-tidaknya
disuatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Wates. Pada
penulisan waktu ”tempus delicti” dan tempat terjadinya tindak pidana ”locus delicti” ditulis
secara lengkap dan luas hal ini dimaksudkan agar tidak ada satu celahpun bagi terdakwa dapat
memberikan alibi pada persidangan nantinya, karena apabila waktu maupun tempat terjadinya
tindak pidana tidak diuraikan secara lengkap di dalam surat dakwaan maka apabila terdakwa
menjawab lain maka dapat mengakibatkan terdakwa bisa bebas dari segala dakwaan.
1. KESATU
• PRIMAIR : Melanggar Pasal 340 KUHP
• SUBSIDAIR : Melanggar Pasal 338 KUHP.
2. KEDUA
• PRIMAIR : Melanggar Pasal 351 ayat (1) ayat (2) KUHP.
• SUBSIDAIR : Melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP.