Kelas : XI IPA 1
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Berbagai indikator kemajuan ekonomi yang telah dicapai Indonesia sampai dengan
awal 2011 meliputi:
a. Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 mencapai 6,1%, untuk triwulan I 2011
sebesar 6,5% dan rata-rata dari tahun 2005 2010 sebesar 5,7%;
b.
Produk Domestik Bruto (PDB) Rp 7.019 triliun;
c.
Nilai APBN 2011 mencapai Rp 1.229 triliun dengan nilai kurs Rp 8.904 per US
dollar;
d.
Pendapatan Perkapita sekitar Rp 29,54 juta;
e.
Cadangan Devisa US$ 115,8 miliar;
f.
Investasi triwulan I tahun 2011 sebesar Rp 53,6 triliun;
g.
Angka kemiskinan 2010 tercatat 13,3%, sementara angka pengangguran
Februari 2011 tercatat 6,8%;
h.
Subsidi tahun 2011 sebesar Rp 187,6 triliun, meliputi BBM Rp 95,9 triliun,
listrik Rp 40,7 triliun, pangan Rp 15,3 triliun, pupuk Rp 16,4 triliun, PSO Rp 1,9
triliun, bunga kredit program Rp 2,6 triliun dan pajak Rp 14,8 triliun.
Keberhasilan dan Kegagalan Pembangunan Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri, pemerintah Orde Baru cukup berhasil dalam
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata 7% pada kurun waktu awal
KEBERHASILAN :
Indonesia Ciptakan Keberhasilan Perekonomian
Ditengah keberhasilan Indonesia dalam dunia perekonomian menciptakan sebuah
capaian yang bahkan dapat dibilang cukup positif.
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian RI Hatta
Rajasa saat memberikan Orasi Ilmiah dalam acara wisuda IX Universitas Islam AlAzhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, Sabtu 29 Juni 2013.
Hatta mengungkapkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa
tahun ini, tidaklah mengherankan jika peringkat Indonesia jika dilihat dari sisi
ukuran ekonomi terus naik. Menurut data dari IMF pada tahun 2005 Indonesia masih
berada pada peringkat 25. Namun, pada tahun 2010 sudah meningkat ke urutan ke18 dunia.
Bahkan di tahun 2011 peringkat Indonesia naik lagi ke urutan ke-16 dunia, atau naik
dua tingkat dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya. "Benar, Indonesia saat
ini adalah negara terbesar ke-16 di dunia. Ekonomi kita sudah melebihi beberapa
negara maju seperti Swiss, Norwegia, Swedia, dan Afrika Selatan. Kita bahkan
sudah melewati Belanda, negara yang pernah menjajah kita selama sekitar 350
tahun."paparnya.
Lanjutnya, kita harus ingat bahwa laju pertumbuhan ekonomi tersebut dicapai di
tengah krisis utang Eropa yang telah menyeret sebagian negara Eropa ke dalam
resesi. Selain itu, perekonomian China dan India, dua negara yang dianggap
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi Asia, juga mengalami perlambatan
yang signifikan.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun ini, tidaklah
mengherankan jika peringkat Indonesia bila dilihat dari sisi ukuran ekonomi terus
naik. Menurut data dari IMF pada tahun 2005 Indonesia masih berada pada
peringkat 25. Namun, pada tahun 2010 sudah meningkat ke urutan ke-18 dunia.
Pertumbuhan Ekonomi Mencerminkan Keberhasilan Para Pekerja di Asia
Timur-Pasifik
Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi yang mendorong peningkatan partisipasi
tenaga kerja di Asia Timur hingga menjadi salah satu yang tertinggi di dunia,
laporan terkini Bank Dunia mendorong para pembuat kebijakan untuk menerapkan
peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan perlindungan sosial demi kepentingan
seluruh tenaga kerja, termasuk pekerja sektor informal yang sangat besar, demikian
saran laporan East Asia Pacific at Work: Employment, Enterprise, and Well-Being.
Dalam dua dekade terakhir, kawasan Asia Timur-Pasifik menikmati peningkatan
produktivitas dan mengalami transformasi struktural yang singkat. Banyak
penduduk pindah ke kawasan perkotaan dan output meningkat di bidang pertanian,
manufaktur, dan jasa. Dengan sepertiga tenaga kerja dunia berada di kawasan ini
pada tahun 1990, negara-negara yang satu generasi lalu tergolong miskin kini telah
mengintegrasikan dirinya ke dalam rantai nilai global. Proporsi penduduk yang
bekerja atau sedang mencari pekerjaan di banyak negara dalam kawasan ini,
termasuk perempuan, lebih tinggi dari pada di kawasan lain dengan tingkat
pendapatan yang sama.
KEGAGALAN :
Kegagalan Ekonomi dan Bangsa yang Kian Rapuh
Oleh Sigit Wibowo, JAKARTA Bangsa ini harus berada di bawah payung IMF
dan Bank Dunia untuk keluar dari krisis ekonomi global. Begitulah pernyataan salah
seorang pejabat eselon I Departemen Keuangan dalam sebuah diskusi yang
diadakan oleh Kedutaan Inggris di Jakarta beberapa waktu lalu.
Daya tarik lembaga-lembaga donor seperti IMF dan Bank Dunia tersebut betul-betul
membelenggu intelektual atau ekonom Indonesia. Sampai-sampai, dalam
pemahaman para ekonom neoliberal (ekonom pasar bebas) yang sekarang
mengelola perekonomian, bangsa Indonesia tidak bisa hidup tanpa kehadiran IMF
dan Bank Dunia. Ekonomi pasar dengan peran negara yang amat minim, akhirnya
diyakini secara mentah-mentah mampu membawa kejayaan dan kemakmuran
bangsa Indonesia.
Meskipun lebih dari 43 tahun Indonesia membangun perekonomian dengan prinsip
pasar, sebenarnya bangsa ini terus-menerus berada pada terowongan gelap.
Terbukti hingga kini, bangsa Indonesia tak jua menemukan cahaya kesejahteraan
dan kejayaan yang dijanjikan para ekonom tersebut.