Anda di halaman 1dari 5

kebijakan ekonomi sby

Terletak di antara dua benua dan dua wilayah lautan yang luas, Indonesia adalah negara yang kaya
secara strategis. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa pada tahun 2010, menjadikannya
negara terbesar di Asia Tenggara. Kekayaan sumber daya Indonesia menjadikannya negara penting di
dunia. Pada masa kepemimpinan SBY, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia
pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 16,08 juta ton (Ermawati dan Saptia, 2013). Bahan mentah
minyak sawit, yang dapat diubah menjadi sabun, minyak goreng, dan produk kecantikan, merupakan
sumber nilai global yang penting bagi penduduk dunia. Pada masa pemerintahan SBY, pertumbuhan
ekonomi Indonesia relatif stabil, dengan sedikit kenaikan dan penurunan yang signifikan. Negara ini
diklasifikasikansebagai negara berpendapatanmenengah ke bawah pada tahun” Negara ini
diklasifikasikansebagai negara berpendapatanmenengah ke bawah pada tahun 2008

Di Asia Tenggara, Indonesia mempunyai perekonomian terbesar. Menurut para ekonom, Indonesia
dianggap sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, dengan lebih sedikit
negara maju yang mengalami pertumbuhan dibandingkan negara maju. Meskipun tidak termasuk dalam
12 negara teratas pada tahun 2005, Indonesia memiliki produk domestik bruto (PDB) yang mengesankan
sebesar 2,3% pada tahun 2011, menjadikannya salah satu dari 10 negara dengan perekonomian terbesar
di dunia. (Jakarta Post, 2014).

Kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan SBY (2004-2014) diarahkan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan merata, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain:

1. Kebijakan fiskal
Untuk meningkatkan belanja pemerintah di bidang pendidikan dan infrastruktur, pemerintahan
SBY telah menerapkan kebijakan fiskal.
Selain itu, ada upaya yang sedang dilakukan untuk memperkenalkan undang-undang
perpajakan yang lebih liberal untuk mengatasi ketimpangan pendapatan.
a. Pemotongan pajak
Melalui program SBY, pemerintah telah menerapkan beberapa langkah fiskal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, termasuk pengurangan pajak. Baik pajak penghasilan (PPh) badan
maupun pajak penghasilan orang pribadi merupakan jenis pemotongan pajak.

b. Peningkatan belanja pemerintah SBY


Pemerintah meningkatkan belanja pemerintah di bidang infrastruktur dan pendidikan. Tujuan
dari tindakan ini adalah untuk merangsang kemajuan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

2. Kebijakan moneter
Di bawah rezim SBY, inflasi dan nilai tukar rupiah sama-sama dijaga melalui langkah-langkah
kebijakan.
Kebijakan suku bunga rendah telah diterapkan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan
perekonomian.
A. Penurunan suku bunga
Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, pemerintah menurunkan suku bunga.
Suku bunga diturunkan dari 12% pada 2004 menjadi 6% pada tahun 2014.

B. Peningkatan likuiditas
Untuk memastikan nilai tukar Rupiah tetap stabil, pemerintah menggenjot likuiditas melalui
SBY.
Intervensi di pasar valuta asing merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan ini.
3. Kebijakan makroekonomi

Kebijakan makro ekonomi pemerintah SBY yaitu SBY berkomitmen menjamin stabilitas perekonomian
dengan fokus pada stabilitas harga dan nilai tukar rupiah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah,
antara lain pengendalian inflasi, pengurangan defisit anggaran, dan peningkatan nilai tukar rupiah.

4. Kebijakan perdagangan

Kebijakan perdagangan pemerintah berupaya untuk meningkatkan ekspor dan membatasi impor.
Peraturan pemerintah digunakan untuk menerapkan pengamanan terhadap industri dalam negeri.

5. Kebijakan investasi

Kebijakan investasi pemerintahan SBY didasarkan pada penanaman modal asing dan dalam negeri.
Insentif finansial dan non-finansial tersedia dari pemerintah untuk memikat investor.

6. Kebijakan sektoral

Kebijakan Sektor SBY yang diterapkan pemerintah antara lain:

a. Pembangunan Infrastruktur

SBY membangun berbagai infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, dan bandara. Peningkatan
konektivitas dan pembangunan ekonomi menjadi alasan di balik hal ini.

b. Penguatan Daya Saing Industri SBY Pemerintah memperkuat daya saing industri melalui
berbagai cara, Pemberian insentif perpajakan, subsidi, dan pelatihan.

c. Pembangunan Pertanian

Pemerintah mengembangkan pertanian melalui berbagai tahapan seperti Peningkatan


produktivitas, perluasan lahan, dan pengembangan teknologi.

d. Pengentasan Kemiskinan
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, antara lain dengan
memberikan bantuan sosial, mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta
meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Berikut beberapa capaian kebijakan ekonomi pemerintahan SBY.

1. Pertumbuhan ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada masa pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata
sebesar 5,8% per tahun. Hal ini membuat Indonesia diakui sebagai salah satu negara dengan
pertumbuhan tercepat di dunia.

2. Kesejahteraan rakyat

Kesejahteraan Rakyat Kesejahteraan rakyat Indonesia juga meningkat pada masa pemerintahan SBY.
Hal ini terlihat dari rendahnya angka kemiskinan dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat.

3. Stabilitas ekonomi

Stabilitas Ekonomi Stabilitas perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY juga tetap terjaga.
Inflasi dan nilai tukar Rupiah yang stabil menjadi indikasinya.

kebijakan ekonomi pemerintahan SBY juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

1. Ketimpangan pendapatan

Di Indonesia, ketimpangan pendapatan masih terlihat jelas. Meskipun rasio Gini berada di atas 0,4,
namun angka tersebut masih menunjukkan hal tersebut.

2. Kualitas infrastruktur

Kualitas infrastruktur di Indonesia masih di bawah standar. Salah satu faktor yang menghambat
pertumbuhan ekonomi adalah hal ini.

3. Ketergantungan pada impor

Kebutuhan bahan baku dan barang konsumsi masih bergantung pada impor di Indonesia.
Konsekuensinya adalah ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan.
Namun kebijakan ekonomi pemerintahan SBY juga menuai kelemahan, yaitu meningkatnya
pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan. Selain itu:

1. Kebijakan subsidi BBM

Dana dalam jumlah besar dialokasikan sebagai subsidi BBM oleh pemerintahan SBY. Defisit anggaran
pemerintah meningkat karena hal ini.

2. Kebijakan privatisasi BUMN

BUMN diprivatisasi secara besar-besaran karena kebijakan pemerintahan SBY. Dampaknya,


kepemilikan negara atas BUMN berkurang. Kepemilikan negara di BUMN berkurang.

3. Kebijakan pertambangan

Izin pertambangan skala besar diberikan Kebijakan Tambang SBY kepada perusahaan asing. Dampak
buruknya adalah kerusakan lingkungan dan kesenjangan ekonomi.

Keberanian dan semangat untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Indonesia sejak pelantikannya. SBY
mempunyai visi jangka panjang untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat, bersatu dan sejahtera.
SBY adalah seorang Demokrat dan pemimpin yang peduli terhadap rakyat jelata. Beliau percaya pada
manfaat pasar terbuka dan pentingnya pemerintahan yang baik. Beliau tahu hal ini akan memperbaiki
lingkungan bisnis dan menarik investasi asing. Beliau juga memprioritaskan peningkatan pertanian dan
perekonomian pedesaan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Beliau sangat
mementingkan perdamaian dan stabilitas. Beliau telah meletakkan dasar bagi stabilitas dan
pembangunan Indonesia di masa depan dan mulai mengambil peran kepemimpinan di ASEAN.

Fokus kebijakan yang dilakukan SBY semasa pemerintahannya yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan
Subsidi BBM, Kebijakan berfokus pada sektor riil dan keuangan yang diarah kan untuk menjaga stabilitas
pada ekonomi makro.. Pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berhasil selama di
awal kepemimpinannya sebagai presiden untuk periode pertama. Keberhasilan tersebut dengan
menekan laju inflasi perekonomian negara, serta menekan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.
Tetapi angka inflasi, pengangguran dan penduduk miskin mengalami peningkatan ketika akhir masa
jabatan.

Bab, I. KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO SELAMA DUA PRIODE.


Hakim, A., & Giovani, G. (2012). Perbandingan Perekonomian Dari Masa Soekarno Hingga Susilo
Bambang Yudhoyono (1945-2009). Journal of Innovation in Business and Economics, 3(2)

Paramita, R. (2019). Dinamika Kebijakan Keterlibatan Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Seltan (KSS)
Periode 2004-2018. Paradigma POLISTAAT: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2(1), 38-56.

Prasetyo, A. L. E. X. Kebijakan Politik Dalam Negeri Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Tahun 2004-2009.

Pratiwi, A. (2021). Kebijakan Ekonomi: Perspektif Ekonomi Politik Dalam Pembangunan di Indonesia.
Abiwara: Jurnal Vokasi Administrasi Bisnis, 3(1), 1-14.

Anda mungkin juga menyukai