Anda di halaman 1dari 3

A.

Jenis dan Gaya Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan Presiden Republik
Indonesia keenam. Gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh Presiden SBY selama
menjabat menjadi Presiden Republik Indonesia adalah gaya kepemimpinan
kharismatik, hal ini dapat terbukti dari pembawaan Presiden SBY yang berjiwa tegas
dan pemberani serta mumpuni dalam pengambilan setiap keputusan dengan tepat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan sosok yang sangat dihormati dan
dikagumi karena mampu member perubahan serta memberi banyak harapan terhadap
rakyatnya yang dianggap unik dan tidak dimiliki orang lain sehingga citra
kharismatiknya begitu terpancar. Presiden SBY dikenal sebagai sosok yang cerdas dan
banyak digandrungi oleh msyarakat, hal ini terbukti dari karir militer, politik, maupun
pendidikan formal yang ditempuh oleh Presiden SBY yang membuatnya menjadi
pemimpin negara yang begitu kharismatik. Pemimpin yang kharismatik adalah
pemimpin yang dapat membuat pengikutnya menjadi bergantung pada sang
pemimpin. (Supriyadi, 2018)
Dalam menjalankan kepemimpinannya menjadi seoarang Presdien, SBY
memiliki visi yang kuat yakni menjadikan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat,
visi merupakan alat penting dalam mencapai tujuan negara, hal inilah yang kemudian
dijunjung tinggi oleh kepemimpnan Presiden SBY selama menjabat menajdi seoarang
Presiden. Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin yang dapat
menyampaikan dengan jelas visi yang akan dicapai. SBY juga menunjukan gaya
kepemimpinan Otentik yang terbukti dari bagaimana cara SBY yang selalu sadar
terhadap apa yang ia pikirkan dan segala tindakannya, SBY juga sadar terhadap nilai
moral dirinya maupun orang lain. SBY juga dikenal sebagai orang yang memiliki
wawasan luas terbukti dari gelar-gelar akademik yang dimiliknya, berjiwa optimis dan
juga berkarakter tinggi. (Supriyadi, 2018)
B. Kebijakan Ekonomi Politik Masa SBY
Ada beberapa kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, diantaranya adalah:
1. Menaikkan harga BBM
Salah satu kebijakan pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla yaitu mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), atau
dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini di latar belakangi oleh
naiknya harga minyak dunia, anggaran BBM di alihkan ke subsidi sektor
pendidikan dan kesehatan serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Keputusan DPR menyetujui rencana kenaikan harga
BBM pada 1 Oktober 2005 diambil melalui rapat Paripurna selasa malam 27
September 2005 sebagai disahkannya RUU tentang perubahan kedua atas UU
Nomor 36/2004 tentang APBN 2005. Pengesahan RUU ini dilakukan dengan
voting terbuka setelah adanya perbedaan pendapat diantara fraksi-fraksi yang ada
di DPR. (Machmud, 2016)
2. Bantuan langsung tunai
Sejak awal pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan
pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100
hari pertama pemerintahannya. Program pengentasan kemiskinan berkaitan
langsung dengan upaya pemerataan dan pengurangan kesenjangan serta
peningkatan pembangunan terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal. Salah
satu program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono adalah bantuan langsung tunai (BLT). Pada tahun
2006, BLT dianggarkan sebesar Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga. 
Tahun 2007 dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di 7
propinsi, 51 kabupaten, 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi bantuan tetap,
pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan per rumah tangga sebesar Rp.
1.390.000. Selain memfokuskan pada manusia dan rumah tangganya, program
pengentasan kemiskinan juga berupaya untuk memperbaiki fisik lingkungan dan
prasarananya seperti gedung sekolah, fasilitas kesehatan, jalan, air bersih, dan
lain-lain. (Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI, 2017)
3. Kebijakan Ekonomi Islam
Gerakan Ekonomi Syariah diyakini bisa meningkatkan kemandirian dan
kejayaan bangsa. Tidak hanya itu, melalui keuangan berbasis syariah, dapat
meningkatkan budaya berbagi dan aktivitas keuangan lainnya. Untuk itu, SBY
telah menetapkan beberapa langkah strategis dalam kerangka pengembangan
ekonomi syariah. Salah satunya dengan penyediaan infrastruktur pendukung
ekonomi syariah. Dasar hukumnya melalui Undang-Undang No 19 Tahun 2008
tentang sukuk, Undang-Undang no. 11 Tahun 2008 perbankan syariah, dan
perpajakan syariah. Pemerintah juga sudah menerbitkan surat utang syariah
sebagai alternatif pembiayaan. Melalui kementerian agama, meningkatkan
pengelolaan dana haji syariah dan pengelolaan infaq. (Rijal & Yasin, 2017)
C. Kelemahan Era Kepresidenan SBY
Ada beberapa kelemahan di era kepresidenan SBY diantaranya:(F & Nabilla,
2020)
1. Ideologis yang digunakan hanya digunakan untuk mendapatkan kekuasaan
2. Jumlah utang negara Indonesia tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667
Triliunpada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah
pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
3. Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi yang mencapai
sebesar 15% pada tahun 2006 menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan
atas sumber daya public.
4. Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
Aceh, karena Provinsi Aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam
tstunami pada tahun 2004
5. Masih gagalnya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dankemiskinan
di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai