DI SUSUN OLEH:
NILAMSARI (21)
NURHAZWANIE (23)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
pemerintahan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama RI yang dipilih secara
langsung oleh rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono yang sering disapa SBY dan
Jusuf Kalla dilantik oleh MPR sebagai presiden dan wakil presiden RI ke-6 pada
tanggal 20 Oktober 2004.Terpilihnya pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden diikuti dengan berbagai aksi
protes mahasiswa, di antaranya aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas
Udayana, Denpasar, Bali, yang meminta agar presiden terpilih segera
merealisasikan janji-janji mereka selama kampanye presiden. Tidak lama setelah
terpilih, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri segera membentuk susunan
kabinet pemerintahannya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejak awal pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan
pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100
hari pertama pemerintahannya. Program pengentasan kemiskinan berkaitan
langsung dengan upaya pemerataan dan pengurangan kesenjangan serta
peningkatan pembangunan terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.
Salah satu program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah bantuan langsung tunai (BLT). Pada
tahun 2006, BLT dianggarkan sebesar Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga.
Tahun 2007 dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di 7
provinsi, 51 kabupaten, 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi bantuan tetap,
pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan per rumah tangga sebesar Rp.
1.390.000 (Suasta, 2013: 31-33).
Selain memfokuskan pada manusia dan rumah tangganya, program
pengentasan kemiskinan juga berupaya untuk memperbaiki fisik lingkungan dan
prasarananya seperti gedung sekolah, fasilitas kesehatan, jalan, air bersih, dll.
Program 100 hari pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga
memberikan prioritas pada peninjauan kembali RAPBN 2005, menetapkan
langkah penegakkan hukum, langkah awal penyelesaian konflik di Aceh dan
Papua, stimulasi ekonomi nasional dan meletakkan fondasi yang efektif untuk
pendidikan nasional (Gonggong & Asy’arie, 2005: 243).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Perkembangan Politik dan Ekonomi pada
Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
2. Bagaimana reformasi di bidang politik dan upaya menjaga kesolidan
pemerintahan?
3. Bagaimana upaya untuk menyelesaikan konflik dalam negeri?
4. Bagaimana jalannya pelaksanaan Pemilu 2009?
5. Bagaimana euforia berdemokrasi: demokrasi masa reformasi?
6. Bagaimana jalannya pelaksanaan Pemilu 2004?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Perkembangan Politik dan
Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Untuk mengetahui reformasi di bidang politik dan upaya menjaga kesolidan
pemerintahan.
3. Untuk mengetahui upaya untuk menyelesaikan konflik dalam negeri.
4. Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan Pemilu 2009 .
5. Untuk mengetahui euforia berdemokrasi: demokrasi masa reformasi.
6. Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan Pemilu 2004.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Upaya untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Sejak krisis yang dialami bangsa pada tahun 1998, kondisi perekonomian
masyarakat Indonesia belum pulih. Upaya pengentasan kemiskinan yang juga
pernah dicanangkan oleh presiden sebelumnya masih belum terlaksana
sepenuhnya. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya sejumlah bencana alam
terutama tragedi tsunami di Aceh yang merenggut banyak korban dengan
kerugian material yang sangat besar. Presiden SBY bersama Kabinet Indonesia
Bersatu segera mengambil langkah-langkah penanggulangan pasca bencana.
Salah satunya adalah dengan menetapkan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun
2005 mengenai Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan
Kehidupan Masyarakat Aceh dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatra Utara. Selain
itu dibentuk pula Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan
Masyarakat Aceh dan Nias (Yudhoyono, 2013).
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, upaya
untuk pengentasan kemiskinan direalisasikan melalui peningkatan anggaran di
sektor pertanian termasuk upaya untuk swasembada pangan. Anggaran untuk
sektor ini yang semula hanya sebesar 3,6 triliun rupiah ditingkatkan menjadi 10,1
triliun rupiah. Untuk mendukung perbaikan di sektor pertanian, pemerintah
menyediakan pupuk murah bagi petani.
Selain berupaya memperkuat ketahanan pangan, pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono juga berupaya memperbaiki sektor pendidikan
dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan yang semula berjumlah 21,49
triliun pada tahun 2004 menjadi 50 triliun pada tahun 2007. Seiring dengan itu,
program bantuan operasional sekolah atau BOS juga ditingkatkan. Perbaikan di
sektor pendidikan ini berhasil menurunkan persentase tingkat putus sekolah dari
4,25% pada tahun 2005 menjadi 1,5% pada tahun 2006. Selain upaya untuk
memperbaiki kelangsungan pendidikan para peserta didik, pemerintah juga
meningkatkan tunjangan kesejahteraan tenaga pendidik.
Di bidang kesehatan, pemerintah memberikan bantuan kesehatan gratis
untuk berobat ke puskesmas dan rumah sakit melalui pemberian Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin dan beberapa kali menurunkan harga obat generik.
(Suasta, 2013: 33-36). Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga
memberikan perhatian besar pada permasalahan kesejahteraan rakyat lainnya
seperti sektor perumahan, pengembangan usaha kecil, peningkatan
kesejahteraan PNS termasuk prajurit TNI dan Polri dan juga kesejahteraan buruh.
Pelayanan dan fasilitas publik juga ditingkatkan. Di bidang hukum, upaya
pemerintah untuk melanjutkan program pemberantasan korupsi dan penegakkan
supremasi hukum juga mendapat perhatian pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi
banyak kemajuan diberbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologo
dan kebebasan berpendapat,. Namun, terdapat beberapa kemunduran juga. Kita
tidak dapat melihat kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu
pandangan. Kita harus memandang dari berbagai sisi. Jika dibndingkan dengan
pemerintahan pada masa Orde Baru, memang dalam beberapa bidang terlihat
kemunduran, tetapi bisa saja hal ini dikarenakan pada masa Orde Baru kebebasan
pers( media massa) dikekang sehingga bagian buruk pada OrdeBaru tidak
terlihat. Dimasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat
di utamakan. Sehingga pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu,
musyawarah mufakat ini dilakukan untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat
dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah cukup
berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam hal demokrasi.
B. Saran
Memahami Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat memberikan pelajaran penting
bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan berbangsa
dan bernegara di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurakhman, dkk. 2015. Sejarah Indonesia untuk Kelas XII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.