Anda di halaman 1dari 5

Jihan Dwihastuti

202014500983
Perbedaan Dua Kepemimpinan
Abdurrahman Wahid dan Susilo Bambang Yudhoyono

1. Abdurrahman Wahid

STRATEGI
Presiden Abdurrahman Wahid dalam kebijakan ekonominya berfokus pada
beberapa hal, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengelolaan aset
negara demi menunjang ekonomi, melunasi pinjaman luar negeri dan dana
hibah dari IMF, menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan
memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

KELEBIHAN
Pertama, memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama
tionghoa yang notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan
seluas-luasnya.
Kedua, Berani bersikap dan tegas juga pada sektor-sektor ekonomi.

KEKURANGAN
Pertama, keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri
ini kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.
Kedua, Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap
menghamburkan APBN.
KEBIJAKAN

Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional (DEN)

Pada masa kepemimpinan Gus Dur, dampak krisis moneter tahun 1998 ini
masih bisa dirasakan. Nah, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Gus
Dur membentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia.

Tugas Dewan Ekonomi Nasional, antara lain:

1. mengkaji masalah‑ekonomi sebagai masukan dan nasihat


kepada Presiden untuk saran tindak lanjutnya.
2. menyampaikan masalah ekonomi kehidupan di masyarakat
untuk disampaikan kepada Presiden.
3. melaksanakan penugasan lain di bidang ekonomi dari Presiden
yang berkaitan dengan fungsi Dewan Ekonomi Nasional.

2. Susilo Bambang Yudhoyono

STRATEGI
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Didik Mukrianto menegaskan
strategi pembangunan yang dijalankan pada pemerintahan era
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah
pembangunan berkeadilan. Berkesinambungan secara bersama antara
fisik/infrastruktur dan sumber daya manusia.
Pembangunan era SBY juga mengerjakan sisi demand maupun supply
secara bersamaan. Hal ini termanifestasi dalam Four Track Strategy
yaitu : pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro kemiskinan, dan
pro lingkungan.
KELEBIHAN
Pertama, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro-ekonomi
yang relatif baik, walaupun bangsa terus diterpa cobaan. Apakah itu
dalam bentuk bencana alam maupun krisis moneter global, yang
utamanya pada tahun 2008.
Kedua, Indonesia terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi. Pada periode tahun 2009-2013, secara rata-rata pertumbuhan
ekonomi nasional mencapai 5,9 persen. “Ini jauh lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang pada kurun
waktu yang sama,”.
Ketiga, utang negara juga kini telah berada dalam situasi yang jauh
lebih aman. Ia menyebutkan, di puncak krisis moneter tahun 1998, rasio
utang Indonesia terhadap PDB adalah 85 persen, yang artinya utang
Indonesia hampir sama besarnya dengan penghasilan bangsa.
Keempat, Indonesia juga telah berhasil mencetak sejumlah prestasi
ekonomi. Anggaran pembangunan kini mencapai Rp1.842,5 triliun,
tertinggi dalam sejarah Indonesia. Sementara cadangan devisa
Indonesia saat ini telah mencapai 110,5 miliar dollar AS, setelah
sebelumnya pernah mencapai 124,6 miliar dolar AS yang juga tertinggi
dalam sejarah.
Kelima, Indonesia telah menjadi anggota G-20. Ini menandakan bahwa
posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia sudah jauh berubah. Ia
menyebutkan, G-20 di abad ke-21 telah menjadi forum utama untuk
melakukan kerja sama ekonomi internasional. Dalam forum itu, kini
Indonesia berdiri sejajar dan duduk setara dengan negara-negara maju
dan ekonomi besar lainnya.

KEKURANGAN
a. Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu mencapai Rp.
6.000.
b. Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapai 1667
Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah
pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
c. Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi.
Mencapai sebesar 15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu
penghamburan yang signifikan atas sumber daya public.
d. Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak
berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh
bencana alam tsunami pada tahun 2004.
e. Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan
kemiskinan di negeri ini.
f. Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat para investor
asing enggan berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap
ancaman bencana alam.
g. Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY.

KEBIJAKAN

1. Meningkatkan Komoditi Ekspor


Kebijakan SBY yang pertama ketika dilantik sebagai presiden, ekspor hingga
Oktober 2004 mencapai US $ 58.5 milyar atau naik 15.08 persen jika
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2003. Impor hingga
Oktober 2004 mencapai US $ 37.8 milyar atau naik tajam 40.7 % bila
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2003, yaitu US $ 26.87
milyar. Kebijakan ini tentu akan meningkatkan pasar modal di Indonesia yang
semakin membaik.

2. Menyelesaikan Masalah GAM di Aceh

Kebijakan SBY yang kedua adalah soal Aceh ditunjukkan presiden dengan
memperpanjang status darurat sipil. Pada hari ke-26 memerintah, presiden
mengunjungi Aceh. Kunjungan selama empat jam tersebut dijaga ketat.
Presiden mengajak GAM untuk mengakhiri separatisme yang
diimplementasikan pada tanggal 28 Januari 2005. Hal ini diwujudkan dengan
mengadakan perundingan dengan GAM di Helsinki, Finlandia melalui Crisis
Management Initiative pimpinan Martti Ahtisaari. Perundingan tersebut
berhasil membuahkan kesepakatan perdamaian antara Indonesia dan GAM
(Gerakan Aceh Merdeka).

3. Pelunasan Utang Terhadap IMF

Kebijakan ketiga adalah Pelunasan utang terhadap IMF pada bulan Oktober
2006. Pelunasan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: tahap pertama
pada Juni 2006 dengan nominal US $ 3,7 miliar. Tahap kedua pada bulan
Oktober 2006 sebanyak US $ 3,2. Pelunasan utang yang lebih cepat
merupakan komitmen untuk melepaskan negara dari ketergantungan
terhadap IMF.

Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, harga BBM dinaikkan


sebanyak 3 kali. Kebijakan ini ditempuh sebagai akibat melambungnya harga
minyak di pasaran dunia, sehingga menekan APEN. Namun, kemudian seiring
dengan penurunan harga minyak dunia, pemerintah pun mengambil kebijakan
untuk menurunkan harga BBM. Dalam satu bulan pemerintah menurunkan
harga minyak sebanyak 2 kali, yaitu : pada tanggal 1 dan 15 Desember 2008.
Pada tanggal 15 Januari 2009 BBM pun kembali diturunkan untuk yang ketiga
kalinya.

4. Menaikkan Harga BBM


Kebijakan berikutnya adalah menaikkan harga BBM dilakukan guna
mengurangi subsidi BBM. Pemerintah menilai subsidi BBM dinilai belum dapat
dinikmati oleh rakyat kecil dan hanya menguntungkan kelas menengah ke
atas. Pemerintah pun mengalihkan subsidi pemerintah dalam bentuk Program
Dana Kompensasi Sosial. Bentuk dari program ini antara lain pemberian
Bantuan Langsung Tunai (BLT), penyediaan beras murah, dan pelayanan
kesehatan bagi rakyat miskin. Kamu juga saat ini bisa mengajukan KPR rumah
untuk mendapatkan hunian yang dibutuhkan. Seperti memilih tempat tinggal
yang nyaman contohnya Perumahan Intan Residence sebagai Perumahan di
Kota Bogor ternyaman untuk ditempati.

5. Alokasi Dana
Kebijakan pemerintah SBY yang terakhir adalah mengalokasikan dana 20
persen sebagai anggaran pendidikan untuk memenuhi kewajiban 20 persen
alokasi dari APBN sebagaimana yang telah diputuskan oleh Mahkamah
Konstitusi. Dewan Perwakilan Rakyat memberikan respon positif atas
keputusan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai