Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memasuki abad 21 Indonesia dan negara-negara lain menghadapi
perubahan dan tantangan lingkungan strategik baik internal maupun eksternal.
Dalam konteks Ekternal, terjadinya gelombang globalisasi yang dipacu
perkembangan teknologi transportasi dan informasi serta semangat liberalisasi
yang mengarah pada terbentuknya dunia tanpa batas (Bonderless World).
Dalam konteks Internal, masyarakat terjadi krisis moneter yang berkembang
menjadi krisis multi dimensi yang parah meliputi krisis ekonomi, politik,
pemerintahan, dan keamanan, bahkan diwarnai ancaman disintegrasi.
Bangsa maju sebelumnya pun pernah menjadi bangsa yang tidak luput
dari permasalahan di dalamnya. Hanya saja usaha yang terintegrasi dari
seorang pemimpin bangsa dalam mengimplementasikan kebijakan yang tepat
mengarahkan kepada keunggulan bangsa.
Sederet permasalahan bangsa pernah di hadapi bangsa Indonesia.
Sebagaimana seperti dikutip di situs Tempo yaitu sebagai berikut :
Salah satu kendala utama adalah kondisi perekonomian global maupun
nasional yang sedang melemah. Namun dia yakin dampak tersebut tak akan
melumpuhkan ekonomi dalam negeri. "Apalagi ini bukan yang pertama kali
kita rasakan. Kita optimistis dapat melaluinya dengan selamat," kata Jokowi di
gedung Parlemen, Jakarta. Pemerintah saat ini juga harus menghadapi masalah
di bidang pangan. Jokowi mengakui Indonesia belum mencapai kedaulatan
pangan, bahkan cenderung gagal panen. Rentannya kondisi ini membuat harga
pangan dalam negeri tak stabil. Di bidang infrastruktur, Jokowi mengakui
moda transportasi massal di tiap wilayah masih sangat kurang dan belum
terintegrasi dengan baik. Sementara di bidang maritim, pencurian ikan dan
penjarahan sumber daya laut juga menjadi fokus utama pemerintah. Apalagi
kerugian negara yang ditimbulkan juga cukup besar. Pada sektor energi,

1
Indonesia masih menghadapi masalah ketersediaan tenaga listrik. Hal ini
diperparah dengan 2 masih defisitnya ketersediaan Bahan Bakar Minyak
hingga 600 ribu barrel per hari. Sementara di bidang kesehatan, gizi buruk dan
angka kematian ibu yang relatif tinggi masih menjadi masalah utama.
Pendidikan, rata-rata lama sekolah baru mencapai sekitar 8 tahun. Padahal
wajib belajar yang dicanangkan pemerintah 12 tahun. Angka kemiskinan dan
kesenjangan sosial antarwilayah juga masih tinggi. Indonesia, kata Jokowi,
juga dihadapkan pada beberapa bencana alam. Mulai dari letusan Gunung
Sinabung, Gunung Raung, hujan salju di Papua, hingga dampak El-Nino.
Meski begitu, Jokowi mengklaim bahwa pemerintah tidak tinggal diam. "Kami
berikan bantuan dan pertolongan kepada warga yang tertimpa musibah."1
Dari berbagai permasalahan yang ada di Indonesia ini, yang menjadi
sorotan saat ini adalah masalah di bidang perekonomian. Nilai tukar rupiah
yang tidak stabil dan cenderung melemah mengakibatkan dunia usaha juga
ikutikutan panik. Sebagai orang nomor satu di Indonesia tentunya Jokowi
berusaha untuk mengembalikan kondisi tersebut. Berbagai paket kebijkan
dikeluarkan dengan harapan segera memulihkan kondisi perekonomian yang
kian hari menjadi kian lesu. Ada beberapa paket kebijakan yang telah
diumumkan kepada masyarakat. Tidak tanggung tanggung sudah enam
kebijakan yang diambil dan sebentar lagi paket kebijakan ke tujuh pun akan
segera diambil.
Permasalahan di bidang ekonomi Indonesia ini sebagaimana di kutip di
situs bisnis.liputan6.com adalah sebagai berikut :
Lesunya perekonomian Indonesia tidak lepas dari gejolak ekonomi dunia
yang terjadi sejak 2011 hingga sekarang. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution mengulas kembali perjalanan melambatnya
ekonomi negara ini dan upaya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)
membendung kondisi tersebut sehingga tidak jatuh semakin parah. Dalam
acara Sosialisasi Paket Kebijakan Ekonomi, Darmin menceritakan, proses
perlambatan ekonomi Indonesia berawal dari badai krisis yang melanda
1
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/14/078691884/jokowi-beberkan-sederet-masalah-indonesia-
tetap-optimis diakses pada tanggal 03 Nopember 2015 Pukul 10:05 WIB

2
Yunani pada kuartal IV 2011. Sejak saat itu, ekspor hasil sumber daya alam
yang 3 menjadi andalan bangsa ini mengalami kontraksi dengan cepat.
Indonesia kembali dihantam persoalan lain sebagai imbas dari memburuknya
perekonomian China. Harga komoditas kian anjlok, permintaan ekspor dari
Negeri Tirai Bambu lesu dan masalah-masalah baru yang datang bertubi-tubi.
Darmin mengaku, pemerintah Jokowi menjawab berbagai persoalan tersebut.
Dua hal yang bisa dilakukan, yakni pertama, mengundang investasi asing
meskipun langkah itu sebenarnya tidak sejalan dengan perlambatan ekonomi.
Pemerintah, sambungnya mengidentifikasi proyek-proyek besar dan
mengundang investor masuk setelah dirumuskan sejumlah fasilitas atau
insentif. Kedua, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
semakin cepat dari biasanya. Dua upaya ini bertujuan meningkatkan aktivitas
ekonomi lewat investasi dan belanja modal pemerintah sehingga ekonomi
bergerak positif. Tidak berhenti sampai di situ. Darmin mengaku, pada saat
bersamaan, muncul gejala baru yakni rencana Bank Sentral Amerika Serikat
menaikkan tingkat bunga. Dia mengartikan sebagai dolar pulang kampung dan
membuat nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia terombang ambing
setahun terakhir ini. Persoalan menjadi terakumulasi, perlambatan ekonomi
dan gejolak kurs. Tapi kita harus menahan jangan sampai terjadi gejolak harga
atau inflasi. Kalau itu datang, maka komplit persoalan ini dan semakin sulit
diatasi. pemerintah tetap ngotot mengundang investasi masuk mulai dari
pembangkit listrik, pelabuhan, jalan tol, tol laut dan sebagainya meski itu
bersifat jangka panjang. Dia optimistis, upaya ini akan menjawab perlambatan
ekonomi tapi sulit mengatasi gejolak rupiah. Hingga akhirnya, pemerintah
menggodok paket kebijakan dalam dua bulan terakhir dalam rangka stabilisasi
kurs rupiah dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.2
Negara kita mempunyai beberapa masalah ekonomi Indonesia yang
benar-benar pelik. Berbagai permasalahan bermunculan. Ada juga persoalan
ekonomi yang hingga saat ini belum dapat diatasi. Banyak beberapa masalah
ekonomi yang menempa Indonesia dari satu tahun lebih lalu. Memanglah pada
2
http://bisnis.liputan6.com/read/2340662/perjalanan-ekonomi-ri-dan-strategi-pemerintah-tangkis-krisis
diakses pada tanggal 03 Nopember 2015 Pukul 10:40 WIB

3
saat sekarang ini Negara Indonesia pengalami perubahan perekonomian yang
cukup cepat. Tetapi di dalamnya ada banyak persoalan yang nampak serta
berganti-ganti. Memang kita semua menyadari bahwa permasalahan yang
dihadapi bangsa Indonesia tidak sedikit, terlebih lagi bangsa ini memiliki luas
wilayah yang panjang. Dari sabang sampai merauke dengan berjajar ribuan
pulau yang mengelilinginya, tidak mudah untuk mengelolanya dengan sistem
administrasi yang baik. Keragaman pun muncul dari suku, budaya, agama,
bahasa, tingkat intelektual dan sebagainya. Jika dibentangkan, panjangnya
hampir sama dengan daratan yang ada di benua Eropa. Kompleksitasnya
bangsa ini membutuhkan pengelolaan yang sangat jeli dalam menemukan
solusi untuk bangsa ini kedepannya.
Untuk menemukan solusi terhadap permasalahan itu, maka harus
dibentuk suatu sistem. Sistem yang dimaksud disini adalah Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam penyelenggaraan
sistem butuh sumberdaya yang berkompeten dan dapat mengefesiensikan
penyelenggaraan negara, dengan hal tersebut sistem sistem dapat mengawasi
semua penyelenggaraan negara sehingga terciptanya penyelenggaraan
administrasi negara, dengan prinsip-prinsip Good Governance dan Clean
Governance berupa Akuntabilitas, transparasi, keterbukaan, dan hukum dapat
diterapkan sehingga menjadikan pelayanan publik oleh lembaga-lembaga
Negara terhadap masyarakat tepat pada sasarannya.
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)
adalah administrasi negara sebagai sistem yang dipraktekkan untuk
mendukung penyelenggaraan NKRI agar upaya Bangsa Indonesia dalam
mewujudkan citacita dan tujuan bernegara dapat terlaksana secara berdaya
guna danberhasil guna. Aspirasi publik dalam pencerahan dan pencerdasan
bangsa untuk mewujudkan " Good Governance dan Clean Governance "
sebagai bagian dan upaya membangun sistem administrasi negara sesuai jiwa
kedaulatan rakyat, merupakan hal yang perlu dikedepankan. Hal tersebut
dimaksudkan untuk membangun kinerja sistem administrasi Negara nasional.
Hal ini penting dalam mewujudkan apa yang disebut sebagai

4
pertangungjawaban atas dasar nilai etis, nilai asas-asas kapatutan umum dan
nilai moral dalam mengelola administrasi negara.
Sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang Undang Dasar tahun
1945, salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan suatu sistem
administrasi negara yang mumpuni. Dalam membahas masalah administrasi
negara sebagai salah bagian dari permasalahan negara dan bangsa, kita wajib
untuk berfikir cerdas dalam melihat permasalahan serta menganalisis
sumbersumber permasalahan yang bermuara pada konsepsi kenegaraan,
dimensi pelaksanaan serta yang melaksanakan. Kesalahan kita dalam
menganalisis permasalahan dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah
baru.

Anda mungkin juga menyukai